Andrew memandang putra angkatnya itu dengan lekat, merasa heran dengan tingkahnya."Kenapa?" tanya Andrew mengerutkan keningnya."Cucu Papa, apakah tinggal di kota ini?" tanya pria itu, dengan hati-hati."Ya, tentu saja!" jawab Andrew."Apakah dia tinggal bersama dengan putra Papa yang sudah lama tidak kembali?""Tidak, Ferdinand ternyata sudah lama meninggal!" kata Andrew dengan sedih."A..apa? sudah meninggal? ternyata selama ini, Ferdinand sudah meninggal?" tanya pria itu pura-pura terkejut.Pria itu menelan ludahnya dengan gugup."Iya!" jawab Andrew dengan nada sedih."Jadi, cucu Papa sekarang tinggal dengan siapa?""Dengan suaminya!""A..apa? cucu Papa sudah menikah?" tanya pria tidak percaya, pantas saja, orang suruhannya itu tidak menemukan alamat cucu asli Andrew.Ternyata yang di cari sudah berkeluarga, seharusnya tidak menjadi bebannya lagi kan! pikir pria itu.
Besoknya di Mansion Sylvester.Seperti biasa Harry selalu ingat untuk bangun pagi, dia ingat akan jadwal masuk sekolahnya.Perlahan tubuh mungil itu, berusaha menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya.Dan, kemudian turun dari tempat tidur, lalu memakai sandal rumahnya.Dengan mata yang masih setengah mengantuk, keluar dari dalam kamar.Harry menuju kamar orang tuanya, memukul dengan ke dua kepalan tangannya, ke pintu kamar yang terkunci."Papa, buka pintu!" sahutnya sembari menggedor pintu kamar Lucas.Ceklek!Pintu kamar terbuka, tampak Lucas dengan penampilan yang begitu kusut, berdiri menjulang tinggi di ambag pintu."Kenapa nak?" tanya Lucas memandang Harry. "Hari ini aku mau pergi sekolah Pa, aku mau bersiap-siap mandi dan berpakaian!" sahut Harry menengadahkan kepalanya memandang Lucas."Maaf Tuan Muda, saya terlambat datang untuk mengurus anda!" sahut pengasuh Harry, tiba-tiba datang dengan setengah berlari menghampiri Harry."Pengasuhmu sudah datang nak, pergilah mandi!"
Setiap seseorang sudah melakukan kesalahan, akan keluar kata maaf dari mereka, berharap mendapat belas kasihan.Tetapi, saat mereka melakukan tindakan mereka yang kejam, sedikitpun mereka tidak memiliki hati nurani untuk membantai korbannya.Kalau melihat pemandangan pria tua itu, yang bersujud meminta ampun untuk di maafkan, terlihat sangat memperihatinkan.Apakah dia harus di maafkan atas tindakannya yang telah lama berlalu? kejahatan yang di sengajanya, dan pihak berwajib tidak ada sedikitpun, menyelidiki pembunuh pria malang tersebut?Bagi Lucas, pria tua itu, sama sekali tidak memprihatinkan di pandangannya.Mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, dia harus membalaskan penderitaan yang di alami Julia.Istrinya kehilangan ke dua orang tuanya, karena ke egoisan seseorang, siapapun dalang di balik insiden itu, harus mendapatkan ganjarannya.dataro "Katakan siapa dia!" sahut Lucas dengan datar kepada pria tua itu.Di..dia masih ada ikatan kekeluargaan dengan korban!" jawab pria tua itu,
Setiap seseorang sudah melakukan kesalahan, akan keluar kata maaf dari mereka, berharap mendapat belas kasihan.Tetapi, saat mereka melakukan tindakan mereka yang kejam, sedikitpun mereka tidak memiliki hati nurani untuk membantai korbannya.Kalau melihat pemandangan pria tua itu, yang bersujud meminta ampun untuk di maafkan, terlihat sangat memperihatinkan.Apakah dia harus di maafkan atas tindakannya yang telah lama berlalu? kejahatan yang di sengajanya, dan pihak berwajib tidak ada sedikitpun, menyelidiki pembunuh pria malang tersebut?Bagi Lucas, pria tua itu, sama sekali tidak memprihatinkan di pandangannya.Mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, dia harus membalaskan penderitaan yang di alami Julia.Istrinya kehilangan ke dua orang tuanya, karena ke egoisan seseorang, siapapun dalang di balik insiden itu, harus mendapatkan ganjarannya.dataro "Katakan siapa dia!" sahut Lucas dengan datar kepada pria tua itu.Di..dia masih ada ikatan kekeluargaan dengan korban!" jawab pria tua itu,
Akhirnya di ruang kantor Andrew hanya tinggal Lucas, Edward dan Kakek Julia.Lucas duduk di sofa saling berhadapan dengan Andrew, sementara Edward berdiri di dekat pintu."Kakek, sejak kapan anda mengangkat seorang putra, apakah setelah anda mengusir putra anda?" tanya Lucas memulai pembicaraan mereka."Sejak tiga bulan setelah aku mengusir Ferdinand, sopirku mulai sakit-sakitan, karena umurnya yang sudah tua kala itu, dan sepertinya dia harus pensiun, jadi aku meminta padanya untuk mengambil putranya untuk menjadi putra angkat ku, dan dia dengan senang hati memberikan putranya!" kata Andrew menjelaskan sejak kapan dia mengangkat seorang anak lelaki."Apakah anda tidak melihat ada sesuatu yang mencurigakan, yang di lakukan putra angkat anda?" tanya Lucas mengorek lagi tentang putra angkat Kakek Julia tersebut."Sepertinya tidak, dia terlihat seperti biasanya selama ini, hanya saja kadang suka menanyakan tentang masalah aset dan warisan!" ujar Andrew."Apakah Kakek tidak menemukan hal
Pria itu kemudian di tarik paksa naik ke dalam mobil, tapi putra angkat Kakek Julia itu meronta berusaha melawan.Membuat Bodyguard Lucas dengan sigap, memiting tangan pria tersebut ke balik punggungnya."Apa-apaan ini!" teriaknya kaget, karena di perlakukan begitu kasar."Anda jangan banyak bicara, masuk saja ke dalam mobil!" sahut salah satu Bodyguard Lucas itu.Putra angkat Andrew itu, akhirnya terpaksa menurut saja, karena dia akan di perlakukan lebih kasar lagi kalau mencoba berontak.Mobil yang membawa putra angkat Andrew itu pun, perlahan meninggalkan parkiran basement gedung kantor Group Davidson.Sementara mobil satu lagi, membawa Lucas menuju restoran Julia.Bibir Lucas mengembangkan senyuman senangnya, melihat istrinya baik-baik saja.Lucas membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, lalu mendaratkan ciumannya pada puncak kepala istrinya itu."Ayo, kita jemput Harry!" kata Lucas, lalu membukakan pintu mobil untuk istrinya itu.Kemudian mereka pun meluncur menuju sekolah H
Perlahan Harry bangkit dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Ibunya yang sedang di dekap Ayahnya.Tubuh kecil itu ikut bergabung memeluk Ibunya, karena tubuhnya yang kecil, Harry hanya bisa meletakkan kepalanya pada pangkuan Ibunya, sembari memeluk bagian daerah lutut Julia.Merasakan Harry ikut memeluk dirinya, Julia meletakkan tangannya di punggung Harry.Lucas perlahan berjongkok, bersitumpu dengan ke dua lututnya ke lantai, agar tingginya dengan Julia seimbang.Dengan begitu tangannya bisa meraih tubuh kecil putranya, dan ikut memeluk tubuh Harry."Sudah, jangan lagi bersedih, kita akan beri perhitungan pada orang yang telah melakukan kejahatan pada Papa mertua!" kata Lucas menghibur Julia, sembari mengelus punggung istrinya itu dengan lembut."Iya Mama, jangan sedih lagi, aku jadi ikut sedih, hu..hu..huuu!" ujar Harry mencoba menghibur Julia, tapi justru dia semakin menangis sedih.Julia mengelus kepala putranya itu, yang semakin erat memeluk kakinya, dan semakin membenamkan w
Esok harinya di pinggir kota, di sebuah gedung terbengkalai.Seorang pria berusia empat puluhan, diikat dengan rantai pada sebuah kursi di sudut gedung tersebut.Dengan posisi tangan diikat kebelakang, dan mulut di tutup lakban hitam.Wajahnya yang terlihat pucat, dari pertama di tarik paksa naik mobil, sudah tahu kalau dirinya dalam bahaya.Sepertinya Ceo Group Sylvester sudah mengetahui sesuatu tentang dirinya, dia sudah melihat dari tatapan mata Ceo itu.Brak!Dia mendengar suara gaduh memasuki gedung.Ternyata dua mobil hitam memasuki gedung, dan kemudian berhenti di area parkir di dekat pintu gerbang gedung.Karena gedung itu luas, tempat parkir berada di dalam gedung. Pria itu melihat pintu mobil terbuka, dan dari dalam mobil beberapa pria membawa dua orang wanita, dengan tangan terikat."Tidak! lepaskan! jangan sentuh aku!" jerit salah satu wanita itu dengan kencang.Mata pria yang diikat itu terbelalak, karena terkejut, melihat siapa wanita yang di bawa beberapa pria berpakai