Share

41 Gaji Kamu Buat Apa?

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-25 23:54:04

Leandra mengangguk mengerti dan menyahut, “Semoga keadaan segera pulih seperti semula ya, Yah?”

“Terima kasih,” angguk Irawan, sementara Widi melipat bibirnya rapat-rapat seakan menahan diri untuk tidak berbicara di luar kendalinya.

Pantas kalau keuangan Mas Rendra ikut bermasalah, pikir Leandra ketika dia akan berangkat kerja. Bahkan ayah mertuanya sendiri mengakui kalau perusahaan mereka sedang tidak baik-baik saja.

Kalau begitu aku harus lebih rajin kerja, tekat Leandra dalam hati. Andai saja ibu mertua tidak memaksa Rendra untuk menikah lagi, tentu dia akan dengan senang hati membantu perekonomian suaminya meskipun sedikit saja.

Namun, karena pengkhianatan yang disengaja itu sudah telanjur terjadi, Leandra tidak akan mau repot-repot membagi uangnya sedikit pun.

Sebelum Leandra tiba, Tian sudah lebih dulu muncul di kediaman orang tuanya. Seperti yang dia perkirakan sebelumnya, hasil kerja Leandra tidak pernah mengecewakan.

“Pak Tian, pembantu yang kemarin datang ...”

Tian me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
di bikin bodoh aja trus lea emosi novel apa ini ya trus menginjak injak "harga diri wanita males bacanya bye ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   42 Seperti Menelan Duri

    Leandra duduk di samping Silvi sementara Rendra berada jauh di sana seakan untuk mengaburkan fakta bahwa mereka adalah pasangan suami istri.“Mau tambah lagi, Mas?” tanya Silvi, dengan sigap dia memegang centong dan bersiap menyendokkan nasi. “Biar aku ambilkan.”“Sudah cukup,” jawab Rendra sambil mengangguk.Melihat Leandra yang hanya terdiam, Silvi segera menawarinya. “Mbak Lea mau makan apa? Udang atau sop?” “Apa saja, nanti aku akan ambil sendiri.” Leandra menyahut datar, dia tidak bisa pura-pura. Dia benci situasi seperti ini.“Semuanya juga tidak apa-apa, Mbak.” Silvi tersenyum. “Ibu sama Ayah juga, silakan dicicipi ... masakan asisten Ibu cocok sama aku.”Widi mengangguk-angguk setuju.“Ibu memang sengaja suruh untuk masak sesuai citarasa ibu hamil,” katanya antusias. “Lidah ibu hamil kan sensitif sama rasa dan bau, jadi harus pintar-pintar meracik bumbunya ... Tahu sendiri kan ibu hamil itu bagaimana rasanya?”“Betul, Bu. Ini pertama kalinya aku hamil dan memang anuge

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   43 Masih Bergantung Sepenuhnya

    Setelah paket berada di tangan, Widi langsung masuk tanpa mengucapkan terima kasih kepada Leandra.Begitu tiba di kamar utama, Leandra baru sadar kalau dia telah menyerahkan satu-satunya persediaan uang tunai yang ada di dompetnya.“Besok aku makan apa?” pikir Leandra karena meski tidak sebanyak Silvi, dia tetap membantu memenuhi kebutuhan rumah, terutama dapur.Semua itu Leandra lakukan disebabkan dia merasa tahu diri bahwa selama ini kedua mertuanya itulah yang memenuhi hampir seluruh kebutuhan rumah tangganya termasuk listrik, air, dan bahan makanan. Jadi bisa dikatakan bahwa Rendra belum sepenuhnya mandiri selama tinggal di rumah orang tua kandungnya, karena itu sudah sepantasnya Leandra merasa kalau dia hanya hidup menumpang.“Mas, kita ngontrak rumah saja yuk?” ajak Leandra setelah memikirkannya matang-matang. “Biar ayah sama ibu tidak terlalu banyak pengeluaran, selain itu kita bisa bantu mereka sedikit-sedikit ....”“Lea, kamu sadar nggak sih kalau itu justru makin mena

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   44 Hampir Saja Melupakan

    Rendra memasuki kamar utama dengan wajah sekusut benang, Leandra tahu apa sebabnya dan tidak melontarkan pertanyaan apa pun.“Bisa-bisanya ibu ...” keluh Rendra sambil menjatuhkan dirinya di sofa. “Bisa betul-betul bangkrut kalau begini ....”Leandra tahu ini bukanlah saat yang tepat untuk tertawa di atas penderitaan keluarga suaminya, tapi kalau dipikir-pikir lagi bukankah masalah demi masalah mulai bermunculan sejak pernikahan kedua Rendra diketahui olehnya?Bohong besar jika Leandra tidak sakit hati saat tahu kalau suaminya telah menikah dengan perempuan lain. Namun, untuk langsung pergi meninggalkannya juga dia belum merasa mampu.“Ibu kenapa, Mas?” tanya Leandra sekadar untuk respons. “Itu ... ibu ikut investasi atau arisan—persisnya aku lupa, pikiranku pusing ... yang jelas intinya itu Cuma tipu-tipu dan uang melayang ...” Rendra bercerita dengan wajah gusar. “Padahal uang itu dipersiapkan ayah untuk kebutuhan perusahaan, gaji pegawai minimarket, gajiku, buat kamu sama Sil

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   45 Aku Bukan Simpanan

    Mata Leandra membuka sedikit, tampak seorang pria yang duduk tidak jauh dari hadapannya sedang sibuk merobek-robek tumpukan kertas di atas meja.Pria itu hanya mengenakan kemeja putih dengan dasi hitam menjulur melewati dadanya, aura kepemimpinan terpancar dari wajahnya.Seakan menunjukkan kepadanya bahwa dia tidak mudah diatur-atur oleh orang sekitar.Bukankah itu Pak Tian, batin Leandra sambil bergerak sedikit. “Maaf, Pak ...” lirih Leandra berkata. “Saya ketiduran ... maaf, Bapak boleh potong gaji—tapi jangan banyak-banyak ....”Tian menghentikan gerakan tangannya dan menyipitkan mata ke arah Leandra.“Barangkali kamu butuh cuti?” tanya Tian tanpa basa-basi. “Saya tidak keberatan untuk memberikannya ke kamu meski cuma satu hari.”Leandra perlahan menegakkan diri, agak malu jika dia berbicara dengan bosnya dalam kondisi belum sepenuhnya sadar seperti itu.“Tidak usah, Pak. Terima kasih,” geleng Leandra perlahan. “Saya harus tetap kerja setiap hari ....” Dia teringat dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   46 Waktu Lebih Banyak

    Rendra terdiam ketika masuk kantor dan melihat sepucuk undangan yang tergeletak di atas meja kerjanya.“Jangan lupa acara kantor minggu depan,” kata ayahnya mengingatkan. “Ajak istri kamu juga, undangannya ada di meja kamu.”Rendra mengangguk.“Keuangan perusahaan kita bagaimana, Yah?” “Sedikit demi sedikit kita perbaiki, Ren.” Irawan menyahut. “Tidak ada cara lain kecuali bertahan, karena ini adalah satu-satunya sumber pendapatan kita.”Rendra menarik napas, untung istri-istrinya masih bisa diandalkan. Ada sisi baiknya juga, batin pria itu.Setibanya di rumah, ternyata Leandra belum pulang dan Rendra langsung pergi mandi untuk melepaskan kepenatan yang sedari tadi menjangkiti tubuhnya.Selesai mandi dan berpakaian, Rendra meraih ponselnya dan berniat untuk menelepon istrinya sekaligus menceritakan tentang acara kantor yang harus dia ikuti beberapa hari lagi.Namun tatapan mata Rendra tertuju kepada status yang dibuat oleh salah seorang temannya yang baru dikaruniai anak ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   47 Titip Suami Aku

    “Kamu bawa bedak, Lea?” Dini dan Leandra sedang berada di toilet kantor untuk merapikan diri mereka sebelum ikut acara bersama bos mereka.“Bawa,” jawab Leandra sembari menyerahkan compact powder yang dibawanya kepada Dini. “Hati-hati, takutnya tidak cocok sama jenis kulit Ibu.”Dini menyahut, “Saya kulitnya tidak sensitif kok, Lea ... Ini Pak Tian juga kenapa harus dadakan acaranya? Tidak sempat dandan kan kita?”Leandra tertawa kecil.“Katanya tadi habis menang kasus, Bu. Mungkin memang awalnya tidak direncanakan sama Pak Tian.”“Betul juga ... Bedak kamu harum sekali, terima kasih, Lea.”“Sama-sama, Bu.”Selanjutnya Leandra dan Dini berkumpul di halaman kantor untuk selanjutnya menunggu bos mereka.“Pak Ibnu titip motor sebentar, ya?” kata Tian kepada penjaga kantornya. “Nanti saya bawakan saja bungkusan dari resto.”“Siap, Pak. Terima kasih!”Leandra dan Dini menurut saja saat diminta masuk ke mobil Tian. Pada awalnya Leandra ingin mengirim pesan kepada Rendra ketika m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   48 Masih Sanggup Tersenyum

    Tian jelas saja terkejut mendengar pengakuan Leandra kepadanya. Dia jadi teringat dengan kejadian saat melihat suami Leandra melintas di depan mobilnya bersama perempuan lain beberapa waktu yang lalu.“Saya numpang di sini dulu, Pak ...” ucap Leandra sambil memandangi rintik hujan yang turun tidak terlalu deras. Suaranya seakan mengetuk-ngetuk dinding hati Leandra yang sudah lama rapuh, tapi tetap dipaksakan untuk bisa bertahan lebih lama lagi.Tian yang biasanya tidak pernah peduli dengan urusan orang lain, kali ini merasa cukup terusik.Apakah karena status Leandra yang kini merupakan pegawai di kantornya?“Kamu yakin tidak mau langsung pulang saja?” tanya Tian sambil ikut duduk di bangku dengan jarak yang cukup aman dari Leandra. “Atau mau menunggu hujan reda dulu?”Leandra menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab.“Mungkin saya akan tunggu hujan sampai reda,” katanya. “Lagipula tidak akan ada yang menunggu saya, Bapak lihat sendiri tadi ... Suami saya sedang bersama istri

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   49 Leandra Mulai Perhitungan

    “Perhitungan sekali kamu ini? Tidak sekalian saja uang kamu untuk bayar paket saya juga kamu ungkit?” tukas Widi lagi. “Terus kenapa ini kamu tidak siap-siap kerja? Siapa tahu kamu gajian hari ini.”“Aku cuti, Bu.” “Cuti? Jangan gaya kamu, Lea! Tukang bersih-bersih saja pakai cuti,” komentar Widi tak percaya. “Kecuali kamu kerja kantoran seperti Silvi ....”“Nah, itu ada Silvi. Mungkin Ibu bisa minta dia dulu untuk bayar listrik,” usul Leandra sambil tersenyum simpul. “Aku ambil cuti karena capek, Bu.”“Kamu ini ... keluarga suami sedang susah, kamu enak-enak cuti ....” “Tidak apa-apa, Bu ... Aku kan cuman tukang bersih-bersih, apa sih yang bisa diharapkan? Uang gajinya juga tidak seberapa.”“Sudah-sudah, kamu ini sejak punya kerja jadi sombong dan suka jawab ya kalau saya ajak bicara?” Widi berkacak pinggang.Leandra langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.“Gaji tidak seberapa, tapi lagak kamu selangit ... Contoh tuh adik madu kamu!” sambung Widi. “Kerja kantoran, gaji b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   128 (TAMAT) Hasil Tes Kesuburan yang Tertukar

