Dini masih terlihat lelap tertidur di sebuah daun besar yang di jadikan alas. Sesekali tangan kanannya menepuk bagian tubuhnya yang di gigit oleh nyamuk besar. Bagaimana perlawanan yang di lakukan oleh Dini pada nyamuk nakal yang berusaha mendapatkan darah segar miliknya. Dini pun terlihat begitu pulas, walaupun terkadang tangan kanannya menepuk nyamuk yang hinggap di tubuhnya.Melihat Dini tertidur, Gus Fiment semakin merasakan sosok almarhumah istrinya berada dalam diri Dini. Tidak heran, Gus Fiment pun merasakan perasaan yang cukup berbeda saat menatap wajah Dini. Apalagi tidak banyak kenangan yang bisa di rasakan oleh Gus Fiment dengan almarhumah istrinya terdahulu. Sehingga melihat Dini seperti ini, menjadi kesan tersendiri bagi Gus Fiment."Semakin di perhatikan, Dini semakin terlihat seperti mantan istri ku. Apalagi saat dia tertidur seperti ini. Rasanya dia semakin terlihat mirip," ucap Gus Fiment sembari tersenyum.Gus Fiment yang menatap Dini terlalu tajam. Perlahan mulai sa
Kembali ke ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur menunjukkan ekspresi wajah cemas. Ekspresi itu sengaja di buat Gus Fatur untuk menciptakan situasi klise bagi semuanya. Di mana Gus Fatur siap mengatakan pada kiayi Musthofa akan dirinya yang sudah melaporkan kehilangan dari Khadijah pada pihak berwajib. Padahal semua itu adalah kebohongan yang di buat oleh Gus Fatur.Setibanya di ruang perawatan dari kiayi Musthofa. Gus Fatur yang mempertahankan wajah sedih. Berusaha menenangkan semuanya dengan sebuah cerita karangan yang sempurna. Wajahnya terlihat begitu panik, menunjukkan bagaimana ia khawatir dengan kondisi dari Khadijah."Assalamualaikum Abi," ucap Gus Fatur masuk ke dalam ruang perawatan."Wallaikumsallam," jawab Fatimah dan kiayi Musthofa."Bagaimana Fatur? Apa kamu sudah melaporkan pada pihak berwajib?" Tanya kiayi Musthofa dengan penuh harap."Sudah Bi. Tapi menurut mereka, seorang tidak bisa dinyatakan hilang. Sebelum 2 X 24 jam. Jadi belum bisa di lakukan upaya apap
Khadijah langsung berteriak sekencang mungkin saat dirinya sadar. Ia terlihat begitu marah dengan apa yang di lakukan oleh kedua penjahat tersebut. Mereka berusaha melakukan tindakan yang seharusnya tidak di lakukan pada Khadijah. Khadijah masih berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya dengan begitu kuat. Berharap keajaiban akan datang pada dirinya.Kedua penjahat itu tidak peduli, mereka tetap meminta Khadijah untuk tidak banyak bicara. Mungkin Khadijah akan semakin di buat merana oleh kedua penjahat tersebut. Jika Khadijah masih berusaha berbicara dengan suara yang cukup keras."Jika kamu tidak bisa diam. Kami akan melakukan kekerasan pada kamu. Makanya kamu diam!" ucap salah seorang penculik.Khadijah yang tidak takut dengan ucapan dari penculik tersebut. Balik membentak penculik itu dengan suara yang begitu keras. Dia merasa sama sekali tidak takut dengan penculik tersebut. Sehingga berani melawan sang penculik dengan suara yang begitu keras.Salah satu penculik mulai kesa
Gus Fatur terus mendesak Ferdi untuk segera menelpon ke pihak pondok pesantren. Gus Fatur merasa ini adalah kesempatan emas bagi Ferdi dalam menekan kiayi Musthofa. Gus Fatur khawatir, semakin lama justru akan semakin sulit bagi Gus Fatur dan keduanya dalam mendapatkan akses ke pihak pondok pesantren."Saya pikir, kita harus segera meminta pihak pondok pesantren untuk menyerahkan sertifikat tanah itu. Dengan jaminan dari Khadijah, sepertinya Firman sudah tidak akan berani untuk menolak lagi," ucap Gus Fatur."Kenapa mendesak seperti ini. Saya rasa, kita bisa melakukannya nanti. Tidak harus sekarang. Ini terlalu dini Gus Fatur," jawab Ferdi."Saya tidak setuju. Jika kita tidak melakukan sekarang. Mereka akan melaporkan semua ini pada pihak berwajib. Itu akan semakin runyam. Lebih baik sekarang kita desak pihak pesantren. Sehingga mereka tidak memiliki kekuatan apapun lagi," ucap Gus Fatur.Ferdi berpikir sejenak. Dia pun memikirkan apa yang di minta oleh Gus Fatur. Bukan hal yang sulit
Letih dan capek begitu di rasa oleh Dini saat berada di tengah hutan. Tidak hanya capek saja, Dini pun merasakan lapar yang cukup besar. Perutnya terus berbunyi, menandakan sesuap makanan harus mengisi perutnya saat ini. Sudah pasti ini adalah alarm yang cukup genting bagi seorang Dini.Di sudut lain, Gus Fiment masih mencoba mencari jalan untuk menembus hutan. Dia masih begitu yakin bisa menemukan keberadaan dari Khadijah. Mengingat ia percaya Khadijah berada di hutan lindung tersebut. Namun ia belum tahu saja keberadaan dari Khadijah saat ini.Dini yang sudah tidak kuat lagi dalam melawan rasa letih yang ada. Mulai menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah. Dia menyender pada sebuah pohon besar. Menghela napas yang begitu kuat. Memungkinkan dia mendapatkan energinya yang telah hilang.Melihat Dini yang sudah terlihat payah. Gus Fiment pun langsung menghampiri Dini. Dia segera mendekat ke arah Dini dengan tatapan wajah yang begitu lesuh. Ada sedikit rasa khawatir yang di alami oleh Gus Fime
Sebelum masuk ke dalam gubuk tempat Khadijah di kurung. Gus Fatur pun mengenakan sebuah topeng dengan bentuk monster. Tentu saja penggunaan dari topeng yang di lakukan oleh Gus Fatur, semata-mata untuk menghindari apa yang mungkin terjadi pada dirinya. Mungkin saja Khadijah akan tahu, jika Gus Fatur terlibat dalam penculikan dirinya.Begitu masuk ke dalam gubuk itu. Gus Fatur segera berbisik di telinga kanan Ferdi. Di mana ia meminta Ferdi untuk tidak memanggil namanya. Sebab itu akan berbahaya bagi Gus Fatur. Dia takut Khadijah akan tahu, jika orang yang berada di dalam topeng monster tersebut adalah Gus Fatur.Ferdi tentu tidak akan membuat Gus Fatur mati konyol. Dia mengatakan jika dirinya tidak akan pernah mengatakan nama dari Gus Fatur. Sehingga Gus Fatur akan tetap aman dari kemungkinan buruk yang terjadi. Satu hal yang membuat Gus Fatur begitu lega. Penyamaran yang di lakukan oleh dirinya pun akan tetap terjaga.Melihat Khadijah yang di ikat tali pada sebuah kursi berukuran kec
Telepon rumah kembali berdering, Fachri berharap itu dari penculik tadi. Dia ingin mengatakan jika dirinya sama sekali tidak takut dengan apa yang akan di lakukan oleh penculik tersebut. Mengingat penculik itu adalah kumpulan orang jahat yang tidak memiliki nyali besar. "Assalamualaikum, Pondok pesantren Al-Madinah," ucap Fachri dengan lembut."Jika dalam waktu 2 X 24 jam, tidak ada respon apapun dari pihak pondok pesantren akan Khadijah. Sudah di pastikan dia aka mendapatkan tindakan yang tidak akan pernah di pikirkan sebelumnya," ancam penculik. "Jangan pernah sedikit pun kamu melakukan tindakan yang tidak baik pada Bibi saya. jika kamu melakukannya, saya tidak akan pernah lupa dengan apa yang kamu lakukan. Saya akan membalas apa yang sudah kamu perbuat pada Bibi saya," tegas Fachri dengan lantangnya. Mendengar Fachri yang marah besar pada penculik tersebut. Wati terlihat begitu panik. Dia melihat wajah marah yang merah. Di penuhi dengan amarah yang cukup hebat pada penculik ters
Hampir sebulan tidak bertemu dengan Dini. Ada rasa yang sulit di ungkapkan oleh ayah Dini saat ini. Dia memang sudah jarang berbicara dengan Dini. Tetapi dia masih menyimpan rasa rindu yang cukup besar pada Dini. Mengingat sudah hampir sebulan tidak melihat wajahnya di rumah.Ayah Dini pun memanggil Deni menghadapnya. Dia berharap Deni akan membantu dirinya dalam pertemuan dengan Dini. Sehingga ayahnya akan segera bertemu dengan Dini dalam waktu yang cepat.Deni dengan handphone di tangannya. Segera menghampiri panggilan yang di lakukan oleh ayahnya. Deni pun segera mematikan handphone miliknya. Sehingga Deni bisa leluasa untuk berbicara dengan ayahnya."Ada apa Yah?" Tanya Deni dengan raut wajah penasaran."Apa kamu mau mengantarkan ayah ke tempat Dini berada saat ini?" Tanya ayah Deni."Boleh, jika memang Ayah ingin bertemu dengan dia. Kapan kita akan pergi?" Tanya Deni dengan raut wajah penasaran."Mungkin sekarang kita akan pergi. Ayah begitu rindu dengan Dini," jawab ayah Dini.
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya