Share

Bab 50

Author: Daes Eag
last update Last Updated: 2022-09-14 19:00:54

"Ibu, kenapa aku harus menjadi seorang pendeta juga jika sudah besar nanti?" Seorang gadis kecil bertanya pada sang ibu.

Ibunya tersenyum begitu lembut, dengan kedua mata yang melengkung bak bulan sabit. "Desa ini harus dilindungi, Nara. Jika ibu sudah tua nanti, hanya kau yang bisa menggantikan posisi Ibu. Untuk itulah kau harus menjadi pendeta yang lebih kuat dan tangguh, kau tidak boleh cengeng."

"Bagaimana jika aku merasa takut? Ibu tidak akan pergi meninggalkan aku, kan? Aku tidak mau sendiri, bisakah aku ikut dengan Ibu dan Ayah?"

"Nara, tanggung jawabmu harus tetap dilakukan. Lakukan ini demi Ayah dan Ibu. jika kau melindungi semua orang, itu sama artinya dengan kau melindungi kami berdua. Kau tidak sendirian, ada kakek, Yooshin, semua pelayan yang ada di rumah kita juga menyayangimu, bahkan semua orang yang ada di desa. Kami juga akan terus bersamamu, Nara."

"Tapi, Ibu—" Kedua mata Nara membulat saat s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Beauty & The Monster   Bab 51

    "Moa adalah mahluk yang sangat berbahaya. Dia bisa membunuh siapa saja yang ditemuinya, tanpa terkecuali. Entah itu anak-anak atau pun orang dewasa, Moa bisa membunuh mereka dengan sangat mudah. Jadi, kau harus berhati-hati."Kakek akan menjagaku, kan?""Tentu saja, aku pasti akan menjagamu. Kakek tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian apalagi selama Moa itu masih hidup, Kakek bahkan rela mempertaruhkan nyawa untuk melindungimu.""Aku sangat takut sampai-sampai aku berharap kalau semua ini adalah mimpi dan aku bisa segera bangun. Aku ingin semuanya kembali seperti seharusnya, aku ingin ibu dan ayah kembali.""Tenang, Nara. Kakek akan selalu bersamamu."***Kedua mata Nara kembali terbuka. la kembali terbangun oleh mimpinya sendiri. Gadis itu menoleh dan ia dapat dengan jelas melihat bulan yang bersinar di atas langit sana, namun ia tak menemukan sosok lain di kamarnya. Malam ini, Moa tidak datang ke sana.Nara lalu mendudukkan tubuhnya dan duduk di luar kamar. la menatap langit ya

    Last Updated : 2022-09-15
  • The Beauty & The Monster   Bab 52

    "Bau manusia." Moa keluar dari tempat persembunyiannya begitu ia mencium bau manusia memasuki hutannya. Namun entah kenapa ia merasa ada bau tak asing yang sebelumnya pernah ia jumpai."Tunggu, ini bau--Nara?" Kening Moa bertaut dan ia segera mempercepat laju kakinya.Tangannya sudah bersiap menarik pedangnya keluar namun ia urungkan saat melihat beberapa orang manusia dan suara wanita di sana."Apa yang kalian lakukan di kawasanku?" Moa bertanya dengan nada rendah, namun terdengar mengintimidasi. Orang-orang yang ada di sana seketika menoleh ke sumber suara."Siapa kau? Berani sekali menatapku begitu." Salah satu di antara mereka berujar dengan angkuh. Dan di detik berikutnya mulutnya terbungkam dengan cepat setelah adanya darah yang keluar dari sana. Kuku-kuku tajam milik Moa sudah menancap sempurna perut pria itu dan tubuhnya pun ambruk ke tanah.Rekan-rekannya yang lain segera berhamburan namun mereka semua langsung tewas dalam sekejap.

    Last Updated : 2022-09-15
  • The Beauty & The Monster   Bab 53

    Tepat ketika sebelum makan malam, Nara mendengar derap langkah kaki yang mendekat. Ia menoleh dan melihat kakeknya sudah pulang bersama dengan Yooshin."Nara!" Dengan senyuman lebar, Yooshin melambaikan tangannya pada Nara seraya mengangkat sebuah bungkusan di tangannya."Makan malam saja di sini, kau pasti lelah seharian menemaniku," ujar Seungmo."Baik, Tuan." Yooshin segera memberikan bungkusan di tangannya kepada Seungmo dan pria itu kini berjalan menghampiri Nara."Maaf karena tidak mengabarimu dulu kalau aku pergi. Ayahku memberitahu secara mendadak dan kau tadi pagi masih tidur," ujar Yooshin."Tidak apa-apa, Yooshin. Aku tadi bisa latihan sendiri.""Hei, kakimu... kenapa? Apa yang terjadi? Kau terluka?" Yooshin segera berjongkok begitu melihat kaki Nara yang dibalut. "Hei, kau terjatuh? Atau ada seseorang yang menyerangmu?""Ah, a-aku hanya terjatuh saat latihan tadi, hehe. Aku mengejar rusa yang ada di hutan dan malah tersand

    Last Updated : 2022-09-15
  • The Beauty & The Monster   Bab 54

    Seorang pelayan yang melihat kedatangan Yooshin langsung berlari menghampiri saat melihat Nara yang berada di dalam gendongan pria itu."Ada apa dengan Nona?" tanya pelayan itu khawatir.Yooshin tersenyum tipis, "dia agak mabuk, Bi.""Ma-mabuk? Ya Tuhan, apa sebenarnya yang sedang dipikirkan oleh Nona? Kenapa dia sampai mabuk begini? Kalau begitu tolong bawa dia ke kamarnya, Tuan," pinta si pelayan. Wanita paruh baya itu segera berjalan mendahului Yooshin untuk membukakan pintu kamar Nara."Ada apa ini? Kenapa Nara digendong?" Seungmo yang berpapasan dengan Yooshin pun bertanya."Nara mabuk, Tuan Kim. Maafkan aku karena tidak bisa melarangnya," sesal Yooshin."Mabuk?" Kedua alis Seungmo saling bertaut. Pria itu lalu menghela napasnya pelan. "Tidak apa-apa, dia memang gadis yang keras kepala. Aku akan menegurnya ketika dia sudah sadar besok. Sekarang bawa saja dia ke kamar. Maaf karena sudah membuatmu kerepotan ""Ti-tidak apa-apa, Tua

    Last Updated : 2022-09-16
  • The Beauty & The Monster   Bab 55

    Apa hal yang paling membuat Moa lemah?Buku yang Nara baca di perpustakaan tadi menyimpan cukup banyak penjelasan tentang kehidupan Moa. la sendiri tak pernah menyangka kalau ia akan menemukan buku seperti itu di sana. Namun karena mahluk seperti Moa yang sudah hidup selama ratusan tahun, membuat beberapa orang menuliskan tentang mahluk itu ke dalam sebuah tulisan yang dapat dibaca oleh semua orang yang membuka buku itu.Tapi dari manakah si penulis tahu dengan pasti kelemahan Moa? Apakah dia pernah bertemu dengan mahluk itu secara langsung?Nara sudah hampir berhasil menemukan titik kelemahan Moa namun Yooshin menghentikannya. Nara tak ingin Yooshin ikut mengetahuinya. la tak ingin Yooshin melarangnya lagi, sekaligus Nara tak ingin membawa Yooshin masuk ke dalam bahaya.Tubuh Nara tersentak pelan saat Yooshin menepuk bahunya. Ia menatap Yooshin sudah kembali dengan membawa hotteok yang masih hangat."Aku dari tadi memanggilmu. Kau tidak d

    Last Updated : 2022-09-16
  • The Beauty & The Monster   Bab 56

    Seorang pria berlari kencang menjauhi desa. Dengan napas yang tersengal pria itu tak memperhatikan langkahnya hingga ia hampir saja menabrak seseorang, namun beruntung ia bisa menahan kedua kakinya. "Si-siapa kau?" tanya pria itu menatap sosok di depannya. "Jadi kau rekan dari pencuri yang kubunuh kemarin? Kenapa kau justru mengejar gadis itu? Aku yang membunuh semua temanmu, bukan dia! Kau harusnya mencariku!" Kedua kaki Moa perlahan melangkah maju, namun pria di hadapannya justru mundur dengan perasaan takut yang sudah menyelimuti dirinya. "Kau tidak seharusnya mengejar gadis itu," bisik Moa tepat di sebelah telinga pria itu. Dan di detik berikutnya ia menarik semua kuku jemarinya yang sudah masuk ke dalam perut pria di hadapannya, hingga pria itu langsung tumbang di sana dengan darah yang keluar dari mulutnya. Moa lalu berjongkok, menatap manusia yang kini sudah menjadi mayat itu. "Kau seharusnya tidak bermain-main denganku. Gadis itu adalah

    Last Updated : 2022-09-16
  • The Beauty & The Monster   Bab 57

    Nara berjalan memasuki halaman rumahnya dan ia langsung berhadapan dengan sang kakek yang entah sejak kapan menunggunya di sana. Nara sudah hampir berjalan melewati pria tua itu namun kedua kakinya berhenti ketika namanya dipanggil. "Nara." Seungmo berujar pelan. "Ke mana kau bawa norigae itu?" "Norigae?" "Kau sudah menemukannya, kan? Aku menggunakan benda itu sebagai penghalang di rumah ini agar Moa tak bisa menembusnya. Aku mencarinya tadi dan tidak menemukannya. Kau pasti sudah menemukannya. Ke mana kau membawa benda itu, Nara?" "Aku sudah membuangnya," jawab Nara. Kalimat yang baru saja Nara lontarkan itu membuat Seungmo menatap cucunya tak percaya. "Ka-kau... Membuangnya?" "Ya. Aku membuangnya," tegas Nara dengan rahang yang sudah mengeras. "Kenapa kau melakukan itu? Kau sendiri tahu kalau benda itu bisa melindungimu dari Moa!" "Bertahun-tahun aku menjaga benda peninggalan ibu dan kake

    Last Updated : 2022-09-17
  • The Beauty & The Monster   Bab 58

    Begitu malam tiba, Nara secara diam-diam keluar dari kamarnya. Gadis itu berjalan keluar melewati pagar rumah setelah memastikan kalau tak ada satu pun orang di rumahnya yang melihat."Aku harus segera kembali ke sana agar bisa mengetahui kelemahan Moa," batinnya seraya mempercepat langkah. Hari belum terlalu malam yang artinya perpustakaan yang ada di desanya itu kemungkinan masih dalam keadaan buka."Nona, Anda kembali?" Seorang penjaga tampak langsung menyapanya dengan begitu ramah.Nara mencoba menarik sudut bibirnya agar tak menimbulkan kecurigaan. "Hm, rasanya aku ingin membaca sesuatu di sini," ujarnya diiringi kikihan. Gadis itu lalu segera masuk ke dalam dan mendekati salah satu rak tempatnya menemukan buku itu."Nara?"Merasa namanya dipanggil, Nara pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan ia terkejut karena bertemu dengan Yooshin di sana. Gadis itu seketika langsung mengurungkan niatnya dan mengambil buku yang lain agar Yoos

    Last Updated : 2022-09-17

Latest chapter

  • The Beauty & The Monster   Extra Bab

    Seorang anak kecil terlihat berlari mengejar-ngejar seekor kelinci yang ada di halaman rumahnya. Beberapa orang wanita yang ada di sana melihat ke arah itu dengan seulas senyuman lebar yang terlihat begitu bahagia. "Nona Sowon terlihat begitu senang, bukankah begitu?" Salah seorang wanita yang baru saja selesai menjemur pakaian itu pun berujar. "Dia terlihat menggemaskan, sama seperti Nona Nara dahulu sewaktu beliau masih kecil," jawab rekannya. "Aku dulu sempat khawatir jika Nona Nara benar-benar akan berakhir persis seperti mendiang ibunya dulu, tapi aku benar-benar bersyukur karena ternyata Nona Nara memiliki seseorang di dekatnya seperti Tuan Yooshin, bahkan hingga mereka berdua menikah pun, Tuan Yooshin terlihat semakin bahagia, kurasa beliau memang sudah memiliki perasaan yang lebih kepada Nona Nara sejak lama, atau mungkin sejak mereka masih anak-anak karena mereka sering sekali menghabiskan waktunya berdua." Wanita yang merupakan seorang pelayan di kediaman itu pun membuan

  • The Beauty & The Monster   Bab 101

    Sebuah upacara pernikahan baru saja selesai diadakan begitu hari menjelang siang. Orang-orang yang datang terlihat begitu bergembira, menatap sepasang pengantin baru yang beberapa saat lalu mengucapkan janji sehidup semati.Takdir memang tak ada yang tahu, begitu pun dengan setiap rencana milik Tuhan. Namun sebaik apapun rencana yang manusia pilih, rencana dari Tuhan adalah rencana yang terbaik dari yang paling baik.Langit pun tampak begitu cerah, seolah mendukung pasangan muda ini untuk menikmati waktu bahagia mereka.Pasangan yang dulu dikenal sebagai sahabat dekat sedari usia mereka masih belia, kini bertranformasi menjadi pasangan yang sesungguhnya. Nara melingkarkan tangannya di salah satu lengan milik Yooshin, menatap pria itu selama beberapa saat sebelum akhirnya mereka berdua berjalan menyapa para tamu undangan.Kedua sudut bibir milik Nara naik ke atas melihat betapa bahagianya orang-orang di sana. Dan tanpa ia sadari pula, sedari tadi Yooshin menatapnya dari samping, menat

  • The Beauty & The Monster   Bab 100

    Moa menyentuh permukaan wajahnya yang lain menggunakan tangan, dan menemukan adanya darah di sana, sebelum akhirnya kembali menatap Nara. Kini gadis itu bersungguh-sungguh untuk membunuhnya, tanpa mau memikirkan hal lain lagi. Nara beberapa kali melayangkan serangan padanya tanpa adanya ragu sedikit pun. "Nara ... " Yooshin berniat berdiri untuk membantu Nara. Dengan menggunakan pedangnya untuk tumpuan, pria itu berdiri dari posisinya dan mendekati Nara secara perlahan. Yooshin berlari sekuat yang ia bisa dengan pedang yang sudah bersiap di tangannya. Namun sebelum ia benar-benar mendekati Moa, mahluk itu sudah terlebih dulu berbalik dan menangkis serangannya dan memukul bahu Yooshin beberapa kali hingga tubuh pria itu terdorong beberapa kali ke belakang. "Yooshin!!" Di saat lengah itulah, Moa memanfaatkan kesempatan untuk melancarkan serangan terakhirnya pada Yooshin. "Matilah kau!!!" Tangan Moa sudah siap mengoyak perut Yooshin, membuat Nara membelalakkan kedua matanya. "Ti

  • The Beauty & The Monster   Bab 99

    "A-aku percaya Paman adalah orang yang baik." Kalimat itu menjadi kalimat terakhir yang keluar dari gadis kecil malang yang berusaha menyelamatkan Nara. Haewon tak bisa berkata-kata lagi. Wanita itu terduduk di atas permukaan tanah dengan air mata yang berderai."Tidakkk!!" Nara langsung bergerak dari posisinya dan meraih tubuh kecil yang kini tak berdaya itu. Air matanya berderai, tak percaya kalau seorang gadis kecil akan berbuat sampai sejauh itu demi menyelamatkan hidupnya. Gadis itu tak bersalah. Ia tak ada kaitannya dengan ini dan tak seharusnya berkorban sampai sejauh itu. Yooshin yang melihat itu tampak tak menduga kalau hal seperti ini akan terjadi, bahkan Moa sekalipun tak bisa menghindar. Gadis kecil yang baru saja meregang nyawa di hadapannya itu tak lain adalah gadis kecil yang beberapa waktu terakhir pernah ia selamatkan. Satu-satunya orang lain yang menganggapnya sebagai orang baik dan memperlakukannya layaknya seperti orang yang tak pernah membunuh.Dan siapa sangka

  • The Beauty & The Monster   Bab 98

    "Nara, kau—" Kedua mata Yooshin membulat saat melihat Nara yang benar-benar berhasil mencabut pedang itu sepenuhnya. "Yooshin, aku berhasil." Nara menatap Yooshin. Gadis itu berhasil. Yooshin dengan segera membantu Nara agar gadis itu tak kehilangan keseimbangannya. Pria itu lalu menatap luka yang ada di punggung Nara. "Nara, tapi lukamu tak menghilang sedikit pun." Napas Nara tersengal, "tak apa, Yooshin. Aku sudah tak lagi merasakan sakitnya. Ha-hanya saja—" Tubuhnya tiba-tiba limbung namun Yooshin dengan sigap menahannya. "Nara, kau tak apa?" tanya Yooshin cemas. "Aku tak apa, rasa sakitnya sudah berkurang, hanya saja aku merasa kalau tenagaku terkuras banyak hingga aku merasa kalau kedua kakiku tak sanggup menahan beban tubuhku sendiri," lirih Nara. "Ayo, kembali ke desa. Kita harus menolong semua orang. Mereka pasti memerlukan bantuan." Yooshin mengangguk. Ia segera memapah Nara dan mulai bergerak keluar dari hutan. *** Moa menggeram dengan darah yang menetes dari ujung

  • The Beauty & The Monster   Bab 97

    "AKU TAK AKAN MENGAMPUNMU!" Seungmo merasakan rasa sakit yang luar biasa pada bagian perutnya begitu salah satu tangan Moa berhasil merobek permukaan kulitnya. "Entah apa saja yang sudah kau katakan pada Nara yang jelas kau sudah menghancurkan semuanya!!" Moa berteriak tepat di depan wajah Kim Seungmo. Ia seakin mendorong masuk kuku-kuku di tangannya ke dalam, membuat Sungmo terbatu dengan darah yang keluar dari mulutnya. "Tuan Kim!" Tuan Hwang berdiri sekuat tenaga dengan bertumpu pada pedangnya dan pria itu berjalan mendekat ke arah Moa dan Seungmo. Moa langsung melompat menghindar tapat ketika Tuan Hwang mengayunkan pedang ke arahnya. "Semua kekacauan yang terjadi di desa ini, aku takkn pernah bisa memaafkanmu!" murka Tuan Hwang. "Kenapa, Kim Seungmo?" Kedua tangan Moa mengepal dengan kuat. "Kenapa kau melakukan hal ini lagi? Kenapa kau selalu saja menggagalkan semua rencanaku?!" "Ka-karena aku tak ingin menyerahkan cucuku padamu, Moa." Seungmo kembali terbatuk setelahnya.

  • The Beauty & The Monster   Bab 96

    Nara mencoba bergerak namun ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian punggungnya. Salah satu tangannya mencoba meraih punggungnya dan ia berhasil menemukan sebuah luka di sana. Ia merasa permukaan kulitnya robek dan itu pasti berasal dari serangan Moa tadi. Rasa sakit ini seolah membawa Nara kembali ke hari di mana ia mendapatkna luka di lehernya. Kedua tangannya meremas kuat dedaunan kering yang berada di sekitarnya namun rasa sakit itu masih bisa ia rasakan. Sementara itu, Yooshin yang menemukan kuda milik Nara berada di perbatasan hutan pun segera turun dari kudanya dan ia dengan segera berlari masuk ke dalam hutan. Ia harus cepat sebelum Moa melakukan sesuatu yang buruk pada Nara. Tidak lama setelah ia masuk ke dalam hutan itu, ia melihat siluet seseorang mendekat dari depan dengan cepat. Yooshin segera menyembunyikan dirinya di balik sebuah pohon besar dan lelaki itu mengintip dari baliknya. Moa terlihat bergerak menjauhi hutan sebelum akhirnya benar-benar menghilang dari

  • The Beauty & The Monster   Bab 95

    "Mau ke mana kau sepagi ini?" Seungmo mengadang Nara yang yang hendak pergi. Gadis itu sudah bersiap dengan pedang dan juga panah yang berada di punggungnya. "Minggir," tegas Nara seraya menatap kakeknya dengan pandangan tajam. "Nara, ini masih terlalu pagi. Kau berencana menemui Moa dengan kondisi seperti itu? Jangan menemuinya dengan ambisi seperti itu-" "Kubilang minggir!" ulang Nara dengan nada yang lebih keras, membuat tubuh Seungmo tersentak pelan dan pria itu itu pada akhirnya memilih menyingkir dan membiarkan gadis itu berjalan melewatinya. "Nara!" Dengan sedikit berlari, Seungmo berusaha mencegah Nara yang kini sudah menaiki kudanya. Namun gadis itu seakan menulikan indra pendengarannya dan ia benar-benar diselimuti oleh kebencian yang timbul dalam dirinya. Perasaan sakit hati yang ia rasakan membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Nara merasa dipermainkan, setelah apa yang ia lakukan. "Naraaa!!" Nara sudah melesat keluar dari kediamannya. Beberapa orang pela

  • The Beauty & The Monster   Bab 94

    Musim dingin kali ini benar-benar dimanfaatkan oleh Nara dengan sebaik mungkin, karena ia yang tak ingin kehilangan momen berharga bersama dengan orang-orang terdekatnya. Salju-salju sudah mulai menghilang dan hanya tersisa sebagian kecil. Bunga-bunga dan pohon sudah mulai mempersiapkan diri menyambut angin musim baru.Keadaan desa juga baik-baik saja, membuat Nara bersyukur. Ia, Yooshin dan juga Haewon sempat berhenti di tengah perjalanan pulang ke rumah.“Bintang-bintang banyak bermunculan malam ini, Nona,” ujar Haewon.“Kau benar.” Nara tersenyum tipis, akan tetapi hal itu tak berlangsung lama begitu ia kembali mengingat apa yang harus ia lakukan setelah ini. Mungkin, momen seperti ini akan menjadi salah satu yang ia rindukan.Diam-diam, Nara menatap Yooshin yang berdiri di sebelahnya. Wajah itu terlihat menanggung tanggung jawab yang teramat besar, akan tetapi tak pernah sekali pun Nara mendengar lelaki itu mengeluh padanya. Malahan justru Nara yang lebih sering meminta maaf padan

DMCA.com Protection Status