Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 37By : Leni Maryati# Laki-laki kekasih ShintaAlika mencium gelagat tak mengenakkan. Tiba-tiba hatinya menjadi risau teringat perkataan Niken. Tumben-tumbenan Farrel memperhatikan penampilan secara maksimal saat mau ke Mall.Alika menggeleng pelan. Tidak boleh. Ia tidak boleh terhasud oleh perkataan Niken. Ia sudah menikah dengan Farrel hampir 5 tahun. Tak ada hal-hal aneh yang pernah dilakukan suaminya itu. Mungkin perasaan tak enaknya ini cuma gara-gara perkataan Niken sore tadi soal pelakor. "Bun... Bunda! Kenapa sedari tadi geleng-gelengin kepala?" tanya Farrel seraya menepuk pundak Alika yang melamun. Entah melamunkan apa. Farrel terkekeh melihat tingkah Alika."Ga apa-apa, ayah." jawab Alika pelan sembari menyembunyikan semburat merah dipipinya. Ia merasa malu karena ketahuan sedang melamun. "Ayah, kenapa ke mall saja harus pakai parfum? Sampai wangi banget." Farrel terkekeh pelan sebelum menanggapi pertanyaan Alika. "Ini parfum dulu
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 38By : Leni Maryati#Niken dan Dian kerjasama Disisi lain Farrel juga baru pulang dari Star Mall, membeli pampers dan kebutuhan yang lain. Farrel masuk kamar melihat Alika hanya memakai gaun tidur tipis berwarna marron, hal itu langsung membangkitkan kelelakiannya. Ia buru-buru ke dapur untuk mencuci tangan dan mencuci muka. Dengan cekatan langsung mencumbu Alika yang sudah tertidur. Menanggalkan seluruh pakaian yang melekat pada tubuh istrinya. Alika merasa tidurnya terganggu. "Mas... Baru pulang? Maaf ketiduran. Eh..." Hawa dingin dari pendingin ruangan menusuk permukaan kulit Alika. Alika berusaha bangun. "Mas..." cicitnya. Ia bingung kenapa Farrel begitu bergairah. Ada hal apa yang terjadi diluaran rumah tadi hingga suaminya itu datang-datang menerkamnya. Alika hendak protes namun Farrel langsung membungkam mulutnya dengan bibir Farrel yang tebal. Nafas keduanya memburu. "Sssttt.... " bisik Farrel ditelinga Alika yang menghantarkan gelen
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 39By : Leni Maryati#Pelakor"Ayo... Ayo cepat kita kejar mereka." Niken bersemangat. Ia harus mendapatkan foto wajah laki-laki itu. Dian dan Niken langsung mengejar mobil itu. Dian seperti pembalap motor ternyata, emak-emak penguasa jalanan. Niken senang tak ketinggalan lagi mobil itu.Niken optimis bakal mendapatkan bukti malam ini.Namun mobil putih itu hanya berhenti sebentar untuk menurunkan Shinta di kostnya dan langsung melesat pergi. "Yah.. Gagal lagi!" ujar Niken nelangsa. Ia belum juga berhasil mendapatkan bukti Shinta berpelukan dengan sugar daddynya.Dian menyemangatinya. Ia yang malah terlihat begitu semangat. "Tadi benar-benar memacu adrenalin. Aku merasa seperti detektif. Kita harus mencoba minggu depan. Semangat!"Niken masih diam saja. Menghembuskan napas berat. "Ya... tinggal sedikit lagi. Harus tetap semangat. Eh... Apa jangan-jangan sugar daddynya Shinta masih tetangga kita?""Yang punya mobil tipe kayak gitu banyak. Jangan
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 40By : Leni Maryati#Bertemu istri sah****Niken dan Dian melakukan tos atas kerja kerasnya selama sebulan ini telah membuahkan hasil. Senang. Tentu saja. Mereka berdua tidak hanya berkorban tenaga, bersin, dan juga uang. "Wow.. Amazing! Sepertinya sugar daddy Shinta malam ini nginep disini!" pekik Dian. "Aku paling sebal dengan pelakor dan suami yang tak setia!" "Kalau video ini kita buat status WA, tetangga-tetangga kita langsung terguncang pasti...haha. Kita ga bakal dikatain biang gosip lagi. Tapi memang fakta yang tertunda." sombong Niken."Jangan! Kita kasih tahu istri sahnya dulu! Jangan tiba-tiba gitu takut dianya jantungan. Kasihan juga ya tetangga kita itu.""Iya, suaminya selingkuh dengan anak tetangganya lagi!""Akhirnya kita punya senjata untuk menutup mulut Budhe Ratna yang lemes itu," ucap Dian."Lemes bin julid," tambah NikenKeduanya lalu tertawa bersama. Tak sabar menunggu ekspresi Budhe Ratna dan bagaimana terguncangnya d
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 41By : Leni Maryati#Terluka ***"Berapa imbalan yang kalian butuhkan?""Sa-satu juta," ujar Dian tergagap. "Apa? Satu juta?"Nyali Dian mulai ciut. Apakah Bu Nilam bakal memberinya imbalan uang 1 juta? Ataukah Bu Nilam malah mengusir dirinya dan Niken pergi dari rumahnya? Dian sama sekali tak bisa menerka dan menganalisa ekspresi Nilam saat ini. "Iya, bu. Untuk ganti uang bensin. Itupun kalau Bu Nilam tidak keberatan." "Memang Info apa yang kalian bawa hingga imbalannya satu juta? Sepenting apa sih?""Menurut kami sangat penting untuk kehidupan Bu Nilam," jawab Niken. "Misal saya setuju ngasih uang 1 juta, ternyata info kalian ga penting bagiku. Rugi donk."Niken dan Dian saling lirik. "Begini saja Bu Nilam. Ini tentang kelangsungan rumah tangga Bu Nilam dengan Pak Agung,""Apa Bu Nilam selama ini tak ada feeling sebagai istri akan kelakuan suaminya di luaran sana?" tanya Niken.Nilam melebarkan matanya. "Memang kenapa dengan suamiku, bu?"
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 42By : Leni Maryati#Rencana menakutkan****"Apa mereka berdua sering masuk kost-kostan itu?" tanya Nilam pelan. Matanya masih fokus menatap video lain yang masih Ia putar. Diotaknya sudah ada banyak rencana balas dendam untuk suami dan pelakor itu.Orang yang terluka biasanya akan melakukan apa saja untuk membalas luka hatinya. "Sepertinya sering Bu Nilam! Setiap malam minggu Pak Agung menginap. Selain itu, Pak Agung sudah begitu menguasai seluk beluk kost-kostan Shinta." jawab Niken.Nilam akhirnya kini sadar, potongan-potongan puzzle mulai terbuka. Pantas saja suaminya sering pergi malam minggu dengan alasan untuk menempuh perjalanan keluar kota, agar nanti hari senin badannya sudah fresh saat menghadiri rapat dengan klien. "Kami berdua prihatin dengan istri-istri yang terdzolimi. Apalagi suami yang doyan selingkuh. Makanya kami laporkan ini ke Bu Nilam. Kami juga siap membantu Bu Nilam untuk memergoki dan melabrak mereka berdua. Tenang aj
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 43By : Leni Maryati# Pengrebekan Pelakor*****"Ada uang cash berapa, ma?" ulang Agung. Karena Nilam masih saja diam. Apakah Nilam akan memberikan Agung uang cash atau tidak? Nilam terdiam. Ia tak langsung mengatakan ada atau tidak uang cash. Ia perlu menimbang-nimbang lebih menguntungkan mana, antara suaminya yang pegang uang cash atau tidak.Semua itu pasti berkaitan dengan pelakor itu. Shinta bocah yang baru lulus SMA ternyata sudah bisa merayu dan menggoda suaminya."Aku sekarang tinggal pegang 1,5 juta. Itu buat pegangan sampai akhir bulan." jawab Nilam sedikit berbohong. "Kalau gitu papa pinjam 1 juta ya. Papa juga butuh pegangan.""Terserah papa. Yang penting saat mama butuh untuk kebutuhan ada ya pa," "Siap, ma.""Sudah malam. Ayo kita sekarang tidur." Agung mengajak Nilam istirahat.Nilam dan Agung beranjak tidur karena sudah malam. Sebelum tidur Nilam sudah mematangkan rencana pengrebekan suami dan pelakor. Wanita mana yang rela d
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 44By : Leni Maryati#Pengakuan****"Ya, itu ide yang bagus. Biar nama kita ga terseret-seret.""Tos dulu.. haha...."Keduanya langsung melakukan tos. Tugas mereka berdua sudah selesai dan namanyapun bersih dalam kasus ini.Selain dapat uang 2 juta ternyata Nilam masih berbaik hati memberi mereka bonus. Tak berselang lama kakak Nilam yang tinggalnya masih satu komplek telah menshare video pengrebekan tadi. Group ibu-ibu langsung rame. Ada yang pro dan kontra. Bahkan ada yang mengingat ucapan Niken tempo dulu. [Ternyata yang dibilang mbak Niken benar ya, Si Fia atau Shinta itu pelakor.] salah satu ibu-ibu menulis balasan di WAG.[Aduh... Masih muda kok mau sama om-om.][Si Shinta itu yang mana? Yang cantik putih itu? Yang anak keduanya Budhe Ratna?][Shinta yang kerja jadi SPG di Mall? Ga kaget sih dari dandannya aja sudah kelihatan kalau simpanan om-om.] [Gimana mental Budhe Ratna? Masih amankah? Padahal dulu melabrak mbak Niken karena ga teri