Share

Membeku Di Kamar

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-03-26 13:53:22

Hari sudah mulai gelap, keduanya sudah kembali dari pantai membersihkan diri. Hisyam tersenyum saat Zahra memakai pakaian tidur. Ia kelihatan menggemaskan dengan bajunya yang bergambar boneka. Sementara kepala Zahra masih di balut hijab. Meski memakai pakaian yang longgar tetap saja terlihat cantik.

Hisyam sudah tidak sabar menunggu saat itu tiba. Ia pura-pura berbaring di ranjang memasang muka kelelahan. Terpaksa dia mengakali Zahra. Hanya dengan cara itu gadis itu peka dan lebih perhatian padanya.

"Om balik badan dulu," ucap Zahra.

Otomatis kayak boneka di remot, tubuh Hisyam langsung berbalik tengkurap. Pikirannya sudah berselancar kemana-mana. Membayangkan jari-jari lentik Zahra memijat punggungnya.

"Om, badannya gede. Kayaknya jariku nggak kuat kalau mijit langsung. Boleh kan aku pakai alat bantu?" tanya Zahra.

"Terserah kamu saja. Yang penting pegel-pegelku hilang," kata Hisyam pasrah. Meski ia tidak tahu apa yang akan di gunakan Zahra. Daripada aksi pijat memijatnya tidak jad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Suherni Erni
dasar cewek matre, pikiran nya selalu hanya uang, beda dengan zahra gak pernash memikirkan uang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpesona Papa Mertua   Masih Bulan Madu

    Tak ada yang terjadi semalam, Zahra masih bergulat dengan selimutnya setelah sholat subuh. Sementara Hisyam sibuk dengan laptopnya memeriksa laporan dari Candra asisten pribadinya. Ingin dia mengabaikan semua pekerjaan itu. Namun acara bulan madu termasuk acara dadakan gara-gara ada Abie. Jadi banyak pekerjaan yang mesti harus di selesaikan."Om, kita pulang aja yuk," suara Zahra terdengar dari balik selimut.Hisyam terdiam sejenak menghentikan aktifitas di laptopnya. Tangannya berhenti mengetik, menyimpan data-data itu sebelum mematikan laptopnya. Ia mendekati istri kecilnya, menyibak selimut tebal yang membungkus tubuh Zahra."Kamu bosan di sini?" tanya Hisyam."Enggak, aku cuman nggak enak. Om kayaknya banyak kerjaan," balas Zahra. Manik matanya menatap ke arah Hisyam yang tengah duduk di hadapannya."Tidak usah kamu pikirkan. Ayo kita keluar jalan-jalan lagi," ajak Hisyam.Zahra menggeleng. Ia memiringkan tubuhnya menghadap ke dinding. Tiba-tiba pria tampan itu ikut berbaring mir

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terpesona Papa Mertua   Abie Frustasi

    "Jadi kan buat anaknya tiap hari," goda Hisyam. Ia hendak merangkul Zahra tapi gadis cantik itu justru menepis tubuhnya."Ih ... Om ke ger-an deh. Kalau bukan karena temen Om yang tingkahnya berbau pelakor aku pasti udah duduk anteng aja," ucap Zahra membela diri."Itu tandanya sayang.""Ya enggak juga, aku mempertahankan harga diriku sebagai istri kok. Mentang-mentang tampangku bocil gini mau di ejek semaunya," gerutu Zahra.Hisyam hanya geleng-geleng kepala. Seperti biasa kalau dari pantai dia pasti ke kamar mandi untuk membersihkan diri lagi. Pasalnya tubuh terasa lengket kalau tidak langsung mandi. Pagi dah mandi siang mandi lagi pokoknya kayak lumba-lumba si Om ini.Zahra cukup bosan karena dia dari tadi menunggu Hisyam mandi tidak kelar juga. "Ini Om sedang luluran ato ngapain sih. Lama banget mandinya kayak cewek," gerutu Zahra.Ia hendak mengetuk pintu kamar mandi tapi kaget bukan main karena tiba-tiba kepala Hisyam nongol separuh dari balik daun pintu."Astagfirullahhaladzim

