Rangkaian resepsi pernikahan megah Damian dan Kimberly akhirnya selesai. Setelah berjam-jam mereka menyambut para tamu undangan yang hadir, kini dua insan yang saling mencintai itu bisa berisirahat. Seharian, Kimberly hanya diperbolehkan Damian memakai heels tidak boleh lebih dari satu jam.Sebelum pesta berakhir, Damian dan Kimberly sempat melakukan sesi wawancara pada para wartawan. Sebab sebagian banyak orang masih tetap menggiring opininya masing-masing. Damian selalu menegaskan pada pihak media bahwa pernikahan Kimberly dan Fargo dulu hanyalah selembar kertas tak lebih dari itu.Tak bisa memungkiri, komentar negative tetap masih ada meski banyak yang mendukung. Hal itu yang memang wajib Damian dan Kimberly terima. Terkadang jika komentar terlalu negative, maka Damian akan meminta sang asisten untuk memblokir akun tersebut. Tujuannya karena Damian tidak mau Kimberly merasa tidak nyaman akan sesuatu. Bagaimanapun, sosial media cukup berdampak pada mental seseorang jika tak memiliki
Sinar matahari menelusup masuk ke sela-sela jendela menyentuh wajah Kimberly. Bulu mata lentik Kimberly bergerak-gerak menandakan matanya akan siap terbuka. Sayup-sayup secara perlahan, mata Kimberly terbuka. Wanita itu menyeka matanya dengan punggung tangannya, sedikit menggeliat sekaligus meringis merasakan sedikit perih di inti tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya terasa pegal seakan telah menghabiskan energy telah melakukan aktivitas berat.Suara desisan nyeri lolos di bibir Kimberly. Rasa pegal di tubuhnya benar-benar membuatnya kelelahan hingga tak ingin bergerak sedikit pun. Detik selanjutnya, tatapannya teralih pada sosok pria yang masih tertidur pulas di sampingnya. Senyuman di wajah Kimberly pun langsung terbit. Tatapannya penuh damba dan hangat menatap Damian.Kepingan memori Kimberly mengumpul di benaknya, layaknya puzzle yang telah tertata rapi. Dia langsung mengingat sekarang dirinya dan Damian telah resmi menjadi pasangan suami istri. Tadi malam Kimberly mengingat jelas baga
Hal pertama kali yang dilakukan Kimberly saat pagi menyapa adalah makan dengan porsi yang sedikit jauh lebih besar. Memasuki trimester kedua, sudah nyaris tidak pernah lagi Kimberly mual. Sekarang, nafsu makan Kimberly semakin meningkat dari biasanya. Entah, Kimberly sendiri tak mengerti kanapa setiap saat mudah lapar.Kimberly duduk di sofa kamar seraya menatap sang pelayan tengah membereskan barang-barang yang akan dibawanya dan Damian untuk berbulan madu. Seperti yang diinginkan Damian, Kimberly tak boleh sama sekali membereskan barang-barang. Alhasil ada empat pelayan yang membereskan barang-barang.“Nyonya, apa coat warna merah ini Anda akan bawa?” tanya sang pelayan sopan.“Tidak usah. Bawakan aku dua coat warna cokelat dan cream saja. Tidak usah banyak-banyak. Kalau kurang nanti aku akan beli di sana,” jawab Kimberly pelan.“Baik, Nyonya,” Pelayan itu menundukkan kepalanya, lalu kembali merapikan barang-barang Kimberly dan Damian. Sementara Kimberly memilih untuk mengemil snak
Istanbul, Turkey. Kimberly tak pernah menyangka Damian akan membawanya ke Turkey. Sempat terpikir oleh Kimberly kalau Damian akan membawanya ke Paris, tapi ternyata apa yang menjadi dugaan Kimberly salah. Tentu Kimberly sangat bahagia Damian membawanya ke negara timur tengah ini. Sudah lama sekali Kimberly tak berlibur ke negara timur tengah. Sejak di perjalanan, Kimberly menerka-nerka ke mana Damian akan membawanya. Ternyata dirinya mendapatkan kejutan indah dari sang suami. Dia tahu Damian akan selalu memberikan tempat yang indah untuknya. Jika di Paris, kebetulan Kimberly kerap pergi ke kota itu karena mengurus bisnis—dan Damian membawanya ke nagara dengan suasana baru. Menu makanan baru serta budaya yang berbeda dengan budaya barat.Hiruk pikuk bandara Istanbul cukup padat. Cuaca di musim semi itu begitu cerah. Kimberly bersama dengan Damian melewati gate khusus untuk pesawat pribadi. Gate yang tak sama dengan gate pesawat komersial. Inilah yang Damian sukai ke mana pun menggu
Kejadian tadi malam membuat Kimberly semakin manja dan tak mau jauh dari Damian. Sifat manja Kimberly sedikit menyulitkan Damian setiap kali ingin beraktivitas, tetapi Damian berusaha mengerti. Pun tadi malam Damian sudah berkonsultasi dengan dokter. Dokter sudah menjelaskan padanya bahwa kehamilan kerap membuat sifat-sifat asli dari wanita hamil berubah. Selain itu, dokter juga meminta Damian untuk lebih banyak bersabar dan selalu mendukung Kimberly. Mengalah adalah solusi yang terbaik. “Damian, hari ini kita mau pergi ke mana?” Kimberly melangkah menghampiri Damian yang tengah membaca koran. Tanpa permisi, Kimberly menyingkirkan koran yang ada di tangan Damian, dan duduk di pangkuan sang suami.“Dua jam lagi, kita akan pergi. Aku ingin keluar sebentar menghubungi Freddy,” jawab Damian seraya mengecup pipi Kimberly.Kimberly menghela napas dalam. “Baiklah, tapi jangan lama menghubungi Freddy.”“Ya, aku tidak akan lama.” Damian memindahkan tubuh Kimberly yang ada di pangkuannya, dud
Kimberly tak menyangka akan dibawa ke tempat-tempat indah dengan Damian. Kemarin setelah dirinya dan Damian pergi ke Hutan Beograd, Damian membawa Kimberly ke museum-museum terkenal di Turkey. Tentu, Kimberly benar-benar sangat bahagia menikmati bulan madu romantis. Hal yang membuat Kimberly kian bahagia adalah Damian mengerti kalau Kimberly bosan dibawa ke tempat mewah. Keindahan alam kerap benar-benar membuat penat di pikiran Kimberly hilang lenyap. Bulan madu romantis. Kimberly benar-benar merasakan keindahan moment bulan madu. Tak mau menyia-nyiakan moment, Kimberly selalu meminta pengawal Damian untuk mengambil gambar dirinya dan Damian. Selama bulan madu, Kimberly ingin memiliki banyak foto dan video berdua dengan sang suami. Mengabadikan moment yang tak akan pernah terlupakan di hidup Kimberly adalah hal yang wajib.Kimberly duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Wanita cantik itu tengah menikmati ice cream tiramisu yang ada di tangan kanannya. En
“Kim.” Damian menahan lengan Kimberly yang hendak melangkah pergi meninggalkannya. Tampak Kimberly berusaha menepis tangan Damian, tapi alih-alih terlepas malah Damian semakin mencengkram tangan Kimberly dengan kuat.“Lepaskan aku, Damian. Aku lelah. Ingin tidur. Jangan ganggu aku!” seru Kimberly dingin dengan raut wajah yang menahan amarahnya. Mata Kimberly memerah, menahan agar air mata tak tumpah. Dia dan Damian sudah berada di kamar hotel mereka. Setelah kejadian tadi, Damian mengajak Kimberly untuk pulang.Damian mengembuskan napas panjang melihat mata Kimberly yang memerah. Dia tahu kejadian tadi membuat Kimberly pasti marah dan kesal. Pun Damian tak menyangka wanita yang pernah mengganggunya di restoran adalah kekasih dari teman lamanya. Andai saja Damian tahu, maka Damian akan memilih tidak mendatangi rumah teman lamanya itu.“Kim…” Damian melonggarkan genggaman tangannya, tak ingin melukai sang istri. Namun, detik itu juga Kimberly menjauh dari Damian kala genggaman tangan Da
“Tuan, ini beberapa menu makanan khas Turkey. Di samping piring ada nama serta bahan-bahan yang terkandung di makanan khas Turkey ini, Tuan. Semua aman untuk ibu hamil.” Salah seorang pengawal menyajikan makanan khas Turkey dengan beraneka ragam sesuai keinginan Damian. Ya, di kala pagi menyapa Damian meminta pengawalnya untuk menyajikan makanan khas Turkey. Selama di Turkey, masih banyak makanan yang belum dirinya dan Kimberly coba. Pun Damian sedikit lupa nama dari makanan khas Turkey. Itu kenapa Damian meminta pengawalnya untuk meletakan catatan kecil nama makanan tersebut dan apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut.Damian menganggukkan kepalanya. “Aku mengerti. Kau boleh pergi sekarang. Hari ini jangan ganggu aku dan istriku.”“Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Pengawal itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Damian.Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Damian baru saja selesai mandi karena baru selesai berolahraga. Sementara Kimberly masih t