    “Rendra kok lama ya?” pikir Leandra yang masih duduk menunggu, dengan susah payah dia mencoba berdiri karena kondisi perutnya yang tidak nyaman. “Lea!” panggil Rendra ketika langkah kaki Leandra belum terlalu jauh. “tunggu sebentar, aku belum selesai.” “Biar aku naik taksi saja, Ren. Sudah berhari-hari aku nggak pulang, Mas Tian pasti cari-cari aku ... siapa tahu dia juga sudah telepon polisi.” Rendra terpaku ketika Leandra menyebut kata polisi. “Kamu betul juga, Lea.” “Makanya itu biar aku pergi sendiri ....” “Kamu masuk, sekarang.” “Apa maksud kamu?” Rendra tidak menjawab, melainkan menarik tangan Leandra dan memaksanya untuk masuk ke dalam mess karyawan. “Ren, apa-apaan sih?” Rendra celingukan dan lekas mendorong pelan leandra di saat pegawai sedang melayani pembeli yang berbelanja. “Kamu tunggu di sini dulu, lea.” “Kenapa sih kamu maksa? Aku nggak minta kamu untuk antar aku kalau memang nggak bisa, tapi biarkan aku pergi pakai taksi!” Leandra sudah merada

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   127 Tertampar oleh Kenyataan

    Rendra membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Leandra untuk masuk. “Apa Silvi tidak akan apa-apa?” tanya Leandra ragu.“Aku nggak bersama Silvi,” geleng Rendra sambil mengistirahatkan Leandra untuk masuk. Karena tidak memiliki pilihan lain, Leandra akhirnya setuju untuk menumpang mobil Rendra.“Tolong antar aku ke kantor Mas Tian ya, Ren?” pinta Leandra dengan wajah letih. “Atau ke rumah mertua aku saja, kamu tahu kan?”“Ya ....”“Yang perumahannya dekat sama rumah kamu dan Silvi,” imbuh Leandra lagi. “Aku mau cepat pulang dan bertemu Mas Tian, aku sudah capek.”Rendra mengangguk saja dan segera menutup pintu mobil rapat-rapat begitu Leandra sudah duduk di depan, setelah itu dia ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.“Anak kamu sudah umur berapa, Ren?” tanya Leandra basa-basi ketika mobil yang ditumpanginya mulai melaju di jalan raya.“Sudah satu setengah tahun,” jawab Rendra datar, dan Leandra langsung mengernyitkan keningnya karena merasa nada suara Rendra yang terdengar

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   126 Orang Itu Bukanlah Tian

    “Bagaimana keadaan Ibu, ada keluhan yang dirasakan mungkin?” tanya dokter ketika datang berkunjung.Leandra tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.“Kemarin-kemarin saya lemas sekali, Dok. Perut saya juga rasanya kram, saya pikir kontraksi.”“Ibu tidak dalam kondisi baik saat dibawa ke sini tadi, jadi asupan makanannya harus diperhatikan ya?”“Baik, Dok. Tapi janin saya baik-baik saja kan?”“Semuanya dalam kondisi baik, asalkan Ibu tidak boleh kelelahan, atau banyak pikiran dulu.”Leandra mengangguk paham, setelah itu dokter meninggalkannya sendirian lagi.“Aku lupa tanya sesuatu!” keluh Leandra. “Tapi entah kenapa aku jadi ngantuk sekali, dokter juga bilang kalau aku nggak boleh kecapekan ... nanti saja aku akan tanya ....”Leandra memejamkan matanya, tidak membutuhkan waktu lama dia segera terlelap di alam mimpi.Dan terbangun keesokan paginya ketika beberapa suster masuk ke ruangannya untuk absen.“Sus, apa tidak ada yang datang semalam?” tanya Leandra penuh harap

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   125 Siapa Penjahat yang Sebenarnya

    “Saya harap juga begitu,” timpal Tian, masih dengan ekspresi wajah yang tenang. “Apa maksud kamu?” “Sudah, Mas. Jangan diperpanjang, biar Pak Tian lapor polisi saja ....” “Maksudnya biar dia melaporkan aku ke polisi?” “Bukan melaporkan kamu, tapi melaporkan hilangnya Mbak Lea, Mas!” Silvi meralat, sedikit ngegas karena Rendra terlalu sentimen dalam merespons kata-katanya. Mendengar itu, Tian justru tersenyum samar. Dia punya dugaan, tapi dirinya berharap kalau dugaannya itu salah. “Tentu saja saya akan melaporkan kasus ini ke polisi, saya tidak pernah tahu siapa penjahat yang sebenarnya ....” “Kamu menuduh kami ya?” potong Rendra menahan marah. Tian geleng-geleng kepala. “Kenapa ya dari tadi Anda selalu merasa bahwa saya menuduh Anda?” Dia berkomentar. “Istri Anda saja berpikir lebih bijak, kenapa Anda sendiri memperturutkan emosi? Jangan membuat orang lain merasa makin curiga dengan sikap Anda ini.” Tian langsung meninggalkan kantor Rendra dengan perasaan tidak menentu, dia

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   124 Tamu yang Muncul di Kantor Rendra

    Cittt!Suara decit mobil terdengar beradu pada halaman parkir ketika Tian menginjak rem, setelah itu dia turun dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju rumah.“Bik Asih! Pak Adi!”Pemilik nama yang pertama kali muncul adalah asih.“Pak Tian! Syukurlah Bapak pulang juga—Bu Lea, Pak!”“Pelan-pelan bicaranya, Bik! Sebenarnya apa yang terjadi sama Bu Lea?”Asih menarik napas dalam-dalam, kemudian menceritakan ulang kejadian yang telah diceritakan Adi kepadanya.“Kalau begitu di mana Pak Adi sekarang?” tanya Tian yang tidak bisa menutupi rasa paniknya membayangkan Leandra bertemu orang jahat dalam keadaan hamil besar seperti itu.“Saya akan panggilkan, Pak!” Asih buru-buru menghilang ke halaman belakang rumah.Ketika Asih kembali bersama Adi, Tian bergegas mengajaknya pergi ke kantor polisi karena dia tidak mungkin menunggu hingga waktu dua kali dua puluh empat jam.Setelah melapor, Tian segera mengabari orang tua Leandra dan juga orang tuanya sendiri.Reaksi mereka tentu saja su

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   123 Lea Diculik

    “Pak, saya kok khawatir sama Bu Lea!” Asisten rumah tangga Tian tergopoh-gopoh mendatangi penjaga sekaligus tukang kebun yang sedang bersih-bersih dekat pintu gerbang. “Kenapa, Bik? Saya juga ketemu tadi, Bu Lea bilang mau antar makan siang buat Pak Tian ... padahal kandungannya sudah sebesar itu.” “Coba susul, Pak! Minimal sampai Bu Lea benar-benar dapat taksi!” “Ya sudah, Bik! Saya jadi ikutan khawatir, takut lahiran di jalan ....” “Jangan bercanda, Pak!” “Bibik tenang, jangan bikin saya tambah panik begini!” Tukang kebun bernama Adi itu segera meletakkan sapu dan serokannya, kemudian terburu-buru menyusul Leandra yang sudah lebih dulu pergi. Leandra sedang berdiri di pinggir jalan besar yang terletak di depan gang perumahan untuk menunggu taksi yang lewat. “Kok tumben sepi begini,” batin Leandra dalam hati. “Bisa-bisa Mas Tian telat makan siang.” Leandra memandang arlojinya dengan resah, dia mulai lelah berdiri dan juga sedikit kepanasan. Tidak lama setelah itu, sebuah ta

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   122 Buat Apa Dipertahankan Lagi

    Silvi mengamati sikap Rendra lebih teliti daripada hari-hari biasanya. Sejak keributan yang terjadi di rumah pribadi mereka beberapa waktu yang lalu, dia berusaha memberikan perhatian yang lebih baik kepada sang suami. “Kamu mau dimasakin apa, Mas?” tanya Silvi tepat ketika Rendra tiba di rumah. “Tumben kamu masak,” komentar Rendra dengan kening berkerut. “Memangnya salah kalau aku masak buat suami aku sendiri?” balas Silvi sambil tersenyum. “Sekalian aku juga mau masak buat ibu juga.” “Ibu aku ada sakit darah tinggi, kamu nggak bisa sembarangan masak.” Rendra mengingatkan. “Ya makanya ini aku tanya sama kamu biar nggak salah,” kata Silvi berusaha sabar, meski dalam hati dia ingin segera mengakhiri pembicaraan ini. Namun, apa pun akan dia lakukan supaya rumah tangganya dengan Rendra tetap utuh terlepas apa yang terjadi. “Aku sudah kenyang,” tandas Rendra sambil mengendurkan dasinya. “Ada bibik yang masak untuk makan malam nanti.” Sebelum Silvi sempat berkomentar, Rendra langsun

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   121 Apa Tujuan Mereka?

    Leandra mengerjabkan matanya ketika Tian menunjukkan selembar undangan setelah pulang kerja. “Apa ini, Mas?” tanya Leandra tidak mengerti. “Kamu buka saja, tapi jangan kaget.” Tian berpesan. Karena penasaran, Leandra segera mengamati sampul undangan itu dan lantang terpana. “Dari Rendra dan Silvi!” katanya terkejut sembari membuka plastik yang melapisi surat undangan itu. “Syukuran Nayra ... anak mereka? Kapan kamu dapat undangan ini, Mas?” “Tadi aku mampir ke klinik dan dikasih Nezia,” jawab Tian. “Kamu mau datang atau tidak?” Leandra berpikir cukup lama sebelum menjawab. “Kalau tidak mau datang, tidak masalah.” Tian seolah mengerti kebimbangan yang dirasakan Leandra. “Aku malah heran karena mereka mengundang kamu, menurut aku aneh saja.” Leandra menatap suaminya. “Terus apa tujuan mereka mengundang aku ya, Mas?” Tian mengangkat bahu. “Mungkin mau menunjukkan sesuatu? Atau Rendra mau memastikan kalau kamu sebentar lagi akan punya anak?” Leandra tersenyum getir, apa saja yang

  • Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?   120 Seolah Aku Selingkuh

    “Aku tidak ada hubungan apa pun sama Silvi.” Rendra menatap Denis tidak percaya, dia heran karena pria itu tidak segera angkat kaki dari rumah pribadinya. “Kita sudah bahas ini sejak pertama kali kamu mencurigai aku ada apa-apa sama Silvi,” kata Denis melanjutkan. “Sekali lagi aku tegaskan, bahwa aku bukan orang ketika di antara kalian.” Rendra mendengus pelan. Pagi itu dia sengaja mampir ke rumah pribadinya sebelum berangkat kerja, dan siapa sangka kalau Denis masih punya muka untuk tetap tinggal di sana hingga masa sewa selesai. “Maling mana ada yang mau mengaku,” kata Rendra datar. “Kamu ini lucu sekali,” komentar Denis. “Justru karena aku terbukti tidak salah, aku masih berani tinggal di rumah ini karena masa sewanya masih tersisa ... Bukankah kita juga sudah sepakat di depan satpam perumahan? Kalau aku terbukti salah, mereka pasti sudah mengusirku dari kemarin.” Rendra menatap Denis dengan penuh curiga, tapi pria itu terlihat tidak terganggu sama sekali. “Sudah selesai masa

DMCA.com Protection Status