“Kim? Bisa kita bicara sebentar?” Rula mencegat Kimberly yang baru saja keluar dari toilet. Ya, Saat ini, Kimberly dan Damian masih berada di restoran bersama dengan Deston, Ernest, Rula, dan Maisie. Deston dan Ernest sudah mulai mencair, melupakan segala yang telah terjadi. Mereka semua seakan berdamai dengan kenyataan yang ada.“Grandma? Apa kabar?” Kimberly yang sangat merindukan Rula itu langsung memeluk Rula dengan erat. Sungguh, selama ini Kimberly sangat merindukan Rula, Fidelya, dan Olsen. Dia tak pernah membenci mereka semua. Meski sudah bercerai dari Fargo, tetap saja Kimberly sangat menghormati Rula, Fidelya, dan Olsen. Hanya saja, Kimberly selalu merasa tak enak jika bertemu dengan Rula, Fidelya, dan Olsen. Kimberly seperti orang yang telah melakukan sebuah kesalahan besar.“Aku baik. Bagaimana denganmu?” Rula mengurai pelukannya, menatap hangat Kimberly.“Aku baik, Grandma. Maafkan aku.” Mata Kimberly berkaca-kaca. Nadanya penuh rasa bersalah. Bagaimanapun, Kimberly tahu
Menjelang pernikahan, Damian sudah mengurangi jadwal-jadwal sibuk di kantornya. Damian hanya mengawasi pekerjaan dari jarak jauh saja. Damian memercayakan semua pekerjaannya diurus oleh Freddy. Terakhir project Damian yang ada di Paris saja sengaja, dia minta direktur perwakilan untuk menggantikannya. Damian tak mungkin ke luar negeri dalam keadaan pernikahannya dengan Kimberly sudah di depan mata.Kandungan Kimberly semakin hari semakin bertumbuh. Meski perutnya belum begitu besar, tapi Damian selalu mencemaskan Kimberly. Damian terlalu khawatir terjadi sesuatu pada Kimberly. Semakin hari berjalan, Damian semakin overprotective. Hal itu yang membuat Kimberly sering kesal, tapi Kimberly tetap tidak bisa membantah apa yang sudah Damian atur.Setiap saat, pelayan wajib siaga setiap kali Kimberly meminta sesuatu. Damian tak ingin sampai Kimberly kelelahan. Bahkan sekarang saja, Damian sudah meminta Brisa untuk berhenti membahas pekerjaan dengan Kimberly. Pria tampan itu meminta Brisa unt
Sebuah hotel megah yang terletak di pusat kota Los Angeles sudah ramai dipenuhi dengan keluarga Darrel dan keluarga Davies. Dua keluarga yang memiliki nama terpandang di Amerika itu sudah datang jauh lebih awal dari jam yang telah ditentukan. Tampak para pelayan sejak tadi mondar-mandi sibuk melayani para keluarga. Tentu, dua keluarga besar ini bersatu membuat banyak yang membahas bisnis. Adapula yang masih tak menyangka akan terjadi hari ini. Hari di mana yang mengudang sejarah dua keluarga besar dan bahkan sampai membuat para wartawan begitu ramai ingin meliput.Hari ini adalah hari yang telah dinanti-natikan oleh Damian dan Kimberly. Hari di mana Damian dan Kimberly akan mengikat janji suci. Janji yang akan mereka jalani sehidup semati, menghabisi sisa usia mereka bersama. Di hari yang sakral ini, Damian mengadakan pesta pernikahan yang sangat megah dan dihadiri ribuan tamu undangan. Pernikahan pertama Damian Darrel dan merupakan pernikahan kedua Kimberly Davies telah berhasil meny
Resepsi pernikahan Damian dan Kimberly begitu megah. Dekorasi ballroom hotel itu berhias Swarovski dan juga beberapa aneka bunga sebagai pemanis ballroom hotel itu. Nuansa gold bercampur dengan silver menunjukkan kesan mewah di pesta pernikahan membuat kesan mewah dari resepsi pernikahan Damian dan Kimberly.Puluhan wartawan berada di ballroom hotel itu mengabadikan moment pernikahan Damian dan Kimberly. Dua nama terpandang di Amerika itu telah menyita perhatian publik. Para tamu undangan sejak tadi naik ke altar, mengucapkan selamat untuk Damian dan Kimberly. Begitu pun bergantian dengan keluarga yang mengucapkan selamat untuk Damian dan Kimberly yang sekarang sudah resmi menjadi sepasang suami istri.“Kimberly, kau sangat cantik, Sayang.” Fidelya tak tahan untuk menghampiri Kimberly, wanita paruh baya itu memeluk erat Kimberly. Pun Kimberly membalas pelukan Fidelya tak kalah erat.“Selamat atas pernikahanmu dan Kimberly, Damian.” Olsen menepuk bahu Damian.“Thanks,” jawab Damian den
Rangkaian resepsi pernikahan megah Damian dan Kimberly akhirnya selesai. Setelah berjam-jam mereka menyambut para tamu undangan yang hadir, kini dua insan yang saling mencintai itu bisa berisirahat. Seharian, Kimberly hanya diperbolehkan Damian memakai heels tidak boleh lebih dari satu jam.Sebelum pesta berakhir, Damian dan Kimberly sempat melakukan sesi wawancara pada para wartawan. Sebab sebagian banyak orang masih tetap menggiring opininya masing-masing. Damian selalu menegaskan pada pihak media bahwa pernikahan Kimberly dan Fargo dulu hanyalah selembar kertas tak lebih dari itu.Tak bisa memungkiri, komentar negative tetap masih ada meski banyak yang mendukung. Hal itu yang memang wajib Damian dan Kimberly terima. Terkadang jika komentar terlalu negative, maka Damian akan meminta sang asisten untuk memblokir akun tersebut. Tujuannya karena Damian tidak mau Kimberly merasa tidak nyaman akan sesuatu. Bagaimanapun, sosial media cukup berdampak pada mental seseorang jika tak memiliki
Sinar matahari menelusup masuk ke sela-sela jendela menyentuh wajah Kimberly. Bulu mata lentik Kimberly bergerak-gerak menandakan matanya akan siap terbuka. Sayup-sayup secara perlahan, mata Kimberly terbuka. Wanita itu menyeka matanya dengan punggung tangannya, sedikit menggeliat sekaligus meringis merasakan sedikit perih di inti tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya terasa pegal seakan telah menghabiskan energy telah melakukan aktivitas berat.Suara desisan nyeri lolos di bibir Kimberly. Rasa pegal di tubuhnya benar-benar membuatnya kelelahan hingga tak ingin bergerak sedikit pun. Detik selanjutnya, tatapannya teralih pada sosok pria yang masih tertidur pulas di sampingnya. Senyuman di wajah Kimberly pun langsung terbit. Tatapannya penuh damba dan hangat menatap Damian.Kepingan memori Kimberly mengumpul di benaknya, layaknya puzzle yang telah tertata rapi. Dia langsung mengingat sekarang dirinya dan Damian telah resmi menjadi pasangan suami istri. Tadi malam Kimberly mengingat jelas baga
Hal pertama kali yang dilakukan Kimberly saat pagi menyapa adalah makan dengan porsi yang sedikit jauh lebih besar. Memasuki trimester kedua, sudah nyaris tidak pernah lagi Kimberly mual. Sekarang, nafsu makan Kimberly semakin meningkat dari biasanya. Entah, Kimberly sendiri tak mengerti kanapa setiap saat mudah lapar.Kimberly duduk di sofa kamar seraya menatap sang pelayan tengah membereskan barang-barang yang akan dibawanya dan Damian untuk berbulan madu. Seperti yang diinginkan Damian, Kimberly tak boleh sama sekali membereskan barang-barang. Alhasil ada empat pelayan yang membereskan barang-barang.“Nyonya, apa coat warna merah ini Anda akan bawa?” tanya sang pelayan sopan.“Tidak usah. Bawakan aku dua coat warna cokelat dan cream saja. Tidak usah banyak-banyak. Kalau kurang nanti aku akan beli di sana,” jawab Kimberly pelan.“Baik, Nyonya,” Pelayan itu menundukkan kepalanya, lalu kembali merapikan barang-barang Kimberly dan Damian. Sementara Kimberly memilih untuk mengemil snak
Istanbul, Turkey. Kimberly tak pernah menyangka Damian akan membawanya ke Turkey. Sempat terpikir oleh Kimberly kalau Damian akan membawanya ke Paris, tapi ternyata apa yang menjadi dugaan Kimberly salah. Tentu Kimberly sangat bahagia Damian membawanya ke negara timur tengah ini. Sudah lama sekali Kimberly tak berlibur ke negara timur tengah. Sejak di perjalanan, Kimberly menerka-nerka ke mana Damian akan membawanya. Ternyata dirinya mendapatkan kejutan indah dari sang suami. Dia tahu Damian akan selalu memberikan tempat yang indah untuknya. Jika di Paris, kebetulan Kimberly kerap pergi ke kota itu karena mengurus bisnis—dan Damian membawanya ke nagara dengan suasana baru. Menu makanan baru serta budaya yang berbeda dengan budaya barat.Hiruk pikuk bandara Istanbul cukup padat. Cuaca di musim semi itu begitu cerah. Kimberly bersama dengan Damian melewati gate khusus untuk pesawat pribadi. Gate yang tak sama dengan gate pesawat komersial. Inilah yang Damian sukai ke mana pun menggu