Beranda / Romansa / Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku? / 73 Tian Akan Mempertahankannya

Share

73 Tian Akan Mempertahankannya

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-23 12:51:32

Nezia sudah sangat khawatir ketika Tian menatapnya selama beberapa detik tanpa berkedip.

“Leandra belum masuk kerja juga?”

Bram langsung menurunkan ponselnya.

“Eh, Tian! Baru juga aku mau telepon kamu ...” katanya. “Kok tumben kamu tidak kelihatan akhir-akhir ini? Sibuk sidang?”

Tian mengangguk saja.

“Lea belum masuk tanpa ada kabar,” sahut Nezia. “Kenapa bisa begitu? Bukankah seharusnya dia kasih kabar ke kita kalau memang tidak bisa masuk kerja?”

“Bukannya Leandra sakit?” tukas Tian datar. “Nanti juga dia masuk kerja kalau sudah sembuh.”

Nezia dan Bram saling lirik dengan keheranan.

“Astaga, dia tidak seperti Tian yang aku kenal!” bisik Bram ketika Tian berlalu pergi menuju ruang staf.

“Ya, dia biasa tegas dengan pegawai lain soal kedisiplinan.” Nezia menimpali sambil geleng-geleng kepala. “Entahlah, sepertinya Lea ini punya kemampuan khusus untuk mengendalikan Tian ....”

“Aku tidak sependapat, Lea bukan tipe pegawai yang suka menjilat.”

“Dari mana kamu tahu, Bram?”

“S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   74 Tinggal Mencari Jodohku Saja

    “Tian, ayah sama ibu mau bicara sebentar.”“Soal apa, Bu? Aku mau berangkat ke pengadilan sebentar lagi.”“Ayah dan Ibu juga cuma sebentar,” bujuk ibu Tian. “Sini, ayahmu ingin memastikan sesuatu.”Mau tak mau Tian duduk lagi di meja makan, sesekali dia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.“Ada apa, Yah?” tanya Tian sambil memandang ibu dan ayahnya bergantian.“Apa kamu belum juga menemukan tambatan hati yang baru?” Ayah Tian langsung melontarkan pertanyaan yang sukses membuat siapa saja ketar-ketir.“Ibu kira yang kemarin kamu bawa ke rumah itu adakah calon kamu,” timpal ibu Tian.“Dia pegawaiku,” kata Tian sembari terenyak di kursinya. “Aku tidak akan membawanya ke rumah kalau tidak terpaksa, juga biar tidak ada yang salah paham dengan kami.”Ayah dan ibu Tian saling pandang.“Kalau begitu kamu mau ayah jodohkan?”“Enggak, Yah. Aku akan mencari jodohku sendiri ....”“Kamu mencari jodoh atau mencari kesibukan kerja?”“Aku Cuma belum sempat saja, Bu. Nan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   75 Bukti Sudah Berbicara

    Mata orang-orang kini tertuju kepada Leandra yang tidak tahu kenapa paket-paket itu bisa berada di dalam tas kerjanya. “Lea, kenapa kamu diam saja?” tanya Nezia lagi. “Saya juga tidak tahu, Bu!” jawab Leandra dengan wajah tegang. “Saya baru ambil tas dan tahu-tahu ada paket di dalamnya ....” “Kamu mencuri?” tanya Nezia lagi. “Tidak, Bu!” bantah Leandra. “Saya tidak mencuri apa-apa ....” “Ini buktinya!” tunjuk Nezia menggunakan jarinya. “Kenapa paket ini bisa ada di dalam tas kamu?” “Saya juga tidak tahu, Bu ....” “Kamu bikin saya kecewa, Lea. Susah payah rekan kamu mengemas paket, menghitung jumlahnya satu per satu ... tapi kamu malah sengaja menyembunyikan sebagian paketnya di tas kamu—buat apa?” Beberapa pegawai yang masih bertahan di klinik mau tidak mau jadi menyaksikan keributan itu. “Saya juga tidak tahu kenapa paket-paket itu ada di dalam tas saya, Bu!” ucap Leandra membela diri. “Saya tidak menyembunyikan paket ini dengan sengaja ....” Nezia beralih memandang Santy.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   76 Aku yang Akan Memecatnya

    Tian mengangguk kalem. “Aku bukan tahu kalau Lea mencuri, tapi aku dengar kalau Lea diduga mencuri. Kenapa kalian berdua tidak memberi tahu aku?”Nezia dan Bram saling pandang. “Kami Cuma merasa tidak enak sama kamu saja,” ujar Bram. “Siapapun tahu kalau Lea bisa kerja di sini karena rekomendasi kamu, takutnya kamu berpikir kalau kamu sekadar menjelekkan Lea saja.”Nezia mengangguk, dia senang karena Bram bisa menjawab pertanyaan Tian tanpa harus menjatuhkan Leandra itu sendiri.“Aku juga awalnya tidak percaya, kamu kan tidak mungkin merekomendasikan orang yang suka celamitan itu di dalam bisnis kita.” Nezia menimpali. “Kamu tahu kan kalau klinik ini kita bangun bertiga, kita kelola bertiga, jadi aku rasa kalian berdua pun akan memilih orang yang tidak sembarangan untuk bisa bekerja di sini.”Tian diam saja, tetapi kedua rekannya tahu bahwa dia sedang berpikir keras.“Bisa tolong kamu panggilkan Leandra?” tanya Tian kepada Nezia. “Aku mau bicara langsung sama dia di ruangan ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   77 Takut Dikhianati Lagi

    “Maaf, Bapak dan Ibu tidak salah orang?” tanya Leandra, antara shock dan bingung. “Sepertinya tidak enak kalau kita bicara di sini, bagaimana kalau kita ke rumah makan depan sana?” tanya pria di samping wanita itu. “Kamu tidak keberatan kan?”Leandra berpikir sejenak, terlebih karena dia tidak mengenal pasangan suami istri ini.“Baik, Bu. Saya sekalian mau beli makan,” jawab Leandra setelah berpikir cukup lama.Mereka bertiga pun berjalan kaki ke seberang jalan dan berhenti di rumah makan yang masih buka.Setelah memesan makanan dan minuman, pasangan suami istri itu memandang Leandra.“Kemunculan kami mungkin sangat mengejutkan kamu, Leandra. Tapi kami berniat baik untuk melamar kamu,” ujar si wanita. “Nama saya Felin dan ini suami saya Pak Marvin.”Leandra mengangguk sopan kepada Felin dan Marvin yang duduk di depannya.“Anak Ibu kenal saya?” tanya Leandra memastikan. “Tentu saja, dia yakin untuk memilih kamu sebagai pendamping hidupnya ... Apalagi setelah dia mengamati ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   78 Permintaan Nezia

    “Ada apa, Bu?” tanya Leandra setelah dia dan Nezia berada di ruang konsul.“Saya ingin minta bantuan kamu,” jawab Nezia tanpa basa-basi.“Bantuan apa, Bu?” “Maaf, ini agak pribadi ... tapi saya yakin kalau kamu pasti akan mempertimbangkannya, Lea.”“Kalau boleh tahu soal apa, Bu?”Nezia menarik napas.“Ini terkait soal masa depan Tian,” katanya dengan muram. “Tapi sebelumnya kamu harus janji kalau kamu tidak akan pernah kasih tahu siapa pun soal ini.”Leandra terdiam cukup lama.“Memangnya ada apa dengan Pak Tian, Bu?” Nezia menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab.“Mantan kekasih Tian meninggalkan surat wasiat yang menyatakan kalau dia tidak bisa mencari perempuan lain untuk menggantikan posisi,” kata Nezia lambat-lambat. “Saya tidak bisa membujuknya bahkan dengan cara apa pun, tapi kamu bisa.”“Saya, Bu?”“Ya!” angguk Nezia bersemangat. “Kamu bisa membujuknya, karena saya perhatikan kamu cukup dekat dengan Tian.”Leandra menggigit bibirnya bawahnya.“Maaf, Bu ...

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   79 Mengabulkan Permintaan Mantan

    Leandra terdiam seribu bahasa, dia tidak mungkin menceritakan yang sesungguhnya karena sudah telanjur berjanji. “Kenapa kamu diam?” tanya Tian dengan nada keheranan. “Bukankah kamu tadi kelihatan bersemangat sekali? Kamu bilang katanya mau bikin masa depan saya bahagia?” Leandra merasa salah tingkah sendiri sekarang. “Maaf Pak, kalau saya sudah lancang ...” ucapnya tidak enak. Tian menarik napas, dia mengemudikan mobilnya ke arah apartemen leandra. “Jadi kembali ke pertanyaan saya yang tadi, siapa yang suruh kamu untuk bicara seperti ini?” “Itu ... Maaf Pak, saya yang salah ....” “Jadi kamu tidak mau kasih tahu saya?” Leandra mengatupkan bibirnya rapat-rapat, dia tidak mungkin membawa-bawa nama Nezia ke dalam pembicaraan mereka. Meskipun faktanya dokter kecantikan itulah yang menyuruh Leandra berbicara seperti ini kepada Tian. “Oke kalau kamu tidak mau jawab, saya sudah bisa menebak siapa yang suruh kamu bicara begini sama saya.” Tian menarik kesimpulan. “Maksud Bapak ...?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   80 Muncul Atas Nama Celine

    Leandra mengangguk saja, tapi dia merasa Devi pun menjadi jaga jarak dengannya sejak kejadian paket yang berada di dalam tasnya.Padahal Leandra sudah bersumpah bahwa bukan dia yang memasukkan paket itu.Tian datang lebih awal ke klinik dan bersikap wajar kepada Nezia, padahal orang yang bersangkutan sudah mempersiapkan alibi seandainya terjadi keributan akibat perintahnya kepada Leandra.“Libur?” sapa Bram ketika mendapati Tian sudah berada di ruang staf.“Ya, aku cuma mampir sebentar.” Tian menyahut seraya menyalakan laptopnya. “Nanti siang aku akan kembali ke kantorku sendiri ....”“Seharian juga tidak apa-apa,” kata Bram santai. “Nezia pasti senang kalau kamu ada di sini seharian.”Tian menanggapinya dengan lirikan datar. Dia tidak pernah menganggap serius kabar-kabar yang berembus sejak Nezia muncul di kehidupannya dan memberi tahu tentang permintaan terakhir Celine.“Kamu harus ingat kalau aku setuju untuk bergabung di bisnis ini semata-mata cuma karena keuntungan semata,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   81 Membicarakan Soal Pekerjaan

    Tian meraih cangkir yang berisi lemon tea pesanannya, setelah itu dia meminumnya sedikit.“Aku Cuma tidak ingin mengingkari janjiku sama Celine,” kata Nezia lagi. “Seharusnya kamu mengerti kenapa aku terus berusaha untuk membujuk kamu ....”“Termasuk ingin membuatku tidak sadarkan diri menggunakan obat tidur?” tebak Tian sembari meletakkan cangkirnya di atas meja.Nezia menatap Tian, tapi tidak membantah ataupun membenarkan.“Aku tidak tahu kenapa kamu harus terbebani oleh permintaan Celine yang menurutku itu tidaklah perlu,” ucap Tian lagi. “Aku pikir apa yang terjadi antara aku sama Celine itu sudah selesai, dia tidak perlu mengatur masa depanku—apalagi kamu, stop berusaha menjebakku dengan obat tidur itu.”“Tian, aku ....”“Kamu berusaha membuatku tidak sadar untuk memanfaatkan keadaan itu kan?” tanya Tian menyela. “Supaya kamu bisa menyalahgunakan situasi itu untuk membuatku terpaksa menerima kamu, aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu akan menggunakan segala cara untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26

Bab terbaru

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   128 (TAMAT) Hasil Tes Kesuburan yang Tertukar

    “Rendra kok lama ya?” pikir Leandra yang masih duduk menunggu, dengan susah payah dia mencoba berdiri karena kondisi perutnya yang tidak nyaman. “Lea!” panggil Rendra ketika langkah kaki Leandra belum terlalu jauh. “tunggu sebentar, aku belum selesai.” “Biar aku naik taksi saja, Ren. Sudah berhari-hari aku nggak pulang, Mas Tian pasti cari-cari aku ... siapa tahu dia juga sudah telepon polisi.” Rendra terpaku ketika Leandra menyebut kata polisi. “Kamu betul juga, Lea.” “Makanya itu biar aku pergi sendiri ....” “Kamu masuk, sekarang.” “Apa maksud kamu?” Rendra tidak menjawab, melainkan menarik tangan Leandra dan memaksanya untuk masuk ke dalam mess karyawan. “Ren, apa-apaan sih?” Rendra celingukan dan lekas mendorong pelan leandra di saat pegawai sedang melayani pembeli yang berbelanja. “Kamu tunggu di sini dulu, lea.” “Kenapa sih kamu maksa? Aku nggak minta kamu untuk antar aku kalau memang nggak bisa, tapi biarkan aku pergi pakai taksi!” Leandra sudah merada

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   127 Tertampar oleh Kenyataan

    Rendra membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Leandra untuk masuk. “Apa Silvi tidak akan apa-apa?” tanya Leandra ragu.“Aku nggak bersama Silvi,” geleng Rendra sambil mengistirahatkan Leandra untuk masuk. Karena tidak memiliki pilihan lain, Leandra akhirnya setuju untuk menumpang mobil Rendra.“Tolong antar aku ke kantor Mas Tian ya, Ren?” pinta Leandra dengan wajah letih. “Atau ke rumah mertua aku saja, kamu tahu kan?”“Ya ....”“Yang perumahannya dekat sama rumah kamu dan Silvi,” imbuh Leandra lagi. “Aku mau cepat pulang dan bertemu Mas Tian, aku sudah capek.”Rendra mengangguk saja dan segera menutup pintu mobil rapat-rapat begitu Leandra sudah duduk di depan, setelah itu dia ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.“Anak kamu sudah umur berapa, Ren?” tanya Leandra basa-basi ketika mobil yang ditumpanginya mulai melaju di jalan raya.“Sudah satu setengah tahun,” jawab Rendra datar, dan Leandra langsung mengernyitkan keningnya karena merasa nada suara Rendra yang terdengar

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   126 Orang Itu Bukanlah Tian

    “Bagaimana keadaan Ibu, ada keluhan yang dirasakan mungkin?” tanya dokter ketika datang berkunjung.Leandra tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.“Kemarin-kemarin saya lemas sekali, Dok. Perut saya juga rasanya kram, saya pikir kontraksi.”“Ibu tidak dalam kondisi baik saat dibawa ke sini tadi, jadi asupan makanannya harus diperhatikan ya?”“Baik, Dok. Tapi janin saya baik-baik saja kan?”“Semuanya dalam kondisi baik, asalkan Ibu tidak boleh kelelahan, atau banyak pikiran dulu.”Leandra mengangguk paham, setelah itu dokter meninggalkannya sendirian lagi.“Aku lupa tanya sesuatu!” keluh Leandra. “Tapi entah kenapa aku jadi ngantuk sekali, dokter juga bilang kalau aku nggak boleh kecapekan ... nanti saja aku akan tanya ....”Leandra memejamkan matanya, tidak membutuhkan waktu lama dia segera terlelap di alam mimpi.Dan terbangun keesokan paginya ketika beberapa suster masuk ke ruangannya untuk absen.“Sus, apa tidak ada yang datang semalam?” tanya Leandra penuh harap

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   125 Siapa Penjahat yang Sebenarnya

    “Saya harap juga begitu,” timpal Tian, masih dengan ekspresi wajah yang tenang. “Apa maksud kamu?” “Sudah, Mas. Jangan diperpanjang, biar Pak Tian lapor polisi saja ....” “Maksudnya biar dia melaporkan aku ke polisi?” “Bukan melaporkan kamu, tapi melaporkan hilangnya Mbak Lea, Mas!” Silvi meralat, sedikit ngegas karena Rendra terlalu sentimen dalam merespons kata-katanya. Mendengar itu, Tian justru tersenyum samar. Dia punya dugaan, tapi dirinya berharap kalau dugaannya itu salah. “Tentu saja saya akan melaporkan kasus ini ke polisi, saya tidak pernah tahu siapa penjahat yang sebenarnya ....” “Kamu menuduh kami ya?” potong Rendra menahan marah. Tian geleng-geleng kepala. “Kenapa ya dari tadi Anda selalu merasa bahwa saya menuduh Anda?” Dia berkomentar. “Istri Anda saja berpikir lebih bijak, kenapa Anda sendiri memperturutkan emosi? Jangan membuat orang lain merasa makin curiga dengan sikap Anda ini.” Tian langsung meninggalkan kantor Rendra dengan perasaan tidak menentu, dia

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   124 Tamu yang Muncul di Kantor Rendra

    Cittt!Suara decit mobil terdengar beradu pada halaman parkir ketika Tian menginjak rem, setelah itu dia turun dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju rumah.“Bik Asih! Pak Adi!”Pemilik nama yang pertama kali muncul adalah asih.“Pak Tian! Syukurlah Bapak pulang juga—Bu Lea, Pak!”“Pelan-pelan bicaranya, Bik! Sebenarnya apa yang terjadi sama Bu Lea?”Asih menarik napas dalam-dalam, kemudian menceritakan ulang kejadian yang telah diceritakan Adi kepadanya.“Kalau begitu di mana Pak Adi sekarang?” tanya Tian yang tidak bisa menutupi rasa paniknya membayangkan Leandra bertemu orang jahat dalam keadaan hamil besar seperti itu.“Saya akan panggilkan, Pak!” Asih buru-buru menghilang ke halaman belakang rumah.Ketika Asih kembali bersama Adi, Tian bergegas mengajaknya pergi ke kantor polisi karena dia tidak mungkin menunggu hingga waktu dua kali dua puluh empat jam.Setelah melapor, Tian segera mengabari orang tua Leandra dan juga orang tuanya sendiri.Reaksi mereka tentu saja su

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   123 Lea Diculik

    “Pak, saya kok khawatir sama Bu Lea!” Asisten rumah tangga Tian tergopoh-gopoh mendatangi penjaga sekaligus tukang kebun yang sedang bersih-bersih dekat pintu gerbang. “Kenapa, Bik? Saya juga ketemu tadi, Bu Lea bilang mau antar makan siang buat Pak Tian ... padahal kandungannya sudah sebesar itu.” “Coba susul, Pak! Minimal sampai Bu Lea benar-benar dapat taksi!” “Ya sudah, Bik! Saya jadi ikutan khawatir, takut lahiran di jalan ....” “Jangan bercanda, Pak!” “Bibik tenang, jangan bikin saya tambah panik begini!” Tukang kebun bernama Adi itu segera meletakkan sapu dan serokannya, kemudian terburu-buru menyusul Leandra yang sudah lebih dulu pergi. Leandra sedang berdiri di pinggir jalan besar yang terletak di depan gang perumahan untuk menunggu taksi yang lewat. “Kok tumben sepi begini,” batin Leandra dalam hati. “Bisa-bisa Mas Tian telat makan siang.” Leandra memandang arlojinya dengan resah, dia mulai lelah berdiri dan juga sedikit kepanasan. Tidak lama setelah itu, sebuah ta

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   122 Buat Apa Dipertahankan Lagi

    Silvi mengamati sikap Rendra lebih teliti daripada hari-hari biasanya. Sejak keributan yang terjadi di rumah pribadi mereka beberapa waktu yang lalu, dia berusaha memberikan perhatian yang lebih baik kepada sang suami. “Kamu mau dimasakin apa, Mas?” tanya Silvi tepat ketika Rendra tiba di rumah. “Tumben kamu masak,” komentar Rendra dengan kening berkerut. “Memangnya salah kalau aku masak buat suami aku sendiri?” balas Silvi sambil tersenyum. “Sekalian aku juga mau masak buat ibu juga.” “Ibu aku ada sakit darah tinggi, kamu nggak bisa sembarangan masak.” Rendra mengingatkan. “Ya makanya ini aku tanya sama kamu biar nggak salah,” kata Silvi berusaha sabar, meski dalam hati dia ingin segera mengakhiri pembicaraan ini. Namun, apa pun akan dia lakukan supaya rumah tangganya dengan Rendra tetap utuh terlepas apa yang terjadi. “Aku sudah kenyang,” tandas Rendra sambil mengendurkan dasinya. “Ada bibik yang masak untuk makan malam nanti.” Sebelum Silvi sempat berkomentar, Rendra langsun

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   121 Apa Tujuan Mereka?

    Leandra mengerjabkan matanya ketika Tian menunjukkan selembar undangan setelah pulang kerja. “Apa ini, Mas?” tanya Leandra tidak mengerti. “Kamu buka saja, tapi jangan kaget.” Tian berpesan. Karena penasaran, Leandra segera mengamati sampul undangan itu dan lantang terpana. “Dari Rendra dan Silvi!” katanya terkejut sembari membuka plastik yang melapisi surat undangan itu. “Syukuran Nayra ... anak mereka? Kapan kamu dapat undangan ini, Mas?” “Tadi aku mampir ke klinik dan dikasih Nezia,” jawab Tian. “Kamu mau datang atau tidak?” Leandra berpikir cukup lama sebelum menjawab. “Kalau tidak mau datang, tidak masalah.” Tian seolah mengerti kebimbangan yang dirasakan Leandra. “Aku malah heran karena mereka mengundang kamu, menurut aku aneh saja.” Leandra menatap suaminya. “Terus apa tujuan mereka mengundang aku ya, Mas?” Tian mengangkat bahu. “Mungkin mau menunjukkan sesuatu? Atau Rendra mau memastikan kalau kamu sebentar lagi akan punya anak?” Leandra tersenyum getir, apa saja yang

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   120 Seolah Aku Selingkuh

    “Aku tidak ada hubungan apa pun sama Silvi.” Rendra menatap Denis tidak percaya, dia heran karena pria itu tidak segera angkat kaki dari rumah pribadinya. “Kita sudah bahas ini sejak pertama kali kamu mencurigai aku ada apa-apa sama Silvi,” kata Denis melanjutkan. “Sekali lagi aku tegaskan, bahwa aku bukan orang ketika di antara kalian.” Rendra mendengus pelan. Pagi itu dia sengaja mampir ke rumah pribadinya sebelum berangkat kerja, dan siapa sangka kalau Denis masih punya muka untuk tetap tinggal di sana hingga masa sewa selesai. “Maling mana ada yang mau mengaku,” kata Rendra datar. “Kamu ini lucu sekali,” komentar Denis. “Justru karena aku terbukti tidak salah, aku masih berani tinggal di rumah ini karena masa sewanya masih tersisa ... Bukankah kita juga sudah sepakat di depan satpam perumahan? Kalau aku terbukti salah, mereka pasti sudah mengusirku dari kemarin.” Rendra menatap Denis dengan penuh curiga, tapi pria itu terlihat tidak terganggu sama sekali. “Sudah selesai masa

DMCA.com Protection Status