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terpesona Papa Mertua   Abie Frustasi

    Sepulang dari bulan madu Hisyam segera bergegas menemui Abie. Ia yakin putranya itu keras kepala dan tidak mau makan. Namun pada saat dia membuka pintu kamarnya, Abie tidak ada di tempat."Dimana dia?" Seorang pelayan mendekati Hisyam seolah ada sesuatu uang ingin di beritahukannya."Maaf Tuan. Tuan muda sudah di bawa ke rumah sakit karena tubuhnya terus melemah tidak mau makan," terang ARTnya. Zahra ikut kaget mendengarnya."Kenapa aku tidak di beritahu?" Hisyam geram karena tidak ada yang memberitahunya sama sekali."Maaf Tuan, kejadiannya begitu cepat. Kami hendak memberitahu Tuan tapi Tuan sudah datang lebih dulu." Pelayan itu menjelaskan sembari menundukkan kepalanya. Bibirnya bergetar takut kalau Hisyam marah besar dan menecatnya."Ya sudah, nanti aku akan kesana," pungkas Abie. Ia pun mengajak Zahra untuk beristirahat di kamarnya. Awalnya, Zahra memasuki kamarnya sendiri. Namun karena tidak tega pada Hisyam dia memilih tinggal di kamar Hisyam saja."Om tidak apa-apa?" tanya Z

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terpesona Papa Mertua   Zahra Bukan Barang

    Sepulang dari bulan madu Hisyam segera bergegas menemui Abie. Ia yakin putranya itu keras kepala dan tidak mau makan. Namun pada saat dia membuka pintu kamarnya, Abie tidak ada di tempat."Dimana dia?" Seorang pelayan mendekati Hisyam seolah ada sesuatu uang ingin di beritahukannya."Maaf Tuan. Tuan muda sudah di bawa ke rumah sakit karena tubuhnya terus melemah tidak mau makan," terang ARTnya. Zahra ikut kaget mendengarnya."Kenapa aku tidak di beritahu?" Hisyam geram karena tidak ada yang memberitahunya sama sekali."Maaf Tuan, kejadiannya begitu cepat. Kami hendak memberitahu Tuan tapi Tuan sudah datang lebih dulu." Pelayan itu menjelaskan sembari menundukkan kepalanya. Bibirnya bergetar takut kalau Hisyam marah besar dan menecatnya."Ya sudah, nanti aku akan kesana," pungkas Abie. Ia pun mengajak Zahra untuk beristirahat di kamarnya. Awalnya, Zahra memasuki kamarnya sendiri. Namun karena tidak tega pada Hisyam dia memilih tinggal di kamar Hisyam saja."Om tidak apa-apa?" tanya Z

    Last Updated : 2025-03-30
  • Terpesona Papa Mertua   Hasil Diagnosa

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Zahra."Dia lemah, butuh banyak cairan karena tidak mau makan beberapa hari ini," ucap Hisyam.Wajahnya terlihat lelah seperti ada yang di pikirkan tapi tidak bisa di curahkan pada istrinya. Zahra tidak sanggup untuk banyak bertanya lagi. Tidak rela rasanya."Om, temani aku makan di bawah. Perutku udah melilit dari tadi," ajak Zahra manja. Tatapannya penuh permohonan membuat Hisyam tak tega. Perasaannya yang tengah gundah gulana di tepis sebentar demi menyenangkan istri tercintanya."Turunlah lebih dulu, aku mau berganti pakaian," balas Hisyam."Oke."Aku tunggu di bawah ya," ucap Zahra penuh semangat.Sepeninggal Zahra, Hisyam duduk termenung sendirian. Memikirkan perkataannya Abie yang meminta agar dirinya melepas Zahra. Ia tidak habis pikir mengapa Abie bisa berpikiran seperti itu. Hisyam merasa gagal mendidik Abie selama ini."Lama-lama karaktermu mirip seperti ayah kandungmu," lirih Hisyam. Banyak hal yang di ketahui Hisyam mengenai ayah kandung Abie

