Tidak ingin membuat Fachri sakit di kemudian hari. Sikap tegas coba di tunjukkan oleh Dini pada Fachri. Dini mulai merasa Fachri memiliki rasa pada dirinya. Di tambah dengan pernyataan dari Gus Fiment tempo hari. Semakin menguatkan akan rada curiga dari Dini pada seorang Fachri. Dini sudah tidak sabar untuk kembali berkelana di pasar malam. Ada banyak hiburan di sana yang bisa di manfaatkan oleh Dini. Ada wahana yang begitu baik untuk bisa di jajal. Tidak heran, Dini pun merasa sudah tidak sabar untuk segera merasakan pertemuan yang baik dengan berbagai wahana yang ada di area pasar malam tersebut. Dini awalnya hanya ingin pergi bersama dengan Fatimah. Pergi berdua saja ke pasar malam tersebut. Tetapi di lain waktu, Fachri mulai mengirimkan tiket masuk ke pasar malam tersebut. Dia ingin mengajak Dini kembali ke pasar malam. Sehingga mereka akan pergi bersama. Ini adalah dilema yang cukup berat bagi Dini. Di mana ia sudah berjanji dengan Fatimah untuk pergi. Tetapi Dini juga cukup i
Urung mendapatkan surat tanah tersebut. Ferdi pun semakin di tekan oleh ayah mertuanya. Dia di minta untuk segera mengambil surat tanah itu dari keluarga kiayi Musthofa. Sehingga proses pembangunan vila di belakang pondok pesantren akan segera di lakukan. "Bagaimana sih kamu ini. Bisa kerja tidak. Jika dalam waktu seminggu ini, kamu tidak berhasil juga. Ayah tidak jamin posisi kamu di perusahaan," ancam ayah mertua dari Ferdi. "Baik Yah. Ferdi janji, akan segera mendapatkan tanah itu. Sehingga proses pembangunan vila itu akan segera berlangsung. Ayah tenang saja," ucap Ferdi dengan tegas. "Ayah pegang janji kamu. Tetapi jika kamu bohong, Ayah akan tarik semua fasilitas yang kamu punya. Begitu juga jabatan kamu di perusahaan. Ayah akan turunkan. Paham itu Ferdi!" Tegas ayah mertua. "Paham Yah," balas Ferdi. Begitu panggilan telepon itu di tutup. Ferdi segera melempar handphone miliknya ke arah pintu. Dia begitu kesal pada ayah mertuanya yang terus menerus menekan dirinya. Padahal
Dini memasak bubur yang di lihat olehnya di salah satu video. Dini pun mempraktekkan bubur itu, sebagai bahan percobaan untuk kiayi Musthofa. Dini begitu senang saat bisa membuat bubur yang akan di sajikan pada kiayi Musthofa. Merasakan kebahagiaan yang mungkin akan di rasa oleh kiayi Musthofa.Dini terlihat gembira, saat sudah menyelesaikan pembuatan bubur tersebut. Satu mangkuk bubur ayam istimewa buatan dari Dini pun sudah jadi. Kini Dini hanya tinggal membawa bubur ayam itu ke hadapan kiayi Musthofa. Berharap kiayi Musthofa akan suka dengan bubur ayam yang telah di buat oleh Dini.Tida kali mengetuk pintu rumah Kiayi Musthofa. Dini baru di persilakan masuk ke dalam rumah Kiayi Musthofa. Di mana saat ini, menjadi giliran dari Gus Fiment yang sedang menjaga kiayi Musthofa.Dini terlihat begitu malu saat Gus Fiment membuka pintu rumah Kiayi Musthofa. Mereka saling bertatap sejenak, sebelum akhirnya mereka menyadari apa yang di lakukan oleh keduanya bisa berdampak buruk bagi mereka be
Dua orang yang merupakan penculik yang menculik Khadijah. Terlihat berjalan menenteng plastik berisi makanan. Dari ciri-ciri yang di tunjukkan oleh Gus Fiment. Kedua orang tersebut, di yakini oleh David sebagai orang yang melakukan penculikan terhadap Khadijah. David pun langsung mengikuti kedua orang tersebut. Mencoba mencari informasi yang mungkin bisa di dapat olehnya.David sengaja tidak mengajak kedua temannya untuk ikut serta. Dia merasa akan sedikit beresiko ketika mereka pergi bertiga. Kemungkinan untuk di ketahui oleh kedua penjahat tersebut tinggi. Tidak heran, David pun memilih untuk berjalan sendiri saja. Tidak melibatkan kedua rekannya dalam pengintaian yang di lakukan. David yang memang piawai dalam hal ini. Terlihat begitu baik dalam melangkahkan kedua kakinya. Dia terlihat begitu antusias saat mulai menapaki setiap sudut jalan yang ada. David merasa dirinya akan mendapatkan informasi yang cukup baik. Sehingga ia akan mulai semakin terlihat percaya diri dengan segala k
Melihat kedua penculik yang berada di atas tanah dengan tubuh yang begitu lunglai. Ferdi pun langsung terlihat begitu emosi dengan keduanya. Kakinya sudah gatal untuk melakukan tindakan yang nyata pada kedua penculik tersebut. Merasa kedua penculik itu tidak berguna sama sekali. Apalagi Ferdi merasa penculik itu adalah orang-orang yang bodoh. Tidak kompeten sama sekali, tidak seperti apa yang di pikirkan oleh Ferdi. Tubuhnya terlihat begitu lunglai, dengan sedikit memar yang ada di beberapa bagian tubuh yang lainnya. Melihat hal itu, Ferdi tidak segan untuk melakukan tindakan yang mungkin akan membuat keduanya bisa lebih bersemangat kembali. "Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Ferdi sembari menendang bagian tubuh penculik tersebut. Tendangan dari Ferdi yang begitu kuat. Seketika membuat penculik itu pun langsung tersadar. Keduanya langsung bangun dari pingsannya. Melihat Ferdi yang terlihat marah pada mereka berdua. Mereka langsung berdiri, menunjukkan sikap tegas yang di har
Khadijah langsung melakukan sujud syukur, begitu bebas dari hutan lindung. Dia merasa begitu senang dengan apa yang sudah terjadi. Di mana akhirnya Khadijah bisa lepas dari segala hal yang membuat dirinya begitu kurang yakin. Khadijah pun terlihat sumringah dengan segala hal yang di dapatnya di hari ini.Tidak lupa ucapan terima kasih di berikan oleh Khadijah pada David. Ia merasa begitu beruntung bisa bertemu dengan sosok seperti David. Di mana David berhasil membebaskan Khadijah dari penculikan.Ingin segera memberikan kabar gembira itu pada seluruh keluarga kiayi Musthofa. David pun mulai menelpon Gus Fiment. Ia ingin Gus Fiment melihat keberadaan dari Khadijah yang sudah berada di dekatnya saat ini."Assalamualaikum David," sapa Gus Fiment."Wallaikumsallam Gus. Saya ingin mengabarkan, jika Khadijah sudah di temukan. Saat ini Khadijah sedang bersama dengan saya Gus," ucap David dengan penuh keyakinan.Sontak Gus Fiment pun merasa gembira dengan kabar yang di bawa oleh David. Di ma
Kabar Khadijah yang telah bebas dari penculikan, menjadi kabar yang cukup menggembirakan. Semua orang terlihat gembira saat Gus Fiment mulai menyebarkan kabar baik pada seluruh orang di lingkungan pondok pesantren. Tidak terkecuali kiayi Musthofa yang juga merasa gembira dengan kabar yang di bawa oleh Gus Fiment tersebut. Kiayi Musthofa segera meminta Gus Fiment untuk menemui dirinya. Menjelaskan semuanya pada kiayi Musthofa. Dia sadar, jika kabar ini adalah kabar yang akan membuat kiayi Musthofa merasa begitu gembira. Tidak heran kiayi Musthofa pun merasa sudah tidak sabar untuk mendapatkan kabar yang cukup mengesankan tersebut..Gus Fiment segera datang ke kamar kiayi Musthofa. Mengabarkan semua berita gembira itu pada kiayi Musthofa. Dia sadar, jika kiayi Musthofa akan begitu gembira dengan kabar yang akan di bawa olehnya. Sehingga Gus Fiment segera menghampiri kiayi Musthofa di dalam kamarnya. Tubuh lunglai kiayi Musthofa seketika berubah menjadi segar, ketika Gus Fiment mengaba
Ferdi pun di tetapkan sebagai tersangka dalam proses penculikan dari Khadijah. Suprapto dan Deni berhasil mengumpulkan seluruh bukti yang semakin memberatkan dakwaan pada seorang Ferdi. Tentu ini menjadi hal yang cukup menakutkan bagi Ferdi, tidak heran Suprapto dan Deni pun semakin menyudutkan Ferdi untuk bisa masuk ke dalam bui. Seperti apa yang di harapkan oleh semuanya.Suprapto pun terlihat begitu bersemangat untuk bisa membuat Ferdi masuk penjara. Mengingat Ferdi adalah salah seorang yang di anggap telah merusak hidup dari Dini. Sudah banyak hal yang di lakukan oleh Ferdi terhadap Dini. Itu cukup membuat Suprapto marah besar akan kelakuan dari Ferdi. "Semoga saja, dia bisa masuk bui. Sehingga dia akan sadar akan kesalahan yang sudah di buat olehnya. Ini benar-benar hal yang tidak pernah aku harapkan. Ini akan menjadi satu kendala yang cukup buruk," ucap pak Suprapto. Tidak hanya pak Suprapto yang kesal akan apa yang sudah di lakukan oleh Ferdi. Deni juga terlihat begitu sudah
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya