Lucas bergegas membuka pintu kamar, dan tampaklah di luar pintu, berdiri putranya dengan wajah cemas."Papa, aku mau melihat Mama, Nenek bilang Mama tidak enak badan!" sahut Harry, lalu anak kecil itu pun masuk ke dalam kamar.Lucas sontak panik, melihat putranya itu langsung masuk ke dalam kamar.Julia di atas tempat tidur, juga ikut panik, dengan cepat tangannya membenarkan letak selimut, yang menutupi tubuhnya.Sementara Lucas pun tersadar dengan pakaian Julia yang berserakan di lantai, dan dengan cepat, Lucas memunguti pakaian Julia.Dan bergegas menyimpan pakaian Julia tersebut, ke balik selimut yang menutupi Julia."Mama, kenapa bisa tiba-tiba tidak enak badan Ma, apa yang terjadi?" tanya Harry, lalu berusaha naik ke atas tempat tidur.Setelah dia berhasil naik, Harry langsung menyentuh kening Ibunya tersebut."Mama banyak pikiran nak, membuatnya jadi stress!" sahut Lucas menjawab pertanyaan Harry tersebut, sembari duduk di tepi tempat tidur.Setelah menyentuh kening Ibunya, Har
Malam hari di sebuah rumah toko, yang sudah usang.Sepasang suami-istri sedang memandang, ke arah seorang pria yang duduk di belakang meja usang.Pria itu duduk dengan santainya, sembari mengangkat ke dua kakinya ke atas meja."Jadi, kalian tidak menemukan wanita yatim piatu itu, dia hanya seorang wanita yang sudah tidak memiliki apa-apa lagi, begitu gampang menemukan seseorang yang memiliki seseorang untuk melindunginya!" sahut suami dari satu-satunya wanita yang ada di ruangan usang itu."Sangat sulit menemukannya, sepertinya dia sudah memiliki tempat tinggal yang sulit untuk di lacak, perlu biaya lagi, untuk menyewa beberapa orang untuk mencari tahu, di mana wanita itu tinggal!" sahut pria yang duduk di kursi itu dengan santainya."Kamu harus menemukannya, aku akan memberikan kekurangan biayanya!" sahut satu-satunya wanita di dalam ruangan itu. "Nah, itu baru benar, besok kami pasti akan menemukan alamat wanita itu!" sahut pria yang duduk dengan santai tersebut."Tepati janjimu, j
Setelah Lucas mengantarkan Harry ke sekolahnya, dia pun langsung berangkat ke kantor nya.Hari ini Lucas akan melakukan pemeriksaan langsung ke proyek pembangunan Mall, yang sudah berlangsung selama sebulan.Sesampainya di lokasi, Lucas merasa puas dengan apa yang di lihatnya.Pembangunan tampak sesuai apa yang di rencanakan dari semula, dan tampaknya Lantai dasar dan lantai dua sudah terbentuk.Setelah melihat proyek Mall tersebut, dan memeriksa bahan-bahan yang di gunakan, apakah yang berkualitas atau tidak.Lucas kemudian lanjut melakukan Peninjauan Mall khusus pakaian bermerk, yang sudah di buka Group Sylvester setengah tahun ini.Lucas akan melihat perkembangan, dan tatanan cara Mall itu untuk memikat para konsumen.Mall sepuluh tingkat, khusus hanya menjual pakaian-pakaian bermerk yang berkualitas.Baik pakaian pria, wanita dan anak-anak berusia empat tahun ke atas.Bersama Edward dan tiga Bodyguardnya, yang selalu menjaga jarak dalam dua meter di belakang, memasuki lobby gedung
Lucas jadi tidak berselera, melihat makanan yang di sajikan di atas meja.Memikirkan masalah keluarga istrinya Julia, semuanya karena kesalahan yang di buat Kakek Julia.Ruang VIP tersebut beberapa saat hening kembali, suasana terasa suram karena masalah yang melibatkan mereka berdua.Andrew merasa bersalah kepada Lucas sebagai cucu menantunya, karena sudah menelantarkan keluarga istrinya, Julia.Andrew tahu, kalau Lucas adalah salah satu Investor yang sangat di cari bagi para pembisnis.Pengaruh Lucas sangat kuat dalam dunia bisnis, segala sesuatu kalau sudah ada dalam penanganan Lucas, akan berkembang dengan baik.Tangan besi Lucas, tidak perlu di ragukan lagi, sehingga para lawan bisnisnya, harus berpikir dua kali untuk melawan Group Sylvester.Andrew tidak menyangka, cucunya bisa menikah dengan seorang pengusaha nomor satu di kota mereka.Membuat Andrew seorang pebisnis yang bisa di bilang, hanya orang ke enam di kota mereka, sangat beruntung bisa berbincang-bincang dengan Lucas.
