Kimberley berjalan perlahan menuju ruang makan, menunggu suaminya sambil membantu berapa Maid menyiapkan makan malam. "Jangan Nyonya, biar kami saja." ucap Maid. "Tidak apa Bu, hanya membantu sedikit." "Jangan, Nyonya juga sedang hamil, nanti Tuan Jack marah pada kami." "Baiklah..."ucap Kimberley--meraih kursi. Para Maid meletakkan makanan di meja makan dibantu Rose, setelah beberapa menit Jack datang duduk di samping istrinya. Bangkit dari duduk, "Sini biar aku ambilkan." ucap Kimberley. Jack meraih piring, "Jangan, biar aku saja sayang." Jack mengambilkan porsi untuk istrinya, menu makan malam itu beberapa masakan olahan sayur dan pasta. "Silakan makan..." ucap Jack--menyerahkan piring. "Semenjak aku hamil, kau jadi lebih perhatian padaku." "Kenapa bicara seperti itu, aku selalu perhatian padamu tapi, kali ini aku lebih memperhatikanmu karena ada anakku dalam rahimmu sayang." Kimberley tersenyum, "Iya sayang." Rico bangkit dari duduknya, mengambil porsi mak
"Tidak, aku baik-baik saja, ini hanya mual biasa setiap pagi." "Baiklah, pastikan kau tidak muntah lagi." "Aku ikut ya..." ucap Kimberley--menenteng tas.Jack menoleh, "Kenapa sekarang? Nanti aku bisa menjemputmu lagi sayang." "Sekarang saja, nanti tidak perlu balik menjemputku." "Baiklah..." Di sisi lain Rico yang sudah membereskan pekerjaannya di kantor itu segera pergi ke rumah untuk memeriksa CCTV, sementara Rose yang tadinya melihat Rico keluar dari kantor berjalan kaki, dia mulai mengikuti ke mana perginya Rico sampai pada akhirnya Rose melihat Rico masuk ke sebuah rumah yang lumayan besar di pinggir jalan, dia hanya mengamati dari jauh dan tak lama kemudian datang juga wanita asing masuk ke rumah yang sama, Rose merasa bingung dia tidak tau rumah siapa itu? Apa itu rumah Rico? Lalu siapa wanita yang juga masuk ke rumah itu? Akhirnya Rose memberanikan diri mencoba datang memeriksa ke rumah itu, mencoba mengintip dari jendela, dia terkejut mendengar suara wanita aneh d
Rose perlahan masuk ke ruang pasien, terduduk di samping pria yang belum sadarkan diri, dia menatap setiap inci di wajahnya yang tampan membuat Rose seakan lupa dengan masalah yang baru saja dihadapi. Menyentuh tangan Rico, 'Kenapa kau membohongiku Tuan?' Rose bergumam dalam hati. Rose bangkit menuju ruang dokter, "Permisi." "Silakan, ibu boleh masuk..." ucap perawat--membuka pintu. Rose mengangguk sambil tersenyum segera meraih kursi dan duduk di hadapan dokter yang masih sibuk menyiapkan obat. "Ini untuk obatnya sudah saya siapkan, harus di minum rutin, untuk sementara waktu kepala diperban selama 3 hari ya, kalau sudah bisa dibuka sendiri." ucap dokter--menulis resep obat. "Baik Dok!" "Silakan, terima kasih." "Apa boleh pulang hari ini, Dok?" tanya Rose. "Setelah pasien sadar, boleh pulang..." "Baik, terima kasih Dok!" Setelah mengurus administrasi rumah sakit, Rose kembali ke kamar pasien dan duduk di samping menunggu pria di hadapannya tersadar, beberapa men
Rico perlahan membuka sedikit mata untuk mencoba mengintip apa yang dilakukan Rose saat dia tertidur, dia terkejut melihat wanitanya melepas handuk. 'Astaga! Ya Tuhan! Rose seksi sekali.' batin Rico. Rose melepas handuk dengan santai kemudian memakai piyamanya satu persatu, itu pertama kalinya bagi Rico melihat tubuh Rose tanpa sehelai kain di tubuhnya. 'Astaga Rose, aku bisa gila seperti ini, semoga tidak membangkitkan gairahku!' Rico bergumam dalam hati. Tanpa sadar itu memang membangkitkan gairah Rico, tak terasa miliknya sudah menegang di balik celana. Rose menoleh ke arah Rico, "Oke dia masih tidur." ucap Rose--mendekati. Rose semakin mendekati Rico yang tertidur, mendapati sesuatu yang aneh, dia sempat melihat ke celana Rico yang menonjol, karena penasaran Rose berencana ingin memeriksa kemudian dia memberanikan diri untuk menyentuh permukaan itu. Mengerutkan dahi, 'Kenapa Rico seperti ini?' Rose bertanya-tanya dalam hati. Meraba celana Rico! 'Ugh, kenapa Rose ma
"Maafkan aku Tuan Rico." Rico mengangguk, "Tidak masalah..." "Kalian tidak perlu bertengkar lagi, ayo berdamai, besok kalian juga akan menikah..." ucap Kimberley. Rico dan Rose menoleh bersamaan, keduanya saling tatap kemudian Rose segera membuang muka. "Tidak!" singkat Rose. Seketika membuat Jack dan Kimberley sangat terkejut. "Ma--maksudmu? Janganlah begitu sayang." ucap Rico gelagapan. "Tidak, aku tidak jadi membatalkan, hahaha." Rico melebarkan matanya, "Jadi besok kau menikah denganku?" Rose mengangguk sambil tersenyum, "Tentu saja." "Yesss!" teriak Rico girang--memeluk Rose. "Jangan terlalu berlebihan, kau masih sakit, ayo makan lalu minum obat mu..." "Iya sayang! Kau hari ini tidak bekerja kan?" tanya Rico. Rose menghela nafas, "Mana bisa Tuan? Hari ini aku tetap bekerja..." Jack memotong pembicaraan, "Aku sudah meliburkan kalian untuk dua hari." Rico menoleh, "Sungguh?" Jack mengangguk, "Rose akan merawatmu di mansion dan kalian juga harus meny
Kimberley geleng-geleng sambil tersenyum, "Tidak, aku hanya ingin mengambil es krim dan kembali lagi ke sini." ucap Kimberley. "Biarkan aku yang mengambilnya, Kimberley." ucap Rico. "Baiklah, kau ambilkan aku rasa coklat ya dan kau ambil juga untukmu dan untuk Rose." "Siap!" Rico bergegas mengambil es krim untuk Kimberley kemudian kembali lagi melanjutkan berbincang bersama. "Silakan..." Rico menyerahkan es krim, "Dan ini untukmu sayang." "Terima kasih Rico." ucap Kimberley. "Terima kasih sayang!" ucap Rose--meraih es krim. Kimberley kembali terdiam sambil melamun di sela makan es krimnya. "Maaf lancang, Nyonya kenapa? Seperti ada yang sedang dipikirkan?" tanya Rose. Kimberley tersenyum, "Aku hanya merindukan mama." Rico dan Rose menoleh bersamaan, "Kenapa kau tidak mengajak Jack pulang ke Prancis?" tanya Rico. Menghela nafas, "Aku belum mengatakannya." jawab Kimberley. "Apa kau takut Jack marah?" tanya Rico. "Tidak, aku hanya bingung." jawab Kimberley.
Dengan beberapa hentakan yang sangat dalam, "Agh!" kemudian mempercepat gerakan dan mereka berdua mendapatkan puncak kenikmatan itu. "Ahhhh..." lengu--han panjang. Setelah dua jam mereka mengakhiri ritual mandi itu segera mempersiapkan diri untuk makan malam, sementara Rico di kamarnya asik menatap ponsel itu terkejut dengan kedatangan Rose merangkulnya dan mengajaknya untuk berenang bersama. "Ayo berenang Tuan Rico." ajak Rose. "Kita harus banyak beristirahat sayang, besok saja setelah kita menikah ya..." "Baiklah..." "Sebaiknya kita menyiapkan untuk acara besok." Rico meraih ponselnya, dan memeriksa undangan digital, mereka lupa mengirimkan undangan untuk orang yang belum mereka undang seperti Paman Wiston. "Aku juga belum mengabari Paman Wiston, hampir saja lupa." Rose geleng-geleng, "Kau belum tua, sudah pikun!" pekik Rose. "Hehehe." Rico terkekeh. [PESAN PAMAN WISTON] [Paman, besok adalah acara pernikahanku dengan Rose, maaf aku baru mengabarimu.] [Iya
Jack memutarkan bola mata, "Oke baiklah..." Beberapa tamu juga berbincang bersama Jack mengenai kabar perusahaan dan juga istrinya. "Apa istrimu sedang hamil Pak Jack?" "Iya, istriku sedang hamil." jawab Jack. "Wah, selamat ya Pak Jack." Jack mengangguk sambil tersenyum, "Iya Pak." Mereka melanjutkan berpesta bersama kemudian menyelesaikan acara. Jack menghampiri, "Semuanya sudah selesai?" "Sudah Jack, terima kasih." "Iya tenang saja, aku ini majikanmu." "Iya Bos." Paman Wiston buka suara, "Besok coba kau palak dia untuk bulan madumu, hahaha." "Hei! Kata siapa? Tidak acara cara seperti itu, bisa bangkrut aku." sahut Jack. "Hahaha." "Ya sudah kalian hati-hati, Paman pamit kembali ke Bellagio, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan." "Baiklah, Paman hati-hati ya..." ucap Kimberley--memeluk. "Iya anak cantik." "Paman Jaga kesehatan ya." "Iya tenang saja, jangan lupa kabari Paman kalau kau akan memeriksa kandunganmu, Nak." "Iya pasti aku mengabari Pa