Ikhwan sekalian, ulama adalah sebuah status yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang pilihan-Nya. Ulama adalah wakil dari Rasul. Karena itu, Ulama telah dijaga kemurnian dirinya dari semua perbuatan hina seperti korupsi, sifat pendusta, dan sikap-sikap Dajjal.
Namun Ulama saat ini telah banyak menyimpang dari bagaimana mereka seharusnya. Oleh karena itu, kita harus menyadarkan mereka. Generasi baru dari orang-orang yang menjadi ulama di masa depan.
Ikhwan sekalian, aku menemukan suatu hal yang menarik. Aku melihat orang-orangku mendapatkan seorang jenius yang terlantar. Ia bisa menjadi ulama di masa depan.
Aku bisa mengetahui kualitas orang ini saat kuperhatikan, karakternya sangat luar biasa.
Tidak boleh kita sia-siakan.
Aku akan membentuk orang ini seperti yang kuinginkan. Sepertinya telah kutemukan yang kucari. Akan kudapatkan ia bagaimanapun caranya.
Namanya Rais Hoetomo.
Rasanya aku tidak asing dengan namanya. Yang past
Rais heran bahwa dirinya masih hidup. Bagaimanapun ia telah melakukan sebuah perbuatan keji terhadap seseorang, setidaknya dari sudut pandang kawanan orang yang dibunuhnya. Hukuman bagi pembunuh adalah hukuman mati.“Mereka akan membunuhnya,” Rais mendengar bisik-bisik di antara orang-orang.“Bagaimana caranya?”“Entahlah, menyergapnya saat malam?”“Tidak bisakah mereka langsung membunuhnya sekarang?”Rais meninggalkan tempat kasak-kusuk tersebut. Ia menjauh. Namun sebelum ia sempat pergi, seseorang telah memanggilnya.Ia diminta mengikuti ujian baru.Betapa tidak menyangkanya bahwa kini ia harus berhadapan dengan beberapa orang sekaligus. Jumlahnya sekitar lima orang. Dan orang-orang ini tampak sangat bernafsu menghabisinya. Rais bisa melihat itu dari sorot mata masing-masing.Tanpa pemanasan, seseorang maju dan langsung menghajar wajahnya. Rais jatuh, namun bangkit. Kini ia ters
“Sejak 11 September, Muslim menjadi lebih terbuka untuk berbicara dengan orang luar Islam.” Kata Abdul Aziz.“Memang, berdasarkan pembicaraan kita, hal itu memang sangat dibutuhkan. Muslim harus berpemikiran terbuka. Salah satunya adalah dengan cara tidak bersikap eksklusif. Muslim harus membaur dengan masyarakat.” Jawab Rais.“Tepat, dengan demikian maka kita akan tahu bagaimana kehidupan masyarakat dan lebih toleran. Jika Muslim berpemikiran tertutup dan tidak tumbuh sifat toleran dalam hatinya, akan mudah baginya untuk timbul benih-benih ekstremisme.”“Masuk akal. Ekstremisme muncul karena ketidaktahuan, juga ketertutupan.”“Muslim, terutama generasi kedua sangat rentan untuk menjadi target perekrutan organisasi Islam ekstremis. Jumlah yang menjadi rekrutan mungkin tidak banyak, hanya sekitar ratusan. Tapi dampaknya akan sangat besar. Al Qaeda dan kelompok-kelompok lain merekrut Muslim yang mempunya
Esok subuhnya, Rais telah siap berangkat. Setelah mendapatkan nutrisi sarapan cukup – sarapan terbaik dalam setahun terakhir -, ia pun beranjak. Seorang penunjuk jalan memberinya pakaian dan menunjukinya jalan ke arah kendaraan menunggu. Sebuah jip yang tampaknya masih baik jalannya. Namun jelas terlihat bahwa kendaraan itu sudah ada sejak perang Soviet.Rais menaiki jip dan mulai mengikuti jalannya kendaraan bersama dengan beberapa orang. Cahaya matahari mulai timbul saat mereka baru beberapa waktu berjalan. Orang-orang yang mendampinginya berbicara dengan bahasa yang diam-diam sebenarnya dimengerti oleh Rais. Setelah dilihatnya, tidak semua di antara mereka bertampang Arabik atau Afgan. Ada juga yang bertampang Asia.Tidak lama, Jip berhenti.“Kau harus melanjutkan sendiri dari sini,” kata si supir.Rais turun, dan Jip yang ditumpanginya pergi.Ia melihat sekeliling, sebuah pemandangan yang baru baginya. Tanah luas dilengkapi ke
“Ketika para teroris membajak pesawat yang menghancurkan menara kembar, mereka juga membajak Islam.” Kata Abdul Aziz.“Tapi aku tidak merasa dunia berpikir demikian.” timpal Rais.“Di sana tugas kita.”“Untuk mengubah cara pikir dunia?”“Kita pulihkan nama Islam. Jihad bukanlah tentang membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sebelum kita bersihkan nama kita, kita harus jelaskan dan jernihkan di pikiran setiap Muslim tentang miskonsepsi ini.”“Tentunya kita harus yakinkan dan perkuat keyakinan di kalangan Muslim sendiri.”“Amerika mengira bahwa kita memusuhi mereka. Amerika mengira bahwa kita adalah ancaman. Ini adalah kesempatan kita untuk membuktikan bahwa kita bukan bagian dari teroris yang menghancurkan Amerika. Tapi yang harus diubah pertama kali adalah miskonsepsi di kalangan Muslim sendiri. Miskonsepsi di kalangan umat kita.”“Aku merasa
Ikhwan sekalian, generasi baru mujahidin sama sekali tidak mengecewakanku. Mereka mungkin masih mentah saat ini. Tapi seiring dengan waktu, mereka akan menemukan kematangannya.Semua pelajaran hidup telah memberikan kebaikan yang tiada tara pada diri mereka, dan terutama untuk diriku. Mereka adalah generasi terhebat yang pernah kutemui. Semua yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan, dapat menjadi sebuah pelajaran yang mereka manfaatkan untuk menjadi semakin kuat di masa depan. Mereka juga cepat mempelajari suatu hal.Di samping itu, pemahaman akan sains dan teknologi memberikan keunggulan bagi kualitas diri mereka yang sangat sempurna. Mereka memiliki fisik yang sangat prima dan kuat. Ini adalah contoh manusia modern yang seharusnya menjadi model manusia masa kini. Tubuh mereka tertempa dengan baik, menjadikan mereka akan sanggup menjalani pertarungan yang seperti apa pun.Aku yakin pasukan ini akan menjadi andalan kita. Saat ini mereka masih perlu
Pagi yang baru telah tiba. Harun dan Rais kini berdiri di atas lapangan luas dan siap berlatih pertempuran. Matahari bersinar cerah menerpa tubuh mereka yang kukuh.Rais telah menceritakan kepada Harun tentang apa yang terjadi di WTC, dan ia puas melihatnya. Rais pun diam untuk sejenak, berusaha menikmati aliran udara pagi. Sekaligus memohon ampun atas kebohongannya.“Apakah kau merasa perlu memiliki andil dalam 9/11?” tanya Harun memecah keheningan alam yang sedang dinikmati Rais.“Aku merasa bersemangat setiap kali mengingatnya,”Harun tersenyum.Ia merasa sangat puas dengan jawaban Rais. Harun lalu mengajak Rais memasuki bangunan utama dari markas rahasia mereka. Di sana telah menunggu kelompok-kelompok tentara, mungkin jumlahnya ratusan, semua sedang berlatih.Mereka bertarung, menembak, memanah, berkelahi, dan latihan fisik lainnya. Sebagian di antara meraka diajari membaca peta. Rais dan Harun berjalan mengelili
“Aku akan mengantarmu menemui Sheikh ‘Iz.”“Sheikh ‘Iz?” Rais teringat Sheikh Akbar yang menyebarkan ajaran ekstrem tempo hari.“Ya, ia adalah seorang guru. Mari.”Mereka pun melanjutkan perjalanan dan mencapai tempat orang yang dimaksud Abdul Aziz.Sheikh ‘Iz adalah seorang moderat. Ia jauh dari bayangan Rais. Kulit putih dan rambut cokelatnya masih basah oleh air wudhu saat menyambut Rais dan Abdul Aziz.Mereka memasuki sebuah rumah yang di tamannya dihiasi pepohonan. Beberapa bagian rumah bergaya Spanyol, sebagian lagi bergaya mediterania. Suasana sejuk menghampiri Rais dan Abdul Aziz di tengah musim panas yang terik di San Diego.Rais belum pernah mendatangi rumah orang yang disebut dengan “ulama”. Karena itu ia tidak tahu pakaian apa yang harus dikenakannya. Ia hanya mengenakan pakaian formal yang biasa dikenakannya setiap hari.Seseorang membuka pintu. Abdul Aziz
Ikhwan sekalian, para Yahudi telah menduduki Palestina untuk waktu yang sangat lama. Para Ulama hanya bisa diam karena ketakutan. Mereka tidak memiliki nyali untuk menghadapi para Yahudi kafir. Inilah yang harus kita berantas.Mujahidin tidak boleh merasa takut. Kita sedang berjihad membela agama Allah. Ganjaran kita akan surga sudah menanti kita. Kita harus membangun keberanian dan ghirah Mujahidin.Ironisnya, telah lama aku mengetahui apa yang akan menjadi senjata utamaku. Orang menjadi kuat dan berani sebenarnya karena mereka takut.Ironis bukan?Ketakutan yang dulu menjadi sesuatu yang harus dihindari, justru kusadari justru menjadi sebuah kekuatan. Banyak orang yang masih menghindari ketakutan.Ia dianggap sebagai musuh utama umat manusia.Bagiku justru ketakutanlah yang menjadi energi utama umat manusia. Karena takut akan miskin, orang berjuang. Takut terbunuh, orang berlatih untuk membela diri. Takut tersingkir, orang berjuang m