Lucas tiba di Mansion Sylvester saat hari sudah jam tujuh malam, hari ini banyak jadwal yang di selesaikan Lucas.Harry langsung menyambutnya, begitu dia menginjakkan kakinya di pintu utama Mansion.Putranya itu berlari sambil berteriak memanggilnya dengan gembira, lalu menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Lucas."Papa, aku rindu padamu!" kata Harry memeluk Lucas dengan eratnya.Senyuman Lucas mengembang, begitu mendengar kata-kata putranya itu."Papa juga rindu padamu, nak!" kata Lucas memeluk tubuh kecil putranya itu.Lucas melihat Julia datang juga menyambutnya, senyuman Lucas terlihat semakin lebar begitu senangnya.Tangannya satu terulur meraih Julia yang mendekat, lalu menarik tangan Julia merapat padanya.Mereka bertiga saling berpelukan, sambil tersenyum bahagia.Apakah istriku, rindu juga padaku?" tanya Lucas memeluk Julia dengan satu tangannya, sementara tangan satu lagi menggendong Harry yang memeluk lehernya dengan erat."Iya, rindu sampai tidak bisa istirahat dengan bai
Setelah menanggalkan semua pakaiannya, Julia pun memasukkan kakinya ke dalam bathtub."Kemarilah sayang!" tangan Lucas terulur meraih tangan Julia.Julia memberikan tangannya di pegang Lucas, dan Lucas membawa Julia perlahan ke atas pangkuannya.Lucas begitu ingin sekali bermesraan dengan istrinya itu, menghabiskan waktu mandinya bersama Julia.Lucas menempatkan Julia, duduk berhadapan dengannya, di atas pangkuannya.Lucas tersenyum senang memandang Julia dengan puas, tangannya mulai beraksi mengelus tubuh istrinya itu."Sayang, kenapa ini tetap indah, apakah sewaktu putra kita masih bayi, ini mengeluarkan airnya?" tanya Lucas dengan polosnya, tidak tahu entah kenapa dia ingin tahu.Bentuk benda lembut itu terasa kencang, dan padat, seperti tidak pernah mengeluarkan ASI. "Tentu saja mengeluarkan air, tapi saat usia Harry enam bulan, aku alihkan dia untuk minum susu bubuk!" jawab Julia."Oh!" ternyata Harry pernah merasakan minum Asi, perasaan Lucas sangat membuncah.Julia ternyata sa
Benar saja, saat mereka masuk ke ruang makan, semua orang sudah menunggu mereka untuk makan malam.Melihat orang tuanya datang, Harry membenarkan duduknya, dia sudah bersiap akan menikmati makan malamnya.Pelayan pun mulai menyajikan makan malam keluarga Sylvester, setelah Lucas dan Julia duduk di kursi mereka.Semenjak Lisbeth menyadari akan kesalahannya telah membenci Julia, Ibu Lucas itu jadi semakin menyayangi cucunya Harry.Perhatian Lisbeth jadi lebih banyak kepada Harry, dan bahkan tidak bisa jauh-jauh dari cucunya tersebut.Selama mereka makan malam, Lisbeth selalu memberi Harry lauk dan sayur ke piring Harry.Dan dengan patuh, Harry memakan habis lauk dan sayur yang di beri Lisbeth.Keluarga Sylvester terlihat begitu bahagia, meja makan terasa begitu hangat dan penuh canda tawa.Sementara itu di sisi lain.Sepasang suami-istri terlihat begitu gelisah, dan terlihat sangat marah.Prang!Suami dari wanita itu melemparkan gelas dengan kencang ke lantai, dia terlihat begitu emosi.
Andrew memandang putra angkatnya itu dengan lekat, merasa heran dengan tingkahnya."Kenapa?" tanya Andrew mengerutkan keningnya."Cucu Papa, apakah tinggal di kota ini?" tanya pria itu, dengan hati-hati."Ya, tentu saja!" jawab Andrew."Apakah dia tinggal bersama dengan putra Papa yang sudah lama tidak kembali?""Tidak, Ferdinand ternyata sudah lama meninggal!" kata Andrew dengan sedih."A..apa? sudah meninggal? ternyata selama ini, Ferdinand sudah meninggal?" tanya pria itu pura-pura terkejut.Pria itu menelan ludahnya dengan gugup."Iya!" jawab Andrew dengan nada sedih."Jadi, cucu Papa sekarang tinggal dengan siapa?""Dengan suaminya!""A..apa? cucu Papa sudah menikah?" tanya pria tidak percaya, pantas saja, orang suruhannya itu tidak menemukan alamat cucu asli Andrew.Ternyata yang di cari sudah berkeluarga, seharusnya tidak menjadi bebannya lagi kan! pikir pria itu.