Share

Deja'vu

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-26 12:32:00

Suara derit pintu gerbang dibuka dan bergeser, mengagetkan Nana yang tengah bermain-main dengan kucingnya. Glacie yang juga kaget, melompat dari gendongan Nana dan berlari menghilang ke dapur.

Nana mengambil smartphone-nya yang sedari tadi tergeletak di atas long bench di sebelahnya bersama dengan sebotol wine serta sekotak praline dan kue red velvet. Menyentuh layarnya dan melihat jam yang tertera di bagian atas layar.

"Sudah hampir jam setengah sebelas." Gumamnya sembari mengantongi smartphone-nya dalam saku gaunnya.

Nana pun berdiri dan menuju ke dapur untuk mengambil kunci motor. Dia berniat hendak memasukkan motor ke garasi dan mengunci pintu gerbang. Karena sudah hampir larut malam.

Dengan beralaskan sandal bakiak kayu yang berhias ukiran bunga dan manik-manik kecoklatan, Nana menyusuri step stone di taman villa dan menuju ke halaman barat yang terbuka.

Dengan hati-hati Nana membuka pintu gerbang. Suasana komplek yang sepi dan desau angin pantai menyergapnya begitu dia berada di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tetangga Manisku   Takut

    Memasuki area parkir klub malam, Erick memperlambat laju kendaraannya. Seorang tukang parkir menyambut mereka dan mencarikan tempat yang masih kosong untuk memarkir kendaraannya."Sudah pernah ke sini?" Nana bertanya saat mereka berjalan bersisian menuju lobi klub malam yang cukup ramai dipenuhi pengunjung."Pernah, diajak teman." Sahut Erick santai.Mereka memasuki lobi dan disambut seorang pria dengan pakaian formal yang rapi. Erick berbincang sejenak dengannya. Sementara Nana memutuskan untuk menunggu dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di setiap sudut lobi."Nana!" Sesosok pria berpenampilan feminim, bercelana jins warna pink dan berkaos putih menghambur memeluknya."Eh!" Nana terkejut dan tidak bisa menghindar."Eh ye lupa eike?" Pria cantik itu terlihat sedikit kecewa melihat reaksi Nana yang tidak langsung mengenalinya."Eehhm, aku lupa." Nana meringis, menatap dengan seksama pria di hadapannya."Eike yang di salon Mbok Dayu." Pria gemulai itu merengut kesal, mencebikka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Tetangga Manisku   Let's Dance

    "ikan, biasanya pakai nggak?" Erick bertanya di sela-sela musik yang berdentum cukup kencang.Nana yang tengah menikmati musik sembari menggoyangkan kakinya menoleh dan menatap Erick. Pria itu tengah mengeluarkan rokok dan hendak menyulutnya"Neken?" Nana dengan sigap menyalakan korek dan membantunya menyulut rokoknya."Iya begitulah." Erick menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya pelan."Kenapa? Abang biasanya neken apa minum saja?" Nana mengambil gelasnya dan menggunakannya pelan."Kadang pakai sih. Tapi kalau kamu nggak pakai Abang malas pakai juga." Erick tersenyum tipis dan membelai rambut Nana yang terurai di punggungnya."Nanggung deh bang mau neken. Lagian nanti kita pulang kek gimana coba? Abang pakai motor lho." Nana mengingatkan."Iya juga sih. Tadi memang nggak ada rencana mau clubbing sih. Cuma mau jalan-jalan saja biar nggak sumpek di rumah." Erick tertawa pelan."Nggak apa-apa kan kita cuma minum saja?" Nana bertanya hati-hati."Iya nggak apa-apa. Mau ke hall?" Eric

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Tetangga Manisku   First Time

    Motor besar itu melaju, melintasi jalanan kota Denpasar yang masih sepi. Penduduk kota masih terlelap di balik selimut dan hanya ada beberapa saja yang beraktivitas hingga dini hari.Meski merupakan pusat kota dari sebuah pulau yang dikenal sebagai destinasi wisata yang mendunia, Denpasar tetap tidak segemerlap ibukota Jakarta yang hampir tidak tertidur sepanjang hari. Jalanannya pun tidak semacet jalanan di ibukota negara."Abang hati-hati!" Nana setengah berteriak memperingatkan Erick saat motor besar itu hampir oleng."Iya, Abang masih bisa mengendalikannya kok. Tenang saja, peluk abang pegangan erat-erat ya!" Erick memperingatkannya untuk berpegangan erat pada pinggangnya.Nana tidak membantah dan memeluk erat pinggang Erick. Udara dini hari yang dingin menyergapnya, membuat Nana sedikit menggigil.Meski cukup banyak mengkonsumsi minuman beralkohol, Erick maupun Nana tidak kehilangan kontrol diri mereka. Masih dalam kondisi sadar sepenuhnya dan tidak oleng sama sekali.Nana hanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Tetangga Manisku   Imajinasi Liar

    Nana membuka pintu gerbang dan menutupnya kembali. Dengan langkah pelan ditelusurinya jalan setapak berlapis step-stone menuju kamarnya.Masih gelap karena subuh baru saja menyapa. Nana mengambil smartphone-nya dari saku gaunnya, mengecek jam. Ternyata baru jam empat pagi lewat sedikit. Pantas saja suasana di kompleks masih sepi.Nana membuka pintu geser kamarnya dengan hati-hati. Setelah menutup dan mengunci pintu kaca geser kamarnya, dia menurunkan gorden dan menutup rapat-rapat dengan gorden berbahan tebal.Bergegas Nana melepaskan pakaiannya dan melemparkannya ke dalam keranjang pakaian kotor di sudut kamar. Menuju ke kamar mandi dan menyegarkan tubuh mungilnya dengan siraman air hangat dan memanjakannya dengan aroma wangi favoritnya.Meski udara masih dingin, namun dia tidak akan bisa terlelap tanpa mengganti pakaian dan membersihkan badannya. Itu sudah menjadi kebiasaannya.Bunyi dering smartphone-nya membuat Nana tidak bisa berlama-lama di kamar mandi. Dia bergegas mengeringkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Tetangga Manisku   Di Balik Sanggah

    "Ibu, nanti sore arisan lho di rumah Ibu Mery." Mbak Siti mengingatkan Nana saat dia tengah menikmati kopinya."Oh ya? Nggak tahu mbak, saya bisa datang apa nggak. Rencananya hari ini saya mau ke Canggu." Nana menyesap kopinya sementara matanya tak lepas dari laptopnya.Seperti biasanya, setiap pagi dia akan memeriksa laporan harian penjualan dari semua toko-toko kuenya."Iya nggak apa-apa Bu. Nanti dititipkan saja pada Ibu Ruli." Mbak Siti mengusulkan.Wanita asal Banyuwangi itu masih disibukkan dengan beberapa rutinitasnya setiap pagi. Meski villa ini hanya dihuni Nana seorang diri, namun tetap saja seperti merawat sebuah rumah pada umumnya."Meow!Meow!" Seekor kucing berbulu putih tebal dengan warna mata yang unik, tiba-tiba melompat ke pangkuan Nana."Iya Cleo. Kenapa?" Nana mengelus-elus punggung si kucing dengan lembut."Meow!" Cleo, kucing putih itu mengeong lagi seakan menyahuti ucapan Nana."Lapar? Atau mau main sama mama?" Nana mengangkat kucing gendut itu dan menggendongnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Tetangga Manisku   Nana Dan Alvin

    Alvin kembali duduk di kursinya setelah selesai mencuci tangannya. Perlahan bocah itu melirik Nana yang kembali sibuk dengan laptopnya."Kuenya dimakan Vin." Nana tersenyum dan membelai kepala bocah itu dengan lembut."Alvin kelas berapa?" Nana mengajak bocah itu untuk mengobrol agar tidak merasa canggung ataupun kikuk."Kelas empat Tante." Alvin menjawab singkat sementara tangannya menyuapkan kue coklat itu dengan hati-hati.Nana tertegun menatapnya. Alvin sangat berhati-hati saat mencuil kue dan juga menyuapkannya ke dalam mulutnya. Sepertinya bocah itu khawatir remah-remah kue akan mengotori jari atau mungkin juga bajunya."Owh, sekolah di mana?" Kembali Nana bertanya dengan santa, sambil lalu saja."Di Doremi Excellent Tante." Alvin menatap Nana tanpa berkedip."Owh yang di Tukad Badung itu ya. Dekat dong dari sini." Nana tersenyum manis."Iya, dekat sama kantor papi. Eh nggak tahu deh, dekat apa nggak. Soalnya papi yang antar setiap hari." Alvin berceloteh cukup panjang."Sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Tetangga Manisku   Di Toko Kue 1

    Nana memarkirkan mobilnya di pelataran pertokoan. Toko kuenya berada di salah satu pertokoan di kawasan Echo Beach di Jalan Pantai Batu Mejan, Canggu.Pantai Batu Mejan atau oleh kalangan ekspatriat lebih dikenal dengan nama Echo Beach memiliki gelombang ombak sangat kuat dan lumayan tinggi.Surfing menjadi aktivitas favorit para wisatawan selain duduk santai di tepi pantai sambil melihat pemandangan sunset dan kuliner hidangan seafood bakar tepi pantai.Toko di Canggu adalah tokonya yang terbaru. Sebelumnya Nana telah membuka toko kue dan kedai kopi di Denpasar, Jimbaran dan Seminyak. Toko yang dirintisnya dari sebuah kedai kopi lesehan di kawasan Denpasar hampir sepuluh tahun lalu.Nana menggandeng Alvin dan membawanya masuk ke dalam toko. Beberapa pelayan menyambutnya dengan senyum ramah, namun tidak segera mendekatinya. Hanya seorang gadi yang berjaga di kasir segera menghampirinya."Ibu, ada tamu yang menunggu." Gadis itu memberitahunya dengan suara lirih."Siapa?" Nana memindai

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Tetangga Manisku   Di Toko Kue 2

    Nana merapikan meja, terutama daftar menu dan kartu nama serta lembaran kertas yang berisi nama dan alamat Cecilia, tamunya tadi."Erick Voerman." Nana menatap kartu nama itu tidak berkedip."Erick? Ini si kucing garong bukan sih? Hadew kenapa dimana-mana ada dia sih?" Nana berkeluh kesah dalam hati.Akhir-akhir ini dia merasakan kehadiran Erick di manapun dia berada. Ini membuatnya pening sekaligus bingung, namun ada secercah bahagia di sudut hatinya yang terdalam."Ibu, makanannya sudah datang. Saya taruh di ruangan ibu." Enik menegurnya pelan, membuyarkan lamunan Nana."Ah iya. Gek, tolong rapikan mejanya ya. Saya mau makan dulu. Kalian gantian ya makannya." Nana mengambil tumpukan menu yang tadi dirapikannya.Enik mengangguk dan dengan cekatan melaksanakan perintah Nana. Sedangkan Nana melenggang menuju ruangannya."Alvin." Nana membuka pintu dengan hati-hati.Perlahan didekatinya bocah yang masih tiduran di atas sofa dengan sebuah buku menutupi wajahnya. Smartphone-nya tergeletak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30

Bab terbaru

  • Tetangga Manisku   Mari Menua Bersama

    Hingga beberapa saat mereka berdua masih menikmati pemandangan dari puncak perbukitan Wayag. Erick dan Nana duduk bersisian sembari sesekali mengambil foto dan video berlatarbelakang pemandangan bak surga di Wayag."Untuk foto prewedding bagus ya?" Nana tertawa saat melihat beberapa hasil jepretan kamera smartphone mereka."Iya, maukah dibikin untuk foto prewedding?" Erick menyimpan smartphone-nya ke dalam ransel."Nggak perlu bang. Aku tidak begitu menyukai sesuatu yang spektakuler untuk urusan yang sakral." Nana tersenyum dan menyangklong ranselnya ke bahu setelah mengeluarkan dua bungkus coklat.Memberikannya sebuah untuk Erick, dan membuka satu kemudian dilahapnya. Erick tertawa dan menerima coklatnya, turut mengunyah sepotong."Maksudmu, kau lebih menyukai sesuatu yang sederhana namun bermakna? Untuk sesuatu yang sakral seperti pernikahan?" Erick bertanya, memastikan dia tidak salah memahami ucapan Nana barusan."Iya," sahut Nana singkat."Kita turun sekarang?" lanjutnya bersiap u

  • Tetangga Manisku   Mendaki

    "Sudah siap?" Erick melirik Nana yang masih sibuk berkemas."Sebentar lagi bang," sahutnya sembari memasukkan botol lotion sunscreen yang baru saja dipakainya."Nggak usah bawa bulu mata palsu anti badai, ikan," celetuk Erick menggodanya."Astaga!" Nana tertawa tergelak-gelak.Dapat dibayangkannya seandainya dia serepot dan seheboh itu. Segala macam make up dan skin care belum lagi pakaian dan aksesoris. Rasanya kucing garong akan lebih senang meninggalkannya di homestay daripada mengajaknya berjalan-jalan ke Wayag."Sudah bang! Ayo berangkat!" Nana menyangklong tas ranselnya di kedua bahunya dan siap berangkat."Sudah dibawa semua? Pakaian ganti, obat, sunscreen, kopi dan camilan?" Erick bertanya sekali lagi memastikan tidak ada yang tertinggal."Sudah semua Ndan!" Nana mengangkat tangannya ala tentara.Erick terkekeh dan kemudian merengkuh bahunya. Bersama-sama mereka keluar dari kamar menuju speedboat yang telah menunggu mereka.Nana menaiki kapal dengan dibantu Erick. Ini bukan per

  • Tetangga Manisku   Makan Malam

    "Wah seafood!" Nana berseru gembira, saat melihat aneka seafood terhidang di meja mereka."Suka?" Erick berbisik di telinganya, menggodanya seperti biasanya setiap kali dia menyajikan sesuatu yang baru untuk Nana si imut."Suka banget mpus." Nana pun berbisik sembari duduk di kursi yang ditarikkan oleh kucing garong untuknya."Kalau begitu habiskan, nikmati sepuasmu!" Erick mengambilkan sebuah kepiting berlumur saos tiram ke atas piringnya."Siap mpus!" Nana mengacungkan jarinya.Erick terkekeh dan mematahkan cangkang kepiting serta mengupasnya dan menyisihkan dagingnya di atas piring kosong."Makanlah!" Disodorkannya piring berisi daging kepiting itu ke hadapan Nana.Nana tersenyum manis dan mengambil daging kepiting di piring. Keduanya menikmati makan malam mereka sembari mengobrol."Mau lobster?" Erick menawarinya, saat pelayan datang dengan lobster aneka kerang."Mau sih, tapi aku lebih suka udang mpus." Nana menunjukkan seekor udang bakar yang tengah dikupasnya."Eh, lobster favor

  • Tetangga Manisku   Ke Raja Ampat

    Deburan ombak ditingkahi deru mesin kapal, serta semilir angin laut yang sejuk, membuat Nana sedikit pusing. Cukup lama dia tidak pernah menaiki kapal."Ikan, kenapa? Mabuk laut?" Erick menatapnya dengan cemas."Nggak mpus, aku takut lihat air," sahutnya sembari tersenyum kecut."Eh, maksudnya?" Erick terkejut mendengar ucapannya."Terkadang aku takut melihat air yang begitu luas, tapi tidak setiap saat sih." Nana menjelaskan."Oh, makanya Abang kaget. Perasaan waktu di Jimbaran juga nggak apa-apa kan?" Erick menatapnya lagi dengan serius."Sekarang takut?" tanyanya lagi."Agak sih, mungkin karena baru pertama kali ke sini atau mungkin karena sudah lama sekali tidak naik kapal." Nana tersenyum kecut."Abang rasa itu karena kau baru turun dari pesawat dan bersambung naik kapal laut, semacam jetlag." Erick mengerutkan keningnya, seperti tengah berpikir."Mungkin saja," sahut Nana sembari merebahkan kepalanya di bahu Erick."Ya sudah, bobok saja. Nanti kalau sudah sampai, Abang bangunin."

  • Tetangga Manisku   Terharu

    "Ini gimana bang? Kok nggak bisa pas?" Nana menatap figurin Optimus Prime di depannya."Ehm, sebentar, mungkin salah pasang kita Non." Erick tertawa dan mengambil figurin yang kini sudah setengah menjadi robot Optimus Prime."Kenapa kau suka Transformers?" tanyanya sembari melepaskan bagian belakang robot."Aku suka baca komiknya. Dulu kan ada di komik bersambung di majalah Bobo," sahut Nana dengan santai."Eh sama ya." Erick tertawa pelan."Makanya saat dibuat versi filmnya, aku suprise banget bang. Sampai bela-belain antri lho waktu mau nonton." Nana terkikik geli ingat kekonyolannya waktu itu."Iya, kan waktu itu habis dilarang to film luar diputar di bioskop Indonesia. Eh sudah nonton Avatar 2?" Erick masih sibuk mengubah posisi beberapa item agar truk Optimus Prime berubah menjadi robot."Sudah kok, One Piece juga sudah. Tinggal nunggu Detektif Conan terbaru." Nana tersenyum sembari menunjukkan sesuatu di smartphone-nya."Dasar wibu, sampai jadwal film anime semua di save." Erick

  • Tetangga Manisku   Will You Marry Me?

    "Mbak Siti! Ada tamu sepertinya! Dari tadi ketok-ketok pintu gerbang, tolong bukain!" teriak Nana dari jendela kamarnya memanggil asisten rumah tangganya."Iya Bu!" Mbak Siti tergopoh-gopoh setengah berlari menuju pintu gerbang samping."Eh, silakan masuk pak! Sebentar saya panggilkan Bu Nana." Terdengar suara renyah Mbak Siti mempersilakan tamunya masuk.Nana yang baru saja selesai berganti pakaian dan kini tengah menyapukan bedak di wajahnya, tertegun. Tamu di pagi hari, itu di luar kebiasaan. Sangat jarang ada yang betandang ke villanya di pagi hari."Ibu, ada tamu, saya suruh nunggu di ruang makan." Mbak Siti muncul di pintu kamarnya sembari tersenyum kecil."Siapa mbak?" Tanya Nana penasaran."Ada deh Bu, buruan temuin dulu Bu." Mbak Siti menyahut dengan kata-kata penuh teka-teki."Iya sebentar lagi mbak. Tolong buatkan teh atau kopi ya, sekalian sama saya." Nana tersenyum dan berdiri, mematut diri di depan cermin."Siaap Bu!" Mbak Siti bergegas kembali ke dapur.Setelah yakin pen

  • Tetangga Manisku   Bukan Kacang Lupa Kulitnya

    "Tante Nana!" Alvin berseru memanggil dan melambaikan tangannya."Hei Alvin! Mau berangkat sekolah?" tanya Nana dan mengurungkan niatnya hendak segera meluncur dengan mobilnya."Iya Tante! Bye Tante, bye Omil! Nanti sore main lagi ya!" seru bocah itu lagi dari balik jendela mobil."Berangkat dulu ya Na!" Mami juga melambaikan tangannya.Nana balas melambai dan menatap mobil itu hingga menghilang di tikungan. Kemudian dia menggiring kucing-kucingnya kembali masuk ke dalam villa.Setelah menutup dan mengunci kembali pintu gerbang, Nana pun meninggalkan villa dengan mengendarai mobilnya. Hari ini dia akan pergi daerah Pecatu untuk mengecek lokasi kedai kopinya yang baru.Berbeda dengan toko rotinya yang telah memiliki cukup banyak cabang, kedai kopinya hingga saat ini hanya ada satu saja yang berlokasi di salah satu pusat keramaian kota Denpasar, Jalan Teuku Umar.Nana melajukan mobilnya membelah By pass Ngurah Rai menuju Nusa dua. Jalanan mulai ramai meski tidak macet.Salah satu hal yan

  • Tetangga Manisku   Hujan Di Pagi Hari

    Nana menatap hujan yang turun dengan deras dari tempatnya duduk. Sesekali disesapnya kopi panasnya. Hujan di pagi hari membuatnya enggan untuk beraktivitas.Untungnya Denpasar tidak terlalu sering diguyur hujan sekalipun sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan."Meow!Meow!" Omil dan Yuki mengeong-ngeong, duduk di kursi dan turut menatap hujan yang turun dengan deras."Kalian bosan ya, nggak bisa main ke Alvin?" Nana tersenyum melihat kegelisahan kedua kucing itu."Meow!Meow!" Yuki mengeong seperti menyahut ucapannya."Tiduran gih sama Glacie dan Tony." Nana menggaruk kepala Yuki dan Omil bergantian.Kedua kucing itu melompat turun dari kursi dan bergabung dengan Glacie, Tony, Cleo dan Kimy yang tengah tiduran di sudut dapur yang hangat. Nana tersenyum melihat tingkah kucing-kucingnya yang lucu dan menggemaskan. Dia pun enggan untuk pergi kemana pun di tengah hujan seperti ini. Meski ada selasar beratap pergola yang menghubungkan dua sayap bangunan villa, di

  • Tetangga Manisku   Nana Yang Imut Dan Manis

    @Mami[Nyong][Serius sama tetangga sebelah?]Pesan dari mami mengejutkan Erick saat terbangun di pagi hari yang dingin. Untuk beberapa saat dia termangu, ragu untuk membalas pesan sang ibunda.@Erick[Tetangga mana Mami?]@Mami[Tetangga sebelah][Nana yang imut dan manis]Astaga! Erick tergelak membaca balasan pesan dari Mami. Terkadang wanita yang telah melahirkannya itu memiliki selera humor yang bagus.@Erick[Ah Mami bisa saja][Tapi memang sih Nana imut dan manis][Hehehehe]@Mami[Iya][Kau serius atau main-main saja nyong]@Erick[Serius dong Mam][Mami mau kan punya menantu manis cem Nana?]@Mami[Mami sih terserah nyong][Yang penting nyong bahagia][Dan yang terpenting dia bisa menerima keadaan Alvin][Sudah cukup itu bagi Mami]@Erick[Iya Mam][Pasti Mami sudah lihat kan gimana hubungan Alvin dan Nana?]@Mami[Iya][Kemarin seharian Mami ngobrol sama Nana][Dia lucu ya][Suka bercanda][Dan kucingnya itu lho lucu][Tapi dia sibuk juga Mami lihat][Hari ini dari pagi dia s

DMCA.com Protection Status