Tersadar semuanya akan menjadi runyam, Miley berpikir segera menyudahi pertemuannya dengan Jason. Sebelum Pamannya itu berniat melakukan hal buruk terhadapnya."Terserah Uncle menuduhku, tetapi aku tidak menikah dengan Aland. Yah, aku tinggal di rumahnya, aku rasa Uncle juga tahu seberapa besar rumah Tuan Muda bangsawan itu. Karena selain bekerja di perusahaannya, aku juga berkerja di rumahnya," ucap Miley berbohong. Karena hanya dengan itu maka Jason berhenti memfitnah dan mengancam.Miley tidak peduli Jason ingin menyelidikinya nanti, di pikirannya saat ini bisa keluar dari perusahaan Jason dengan selamat."Hahaa, kamu pikir aku bisa percaya omong kosong itu, Miley? Kau ---""Aku tidak memaksa harus percaya, Uncle. Karena tanpa aku katakan juga harusnya Uncle tahu itu." Miley menundukkan wajahnya setelah memotong ucapan Jason, sudut matanya melirik kearah pria yang mengerutkan dahi seperti berpikir. "Putra bangsawan itu mana mungkin mau menikahi gadis miskin sepertiku."Melihat Ja
Di perusahaan Aland Corp."Kenapa lama sekali, Miley?" tanya Aland sejak tadi gelisah menunggunya di pintu ruangan.Entah sudah berapa kali pria itu turun ke bawah untuk melihatnya. "Iya," sahut Miley pendek. Seraya meletakkan map yang ia keluarkan dari dalam tasnya di meja Aland. Wajahnya tampak murung menghampiri mejanya. Melihat raut wajah Miley yang murung, Aland pun menghampirinya dan bertanya, "Ada apa, Miley?"Miley menghela napas panjang, sembari menaikkan pandangannya kepada Aland. Gadis itu menatap seperti memohon, "Apa kamu bisa mengirimkan berkas itu pada Mamaku?" tanyanya mengarahkan jari telunjuknya ke map yang baru ia letakkan tadi di atas meja Aland.Aland sekilas menoleh dan bergerak mengambil berkas tersebut. "Berkas apa ini?" tanyanya memang belum sempat melihatnya sejak Miley meletakkannya di sana. Matanya kini terpaku pada isi map di tangannya. Ekspresi wajahnya tampak berubah jadi mengeras."Gila! Aku tidak tahu menahu dengan perusahaan dan harta kekayaan Jenny
"Kamu yakin ingin bertemu dengannya, Miley?" tanya Aland menghentikan mobil di depan villa tinggal Jenny. Di wajahnya tampak keraguan Jenny bisa bersikap baik bertemu dengan Miley.Miley mengangguk. "Kamu tunggu di sini saja," katanya segera turun dari mobil namun segera di hentikan Aland. "Kenapa?" tanyanya menoleh kepada pria yang menempelkan dada bidangnya di punggungnya."Hubunganmu belum terlalu baik dengan Jenny, aku takut ---""Aku yakin dia tidak akan berani menolak ku kali ini. Ini juga untuk kebaikannya."Aland menghela napas meragu, mengingat pembicaraannya dengan Jenny semalam, mantan istri kontraknya itupun mengancam akan menyakiti Miley kalau masih berani mengusiknya."Miley," panggilnya terus menahan tangan gadis itu mencegahnya turun. Aland juga sedikit gugup harus memberitahu ancaman Jenny semalam. Sepertinya Jenny percaya dengan berita sampah selama ini."Yah?" tanya Miley melihat Aland hanya menggaruk-garuk tengkuknya."Aku ikut denganmu," sahut Aland melepas tanga
"Sudah jangan coba-coba meracuni pikiranku, Miley. Aku tahu perusahaan New Adira itu pemberianmu, tapi ingat perusahaan itu tidak akan berkembang jika tidak dikelola. Sekarang kamu kembalikan saja perusahaan Adira, terserahmu mau mengambil kembali perusahaan New Adira itu dari Jason," kata Jenny tetap tidak mau percaya dengan Miley.Rasanya ingin menjerit mendengar tuduhan Jenny, karena bahkan Miley sendiri tidak tahu sama sekali bagaimana perusahaan New Adira sampai ke tangan Jason. Lebih gilanya lagi, mamanya itu malah menuduhnya.Tetapi ia tetap berusaha meredam rasa kesalnya, dan meluruskan kesalahpahaman Jenny. "Iya, aku akan membantu Mama merebut kembali perusahaan Adira dan perusahaan New Adira dari Jason. Kita hanya butuh kerjasama, Mam. Karena aku sangat membutuhkan tanda tangan Mama, dan juga saksi pengakuan Mama nantinya.""Sudah kubilang berhenti meracuni pikiranku, Miley! Aku dan Jason tidak pernah berhubungan, jadi sudah jelas kau dan Aland lah dibalik semua ini! Lalu,
"Aku tidak bilang akan tinggal dengan Theo, Aland. Jangan memulai pertengkaran lagi, ini sudah malam, ya!" ketus Miley mendahului Aland masuk ke rumah. Di susul Aland berlari kecil langsung mensejajarkan diri dengan Miley.Sejak tadi hatinya juga masih tidak bisa tenang, entah mengapa Jenny malah tidak mau bekerjasama dengannya merebut perusahaan Adira dan New Adira. "Aku masih kesal dengan Ma ---""Tuan Muda," panggil seseorang menghentikan keduanya di pintu masuk rumah. Sekaligus menghentikan ucapan Miley.Dengan santai Aland menoleh kepada pria dengan napas terengah-engah berdiri di depan mereka."Ada apa?" tanya Aland mengerutkan keningnya. "Tuan Daniel tadi menelepon, beliau sedang menuju kemari, Tuan Muda. Tuan Besar juga meminta agar di jemput ke villa elite Halton, Tuan Muda."Mendengar nama ayahnya, Aland kaget bercampur heran."Kenapa Daddy tidak meneleponku? Urusannya apa kemari! Kenapa mendadak? Jangan-jangan Jenny telah mengirimkan berita sampah itu kepadanya, atau mun
"Aku tahu ini hanya akal-akalmu saja," ketus Miley menyimpan kembali ponselnya ke dalam tasnya. Kemudian turun dari mobil dan menarik kopernya masuk ke apartemen."Biar aku bawakan, Non," kata pengawal mengejar langkahnya namun Miley menepis tangan pria itu.Tanpa menyahuti, pengawal terus saja membuntutinya hingga pintu masuk apartemen."Jika ada yang Anda butuhkan, bisa meneleponku ke nomor ini, Non," katanya meletakkan secarik kertas diatas koper Miley, sebelum kembali ke mobil dan meninggalkan apartemen.Miley tidak menyahuti hanya membiarkan kertas itu terjatuh saat menyeret kopernya ke dalam apartemen. Ia merasa tidak membutuhkan siapa-siapa saat ini, ia hanya butuh menikmati kebahagiaannya."Ahh! Leganya," ucapnya melemparkan tubuhnya di atas ranjang empuk.Tidak ingin membuang-buang waktu untuk menikmati hidup bebasnya itu, ia pun bangkit untuk mengguyur tubuhnya terlebih dahulu. Isi koper ia keluarkan begitu saja di atas sofa panjang dalam kamar, sembari mencari handuk dan k
Aland termangu mendengar ucapan Miley. Gadis cantik itu mengingatkannya pada Ellena Halton, ibunya. Sesaat hanya menatap wajahnya. Benar, sekilas wajahnya juga sangat mirip dengan Ellena Halton. Cara berbicaranya dan isi ucapannya juga tidak jauh berbeda."Miley ..." desisnya menyentuh wajahnya lembut. Namun, segera tersadar saat ini mereka lagi memperbincangkan tentang dirinya sebagai pewaris kekayaan keluarga Halton.Namun, berbeda dengan yang dilihat dan dipikirkan Miley. Sebenarnya pria itu bukan tidak berusaha mengembangkan perusahaan-perusahaannya, tapi setelah dia terjebak kontrak pernikahan konyol dengan Jenny, waktunya jadi terbagi. Setidaknya itu yang ia dengar dari Theo waktu itu. "Lalu, apalagi yang membuatmu resah? Kamu hanya perlu menunjukkan usaha kerasmu mengembangkan perusahaan-perusahaanmu. Itu akan menyenangkan hati Tuan Daniel. Seperti yang aku katakan tadi, masalah jodoh tidak semua orang bisa berjodoh cepat," kata Miley merasa tidak perlu mendendam hanya karena
"Berhenti selalu berdebat, Miley! Aku bilang tidak bisa, jadi jangan membantah!" Miley tertawa kecil seperti mengejek Aland. "Aland, hanya kebetulan saja rencana kita sejalan untuk Jason. Kamu ingin menghentikan ancaman-ancaman Jason yang merusak nama baikmu, sementara aku ingin merebut perusahaan milikku darinya. Tujuan kita memang sama, tapi tidak ingin ada seseorang menghalangi langkahku!" tegas Miley mampu membuat Aland berjengkit dari duduknya."Miley!? Apa yang ---""Tidak perlu bicara keras, Aland. Pelankan suaramu sebelum security dan orang-orang di sini mengetahui mu ada di apartemenku." Memotong ucapan Aland dengan sedikit mengancam.Namun, pria yang terlalu mencemaskan keselamatan Miley, tidak mau membiarkan Miley pergi bertemu Jason tanpa pengawasannya. Aland pun mencoba melunak untuk membujuk gadis keras kepala itu. "Aku akan menemanimu bertemu dengan keparat itu, Miley. Mungkin kemarin dia tidak menyakitimu karena butuh berkas itu sampai kepada Jenny. Tapi aku tidak y