Apa yang di sampaikan oleh Gus Fiment adalah perkataan yang sama sekali tidak salah. Ternyata Dini yang selama ini terlalu egois. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri. Tidak pernah bisa merasakan perasaan dari ayahnya yang sedikit sedih dengan apa yang telah terjadi. Dini tidak bisa tidur, di mana ia terus di hinggapi rasa bersalah yang cukup besar pada ayahnya sendiri. Selama bertahun-tahun, Dini tidak pernah bertegur sapa dengan ayahnya sendiri. Hal yang membuat dia merasa begitu bersalah pada ayahnya. "Apa aku akan selamanya bersikap dingin pada Ayah. Di satu sisi, aku butuh dia untuk selala ada. Tetapi masa lalu yang cukup buruk. Aku pikir itu cukup menyiksa ku. Tetapi aku merasa sudah tidak berdaya dengan apa yang terjadi. Sehingga aku hanya bisa memilih, bertahan dengan segala kemungkinan yang ada. Atau aku akan menjadi seorang yang jauh lebih baik lagi," ucap Dini dengan penuh kesedihan.Dini segera mengambil handphone miliknya yang berada di atas laci. Dia melihat gambar w
Tidak ingin kehilangan momen yang akan menjadi sebuah kenangan indah dalam hidupnya. Dini pun segera berlari ke arah bi Sanih sebelum matahari benar-benar terbit dari ufuk timur. Hari ini Deni dan ayahnya akan kembali ke Jakarta. Meninggalkan Dini yang masih belum mau untuk membuka pintu maaf. Perjalanan jauh yang di lakukan oleh keduanya menjadi sia-sia dengan apa yang di dapat oleh ayahnya. Ada rasa kecewa yang di rasakan oleh ayah Dini. Tetapi ia menghargai keputusan dari Dini yang masih belum bisa memaafkan. Dini berlari untuk segera tiba di rumah bi Sanih. Deni yang sulit di hubungi oleh Dini, memaksa dirinya harus memastikan jika ayahnya itu tidak pulang. Sebab Dini ingin menyampaikan beberapa pesan yang sudah ada di dalam kepalanya. Pesan maaf yang ingin Di sampaikan pada ayahnya. Dini pun akhirnya tiba di rumah bi Sanih. Berbarengan dengan Deni dan ayahnya yang akan segera kembali ke Jakarta. Sudah ada tas serta kantong plastik berisi makanan yang di hadiahkan oleh bi Sanih
Melihat Dini yang sudah memaafkan dirinya. Niat pak Suprapto yang hendak pulang di hari ini, urung di laksanakan. Akhirnya dia memilih untuk tetap berada di desa. Menghabiskan seminggu lebih waktu bersama dengan Dini di desa tersebut. Dini terlihat begitu bahagia dengan apa yang terjadi. Dia merasa akan senang, jika ayahnya tersebut berada di desa. Dini tidak ingin kehilangan momen yang sudah hilang selama bertahun-tahun tersebut. "Ayah tidak akan pulang di hari ini?" Tanya Dini dengan raut wajah berharap. "Sepertinya begitu. Ayah masih ingin merasakan momen kebersamaan dari kita berdua. Menghabiskan waktu bersama. Sepertinya itu adalah ide yang baik. Sehingga akan ada momen yang tidak akan pernah bisa Ayah lupakan," ucap pak Suprapto dengan penuh semangat. Mendengar ayahnya yang tidak akan pulang ke Jakarta. Dini begitu terlihat bersemangat. Sepertinya ini akan menjadi jalan bagi Dini untuk tetap bisa bersama dengan ayahnya. Akan ada banyak waktu yang akan di habiskan oleh Dini b
Perubahan yang telah di lakukan oleh Fitri, di rasa sudah sesuai dengan apa yang Fachri harapkan. Fitri pun sudah tidak sabar untuk melihat respon dari Fachri. Saat dirinya mungkin akan menyatakan perasaan pada seorang Fachri. Fitri merasa Fachri akan menerima cintanya yang begitu besar tersebut.Fitri mengirimkan pesan pada Fachri. Di mana ia ingin bertemu dengan Fachri di ujung gang desa. Mungkin di sana mereka akan berbincang sedikit lebih panjang. Mengingat Fitri yang ingin menyatakan perasaan cintanya pada Fachri. Fitri merasa tidak malu sama sekali. Dia berpikir apa yang di oleh dirinya saat ini, merupakan hal yang wajar. Tidak heran, Fitri merasa dirinya akan mendapatkan jawaban yang di harapkan olehnya selama ini. Jawaban pasti yang akan Fachri berikan.Pesan dari Fitri langsung di balas dengan cepat oleh Fachri. Itu cukup membuat Fitri bersemangat. Dia merasa apa yang sudah di lakukan oleh Fachri sesuai dengan apa yang di harapkan. Sehingga Fitri pun sudah tidak sabar untuk s
David yang di tunggu oleh Pak Suprapto pun akhirnya tiba di depan rumah bi Sanih. Pria berbadan kekar tersebut, nampak sudah siap mencari keberadaan dari Khadijah. Dia di kenal sebagai seorang yang piawai dalam banyak hal. Tidak heran pak Suprapto percaya akan kemampuan dari David yang begitu mahir dalam mencari seseorang yang hilang. David pun segera di persilakan masuk ke dalam rumah bi Sanih. Di sambut hangat oleh bi Sanih yang berada di dalam rumah. Berbagai cemilan sudah di siapkan bi Sanih dalam menyambut kedatangan dari David. Semuanya terlihat senang dengan sikap ramah yang di tunjukkan oleh David. Deni segera memberikan kabar pada Gus Fiment. Mungkin pertemuan dengan Gus Fiment akan mempermudah David dalam melakukan pencarian terhadap Khadijah. David pun sudah tidak sabar untuk segera menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Sehingga ia akan segera menemukan keberadaan dari Khadijah yang sudah hilang hampir seminggu tersebut. Tidak berselang lama, Gus Fiment datang dengan waja
Fachri sebenarnya berusaha untuk tidak mengatakan secara langsung. Dia tahu, ini akan membuat seorang Fitri patah hati. Tetapi ia juga tidak ingin Fitri selalu berharap pada dirinya. Tentu ini akan menjadi kesalahan terbesar yang selalu di lakukan oleh Fachri. Mungkin ini waktu yang paling tepat bagi Fachri untuk mengatakan semuanya pada Fitri. Mengatakan akan rasa cintanya yang pernah ada pada Fitri. Fachri menceritakan semuanya pada Dini. Dia mengatakan dengan begitu baik apa yang sudah di lakukan pada Fitri. Fachri merasa ini berat bagi Fitri. Tetapi dengan cara itu, Fachri merasa Fitri akan sadar. Jika apa yang sudah di lakukan oleh dirinya adalah hal yang sia-sia. Mencintai Fachri yang sama sekali tidak memiliki rasa yang sama seperti Fitri. "Jika memang kamu ingin bersama dengan dia. Maka kamu harus berusaha untuk menerima kenyataan yang ada. Itu yang aku katakan. Mungkin sakit, tapi menerimanya saat ini jauh lebih baik. Sebab hari-hari mendatang akan lebih terasa sakitnya," u
Fitri tidak mampu mengangkat kepalanya di atas paha temannya. Dia begitu bersedih dengan keputusan dari Fachri yang menolak cintanya. Fitri tidak habis pikir dengan apa yanh ada pada Fachri. Padahal Fitri sudah jauh berubah menjadi seorang perempuan yang lebih kalem seperti apa yang di inginkan oleh Fachri selama ini. Dia hanya bisa menangis dengan situasi yang ada. Di mana ini menjadi hal yang paling buruk dalam hidup Fitri. Bagaimana ia menyatakan cinta pada seorang pria. Tetapi ia di tolak secara mentah-mentah. Pengalaman pahit yang tidak akan pernah bisa di lupakan oleh Fitri. Aisyah yang merupakan teman dekat dari Fitri. Sudah berulang kali mengatakan pada dirinya akan Fachri yang tidak memiliki rasa pagi Fitri. Tetapi Fitri tetap meyakinkan dirinya akan cinta seorang Fachri. Padahal Fachri sama sekali tidak memiliki perasaan sedikit pun pada Fitri. Hal yang seharusnya bisa di rasakan oleh Fitri sedari dulu. "Aku sudah bilang sama kamu. Jika Fachri tidak memiliki perasaan apapu
Gus Fatur langsung membuka pintu kamar dari kiayi Musthofa. Tidak ada salam yang di ucapkan oleh Gus Fatur. Dia masuk ke dalam kamar kiayi Musthofa begitu saja. Hal yang seharusnya tidak di lakukan oleh Gus Fatur yang paham akan ilmu agama.Fatimah yang sedang menyuapi makan malam pada kiayi Musthofa. Begitu terkejut dengan kedatangan dari Gus Fatur yang tiba-tiba tersebut. Apalagi Gus Fatur tidak mengucapkan salam sama sekali pada Fatimah. Itu semakin membuat Fatimah merasa Gus Fatur jauh telah berubah dengan segala tindakan yang di lakukan olehnya."Apa sulit bagi Abi untuk mengucapkan salam?" Tanya Fatimah dengan sedikit menyindir.Tidak senang dengan apa yang di katakan oleh Fatimah. Gus Fatur pun langsung memarahi Fatimah dengan perkataan tidak pantas. Sehingga Fatimah semakin merasa Gus Fatur sudah jauh berubah dari apa yang di pikirkan olehnya."Kamu itu masih kecil. Ilmu kamu jauh di bawah Abi. Jadi jangan pernah mengajarkan Abi. Paham kamu!" Tegas Gus Fatur dengan suara keras