    Last Updated : 2025-04-01
  • Terpesona Papa Mertua   Permintaan Abie

    Abie tersenyum, seolah dia mendapatkan kemenangannya. Papanya kembali tidak memarahinya. Ia kenal Hisyam. Seorang ayah yang tidak tegaan dan penuh kasih sayang. Di usianya yang masih bayi ibunya sudah di tinggal oleh papa kandungnya. Di usia lima tahun dia di pertemukan papa baru yang tajir melintir. Siapa yang tidak senang. Hidup berkecukupan bergelimang harta dan mendapat sekolah terbaik tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.Abie tidak pernah tahu wajah ayah kandungnya seperti apa. Karena Winda tidak pernah menunjukkan fotonya. Kemungkinan Winda terlalu sakit hati di tinggal selingkuh suaminya di saat hamil besar. Hisyam tahu jelas siapa pria itu. Tapi Hisyam selalu di wanti-wanti oleh Winda agar tidak mengatakannya pada Abie. Alasan Winda cukup kuat karena ayah kandung Abie tidak pantas membesarkan Abie. Zahra menautkan telapak tangannya di telapak tangan Hisyam. Membuat pria bertubuh tegap itu tersadar dari lamunannya. Hari ini Abie ingin pulang ke rumah, ia ingin rawat jalan. Sua

    Last Updated : 2025-04-01
  • Terpesona Papa Mertua   Hisyam Galau

    Hisyam tidak langsung menjawab permintaan Abie. Ia harus mendiskusikannya dengan Zahra. Suami mana yang sanggup melihat istri yang di cintainya berduaan dengan pria lain. Meski Abie putranya, dia bukan putra kandungnya."Akan aku tanyakan pada Mama kamu," lirih Hisyam."Kamu istirahat dulu."Hisyam keluar dari kamar Abie, dia berhasil menenangkan putranya. Giliran hatinya tidak tenang. Ia harus merelakan Zahra berdekatan dengan Abie."Permintaan yang konyol," batin Hisyam."Di saat seperti ini bisa-bisanya dia memanfaatkan situasi dan perasaanku."Sama halnya ketika Winda datang membawa Abie yang masih kecil. Meminta perlindungan padanya. Menikahinya meski tidak pernah menyentuhnya. Ia menjadi perjaka bodoh yang berstatus suami.Baru saja keluar dari pintu kamarnya. Hisyam di kagetkan keberadaan Zahra yang sudah berdiri di depan pintu. Rupanya sedari tadi Zahra berada di luar kamar Abie. Ia tidak berani masuk, takut amukan Abie."Om, mau bicara sama kamu."Lirih namun bisa di dengar Z

    Last Updated : 2025-04-01
  • Terpesona Papa Mertua   Rayuan Abie Pada Zahra

    Hisyam kembali ke kamarnya, ia tidak ingin menjadi pengganggu di antara mereka. Namun tak lama kemudian Zahra sudah muncul di hadapannya."Om... maaf tadi aku ke kamar Abie menjenguknya. Om nyariin aku nggak?" tanya Zahra pede.Hisyam tanpa banyak bicara langsung memeluk Zahra. Entah mengapa tiba-tiba ada semacam rasa kehilangan menghantuinya. Padahal baru di tinggal beberapa menit saja."Om tidak apa-apa kan?" tanya Zahra lagi."Iya, Om tidak apa-apa," sahut Hisyam pelan."Om, hari ini kuliahku libur. Om libur nggak kerjanya?" tanya Zahra."Maaf, aku berangkat hari ini. Karena ada rapat penting," ucap Hisyam.Mendengar jawaban Hisyam, Zahra sedikit kecewa. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Hisyam tapi kesibukan Hisyam mengalahkan segalanya."Ya udah aku siapin baju kerja Om."Zahra melepaskan diri dari pelukan Hisyam. Ia sebenarnya berat di rumah sendirian meski banyak ART. Tapi tugasnya adalah membantu merawat Abie. Ia enggan melakukannya. Karena Abie seperti orang sehat tidak

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Terpesona Papa Mertua   Bertemu Mertua

    Perjalanan yang tidak cukup jauh berboncengan motor matic antara Abie dan Winda kini mengantarkan mereka sampai di rumah makan. Abie berhenti di parkiran membantu Winda melepaskan helmnya saat ia sudah turun dari motor."Win, kenapa kita tidak ke rumahmu saja ketemuannya. Agar aku juga tahu dimana rumahmu," ucap Abie sembari berjalan beriringan menggandeng tangan Winda masuk ke dalam rumah makan.Tak sedikitpun Abie melepaskan gandengan tangannya. Membuat Winda merasa dag dig dug. Ia mengambil nafas agar bisa mengontrol jantungnya berdetak lebih teratur.Dari kejauhan Hilman melihat putrinya di gandeng seorang pria tampan yang berjalan ke arahnya. Entah mengapa dia merasa familiar dengan wajah pria tersebut. Tapi dimana dia pernah bertemu. Ia kesulitan mengingatnya.Hingga kaki langkah mereka semakin mendekat ke arahnya. Winda sekilas seperti memberi isyarat pada Abie untuk menghentikan langkahnya."Mas, itu Papaku. Dia yang memakai kemeja hitam," bisik Winda. Winda memang sudah mengi

  • Terpesona Papa Mertua   Belah Duren

    Abie tidak jadi belah duren. Ia akhirnya memilih mandi air dingin. Winda merasa tidak enak pada suaminya. Pertama kali malahan tidak bisa memberikan jatah pada Abie.Tak lama Abie keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan tubuh segar. Wajah Rosa menunduk. Ada rasa malu menggelayuti hatinya. Kejadian tadi terjadi begitu cepat. Ia masih ingat bagaimana tadi tubuh kekar itu sempat menindihnya. Dan ciuman Abie membuatnya melayang-layang. Kini tubuh kekar nan gagah dengan handuk melilit di perutnya berdiri di hadapannya. Winda juga sempat melihat betapa besar dan panjangnya milik suaminya yang tersembunyi di balik handuk itu."Mas, maafin aku ya," lirih Winda kemudian."Maaf soal apa, Win?" Abie mengambil posisi duduk di dekat Winda. Jantung Winda makin berdegup kencang. Ia takut manusia tampan di sampingnya itu menerkamnya lagi."Soal tadi Mas ... aku juga nggak tau kalo bakal halangan," ucap Winda. Wajahnya masih tertunduk saat mengatakannya.Abie menepuk pundak Winda. Membuat jan

  • Terpesona Papa Mertua   Bikin Geli

    "Win ..." Abie memanggil Winda dengan suara pelan sambil berbisik. Matanya menatap ke bibir Winda yang begitu dekat. Meski sebenarnya dia gugup takut kalau Winda menolaknya.Winda tertunduk malu hatinya berdegup kencang."Boleh ... Mas."Suaranya terdengar lirih meskipun begitu Abie bisa mendengarnya. Ia tersenyum tipis melihat wajah istrinya sedikit memerah seperti kepiting rebus. Hal itu justru semakin membuat Abie bersemangat melakukan keinginannya.Tanpa ragu, Abie mendekatkan bibirnya pada bibir Winda. Ciuman itu begitu lembut tidak terburu-buru berbeda dengan Abie dulu yang biasanya liar ketika mencium seorang wanita. Tiap sentuhan bibirnya mengandung kehati-hatian. Seolah Winda adalah benda porselen mahal yang harus di perlakukan istimewa.Keduanya merasakan kehangatan di antara mereka. Tanpa sadar Winda mengikuti irama. Dia membalas ciuman Abie. Baru kali ini dia merasakan ternyata begitu nikmatnya ciuman dengan suaminya. Sementara Abie merasa ciuman hari ini sangat manis. Berb

  • Terpesona Papa Mertua   Mungkinkah Aku Cemburu

    Citra pulang dengan perasaan dongkol. Apalagi di rumah Reno hanya ongkang-ongkang saja tidak mau bekerja."Mana makanan pesananku!" Tangan Reno tengadah meminta yang di pesannya.Wajah Citra memucat, gara-gara ketemu Abie di warung tadi. Seharian pikirannya di penuhi mantan suaminya. Ia lupa kalau sehabis pulang kerja harus membawakan sebungkus nasi padang untuk Reno.Reno selalu mengancam dirinya kalau sampai kabur darinya dia akan mengobrak-abrik warung bakso bosnya. Padahal cari pekerjaan sulit. Citra tidak ingin kehilangan pekerjaan. Maka dari untuk sementara ini Citra tidak berani kabur dari rumah. Ia masih butuh uang untuk bertahan hidup. Tabungannya sudah habis di curi Reno. Ia harus kerja keras lagi mengumpulkannya sehingga kalau kabur nanti dia masih punya pegangan uang bertahan hidup."Kok diam! Kamu lupa kalau aku pesan nasi padang!" sentak Reno."Kerjaan di warung banyak. Jadi aku lupa," jawab Citra lirih. Perasaannya masih kacau. Keinget Abie sama perempuan cantik tadi."

  • Terpesona Papa Mertua   Abie Bertemu Citra

    "Kenapa pipi Mas memerah sedari tadi? Mas sakit?" tanya Winda."Aku nggak apa-apa kok. Kamu pilih aja baju yang kamu sukai. Nanti Mas yang bayarin," kata Abie. Gimana pipinya tidak memerah sepanjang perjalanan Winda memeluk erat pinggangnya. Saking nurutnya Winda tidak melepaskan pegangannya hingga sampai ke tujuan. Gara-gara tindakan Winda itu, miliknya jadi makin sesak. Tubuhnya memanas karena menahan diri cukup lama.Winda sebenarnya ragu ingin membeli baju yang biasa di belinya. Takutnya kemahalan dan mencolok akhirnya dia memilih yang biasa saja."Mas, aku cobain yang ini ya," izin Winda."Bener kamu suka itu?" tanya Abie memastikan. Karena di liatnya ukurannya terlalu besar dan modelnya kurang menarik. Gini-gini Abie dulu juga sering mengantar Citra berbelanja. Ia tahu baju yang sesuai fashion sama tidak. Apalagi melihat pilihan baju yang pernah di pakai Winda saat kecelakaan sepertinya beda jauh. Setidaknya meski beda harga ukurannya juga nggak jauh beda kan?Winda jadi ragu. "

  • Terpesona Papa Mertua   Baru Pertama Kali Boncengan

    Hisyam menghela napas."Kamu main perempuan lagi? Makanya kamu terpaksa menikahinya," tebak Hisyam.Tuduhan itu sama sekali tidak membuat Abie marah. Ia paham betul bagaimana sikapnya dulu yang seenaknya. Suka main perempuan dan berfoya-foya. Sudah sepantasnya Hisyam berpasangka buruk terhadapnya."Bu ... bukan seperti itu, Pa. Aku tak sengaja menemukannya pingsan di jalanan depan rumahku. Karena aku tidak memiliki cukup uang akhirnya aku putuskan merawatnya hingga sembuh. Namun ... warga sekitar justru salah paham mengiraku berbuat macam-macam padanya selama tinggal di rumahku," terang Abie."Lalu ... mereka memaksaku menikahinya. Dan ... sekarang aku berusaha menerima pernikahan ini, Pa," lanjut Abie.Nafas Hisyam sempat tertahan mendengar pengakuan Abie. Tiap kalimat yang di ucapkan Abie begitu lancar seperti tidak ada yang di tutupi. Tatapannya juga sendu. Tidak terlihat berapi-api. Mungkinkah Abie memang sudah berubah?Di sisi lain dia terharu sekaligus kasihan. Gaji OB di perusah

  • Terpesona Papa Mertua   Abie Menemui Hisyam

    Abie terdiam sesaat, membuat Winda yang tengah menunggu jawabannya menjadi gelisah. Ia yakin kalau Abie masih ada perasaan dengan mantan istrinya."Kalau aku bilang sudah tidak mencintainya apa kamu percaya?" Abie justru balik bertanya."Bener juga, siapa yang tahu hati seseorang. Mas juga belum mencintaiku sekarang. Akupun begitu. Kita ganti topik saja." Winda berusaha menenangkan dirinya. Kalau dia belum mencintai Abie lalu kenapa harus takut mendengar pengakuan suaminya. Mengenai perasaan Abie pada mantan istrinya?Tangan Abie menggenggam Winda erat. Tatapannya teduh seolah berusaha menenangkan hati Winda yang gundah.Reaksi Winda cukup kaget. Ia hendak menarik tangannya namun Abie menggenggamnya makin erat."Aku sudah tidak mencintainya. Sekarang aku hanya fokus pada keluarga kecil ini. Aku ingin mulai dari awal denganmu. Maukah kamu bersabar agar kita saling mencintai sepenuhnya."Ucapan Abie cukup menguatkan hati Winda. Ia pun mengangguk pelan sembari tersenyum manis."Terima ka

  • Terpesona Papa Mertua   Kembalikan Uangku

    "Kembalikan uangku!" Citra memaksa merogoh saku celana Reno. Reno tidak terima perlakuan Citra, ia langsung mendorong Citra hingga jatuh terduduk di lantai.Citra tidak pantang menyerah dia juga membalas mendorong tubuh Reno hingga terjatuh. Reno yang masih setengah mabuk berusaha bangkit namun tubuhnya sempoyongan. Citra tidak mendapatkan apa-apa dari saku Reno."Kenapa Om habiskan semua uangku!""Aaargh!" Citra berteriak histeris. Dia sudah tidak tahan hidup seperti ini. Susah payah dia mendapatkan uang itu. Seenaknya saja Reno menghabiskannya.Citra langsung ke kamarnya. Ia sudah tidak tahan hidup satu atap dengan parasit seperti Reno. Harapannya untuk menjadi Nyonya besar yang di manja pupus sudah. Reno sudah jatuh miskin. Tak ada yang bisa di harapkan dari Reno.Ia memasukkan semua pakaiannya di koper. Entah mau pergi kemana. Citra juga tidak tahu. Yang terpenting pergi secepatnya dari tempat yang terkutuk ini. Ia tidak mau hidup satu atap dengan pemabuk yang kerjaannya hanya men

  • Terpesona Papa Mertua   Begini Lebih Nyaman

    Abie spontan menggenggam jemari Winda. Tatapannya penuh kecemasan karena mendengar teriakan Winda akibat mati lampu.Namun tiba-tiba cahaya dari hape itu juga ikut padam. Winda ketakutan langsung memeluk Abie yang berada di dekatnya."Aku takut Mas!" Teriaknya.Abi yang sudah lama tidak pernah berpelukan dengan wanita. Kaget Winda menghamburkan diri dalam dekapannya. Susah payah berusaha menguasai perasaannya."Tenanglah, aku ada di sini. Tidak akan ada apa-apa," ucap Abie lembut. Winda merasakan kehangatan yang mulai tumbuh dalam hatinya setelah mendengar perkataan Abie."Mas, jangan ninggalin aku ya. Aku takut gelap," lirih Winda.Ganti Abie yang tidak bisa menguasai gemuruh degup jantungnya yang bertalun-talun sejak tadi. Gimana tidak gugup Winda tanpa sadar merapatkan tubuhnya memeluknya erat. Ia bisa merasakan aroma harum istrinya.Naluri kelaki-lakiannya pun bangkit. Abie berusaha keras menahan diri. Ia tidak ingin Winda makin ketakutan kalau dirinya berbuat macam-macam.Winda j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status