Dzikir menjadi kegiatan rutin yang di lakukan oleh Khadijah selama berada dalam gubuk tempat dia di sekap oleh kedua penculik tersebut. Khadijah percaya, dengan terus berdzikir. Dia akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Oleh sebab itu Khadijah terus berdzikir untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Sudah tiga hari dia di sekap oleh kedua penculik tersebut. Sudah jenuh rasanya berada di dalam gubuk itu. Menantikan seseorang menolong dirinya. Sepertinya itu sudah cukup mustahil bagi seorang Khadijah. Tidak heran, dia pun sudah pasrah dengan nasib yang akan datang pada dirinya saat ini. "Jika memang ini ketetapan yang Engkau berikan. Hamba tidak akan pernah marah. Hamba bersyukur di ujia dengan cobaan seperti ini. Terima kasih Ya Allah," ucap Khadijah dengan raut wajah bersedih. Khadijah kembali melanjutkan dzikir yang selalu di anggap sebagai penolong dalam hidupnya. Khadijah percaya, satu-satunya jalan yang bisa menolong dirinya saat ini adalah dzikir. Berdzikir
Apa yang di sampaikan oleh Gus Fiment adalah perkataan yang sama sekali tidak salah. Ternyata Dini yang selama ini terlalu egois. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri. Tidak pernah bisa merasakan perasaan dari ayahnya yang sedikit sedih dengan apa yang telah terjadi. Dini tidak bisa tidur, di mana ia terus di hinggapi rasa bersalah yang cukup besar pada ayahnya sendiri. Selama bertahun-tahun, Dini tidak pernah bertegur sapa dengan ayahnya sendiri. Hal yang membuat dia merasa begitu bersalah pada ayahnya. "Apa aku akan selamanya bersikap dingin pada Ayah. Di satu sisi, aku butuh dia untuk selala ada. Tetapi masa lalu yang cukup buruk. Aku pikir itu cukup menyiksa ku. Tetapi aku merasa sudah tidak berdaya dengan apa yang terjadi. Sehingga aku hanya bisa memilih, bertahan dengan segala kemungkinan yang ada. Atau aku akan menjadi seorang yang jauh lebih baik lagi," ucap Dini dengan penuh kesedihan.Dini segera mengambil handphone miliknya yang berada di atas laci. Dia melihat gambar w
Tidak ingin kehilangan momen yang akan menjadi sebuah kenangan indah dalam hidupnya. Dini pun segera berlari ke arah bi Sanih sebelum matahari benar-benar terbit dari ufuk timur. Hari ini Deni dan ayahnya akan kembali ke Jakarta. Meninggalkan Dini yang masih belum mau untuk membuka pintu maaf. Perjalanan jauh yang di lakukan oleh keduanya menjadi sia-sia dengan apa yang di dapat oleh ayahnya. Ada rasa kecewa yang di rasakan oleh ayah Dini. Tetapi ia menghargai keputusan dari Dini yang masih belum bisa memaafkan. Dini berlari untuk segera tiba di rumah bi Sanih. Deni yang sulit di hubungi oleh Dini, memaksa dirinya harus memastikan jika ayahnya itu tidak pulang. Sebab Dini ingin menyampaikan beberapa pesan yang sudah ada di dalam kepalanya. Pesan maaf yang ingin Di sampaikan pada ayahnya. Dini pun akhirnya tiba di rumah bi Sanih. Berbarengan dengan Deni dan ayahnya yang akan segera kembali ke Jakarta. Sudah ada tas serta kantong plastik berisi makanan yang di hadiahkan oleh bi Sanih
Melihat Dini yang sudah memaafkan dirinya. Niat pak Suprapto yang hendak pulang di hari ini, urung di laksanakan. Akhirnya dia memilih untuk tetap berada di desa. Menghabiskan seminggu lebih waktu bersama dengan Dini di desa tersebut. Dini terlihat begitu bahagia dengan apa yang terjadi. Dia merasa akan senang, jika ayahnya tersebut berada di desa. Dini tidak ingin kehilangan momen yang sudah hilang selama bertahun-tahun tersebut. "Ayah tidak akan pulang di hari ini?" Tanya Dini dengan raut wajah berharap. "Sepertinya begitu. Ayah masih ingin merasakan momen kebersamaan dari kita berdua. Menghabiskan waktu bersama. Sepertinya itu adalah ide yang baik. Sehingga akan ada momen yang tidak akan pernah bisa Ayah lupakan," ucap pak Suprapto dengan penuh semangat. Mendengar ayahnya yang tidak akan pulang ke Jakarta. Dini begitu terlihat bersemangat. Sepertinya ini akan menjadi jalan bagi Dini untuk tetap bisa bersama dengan ayahnya. Akan ada banyak waktu yang akan di habiskan oleh Dini b
Perubahan yang telah di lakukan oleh Fitri, di rasa sudah sesuai dengan apa yang Fachri harapkan. Fitri pun sudah tidak sabar untuk melihat respon dari Fachri. Saat dirinya mungkin akan menyatakan perasaan pada seorang Fachri. Fitri merasa Fachri akan menerima cintanya yang begitu besar tersebut.Fitri mengirimkan pesan pada Fachri. Di mana ia ingin bertemu dengan Fachri di ujung gang desa. Mungkin di sana mereka akan berbincang sedikit lebih panjang. Mengingat Fitri yang ingin menyatakan perasaan cintanya pada Fachri. Fitri merasa tidak malu sama sekali. Dia berpikir apa yang di oleh dirinya saat ini, merupakan hal yang wajar. Tidak heran, Fitri merasa dirinya akan mendapatkan jawaban yang di harapkan olehnya selama ini. Jawaban pasti yang akan Fachri berikan.Pesan dari Fitri langsung di balas dengan cepat oleh Fachri. Itu cukup membuat Fitri bersemangat. Dia merasa apa yang sudah di lakukan oleh Fachri sesuai dengan apa yang di harapkan. Sehingga Fitri pun sudah tidak sabar untuk s
David yang di tunggu oleh Pak Suprapto pun akhirnya tiba di depan rumah bi Sanih. Pria berbadan kekar tersebut, nampak sudah siap mencari keberadaan dari Khadijah. Dia di kenal sebagai seorang yang piawai dalam banyak hal. Tidak heran pak Suprapto percaya akan kemampuan dari David yang begitu mahir dalam mencari seseorang yang hilang. David pun segera di persilakan masuk ke dalam rumah bi Sanih. Di sambut hangat oleh bi Sanih yang berada di dalam rumah. Berbagai cemilan sudah di siapkan bi Sanih dalam menyambut kedatangan dari David. Semuanya terlihat senang dengan sikap ramah yang di tunjukkan oleh David. Deni segera memberikan kabar pada Gus Fiment. Mungkin pertemuan dengan Gus Fiment akan mempermudah David dalam melakukan pencarian terhadap Khadijah. David pun sudah tidak sabar untuk segera menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Sehingga ia akan segera menemukan keberadaan dari Khadijah yang sudah hilang hampir seminggu tersebut. Tidak berselang lama, Gus Fiment datang dengan waja
Fachri sebenarnya berusaha untuk tidak mengatakan secara langsung. Dia tahu, ini akan membuat seorang Fitri patah hati. Tetapi ia juga tidak ingin Fitri selalu berharap pada dirinya. Tentu ini akan menjadi kesalahan terbesar yang selalu di lakukan oleh Fachri. Mungkin ini waktu yang paling tepat bagi Fachri untuk mengatakan semuanya pada Fitri. Mengatakan akan rasa cintanya yang pernah ada pada Fitri. Fachri menceritakan semuanya pada Dini. Dia mengatakan dengan begitu baik apa yang sudah di lakukan pada Fitri. Fachri merasa ini berat bagi Fitri. Tetapi dengan cara itu, Fachri merasa Fitri akan sadar. Jika apa yang sudah di lakukan oleh dirinya adalah hal yang sia-sia. Mencintai Fachri yang sama sekali tidak memiliki rasa yang sama seperti Fitri. "Jika memang kamu ingin bersama dengan dia. Maka kamu harus berusaha untuk menerima kenyataan yang ada. Itu yang aku katakan. Mungkin sakit, tapi menerimanya saat ini jauh lebih baik. Sebab hari-hari mendatang akan lebih terasa sakitnya," u
Fitri tidak mampu mengangkat kepalanya di atas paha temannya. Dia begitu bersedih dengan keputusan dari Fachri yang menolak cintanya. Fitri tidak habis pikir dengan apa yanh ada pada Fachri. Padahal Fitri sudah jauh berubah menjadi seorang perempuan yang lebih kalem seperti apa yang di inginkan oleh Fachri selama ini. Dia hanya bisa menangis dengan situasi yang ada. Di mana ini menjadi hal yang paling buruk dalam hidup Fitri. Bagaimana ia menyatakan cinta pada seorang pria. Tetapi ia di tolak secara mentah-mentah. Pengalaman pahit yang tidak akan pernah bisa di lupakan oleh Fitri. Aisyah yang merupakan teman dekat dari Fitri. Sudah berulang kali mengatakan pada dirinya akan Fachri yang tidak memiliki rasa pagi Fitri. Tetapi Fitri tetap meyakinkan dirinya akan cinta seorang Fachri. Padahal Fachri sama sekali tidak memiliki perasaan sedikit pun pada Fitri. Hal yang seharusnya bisa di rasakan oleh Fitri sedari dulu. "Aku sudah bilang sama kamu. Jika Fachri tidak memiliki perasaan apapu
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya