Di saat Chris masih terlelap di ruang tamu, dengan segera aku bergegas menuju ke kamar mandi untuk memeriksa luka sulutan rokok dari Chris barusan. Jujur saja semakin lama luka itu semakin terasa perih sehingga kupikir aku harus segera merawatnya sebelum semakin parah.Namun, ketika kubuka pintu kamar mandi, mataku langsung mendapati keadaan ruangan itu sangat berantakan dengan berbagai perabotan dan keperluan mandiku gergeletak di lantai dan meja. Tidak hanya itu, bahkan air bekas berendam seseorang masih belum dikuras, masih menggenang di bathtub mengeluarkan aroma sabun yang sering kupakai. Satu lagi, yang paling membuatku tercengang adalah mendapati pakaian dalam kotorku yang tercecer di lantai sekitar bathtub. Aku sungguh tidak habis pikir akan hal yang satu itu.Aku hanya melongo dengan mata yang terbelalak melihat kamar mandi yang sudah seperti kapal pecah itu. Namun, meski merasa sangat kesal, aku berusaha untuk kembali tenang setelah kuingat keadaan Chris yang basah kuyup itu
Melihat Reynold yang terlihat serius itu, Lisa hanya mengangguk dan tak mempertanyakan hal itu lagi, mengurungkan niatnya untuk mengorek lebih dalam mengenai apa yang dipikirkan pemuda rupawan itu."Baiklah, terus apa lagi yang ingin Kau tanyakan, Sayang?" tanya Lisa."Apakah Kau tahu sesuatu mengenai organisasi mafia Hulkyn?" tanya Reynold pada akhirnya menanyakan tentang organisasi yang pemimpinnya saat ini sedang ditawan oleh Chris dari organisasi Coltello.Lisa terenyak sejenak, ia sangat terkejut mendengar nama organisasi yang akhirnya terucap dari mulut Reynold karena sejujurnya ia benar-benar tidak mengharapkan nama itu muncul di tengah kasus hilangnya sang ayah."Lisa?" Reynold pun memanggil namanya untuk menyadarkan gadis itu dari ketermenungannya.Lisa mengerjap, kesadarannya kembali, dan ia pun menyahut dengan gugup. "I ... Iya Rey ... Maaf tadi Aku sedikit melamun," ujarnya.Reynold hanya mengangkat alisnya untuk merespons ucapan kekasihnya itu."Rey, apakah organisasi itu
Beberapa saat kemudian Wendy sudah siap dengan penampilannya sebagai Bella. Chris yang memerhatikan Wendy selama berdandan sampai selesai itu tersenyum puas ketika ia melihat sosok yang ia ciptakan itu."Hahahaha, karya seniku yang luar biasa!" celetuknya setelah ia menilik sosok Bella Valentine dari ujung kaki sampai ujung rambut.Wendy hanya diam tak berekspresi berdiri di hadapan pria itu."Sekarang panggil Aku 'Tuan Tom', tapi dengan nada suara Bella!" serunya setelah itu.Wendy semakin heran dengan perintah dari atasannya itu sehingga ia diam cukup lama."Kenapa? Apakah itu sulit, hm?" tanya Chris sembari menyeringai."Tidak! Hanya saja ... Mengapa?" Wendy bertanya karena ia sungguh tidak mengerti dengan apa yang direncanakan pria itu."Oh, ayolah! Aku hanya ingin mendengar bagaimana gadis yang kuciptakan ini bertingkah padaku," ujar Chris dengan santainya.Mengingat sebelumnya suasana hati Chris sangat tidak baik, Wendy pun hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan atasannya i
POV Wendy.Benar dengan apa yang aku dan Chris rasakan. Reynold benar-benar ada di antara kami dan tengah bersembunyi, mengawasi gerak-gerik kami.Aku benar-benar tidak tahu bagaimana bisa pemuda itu menemukan tempat tinggalku. Aku sangat yakin sekali pada malam itu, aku sudah menunjukkannya sebuah rumah di dekat kampus yang kukatakan itu adalah tempat tinggalku dan aku juga sangat yakin dia tidak mengikutiku setelahnya."Yang menjadi pertanyaanku adalah mengapa dia bisa berada di sini? Apakah dia tidak sengaja melihatku, lalu mengikutiku? Ataukah sebenarnya ada kenalannya yang juga tinggal di sini? Keh! Apakah aku kecolongan? Banyak sekali pertanyaan di benakku mengenai keberadaan pemuda lempeng ini!" batinku sembari sesekali mencuri pandang padanya yang tengah memandang lurus ke depan."Hah~ Aku harus mencari alasan yang logis kalau begitu ... Dia pasti akan mempertanyakan mengenai mengapa aku membohonginya waktu itu," sambungku sembari menghela napas karena sudah pasrah dengan apa
Aku sudah kembali ke unitku. Kini aku sudah tiduran dengan posisi menyamping di atas tempat tidur karena tak bisa tidur dengan posisi terlentang mengingat punggungku masih terasa perih akibat sulutan rokok Chris. Memang tidak terlalu nyaman, terapi tak butuh waktu lama, aku pun berhasil bersatu dengan tempat tidurku yang nyaman ini.Hari ini begitu memusingkan. Aku dihadapkan pada perubahan sikap Reynold, dan mendapat hukuman dari Chris, kedua hal itu benar-benar menguras energiku.Bicara tentang Chris, sepertinya dia ingin aku berlaku sebagai Bella padanya karena ada hubungannya dengan Reynold. Tapi yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana Chris tahu bahwa Reynold ada di apartement ini? Dia menyuruhku untuk menjadi Bella ketika kami masih belum keluar dari unitku, bukankah itu artinya sejak awal dia tahu Reynold sudah ada di apartement ini?"Hah~ Chris memang sebuah tanda tanya bagiku," gumamku.Aku pun meraih ponselku. Mengingat hari ini aku belum mengirim pesan aneh pada Reynold
"Hahahahaha." Martin tiba-tiba saja tertawa sesaat setelah kami keluar dari toko pernak-pernik tadi. Aku tahu dia memang gila, jadi aku tidak terlalu terkejut dengan tingkahnya."Bella, Kau lihat itu? Bagaimana bisa pramuniaga itu tetap kekeh untuk membuatku menjadikanmu sebagai kekasihku? Lucu sekali!" Tanpa ditanya pun pria itu mengutarakan apa yang membuatnya tertawa seperti itu."Hah~ Pak! Itu karena Bapak yang meladeninya dengan serius sehingga membuatnya berpikir Bapak benar-benar berpikir seperti apa yang dia inginkan!" Aku merespons perkataannya dengan sepenuh hati."Hahahaha, oh ayolah, hidup itu jangan dibuat tegang, sekali-kali Kita harus santai dan jika bisa bawa serta orang yang hidupnya tegang untuk ikut bersantai agar keadaan santai ini lebih berarti." Pria itu berkata sambil tertawa, dan sungguh perkataannya itu menurutku sangat absurt sekali.Ia lalu melirikku sejenak, lalu pandangannya beralih lagi ke depan."Pegawai itu terlihat seperti tegang belakangan ini, Aku ha
"Siapa pria itu?" Aku terus bertanya-tanya mengenai siapakah pria yang duduk tepat di belakangku.Pria itu memanggilku, tetapi aku tidak menggubris panggilan itu, sebagai antisipasi bahwa ia sengaja menyebut namaku untuk memancingku. "Jangan menoleh! Aku mengerti saat ini Kau sedang berada dalam misimu. Nona Madeline, Kau memang benar-benar luar biasa, Aku sangat senang bisa melihatmu secara langsung seperti ini, karena biasanya Aku hanya mendengar desas-desus tentangmu dari para bawahanku." Pria itu berkata lagi, tetapi kali ini lebih panjang.Aku hanya diam sembari mendengarkan dengan seksama semua yang dikatakan pria di belakangku itu."Kau mungkin tidak tahu siapa Aku, tetapi Aku sangat yakin Chris pasti sudah mengatakan padamu bahwa Aku sangat ingin bertemu denganmu sekedar untuk melihat bagaimanakah sosok yang sedang menjadi topik perbincangan hangat di kalangan bawahanku," sambungnya.Mendengar itu, seketika aku langsung teringat pada hari di mana aku dan Chris harusnya menyam
Kami berempat pun duduk dalam satu meja. Aku duduk di samping Martin, dan Reynold bersebelahan dengan Lisa tentunya.Reynold tampak datar dan dingin seperti biasa, sedangkan Lisa entah mengapa memandangku terus menerus dengan tatapan tidak suka. Tak perlu dikata lagi, itu pasti karena dia cemburu karena kejadian kemarin ketika Reynold mengatakan bahwa ia ingin mengantarku pulang.Sedangkan Martin, tentu saja dia terlihat santai dan tengah berusaha untuk mencairkan suasana."Em, well, sebuah kebetulan ya," ucapku tiba-tiba, melanjutkan usaha Martin."Ya, Kami sedang BERKENCAN, dan kebetulan Pak Martin melihat Kami, lalu mengajak Kami untuk ikut bergabung bersamanya," jawab Lisa dengan sinis dan penuh penekanan di beberapa bagian katanya seakan ia sedang pamer padaku."Hoo begitu, lantas kenapa Kalian masih di sini? Pak Martin ya yang menghalangi Kalian?" Aku membalasnya dengan senyuman."Aduh Pak, seharusnya Bapak jangan mengganggu orang pacaran, lihat tuh Lisa sampai tampak kesal begi