Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 41By : Leni Maryati#Terluka ***"Berapa imbalan yang kalian butuhkan?""Sa-satu juta," ujar Dian tergagap. "Apa? Satu juta?"Nyali Dian mulai ciut. Apakah Bu Nilam bakal memberinya imbalan uang 1 juta? Ataukah Bu Nilam malah mengusir dirinya dan Niken pergi dari rumahnya? Dian sama sekali tak bisa menerka dan menganalisa ekspresi Nilam saat ini. "Iya, bu. Untuk ganti uang bensin. Itupun kalau Bu Nilam tidak keberatan." "Memang Info apa yang kalian bawa hingga imbalannya satu juta? Sepenting apa sih?""Menurut kami sangat penting untuk kehidupan Bu Nilam," jawab Niken. "Misal saya setuju ngasih uang 1 juta, ternyata info kalian ga penting bagiku. Rugi donk."Niken dan Dian saling lirik. "Begini saja Bu Nilam. Ini tentang kelangsungan rumah tangga Bu Nilam dengan Pak Agung,""Apa Bu Nilam selama ini tak ada feeling sebagai istri akan kelakuan suaminya di luaran sana?" tanya Niken.Nilam melebarkan matanya. "Memang kenapa dengan suamiku, bu?"
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 42By : Leni Maryati#Rencana menakutkan****"Apa mereka berdua sering masuk kost-kostan itu?" tanya Nilam pelan. Matanya masih fokus menatap video lain yang masih Ia putar. Diotaknya sudah ada banyak rencana balas dendam untuk suami dan pelakor itu.Orang yang terluka biasanya akan melakukan apa saja untuk membalas luka hatinya. "Sepertinya sering Bu Nilam! Setiap malam minggu Pak Agung menginap. Selain itu, Pak Agung sudah begitu menguasai seluk beluk kost-kostan Shinta." jawab Niken.Nilam akhirnya kini sadar, potongan-potongan puzzle mulai terbuka. Pantas saja suaminya sering pergi malam minggu dengan alasan untuk menempuh perjalanan keluar kota, agar nanti hari senin badannya sudah fresh saat menghadiri rapat dengan klien. "Kami berdua prihatin dengan istri-istri yang terdzolimi. Apalagi suami yang doyan selingkuh. Makanya kami laporkan ini ke Bu Nilam. Kami juga siap membantu Bu Nilam untuk memergoki dan melabrak mereka berdua. Tenang aj
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 43By : Leni Maryati# Pengrebekan Pelakor*****"Ada uang cash berapa, ma?" ulang Agung. Karena Nilam masih saja diam. Apakah Nilam akan memberikan Agung uang cash atau tidak? Nilam terdiam. Ia tak langsung mengatakan ada atau tidak uang cash. Ia perlu menimbang-nimbang lebih menguntungkan mana, antara suaminya yang pegang uang cash atau tidak.Semua itu pasti berkaitan dengan pelakor itu. Shinta bocah yang baru lulus SMA ternyata sudah bisa merayu dan menggoda suaminya."Aku sekarang tinggal pegang 1,5 juta. Itu buat pegangan sampai akhir bulan." jawab Nilam sedikit berbohong. "Kalau gitu papa pinjam 1 juta ya. Papa juga butuh pegangan.""Terserah papa. Yang penting saat mama butuh untuk kebutuhan ada ya pa," "Siap, ma.""Sudah malam. Ayo kita sekarang tidur." Agung mengajak Nilam istirahat.Nilam dan Agung beranjak tidur karena sudah malam. Sebelum tidur Nilam sudah mematangkan rencana pengrebekan suami dan pelakor. Wanita mana yang rela d
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 44By : Leni Maryati#Pengakuan****"Ya, itu ide yang bagus. Biar nama kita ga terseret-seret.""Tos dulu.. haha...."Keduanya langsung melakukan tos. Tugas mereka berdua sudah selesai dan namanyapun bersih dalam kasus ini.Selain dapat uang 2 juta ternyata Nilam masih berbaik hati memberi mereka bonus. Tak berselang lama kakak Nilam yang tinggalnya masih satu komplek telah menshare video pengrebekan tadi. Group ibu-ibu langsung rame. Ada yang pro dan kontra. Bahkan ada yang mengingat ucapan Niken tempo dulu. [Ternyata yang dibilang mbak Niken benar ya, Si Fia atau Shinta itu pelakor.] salah satu ibu-ibu menulis balasan di WAG.[Aduh... Masih muda kok mau sama om-om.][Si Shinta itu yang mana? Yang cantik putih itu? Yang anak keduanya Budhe Ratna?][Shinta yang kerja jadi SPG di Mall? Ga kaget sih dari dandannya aja sudah kelihatan kalau simpanan om-om.] [Gimana mental Budhe Ratna? Masih amankah? Padahal dulu melabrak mbak Niken karena ga teri
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 45By : Leni Maryati#Pengusiran******"Kalau kau tak sabar menanti anak dariku, terus kenapa kau tak ceraikan aku atau adopsi anak saja? Kenapa harus dikhianati seperti ini. Aku belum bisa punya anak itu juga bukan kehendakku. Hatiku sakit... Sakit sekali hiks... hiks..." Nilam memukuli dada Agung. Agung membawa Nilam kedalam pelukannya."Ya... Aku memang jahat. Aku janji akan berubah. Aku akan memperbaiki semuanya. Beri aku kesempatan, kita mulai semuanya dari awal, ya...." pinta Agung.Akankah Nilam menerima Agung kembali?BRUKKNilam mendorong Agung dengan kuat. "Cukup! Tidak ada memulai dari awal. Tidak ada kesempatan lagi! Cerai adalah jalan terbaik. Lihat!"Nilam mengambil foto pernikahan mereka yang terpajang di dindjng ruang tamu. Ia membantingnya ke lantai.PyarrKacanya pecah berhamburan. "Lihatlah... Kaca yang sudah pecah berantakan tak akan bisa kembali seperti semula. Seperti hatiku yang sudah hancur berkeping-keping.""Nilam, ap
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 46By : Leni Maryati#Bayar kompensasi****Setelah selesai menyampaikan permintaan maaf pada Nilam. Tujuan selanjutnya rumah Niken. Apakah Niken akan dengan mudah memaafkan dirinya seperti yang dilakukan Nilam? Ia meminta maaf ke Niken karena pernah menamparnya. Seperti biasa Niken membalasnya dengan kata-kata pedas. "Mbak Niken, saya datang kesini untuk meminta maaf atas kejadian yang lalu. Semoga mbak Niken memaafkan perlakuanku waktu itu," ujar Budhe Ratna. "Minta Maaf sih mudah, tapi efeknya tak akan pernah bisa dilupakan. Budhe Ratna yang tiba-tiba melabrak ke rumahku. Tanpa babibu juga menamparku. Ga hanya sekali, bahkan dua kali. Itu masih membekas diingatan sampai sekarang." cerocos Niken. "Apa Budhe Ratna ga sadar sudah mempermalukanku di komplek ini, bahkan saat itu Budhe Ratna juga memintaku melakukan klarifikasi di group ibu-ibu untuk menghentikan gosip tentang Shinta, tapi apa kini? Itu semua fakta, bukan?" tambah Niken. Saatnya
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 47By : Leni Maryati#Wanita penggoda****Siang ini Shinta kembali ke kost'annya. Ia akan membereskan barang-barangnya untuk dibawa pulang. Ibunya juga sudah pulang dari rumah sakit, kondisinya telah kembali membaik. Ibunya sudah tak memperbolehkan dirinya ngekost lagi. Ia diminta mencari pekerjaan yang tak jauh dari rumah. Ratna takut kejadian pengrebekan terulang kembali. Ibunya sekarang semakin protektif terhadap dirinya. Shinta menurut apa saja yang dikatakan Ratna. Karena Ia merasa sudah salah jalan. Salah memilih pasangan hidup. Salah mengambil keputusan yang berakibat fatal untuk masa depan dan nama baiknya. Apalagi perkataan Agung tempo hari masih tergiang jelas diingatan. Bagaimana Agung mengatakan bahwa dirinya hanya hiburan semata. Mengatakan kalau hubungan yang Ia jalani selama ini hanya simbiosis mutualisme, keterikatan yang saling menguntungkan. Memang benar adanya kalau awalnya Ia menerima pinangan Agung karena iming-imingi kem
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 48By : Leni Maryati# Hati Farrel terbagi****"Hiks... hiks... Aku akan memaafkanmu jika kau sukarela mau menceraikanku. Sudahi penderitaan ini. Aku dan Ibuku ingin hidup tenang. Kita memulai kehidupan ini dari awal dengan jalan masing-masing."Agung menghirup napasnya dalam-dalam. Ia menimbang-nimbang dalam mengambil keputusan. Agung juga belum yakin bagaimana sebenarnya perasaan dia ke Shinta. Hanya sekedar hiburan ataukah juga terselip perasaan sayang. Jika ternyata Ia mencintai Shinta maka Ia akan hancur juga bila bercerai, namun Agung tak tega juga dengan keadaan Shinta yang menanggung begitu banyak penderitaan dan kepedihan setelah pernikahan siri mereka terungkap. Keputusan apa yang akan diambil oleh Agung?Setelah menimbang-nimbang akhirnya Agung mantap dengan keputusannya. "Baik Shinta. Aku ceraikan kau hari ini. Silahkan kembali pada ibumu," kata Agung dalam satu tarikan napas. Tanpa keraguan. Tak sadar Shinta meneteskan air matany
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 84#Murka sekaliBy : Leni Maryati*****10 Menit kemudian terdengar suara chacha yang menangis dengan kencang. Tak lama kemudian juga terdengar suara pecahan kaca.Alika dengan cepat-cepat keluar dari toilet. Tubuhnya mematung melihat apa yang ada dihadapannya. Chacha telihat menangis tersedu-sedu, dengan kening atas kanan terlihat benjol. Kaca jendela juga pecah berkeping-keping. Selain itu yang membuat mata Alika membulat sempurna terlihat layar LCD TV yang retak seperti habis terkena pukulan benda tumpul. Gambar di layar TV hanya tinggal setengah saja yang terlihat. Alika dengan cepat mengangkat Chacha yang masih menangis tersedu-sedu. Ia menenangkan Chacha untuk berhenti menangis. Dita dan Dito masih kejar-kejaran dan tembak-tembakan. Dita sedang memegang Ulekan batu, ulekan yang biasanya didapur ia gunakan untuk menghaluskan bumbu dapur. Kenapa ulekan itu bisa sampai di ruang TV. Alika geleng-geleng kepala, rumahnya seperti kapal pecah.
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 83#Menunggu lewatBy : Leni Maryati*****Sore hari jam 5 sore seperti hari-hari sebelumnya nongkrong di perempatan jalan bersama Dian dan beberapa ibu-ibu lainnya. Keempat ibu-ibu itu asyik mengobrol. Bergosip dari gosip yang masih hangat dan juga nyinyir hal-hal yang sudah lewat. Seperti saat ada suami budhe Nur yang lewat naik sepeda di depannya, langsung keempatnya ghibah keluarga budhe nur. "Budhe nur... Kasihan ya, ditinggal mancing suaminya terus, bahkan pulangnya sampai larut malam," Niken melirik suami budhe yang sedang mengayuh sepeda kebonya, berjalan semakin jauh. "Iya... Anaknya juga habis sakit, padahal ibunya juga belum lama opname." timpal seseibu yang ada disitu. "Dia ga kerja, suaminya ya cuman mancing dan ke sawah. Kerja kalau ada yang ngajakin, kalau ga ada yang ngajak ya nganggur." jawab Niken lagi. "Nganggur gimana, ke sawah kok... Kalau panen gabahnya dijual ngasilin duit. Lagian juga punya beberapa kambing, ngurus kam
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 82#TamuBy : Leni Maryati****Tiba-tiba pintu rumah Farrel diketuk dari luar. Sepertinya ada tamu. Keduanya saling lirik seolah bertanya siapa tamunya. Siapakah tamu mereka, apakah ada masalah ataukah hanya ada keperluan silaturahmi saja.TokTokTok"Assalamualaikum.... "kriet "Wa'alaykumussalam warrahmatullahi wabarakatuh," Farrel membuka pintu, melihat siapa tamu malam-malam begini. Ternyata seorang ibu-ibu. "Ehm... Budhe Sarni. Ada perlu apa ya? Atau ada perlu dengan Alika, sebentar saya panggilkan." "I-iya,"Farrel kembali masuk ke dalam memanggil istrinya. Ketiganya sekarang duduk di kursi teras rumah. Farrel dan Alika Duduk dikursi panjang, sedangkan Budhe Sarni duduk disamping, kursi single. "Mba Alika dan Mas Farrel, maaf sebelumnya kalau kedatangan budhe mengganggu waktu istirahat kalian." Budhe Sarni mulai membuka mulutnya. Mencoba menjelaskan tujuan kedatangannya. "Iya budhe ga apa-apa," jawab Alika tersenyum. "Ada perlu apa
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 81#Gratis ajaBy : Leni Maryati ****"Gratis aja mb Alika, ini juga daripada mubazir."Alika menggelengkan kepala. "Ayo... Ke halaman rumahku." Akhirnya budhe marni nurut aja. Budhe Nur juga sudah pamit pulang ke rumahnya. Budhe Marni menurunkan box kue ke teras rumah Alika. Terlihat ChaCha langsung asyik memasukkan beberapa kue kedalam kantong plastik. "Ini budhe... Teh manis anget." ujar Alika sambil meletakkan segelas teh dan beberapa kudapan. "Ayo minum dulu, ChaCha milihnya pasti lama,""Mba Alika kok malah repot-repot,""Ga repot kok, budhe." Keduanya langsung asyik mengobrol sana-sani. Sambil menunggui ChaCha yang masih memilih kue-kue, kadang kala balita itu terlihat terdiam dan berpikir dalam memilih kue. "Budhe... Kok kuenya dibagikan gratis begitu? Itu sesekali apa tiap hari, kok mba Niken dan Dian seakan tahu budhe mau bagi-bagi kue gratis?"Budhe Marni terlihat menghela napas sejenak. Raut mukanya terlihat sedih, "Awalnya mema
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 80By : Leni Maryati#IparShinta dan Ridho sedang istirahat di dalam kamar. Setelah makan siang yang terlambat, mereka berdua hanya makan dengan telur ceplok, oreg tempe dan kuah pedas manis yang jelas tanpa udang. Keduanya ngobrol ringan seputar kegiatan Ridho saat ditempat kerja. Shinta juga sedang mencari-cari kerja yang cocok dan tidak sampai malam. Ridho bakalan keberatan jika dirinya bekerja menjadi SPG seperti dulu yang pulang larut malam. Disebelah kamar mereka berdua terdengar samar-samar ibu Komala sedang memarahi Shinta. Beberapa menit yang lalu Ibu Komala baru pulang dari arisan. Ia langsung menuju kamar Dela, penasaran ingin menanyakan perihal makanan untuk Shinta dan Ridho. Anak laki-lakinya itu tadi sempat mengirimkan pesan bergambar menanyakan perihal makanan kesukaan istrinya ditaruh dimana. Karena hanya tersisa kuah saja yang ada di atas meja. Ibu Komala yang berniat menanyakan itu pada Dela terpaku di depan pintu saat meliha
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 79By : Leni Maryati#KontenNiken cemberut jadi bahan tertawaan ibu-ibu. Seolah tak terjadi apa-apa Ia langsung berdiri dan kembali bergoyang. Sepertinya video saat Ia jatuh tadi bakalan Ia upload saja di aplikasi tok-tok. Lumayan kalau banyak yang terhibur. Beberapa hari kemudian, Di sore hari sesuai kesepakatan Niken akan membuat konten masak cemilan bersama Alika. Dengan setengah hati Alika memperbolehkan Niken membantunya membuat cemilan. Hari ini Alika akan membuatkan suami dan anaknya cemilan risol mayo. "Mba... Ini hapenya aku taruh disini ya.... Biar aktivitas kita memasak terlihat jelas. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau ada kamera dari sudut yang berbeda. Mba Alika... Pinjam handphonenya ya, buat videoin juga."Alika menghentikan aktifitasnya yang sedang mengaduk adonan untuk membuat kulit risol, "Sesuai perjanjian, mba Niken hanya membantu memasak dan tidak menyusahkan. Oke?" kata Alika penuh tekanan dan tak mau diganggu gugat. Ni
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 78By : Leni Maryati#Cuan Setelah mendapatkan modal berjualan, Niken mulai fokus berjualan lagi. Mulai dari delivery jus buah dan Snack bakar-bakaran. Ia harus berusaha keras agar modal usahanya tetap berputar, selain untuk membantu kebutuhan rumah tangga juga untuk membayar setoran bank mekar setiap minggunya. Niken juga memiliki hobby baru atas ide dan masukan dari bestienya--Dian dalam menambah cuan. Sudah sebulan ini Niken menggeluti hobby barunya membuat konten-konten video di aplikasi toktok. Niken membuat konten-konten dengan tema muka ndeso rezeki kota. Ia sering membuat konten goyang-goyang didepan rumah Alika, dan mengakui sebagai rumahnya. Kadang kala kalau hari Minggu Niken juga membuat konten mencuci mobil Farrel. Keluarga Alika dan Farrel hingga sebulan ini tak merasa keberatan saat Niken membuat konten-konten itu. Selama Niken melakukannya diluar rumah dan tidak mengganggu ketenangan mereka. Untuk hutang ke Budhe Sarni, Niken
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 77By : Leni Maryati#Merayu Budhe Sarni ****Niken tersenyum tipis, sambil berpikir kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan. "Ehm... Budhe... Kemarin-kemarin aku kena musibah, difitnah hingga masuk penjara karena polisi salah tangkap. Karena hal itu aku tak berjualan sampai hampir 2 Minggu.""Terus?" tanya Budhe Sarni lagi karena Niken malah terdiam. Ia mulai mengeluarkan jurus memelas dan menceritakan keadaannya yang menderita. Niken menghapus air matanya. "Begini Budhe, aku berniat meminjam uang budhe. Untuk bayar SPP Anton. Harus segera dilunasi Budhe. Kalau tidak, Anton tidak boleh ikut ujian kenaikan kelas," "Memang mau pinjam berapa?" "Satu juta saja!" Budhe Sarni menyipitkan matanya. Ia sedang menimbang-nimbang plus minus jika berurusan dengan Niken. Jika tak dipinjami, kasihan juga. Ia pernah mengalami dan merasakan bagaimana bingungnya sebagai orang tua jika anaknya belum bayar SPP."Sebenarnya uang Arisan itu mau aku gunak
Tetanggaku Simbiosis Parasitisme Part 76By : Leni Maryati#Tuduhan Dela*****Akhirnya Shinta dan Ridho melakukan brunch pukul 11.00. Sarapan sekaligus makan siang. Lagi-lagi Shinta harus mandi keramas lagi. Setelah makan siang Ibu Komala mengajak Ridho untuk mengantar makanan-makanan kering sisa hajatan kemarin ke beberapa saudara mereka yang dekat.Sudah satu jam Shinta rebahan mainan ponsel di kamar, Ia merasa bosan. Shinta berinisiatif menonton televisi saja di ruang keluarga. Kondisi rumah sepi, saat Ia membuka pintu kamar saja begitu terdengar. "Kemana ya Dela? Hmm mungkin menidurkan anaknya." cicit Shinta yang dijawabnya sendiri. Siang-siang begini memang waktunya bayi 9 bulan untuk tidur siang. Shinta duduk di sofa dan menyalakan televisi, memilih acara gosip artis. Didepan meja tersedia beberapa cemilan. Ah... Rasanya Ia selalu lapar karena tenaganya terkuras habis. Suaminya Ridho memang benar-benar tak terduga, menerkamnya terus-terusan. Coba saja tadi Bu Komala tak memint