Gus Fatur yang masih kesal dengan Gus Fiment. Segera menemui Gus Fiment di ruang kerjanya. Tatapan wajah marah, tidak bisa di sembunyikan lagi oleh Gus Fatur. Dia merasa sudah tidak bisa menahan amarahnya pada Gus Fiment. Mengingat Gus Fiment di anggap sebagai orang sedikit keras kepala. Tidak mementingkan keselamatan dari Khadijah.Beberapa orang mulai menyapa Gus Fatur. Mereka terlihat menyapa dengan ramah. Tetapi tidak satu pun sapaan yang di lakukan oleh orang-orang tersebut di balas oleh Gus Fatur. Dia tetap berjalan dengan tatapan marah yang cukup besar. Begitu tiba di ruang kerja Gus Fiment. Gus Fatur segera masuk ke dalam ruang kerja tersebut. Tidak ada salam yang di sampaikan oleh Gus Fatur. Dia membuka pintu ruang kerja Gus Fiment. Lalu masuk begitu saja ke dalam ruang kerja dari Gus Fiment. Hal yang membuat Gus Fiment terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Gus Fatur. Gus Fatur yang sudah kalap, langsung memukul meja kerja dari Gus Fiment. Dengan sedikit kata-kata kasar,
Tidak ingin membuat Fachri sakit di kemudian hari. Sikap tegas coba di tunjukkan oleh Dini pada Fachri. Dini mulai merasa Fachri memiliki rasa pada dirinya. Di tambah dengan pernyataan dari Gus Fiment tempo hari. Semakin menguatkan akan rada curiga dari Dini pada seorang Fachri. Dini sudah tidak sabar untuk kembali berkelana di pasar malam. Ada banyak hiburan di sana yang bisa di manfaatkan oleh Dini. Ada wahana yang begitu baik untuk bisa di jajal. Tidak heran, Dini pun merasa sudah tidak sabar untuk segera merasakan pertemuan yang baik dengan berbagai wahana yang ada di area pasar malam tersebut. Dini awalnya hanya ingin pergi bersama dengan Fatimah. Pergi berdua saja ke pasar malam tersebut. Tetapi di lain waktu, Fachri mulai mengirimkan tiket masuk ke pasar malam tersebut. Dia ingin mengajak Dini kembali ke pasar malam. Sehingga mereka akan pergi bersama. Ini adalah dilema yang cukup berat bagi Dini. Di mana ia sudah berjanji dengan Fatimah untuk pergi. Tetapi Dini juga cukup i
Urung mendapatkan surat tanah tersebut. Ferdi pun semakin di tekan oleh ayah mertuanya. Dia di minta untuk segera mengambil surat tanah itu dari keluarga kiayi Musthofa. Sehingga proses pembangunan vila di belakang pondok pesantren akan segera di lakukan. "Bagaimana sih kamu ini. Bisa kerja tidak. Jika dalam waktu seminggu ini, kamu tidak berhasil juga. Ayah tidak jamin posisi kamu di perusahaan," ancam ayah mertua dari Ferdi. "Baik Yah. Ferdi janji, akan segera mendapatkan tanah itu. Sehingga proses pembangunan vila itu akan segera berlangsung. Ayah tenang saja," ucap Ferdi dengan tegas. "Ayah pegang janji kamu. Tetapi jika kamu bohong, Ayah akan tarik semua fasilitas yang kamu punya. Begitu juga jabatan kamu di perusahaan. Ayah akan turunkan. Paham itu Ferdi!" Tegas ayah mertua. "Paham Yah," balas Ferdi. Begitu panggilan telepon itu di tutup. Ferdi segera melempar handphone miliknya ke arah pintu. Dia begitu kesal pada ayah mertuanya yang terus menerus menekan dirinya. Padahal
Dini memasak bubur yang di lihat olehnya di salah satu video. Dini pun mempraktekkan bubur itu, sebagai bahan percobaan untuk kiayi Musthofa. Dini begitu senang saat bisa membuat bubur yang akan di sajikan pada kiayi Musthofa. Merasakan kebahagiaan yang mungkin akan di rasa oleh kiayi Musthofa.Dini terlihat gembira, saat sudah menyelesaikan pembuatan bubur tersebut. Satu mangkuk bubur ayam istimewa buatan dari Dini pun sudah jadi. Kini Dini hanya tinggal membawa bubur ayam itu ke hadapan kiayi Musthofa. Berharap kiayi Musthofa akan suka dengan bubur ayam yang telah di buat oleh Dini.Tida kali mengetuk pintu rumah Kiayi Musthofa. Dini baru di persilakan masuk ke dalam rumah Kiayi Musthofa. Di mana saat ini, menjadi giliran dari Gus Fiment yang sedang menjaga kiayi Musthofa.Dini terlihat begitu malu saat Gus Fiment membuka pintu rumah Kiayi Musthofa. Mereka saling bertatap sejenak, sebelum akhirnya mereka menyadari apa yang di lakukan oleh keduanya bisa berdampak buruk bagi mereka be
