Share

Chapter 3

Author: Brille23
last update Last Updated: 2022-09-06 21:13:41

"Kenapa orang ini malah jadi mengikutiku?" pikir Wendy sembari melirik Reynold yang pada akhirnya malah ikut berjalan bersamanya menuju sebuah lapangan di dekat rumahnya.

"Nah Kita sudah sampai, Kau tadi bilang akan mengelilingi lapangan ini bukan?" tanya Reynold pada Wendy.

Lapangan yang berada dekat dengan rumah Reynold itu saat ini terlihat tidak terlalu ramai, ada beberapa orang yang tengah duduk-duduk bercengkerama di lapangan, joging, atau hanya berjalan-jalan saja di sana. Lapangan yang ternyata tidak sepi itu membuat Reynold merasa lega, karena ia akhirnya bisa pergi dengan tenang.

"Di sini sepertinya tidak terlalu sepi, jadi Aku pulang ya," ucap Reynold yang langsung bergegas meninggalkan Wendy di lapangan.

Wendy hanya diam melihat punggung Reynold yang kian lama kian menjauh, ia benar-benar tidak mengerti alasan mengapa Reynold ikut bersamanya ke lapangan dan tiba-tiba meninggalkannya sendirian di sana.

"Tunggu dulu! Apakah itu maksudnya dia hanya ingin memastikan Aku aman sampai ke lapangan ini?" pikir Wendy yang tanpa sadar wajahnya kini memerah.

Menyadari bahwa baru saja ia terpikirkan sebuah kemungkinan bodoh itu, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras untuk meluruskan kembali pikirannya. "Tidak, tidak, Aku tidak boleh berpikir terlalu dangkal, mana mungkin ada orang asing yang bisa sebaik itu pada orang asing lainnya," sambungnya.

Wendy kemudian mulai berjalan mengitari lapangan itu sembari membenarkan kembali jalan pikirannya. Ia mengambil sebotol kopi yang tadi dibelikan oleh Reynold dan langsung meminumnya sedikit demi sedikit.

"Ah~ sepertinya alasan yang paling benar adalah karena dia mulai mencurigaiku dan yang dia lakukan barusan hanyalah sebagai salah satu sikap waspadanya, dia hanya ingin memastikan bahwa apa yang kukatakan itu adalah benar adanya," ucapnya dalam hati setelah ia akhirnya bisa menjernihkan pikirannya.

***

Sementara itu, sebenarnya saat ini Reynold sedang bersembunyi di tempat yang agak jauh dari lapangan, ia mengawasi Wendy yang tengah berjalan-jalan mengelilingi lapangan sembari meminum kopi yang ia belikan.

"Sejauh ini dia melakukan seperti apa yang dia katakan," gumamnya.

Benar dengan apa yang dipikirkan Wendy, saat ini Reynold mulai mencurigainya dan hal itu karena sifat bawaannya yang tidak bisa langsung percaya pada orang begitu saja, ditambah lagi dengan pekerjaan ayahnya yang sangat berbahaya itu menuntutnya untuk selalu waspada dalam keadaan apa pun di kehidupan sehari-hari.

Sudah cukup lama ia mengawasi Wendy, hingga akhirnya Wendy mulai berjalan meninggalkan lapangan menuju jalan yang tadi ia dan Reynold lalui. Reynold yang masih penasaran pun mengikuti wanita itu di belakangnya dengan jarak yang menurutnya cukup aman. Jika itu orang lain mungkin ia tidak akan menyadari bahwa ia sedang diikuti oleh pemuda yang sangat berhati-hati itu, tapi Wendy adalah seorang profesional sehingga ia bisa menyadari bahwa Reynold tengah mengikutinya saat ini. Ia bisa tahu keberadaan pemuda itu di belakangnya, karena wanita itu sudah hafal dengan bagaimana cara Reynold berjalan dan bagaimana suara yang dihasilkan dari langkahnya itu.

"Benar-benar pemuda yang sangat waspada, seperti yang kupikirkan sebelumnya, saat ini dia pasti tengah memastikan apa yang kukatakan itu benar adanya," pikir Wendy yang sedang berakting senatural mungkin untuk mengelabui pemuda yang sedang mengikutinya itu.

"Well, sepertinya Aku akan benar-benar pulang saja, lagi pula jika kuteruskan ia akan semakin mencurigaiku," sambungnya.

Reynold mengikuti Wendy sampai akhir, sampai wanita itu pergi menaiki motor gedenya yang diparkirkan di minimarket tadi.

"Oh, ternyata motor keren itu milik orang itu," gumam Reynold setelah ia melihat Wendy sudah melesat pergi mengendarai motornya.

"Hm, sepertinya Aku keliru, dia hanya orang biasa, ini pasti karena Aku terlalu banyak berpikir belakangan ini," pikirnya sebelum akhirnya ia berbalik dan melanjutkan perjalanan pulangnya.

***

Sepulang dari kegiatan observasinya itu, Wendy langsung melepaskan perlengkapan menyamarnya dan bergegas ke kamar mandi untuk berendam dan membersihkan diri. Ya, saat-saat berendam di air hangat adalah yang sangat menenangkan bagi wanita sibuk seperti dirinya.

Kini hampir sebagian besar tubuhnya terendam air hangat di dalam sebuah bak mandi klasik di kamar mandinya. "Haahh~ inilah kubutuhkan dari tadi," gumamnya sembari memejamkan mata dan mendengarkan musik klasik dari ponselnya.

Namun sayangnya meskipun sekarang ia berusaha untuk menenangkan diri, ia tetap tidak bisa melupakan wajah rupawan Reynold yang barusan ia temui dan bagaimana perlakuannya pada dirinya.

"Hah~ aneh sekali, mengapa wajahnya selalu terbayang-bayang di pikiranku?" gumam Wendy dengan heran.

"Dia benar-benar tidak biasa, jika kusimpulkan secara kasar, dia adalah orang yang waspada, orang yang tidak suka berhutang, apalagi hutang budi, dingin, dan tidak banyak bicara," ucapnya.

"Hm, Aku harus mulai dari mana ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Setelah beberapa menit ia tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba musik klasik yang tengah diputar di ponselnya terhenti dan berubah menjadi suara dering panggilan masuk. Dering itu ternyata adalah panggilan dari Chris, si orang yang paling malas ia ladeni. Meski dengan sangat berat hati ia pun menerima panggilannya walau sebenarnya ia sangat kesal pria itu mengganggu dirinya yang tengah berusaha menikmati ketenangannya. Namun Ia tidak berani mengabaikan panggilannya karena mengingat dulu ia pernah dihukum olehnya karena terlalu lama menerima panggilan darinya.

"Bicaralah!" ucap Wendy dengan ketus setelah menerima panggilannya.

"Oh hai Baby, sedang di mana sekarang?" tanya Chris dengan santainya.

"Di suatu tempat yang bukan urusanmu!" jawab Wendy.

"Biar kutebak, Kau sekarang berada di kamar mandi kan? Tengah berendam dengan air hangat?" tebak Chris yang ternyata sangat tepat sekali.

Wendy diam menunggu orang itu selesai mengoceh.

"Ah, mengapa Kau tidak bilang! Tahu begitu, Aku tadi langsung ke tempatmu saja dan ikut berendam bersamamu, lalu menggosok setiap inchi kulit putih mulusmu itu!" ucapnya dengan nada menggoda.

"Cukup! Cepat katakan ada apa kau memanggilku!" tanya Wendy yang sangat tidak mau mendengar ocehan Chris yang pasti tidak ada ujungnya itu.

"Duh, Kau ini mengganggu fantasiku saja … Well, sebenarnya Aku hanya ingin memberi tahu kalau proses memasukkanmu ke jurusan dan kampus  yang sama dengan Reynold Clifford akan selesai besok, jadi hari Senin nanti saat awal semester 5 dimulai Kau bisa langsung masuk kuliah dan mulai melancarkan aksimu," tutur pria playboy itu.

"Baik, akan kuingat," jawab Wendy.

"AARGGHHH....!!! LEPASKAN AKU!!! KU MOHON JANGAN LAKUKAN ITU PADA KU!" teriak seorang pria dari ujung sambungan yang sangat terdengar jelas di telinga Wendy.

"Woi, Kau urus bajingan itu, buat dia diam!" perintah Chris pada seseorang yang tengah bersamanya.

"Wah sepertinya Kau sedang sibuk," ucap Wendy yang mendengar teriakan putus asa itu dan mendengar suara keributan setelahnya.

"Hahaha, biasalah, tapi tak ada kata sibuk untuk menghubungimu Baby, Aku sangat ingin mendengar suara merdumu, Aku sudah muak mendengar suara teriakan bapak-bapak itu seharian," jawab Chris dengan santai seakan apa yang sedang di lakukannya di suatu tempat itu bukanlah apa-apa.

"Apakah Kau sedang menginterogasinya?" tanya Wendy sebagai formalitas saja.

"Ya!" jawab Chris.

"Apakah setelah itu Aku-"

"Biar kuperjelas satu hal. Kau tidak ada hubungannya dengan yang ini, jadi Kau tidak perlu tahu!" sela Chris sebelum Wendy sempat bertanya.

Wendy tidak menimpalinya lagi karena ia tahu bahwa jika Chris berkata seperti itu, maka ia tak boleh lagi mempertanyakannya. "Nah sudah kan, kalau begitu selamat malam.” Wendy pun berniat untuk mengakhiri percakapan yang tidak ia inginkan itu.

"Aku belum mengatakan jika Aku sudah selesai berbicara," ucap Chris dengan serius.

"Apa lagi?" tanya Wendy yang benar-benar sudah gatal ingin sekali segera menutup teleponnya.

"Kau tadi bertemu dengan Reynold Clifford kan?" tanya Chris yang terdengar serius.

"Em, ya, bagaimana Kau tahu?" jawab Wendy seadanya.

"Untuk apa Kau menemuinya?" tanya Chris tanpa menghiraukan pertanyaan Wendy melanjutkan sesi pertanyaannya yang sudah seperti sesi interogasi itu.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya di jalan," jawab Wendy.

Terdengar pria itu berdecak, seakan kecewa dengan apa yang dilakukan wanita itu. "Wendy, Wendy, harus berapa kali Aku katakan, Kau harus berhati-hati pada orang ini! Sekali saja orang ini curiga, semua rencana Kita akan hancur!" bentak Chris.

"Iya, iya," jawab Wendy yang sebenarnya kaget dengan nada suara Chris yang membentaknya itu.

"Sudahlah, yang penting Kau harus menyelesaikan misi ini dengan cepat, Aku tidak ingin melihatmu menggoda lelaki lain terlalu lama!" ucap Chris.

"Ya," jawab Wendy dengan ketus.

"Bagus, kalau begitu Aku harus pergi, Kau nikmati saja berendammu, goodnight Baby!" ucap Chris yang akhirnya benar-benar mengakhiri percakapan dan menutup teleponnya.

Setelah percakapan singkat itu, Wendy terdiam dan kembali menutup matanya berusaha untuk menjernihkan pikiran.

"Bagaimana dia bisa tahu kalau Aku tadi bertemu dengan Reynold Clifford?" gumam Wendy. "Aku selalu penasaran bagaimana ia selalu tahu gerak-gerikku selama ini," gumamnya lagi.

Salah satu sikap Chris yang selalu membuat Wendy penasaran adalah saat Wendy selesai melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh Chris, maka orang menyebalkan itu akan menghubunginya dan menebak apa yang baru saja Wendy lakukan, yang aneh adalah tebakannya itu selalu benar. Wendy sering menduga bahwa Chris memasang semacam pelacak pada dirinya tanpa sepengetahuannya, tapi sampai sekarang dugaannya itu tidak pernah terbukti karena ia tidak menemukan satu pun alat mencurigakan pada dirinya ataupun di rumahnya.

"Akan sangat sulit bagiku untuk terlepas dari orang ini," ucap Wendy sembari memandangi langit-langit kamar mandinya yang tampak buram karena uap yang dihasilkan dari air hangat yang merendam tubuhnya itu. “Aku tidak ingin munafik, sebenarnya Aku takut mati,” sambungnya sembari perlahan menutup kedua matanya.

Related chapters

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 4

    Beberapa hari kemudian.Hari ini adalah hari pertama Wendy masuk ke kampus yang sama dengan Reynold. Ia berdandan sangat natural seperti mahasiswi normal pada umumnya dengan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan wajahnya yang tidak boros membuat sosoknya bisa berbaur dengan mahasiswi-mahasiswi lainnya. Selain itu, ia juga berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum, menggendong tas yang berisi buku-buku mata kuliah hari ini, tersenyum ramah pada pak satpam yang berjaga di pos satpam universitas, pokonya ia benar-benar sudah seperti mahasiswi ramah normal yang datang ke kampus untuk menuntut ilmu.Beberapa hari sebelum memulai misinya di kampus ini, Wendy mendapatkan beberapa rincian mengenai identitas yang akan ia gunakan dalam misi ini dari Chris. Ia akan menggunakan identitas Bella Valentine untuk menutupi identitas alinya. Chris benar-benar menuliskan semua rinciannya dengan sangat detail, termasuk dengan kepribadian, dandanan, serta gaya berpakaian yang harus Wendy gunakan

    Last Updated : 2023-09-02
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 5

    Karena di hari pertama perkuliahan tidak ada penyampaian materi perkuliahan, setelah selesai mengabsen dan memberi sedikit pengarahan, serta sesi tanya jawab, Martin pun akhirnya mengakhiri kelas.Semua mahasiswa dan mahasiswi pergi meninggalkan kelas, terkecuali Wendy, karena ia diminta Martin untuk jangan dulu meninggalkan ruangan. Oleh karena itu, Wendy hanya duduk manis di tempat duduknya melihat satu persatu teman kelas melewati pintu.Ia lalu mengalihkan pandangannya pada DPA-nya yang tampak sedang sibuk memeriksa ponselnya sembari menunggu semua orang meninggalkan kelas. "Hm, apa saja yang ingin dia bicarakan denganku ya?" pikir Wendy.Ting!Tiba-tiba ponsel Wendy berdering, pertanda sebuah pesan singkat baru saja terkirim padanya.Menyadari hal itu, Wendy langsung mengambil ponselnya untuk mengetahui siapakah si pengirim pesan itu.Setelah memastikannya seketika wajah manis gadis itu tertekuk, tampak sekali raut wajahnya sangat tidak senang dengan apa yang dibacanya."Semangat

    Last Updated : 2023-11-09
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 6

    POV Wendy.Aku sudah cukup lama berdiri di sini, berusaha menguping pembicaraan kedua pria itu di dalam sana. Namun sayang sekali aku tidak bisa mendengar dengan jelas mengenai apa yang sedang mereka bicarakan karena situasi di sekitarku yang begitu riuh, ditambah lagi baik suara Reynold maupun Martin, keduanya terdengar sangat pelan sehingga hal itu membuatku terpikir bahwa di dalam sana mereka benar-benar sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius."Apakah mereka benar-benar mencurigaiku sehingga mereka mengikatkan kewaspadaan mereka?" pikirku, memikirkan kemungkinan terburuk itu."Hm, tapi jika demikian, mengapa Martin mencurigaiku? Dia hanya seorang dosen yang tak ada sangkut-pautnya dengan organisasi, dia murni orang luar yang seharusnya tidak ada keterkaitan apa-apa sehingga seharusnya dia bukanlah ancaman ... Seharusnya yang aku khawatirkan adalah Reynold, dia pasti tahu sesuatu mengenai kasus pembunuhan si brengsek itu dari ayahnya, mungkin saja dia saat ini sedang meningk

    Last Updated : 2023-11-13
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 7

    Gadis itu tampak sangat senang dengan sanjungan yang kulontarkan padanya. Tampangnya yang judes itu berubah menjadi senang dengan diwarnai segaris kebanggaan yang begitu tinggi."Hahahaha, orang bodoh sekali pun akan menyadari betapa beraninya Aku. Well, mau bagaimana lagi, keberadaanku memang tidak bisa disamarkan." Dia malah memuji dirinya sendiri dengan sangat percaya diri. Sungguh kepercayadiriannya patut untuk diapresiasi."Kau benar, Aku harus banyak belajar padamu," timpalku yang masih mengikuti alur, dan tentunya berusaha menarik simpati gadis itu agar di kemudian hari ia mau dengan suka rela membantuku mengejar Reynold.Ia lalu melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan senyum penuh kemenangan. "Well, lagi pula sebagai mahasiswi baru seharusnya Kau menyadari bahwa Kau memerlukan seseorang untuk membantumu beradaptasi ... Karena Aku adalah orang baik, jadi tak ada pilihan lain bagiku selain membantumu!" tuturnya."Berhasil!" Jelas, mendengar ungkapan sok itu aku sangat se

    Last Updated : 2023-11-14
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 8

    DUG!Aku langsung masuk ke dalam apartemenku dan setelah itu mengunci pintunya rapat-rapat. Melihat Chris barusan, membuatku sedikit khawatir dan tentunya dengan melihatnya juga membuat suasana hatiku menjadi buruk."Akhirnya Aku sendirian," gumamku yang seketika merasa begitu lega berada sendirian di rumah.Drrrttt ...Drrrttt ...Drrrttt ...Tak lama, ponselku berdering, dan seperti yang kupikirkan, panggilan itu benar-benar dari Chris.Aku terpaku sejenak memandangi layar ponsel karena hal itu membuatku khawatir dengan hal apa yang akan pria brengsek itu bicarakan padaku.Namun karena aku tidak bisa mengabaikan panggilan itu, dengan sangat berat hari aku pun menerima panggilannya."Bicaralah!" Seperti biasa, aku menjawab panggilannya dengan ketus."Hai Baby ... Kenapa? Kenapa Kau terdengar tidak santai seperti itu, hm? Santai saja, Aku tidak menggigit kok, kecuali jika Kau menginginkannya, hehehe." Chris berkata normal seakan tak ada apa-apa sehingga kukira kali ini dia tidak menda

    Last Updated : 2023-11-16
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 9

    Sungguh aku merasa bahwa hari ini adalah hari keberuntunganku. Selain karena bisa berbincang sebentar dengan Reynold meski pembicaraan itu sangat absurt sekali, aku juga satu kelompok dengannya dalam sebuah tugas kelompok yang memiliki jangka waktu pengerjaan satu bulan. Satu bulan waktu yang sangat lama, tapi mengingat pertemuan untuk mengerjakan tugas itu tidak mungkin satu bulan penuh, jadi bisa diestimasikan waktu pertemuan itu minimal satu kali dalam satu minggu, atau empat kali dalam satu bulan. Itu artinya, tiap minggu aku memiliki kesempatan untuk menarik perhatian Reynold, dan tentu saja, aku tidak boleh menyia-nyiakan hal itu. "Yap, hanya pada waktu kerja kelompok saja Aku bisa berusaha mendekatinya tanpa takut diganggu oleh hal-hal payah seperti diintimidasi oleh para penggemarnya karena mengerjakan tugas adalah sebuah kewajiban ... Hah~ aku tidak menyangka kesempatan seperti ini datang di saat Aku hampir saja putus asa~" pikirku sembari melangkah dengan perasaan ringan me

    Last Updated : 2023-11-18
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 10

    POV Wendy.Akhirnya aku bisa mendapatkan buku yang kuinginkan. Setelah berhasil mendapatkan sisa uang yang kuperlukan, aku kembali ke toko buku untuk membayar buku itu."Dapatkan Hatinya!" Itulah judul yang tertera di sampul buku berwarna merah muda di tanganku ini.Aku sungguh tidak sabar untuk membaca lebih lanjut buku ini karena entah mengapa setelah membaca blurp menjanjikan yang tertera di belakang bukunya, aku merasa bahwa mungkin buku ini bisa membantuku untuk menghadapi Reynold."Tunggu dulu, orang yang Aku pinjami uang itu ... Siapa dia?" Mendadak, di tengah perjalanan pulang, aku baru saja terpikirkan hal penting yang seharusnya kutanyakan pada si pemuda yang kupinjami uangnya sejak awal.Aku menghentikan langkahku, dan langsung berbalik, berlari kembali menuju halte tempat aku meninggalkan pemuda itu sebelumnya."Bagaimana bisa Aku melupakan hal penting seperti itu!" gerutuku.***"Hah ... hah ..." Aku berusaha mengatur napasku ketika akhirnya aku sampai di halte tadi setel

    Last Updated : 2023-11-19
  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 11

    Sementara itu, Viona yang baru saja sampai di perpustakaan setelah selesai sarapan pagi di kantin, langsung mencari keberadaan Wendy yang tertidur di sebuah tempat yang ada di sana. "Ck, gadis itu, padahal Aku sudah bilang akan menyusul ke sini, tapi dia tidak mengabarkan di mana tempat ia duduk sekarang," gumam Viona yang sebenarnya sedikit kesal karena tak menemukan keberadaan Wendy di perpustakaan yang terbilang cukup luas itu.Matanya terus menelisik tiap sudut ruangan, hingga akhirnya pencariannya itu terhenti ketika ia melihat sosok Wendy yang masih tertidur itu. Namun, ia tidak mendekat padanya karena selain Wendy, ia juga melihat sosok lain yang juga sedang berada di sana, dan itu sungguh membuatnya terkejut."Re ... Reynold!" ia menggumamkan nama itu setelah ia memastikan bahwa orang yang duduk berhadapan dengan Wendy adalah pemuda dingin itu.Mengetahui hal itu, Viona langsung bersembunyi, memutuskan untuk mengamati terlebih dahulu mengenai apa yang akan terjadi."Sedang ap

    Last Updated : 2023-11-20

Latest chapter

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 131

    Saat ini hari sudah sore. Setelah mendapatkan titik lokasi tempat saat ini Hilde dan Michael berada, tanpa menunggu lama, aku pun langsung berangkat menuju ke tempat itu. Beberapa saat kemudian, aku sampai di depan sebuah gang gelap yang di mulut gangnya tampak cukup ramai karena saat ini adalah jam-jam pulang bagi para pekerja kantoran. Mendapati hal itu, aku hanya mengernyitkan dahi, benar-benar tidak habis pikir mengapa Michael membawa Hilde ke tempat seperti itu. "Hm, titik lokasi yang dikirim Chris sudah benar, tetapi aku tidak melihat mereka ... sebenarnya apa yang sedang mereka berdua lakukan di dalam gang itu?" pikirku dengan memusatkan pandanganku pada gang yang berada tepat di depanku. Wajahku sudah kututup oleh masker, jadi dengan begitu penampakkan wajahku bisa sedikit tersamarkan. Aku harus berhati-hati karena mengingat Michael pernah berinteraksi denganku ketika kami berada di pesta Hilde waktu itu. Dia pria jenius, aku yakin hanya dengan sekali lihat saja dia pa

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 130

    POV Wendy. "Misi apa yang akan pria itu berikan dengan membuat kita bertiga berkumpul seperti ini?" pikirku sembari menatap sosok Chris yang tengah duduk sembari menatap kami bertiga dengan serius. "Si bajingan Vincent kemarin buka mulut. Dia terus mengoceh, sehingga pada akhirnya mengatakan bahwa ada hal serius yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, dan itu berhubungan Coltello. Mau tidak mau organisasi akan terlibat dalam sebuah perang antar organisasi kecil dan itu tidak bisa dihindari!" Chris mulai menuturkan hal yang menjadi penyebab yang sepertinya membuat pikirannya terganggu. Mendengar hal itu, sontak saja semua orang terlihat semakin serius. "Dia tidak mengatakan detailnya, tetapi itu berhubungan dengan tuan Jimmy Heartnewt. Dia hanya bilang bahwa dengan adanya pejabat itu di sisi mereka, maka Coltello pasti tidak akan baik-baik saja!" Chris melanjutkan perkataannya. Pria itu, melirik ke arahku, kemudian berkata, "Wendy, kuperintahkan Kau untuk mengawasi

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 129

    Michael memandang Hilde dengan perasaan penuh antusias, benar-benar ingin segera mengetahui apa yang hendak tante girang itu bicarakan dengannya, di samping dia ingin 'benda' yang ada padanya. Sedangkan wanita itu tampak tertunduk sedih di samping pria itu sembari memainkan tangannya. "Hm? Nyonya Hilde, mengapa Anda hanya diam saja?" tanya Michael sambil memasang senyumnya yang menawan. Hilde dengan ragu melirik pria rupawan itu. "Tuan Clifford, Saya merasa ketakutan," ucapnya dengan suara yang bergetar. "Well, itulah yang seharusnya Anda rasakan. Anda baru saja menjadi target pembunuhan, tentu saja hal semacam itulah yang harus Anda rasakan," ujar pria itu. Hilde langsung berdiri tanpa mengalihkan pandangannya dari Michael, lalu berkata dengan menggebu-gebu, "Tuan, Anda sudah menyelamatkan nyawa Saya malam itu. Saya yakin Anda bisa-" "Sejujurnya, Nyonya Hilde, yang Saya lakukan hanyalah menangguhkan waktu pembunuhan Anda. Anda berhasil lolos malam itu, bukan berarti Anda

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 128

    "Well, Rey, Rob, tunggu sebentar ya! Sebentar lagi kelasku selesai," seru Martin. "Baik, ayah mertua!" timpal Robert dengan bersemangat, berbanding terbalik dengan Reynold yang hanya merespons dengan sebuah anggukan malas. Martin tersenyum, lalu kembali ke dalam kelas, melanjutkan perkuliahannya. Tinggallah kedua pemuda itu sendiri. "Sebenarnya untuk apa Kau menemui Pak Martin?" Reynold yang masih penasaran, menanyakan hal yang menurutnya ganjil itu. "Eh? Aku hanya datang untuk kunjungan rutinku. Takada masalah mengenai itu, kan?" jawab Robert dengan santainya. "Kunjungan rutin apa?" Reynold bertanya makin jauh. "Itu bukan urusanmu~" timpal lawan bicaranya yang terlihat seperti sedang menjahilinya. Mendengar respons itu, Reynold tidak memperpanjangnya lagi karena sejujurnya ia cukup kesal mendengar bagaimana pemuda itu menjawab tiap pertanyaannya. "Tapi ada satu hal pasti yang menjadi urusanmu, yaitu uruslah kekasihmu sendiri, dan jauh-jauhlah dari Bella!" Pemuda it

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 127

    Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di depan pintu masuk gedung aprtement-ku. "Terima kasih, Rey!" ucapku dengan riang gembira. Reynold hanya memandang dengan malas padaku. Aku memeluk erat boneka unicorn pemberian darinya sembari cengengesan. "Terima kasih juga bonekana ... Aku sangat menyukainya," ungkapku. "Aku tidak sengaja memberikannya-" "Aku akan menamainya ReyBell!" selaku, langsung memberitahukan nama boneka pemberiannya. "Hm, Reynold Bella, kah? Dasar gadis aneh!" gumamnya sembari menyalakan kembali motornya, sepertinya ia bersiap untuk pergi. Aku menghadapkan kepala boneka itu pada Reynold, seraya berkata dengan nada jahil, "Reybell, ayo katakan sesuatu pada Papa!" Reynold langsung menoleh padaku dengan tampang terkejut. "Papa, hati-hati di jalan ... sampai jumpa lagi!" Aku mengubah suaraku sembari mengerak-gerakkan kaki depan boneka unicorn itu seakan dia sedang melambai pada pemuda yang sudah memberikan boneka ini padaku. "Dasar gadis aneh!" guma

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 126

    Belum sempat aku menjawab apa yang ditanyakannya, Reynold menghentikan laju motornya di depan sebuah kedai makanan sederhana. "Em, Rey?" Aku memanggilnya dengan heran. "Turunlah!" serunya. Aku pun melakukan apa yang diserukannya dengan tampang bingung. "Kenapa Kita berhenti di sini?" tanyaku. Pemuda itu menurunkan standar motornya, lalu turun dari motornya, dan setelah itu melengos pergi menuju ke pintu masuk kedai seraya berkata, "Aku lapar!" "Hah? Apa? Eh, tunggu Aku!" Takingin tertinggal olehnya, aku berlari kecil untuk mengejarnya. *** Kini kami duduk berhadapan di dalam kedai itu. Makanan sudah dipesan dan kami hanya tinggal menunggu pesanan kami datang. Ini pertama kalinya aku dan Reynold makan berdua seperti ini. Sejujurnya entah mengapa aku merasa gugup, karena kami benar-benar tidak melakukan apa-apa, hanya duduk diam saling menatap. Pemuda itu bahkan tidak memainkan ponselnya dan ia hanya memandangi sekitar dan sesekali memandang ke arahku dengan tampang

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 125

    "Aku akan tahu rahasia Reynold! Aku harus berjuang!" pikirku dengan rasa begitu antusias mengikuti langkah targetku ini. Pintu geser kaca otomatis pun langsung terbuka ketika kaki kami menyentuh lantai di depannya. "WOAH ...." Aku memasang tampang bodoh seperti anak kecil yang baru pertama kali masuk ke dalam sebuah gedung yang penuh dengan berbagai macam game arcade di dalamnya. Aku langsung beralih pada Reynold dengan antusias, seraya bertanya sambil menarik-narik bajunya, "Rey, Rey! Mau main yang mana dulu ini?" Pemuda itu menoleh padaku dengan malas, lalu berjalan begitu saja menuju ke tempat pembelian koin. "Kau yang pilih!" tegasnya setelah ia membeli koin yang cukup banyak. "Eh? Baiklah!" timpalku dengan bersemangat. Kuedarkan pandanganku untuk mencari mesin permainan yang terlihat menarik untuk pertandingan kami. "Ayo Kita main itu!" Aku menunjuk sebuah mesin game arcade Tekken yang terlihat masih baru tak jauh dari tempat kami berdiri. "Hm." Reynold hanya m

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 124

    POV Wendy. Kedua mataku terbelalak melihat pemandangan mengejutkan itu. Setelah mencari pemuda itu selama satu setengah jam, akhirnya Aku menemukannya dalam situasi yang membuatku takhabis pikir. Sebuah situasi di mana Reynold terlihat bahagia bercanda dan beberapa kali ia juga tertawa dengan gadis kecil yang terlihat seperti berumur 7 tahunan di punggungnya itu. "Bocah cilik itu siapanya Reynold?" gumamku yang masih tak percaya dengan apa yang kulihat. "Reynold! Luna!" Seorang wanita berlari kecil sambil memanggil mereka. Pemuda dan bocah cilik itu menoleh pada wanita itu. Seorang wanita dewasa yang terlihat manis dan terlihat menenteng kantong kresek. Bocah itu terlihat antusias dan Reynold pun berjalan mendekat pada wanita itu sambil menggendong gadis cilik yang sepertinya bernama Luna itu. Mereka bertiga terlihat bercengkerama bersama dengan menampakkan senyum lepas satu sama lain sehingga mereka benar-benar terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia. "Aku tida

  • Terpikat Pesona Berondong Targetku   Chapter 123

    Michael tengah duduk di depan seorang pria bermantel biru khas seragam kepolisian. Mereka duduk berhadapan dengan tampang si pria dari kepolisian itu terlihat kesal. Sedangkan Michael terlihat begitu santai, takpeduli dengan tampang kesal pria itu. "Jadi, Kau tetap takingin menyerahkan benda yang Kau dapatkan itu?" tanya pria itu dengan gigi bergemertak seakan sedang menahan kekesalannya. "Yaps! Aku berhak menolak karena itu adalah properti pribadiku. Kau ini polisi, pasti Kau sangat tahu hak-hak warga negara bukan?" jawab Michael dengan tenang. "Tuan Michael Clifford, Aku rasa itu bukan benda milikmu, jadi kami berhak untuk mengambilnya demi kepentingan negara!" Polisi itu menyanggah apa yang dikatakan pria yang tampak menyebalkan dengan seringainya yang tiba-tiba saja tampak semenjak mereka bertemu. Michael menghela napas, lalu sidekap di pahanya, lalu berkata, "Kau sepertinya lupa dengan tujuanmu sejak awal. Semenjak Kau datang Kau hanya membicarakan 'benda itu.' Well, Kau

DMCA.com Protection Status