Dua orang yang merupakan penculik yang menculik Khadijah. Terlihat berjalan menenteng plastik berisi makanan. Dari ciri-ciri yang di tunjukkan oleh Gus Fiment. Kedua orang tersebut, di yakini oleh David sebagai orang yang melakukan penculikan terhadap Khadijah. David pun langsung mengikuti kedua orang tersebut. Mencoba mencari informasi yang mungkin bisa di dapat olehnya.David sengaja tidak mengajak kedua temannya untuk ikut serta. Dia merasa akan sedikit beresiko ketika mereka pergi bertiga. Kemungkinan untuk di ketahui oleh kedua penjahat tersebut tinggi. Tidak heran, David pun memilih untuk berjalan sendiri saja. Tidak melibatkan kedua rekannya dalam pengintaian yang di lakukan. David yang memang piawai dalam hal ini. Terlihat begitu baik dalam melangkahkan kedua kakinya. Dia terlihat begitu antusias saat mulai menapaki setiap sudut jalan yang ada. David merasa dirinya akan mendapatkan informasi yang cukup baik. Sehingga ia akan mulai semakin terlihat percaya diri dengan segala k
Melihat kedua penculik yang berada di atas tanah dengan tubuh yang begitu lunglai. Ferdi pun langsung terlihat begitu emosi dengan keduanya. Kakinya sudah gatal untuk melakukan tindakan yang nyata pada kedua penculik tersebut. Merasa kedua penculik itu tidak berguna sama sekali. Apalagi Ferdi merasa penculik itu adalah orang-orang yang bodoh. Tidak kompeten sama sekali, tidak seperti apa yang di pikirkan oleh Ferdi. Tubuhnya terlihat begitu lunglai, dengan sedikit memar yang ada di beberapa bagian tubuh yang lainnya. Melihat hal itu, Ferdi tidak segan untuk melakukan tindakan yang mungkin akan membuat keduanya bisa lebih bersemangat kembali. "Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Ferdi sembari menendang bagian tubuh penculik tersebut. Tendangan dari Ferdi yang begitu kuat. Seketika membuat penculik itu pun langsung tersadar. Keduanya langsung bangun dari pingsannya. Melihat Ferdi yang terlihat marah pada mereka berdua. Mereka langsung berdiri, menunjukkan sikap tegas yang di har
Khadijah langsung melakukan sujud syukur, begitu bebas dari hutan lindung. Dia merasa begitu senang dengan apa yang sudah terjadi. Di mana akhirnya Khadijah bisa lepas dari segala hal yang membuat dirinya begitu kurang yakin. Khadijah pun terlihat sumringah dengan segala hal yang di dapatnya di hari ini.Tidak lupa ucapan terima kasih di berikan oleh Khadijah pada David. Ia merasa begitu beruntung bisa bertemu dengan sosok seperti David. Di mana David berhasil membebaskan Khadijah dari penculikan.Ingin segera memberikan kabar gembira itu pada seluruh keluarga kiayi Musthofa. David pun mulai menelpon Gus Fiment. Ia ingin Gus Fiment melihat keberadaan dari Khadijah yang sudah berada di dekatnya saat ini."Assalamualaikum David," sapa Gus Fiment."Wallaikumsallam Gus. Saya ingin mengabarkan, jika Khadijah sudah di temukan. Saat ini Khadijah sedang bersama dengan saya Gus," ucap David dengan penuh keyakinan.Sontak Gus Fiment pun merasa gembira dengan kabar yang di bawa oleh David. Di ma
Kabar Khadijah yang telah bebas dari penculikan, menjadi kabar yang cukup menggembirakan. Semua orang terlihat gembira saat Gus Fiment mulai menyebarkan kabar baik pada seluruh orang di lingkungan pondok pesantren. Tidak terkecuali kiayi Musthofa yang juga merasa gembira dengan kabar yang di bawa oleh Gus Fiment tersebut. Kiayi Musthofa segera meminta Gus Fiment untuk menemui dirinya. Menjelaskan semuanya pada kiayi Musthofa. Dia sadar, jika kabar ini adalah kabar yang akan membuat kiayi Musthofa merasa begitu gembira. Tidak heran kiayi Musthofa pun merasa sudah tidak sabar untuk mendapatkan kabar yang cukup mengesankan tersebut..Gus Fiment segera datang ke kamar kiayi Musthofa. Mengabarkan semua berita gembira itu pada kiayi Musthofa. Dia sadar, jika kiayi Musthofa akan begitu gembira dengan kabar yang akan di bawa olehnya. Sehingga Gus Fiment segera menghampiri kiayi Musthofa di dalam kamarnya. Tubuh lunglai kiayi Musthofa seketika berubah menjadi segar, ketika Gus Fiment mengaba