Anna keluar dengan wajah yang sangat muram, Eric menduga bahwa ada sesuatu yang membuatnya tidak senang. Segera dia mendekati Anna dan bertanya, "Apa terjadi sesuatu?" Anna melihat ke arah Eric, tatapannya menggelap, pria ini bisa tahu kondisi ayahnya, bahkan sampai tahu dimana ayahnya berada. "Apa kau tahu mengenai asal-usulku?" Seketika kedua bola mata Eric melebar, mengenai gadis ini, semua dia ketahui. Melihat Anna keluar dengan wajah yang murung, ditambah dengan pertanyaannya yang seperti itu, dia bisa menduga bahwa Cedric telah mengungkapkan identitas Anna yang sebenarnya.Eric tidak pandai untuk mengungkapkan perasaannya, dia berkata dengan santai seperti hal itu bukan menjadi masalah, "Aku tahu."Namun, berbeda dengan yang dirasakan oleh Anna. Dia menganggap bahwa suaminya itu tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Seketika dia berkecil hati, jelas saja Eric bersikap sangat santai. Anna hanyalah gadis pelunas hutang, bagaimana hidup dan perasaannya, Eric sama sekali tidak
Anna sedikit terkejut dengannya, dia tidak menyangka kalimat itu yang keluar dari bibir Carlos. Mereka terlihat saling menyayangi, bahkan hari pernikahan sudah di depan mata, tapi malah memutuskan untuk berpisah.Sesaat Anna terdiam, seketika dia menggelengkan kepala dan teringat dengan pasangan itu yang memang kerap kali putus dan kembali. Sekarang Carlos datang karena dia baru saja putus dari Laura, tapi lihat bagaimana nanti mereka akan kembali menjalin hubungan. Anna tidak mau lagi memiliki harapan, dia tidak mau lagi percaya bahwa dia bisa menjadi seorang wanita di sisi Carlos. Gadis itu tidak mau lagi memaksakan hatinya, saat tahu bahwa memang tidak pernah ada harapan baginya. Anna tersenyum kemudian berkata, "Maaf, Carlos. Saat ini aku tidak bisa bertemu denganmu.""Kenapa, Anna? Apakah kau sedang sakit?"Terdengar nada suara Carlos yang mengkhawatirkannya. Tetapi Anna sama sekali tidak merasa tersentuh mendengar perkataannya. Malah dia sedikit malas ketika pria itu menampakk
Anna memasuki ruang makan, dia menoleh ke sekeliling untuk mencari keberadaan suaminya. Tetapi hanya ada dia dan Hellen di sana, Anna segera duduk di tempatnya kemudian membiarkan Hellen untuk menyiapkan sarapannya. "Apakah tuanmu sudah pergi bekerja?"Hellen tersenyum, "Sudah, Nyonya. Ada pekerjaan yang harus diselesaikannya pagi ini. Jadi Tuan berangkat lebih awal."Anna hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, dia lalu menyantap sarapannya dengan tenang.Setelah selesai, Anna segera bergegas ke sebuah rumah produksi. Sebuah gedung dengan lima lantai sudah berada di depannya. Anna tersenyum dan seketika dia langsung memegang dada ketika merasakan detakan hebat di jantungnya. Ini adalah pertama kali Anna mendapatkan tawaran bahwa naskahnya akan difilmkan. Biasanya dia selalu menulis untuk dijadikan buku cetak. Anna menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Setelah hatinya sudah siap, Anna segera melangkah masuk ke dalam perusahaan. Dia menuju meja resepsionis d
Cedric hanya bisa diam ketika Eric mengatakan akan mengakuisisi perusahaannya. Dia tidak bisa membiarkan menantunya itu mengambil alih perusahaan yang sudah susah payah dia bangun. Tetapi di lain sisi, Cedric juga tidak mau istrinya yang licik menipunya. Lama sekali Cedric terdiam, setelah beberapa saat, dia mendongak dan menatap Eric yang menatapnya balik, seketika itu juga dia merasa terintimidasi oleh menantunya sendiri. "Biarkan aku bertemu dengan Anna, tolong bawa dia kemari," Cedric sudah memutuskan, lebih baik perusahaannya jatuh ke tangan putri kandungnya daripada harus menjadi milik Eric dan juga Agatha. Eric tentu saja tahu maksudnya, pria ini, bekerja dengan begitu keras semasa dia muda. Sudah pasti enggan untuk menyerahkan jerih payahnya. Kemudian tanpa berkata-kata lagi, Eric segera pergi dari sana. Langkah kakinya tenang dan tanpa suara, tetapi kakinya yang panjang membuat dia sampai lebih cepat dibandingkan orang biasa. Ketika dia telah sampai di parkiran, Liam deng
Kening Anna berkerut tidak senang, dia baru saja bertemu dengan ibu mertuanya, ternyata dia sama sekali tidak disukai. Sekarang malah berkata bahwa dia harus pergi dari hadapan Eric.Padahal dia menikah karena paksaan, dia menikah karena melunasi hutang ibunya. Sekarang ketika dia sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya, ibu Eric datang, secara terang-terangan tidak menyukainya.Anna mencoba untuk tetap tenang, dia tersenyum lalu berkata, "Maaf, saya tidak bisa melakukannya."Jawaban Anna tentu saja membuat wanita itu tidak senang. Seketika wajahnya berubah merah, kedua tangannya terangkat dan saat itu juga sebuah tamparan mendarat di pipi Anna.Anna tidak mampu menghindar, dia juga tidak bersiap dengan segala kemungkinan dia akan terkena pukulan. Tamparan yang sangat kencang hingga membuatnya terhuyung ke belakang, tubuh Anna berakhir di lantai.Anna memegang wajahnya yang memanas, dia bisa merasakan bau amis darah
Kedua matanya terasa memanas, dia bisa merasakan air mata yang mulai menggenang. Seumur hidupnya tidak sekalipun dia merasa dicintai oleh seseorang. Dia menikah karena perjodohan. Jadi wajar saja jika suaminya marah tanpa menanyakan dulu kebenarannya ketika dia bersikap kurang ajar pada ibunya.Dalam hati Anna merasa kecil, mungkin ini adalah karma akibat perbuatan orang tuanya. Dia lahir di luar pernikahan, mungkin saja Tuhan marah dan membuatnya harus membayar dosa-dosa kedua orang tuanya.Namun, dia tidak pernah meminta untuk dilahirkan dari orang tua yang seperti apa. Anna tidak pernah ingin dia dilahirkan dari hasil perzinahan. Dia hadir ke dunia karena kesalahan orang tuanya, tidak adil jika dia juga yang harus menebus semua dosa mereka.Anna menundukkan kepalanya, saat itu air mata jatuh dan mengenai lantai. Dia menggigit bibir menahan suara tangisnya. Hingga tiba-tiba sepasang tangan menyentuh wajahnya, menghapus air mata yang keluar
Pagi hari ketika Anna sudah selesai membersihkan dirinya, tepat pada saat itu pintu kamarnya diketuk. Anna melangkah dengan malas lalu membuka pintu.Dilihatnya Hellen sedang tersenyum lalu berkata, "Selamat pagi, Nyonya. Sarapan sudah siap."Anna menganggukkan kepala, "Aku akan turun sekarang."Setelah mengatakan itu, Anna segera turun mengikuti langkah Hellen yang lebih dulu melangkah meninggalkannya. Sebenarnya Anna agak sedikit bingung, biasanya wanita itu akan memberikan opsi untuk dia sarapan di kamar. Tetapi semenjak Anna mengetahui bahwa anak mafia itu adalah suaminya, dia selalu disuruh untuk sarapan dan makan malam di bawah. Hellen tidak pernah lagi memberikan dia opsi untuk makan di kamar.Pernah Anna membantah, berkata bahwa dia ingin makan di kamar. Tepat pada saat itu Eric langsung datang dan menyuruhnya untuk turun ke bawah. Ketika Anna sudah sampai di ruang makan, nampak Eric sudah menunggunya di sana. Seketika ingatan tentang kejadian kemarin kembali terlintas dalam
Anna terbelalak, seketika lidahnya terasa kelu, dia tidak bisa merespon apapun. Hanya diam saja sambil terus melihat pria itu.Dalam hatinya berharap bahwa pria ini hanya sedang bergurau dengannya. Tetapi semakin intens diperhatikan, Anna hanya bisa melihat keseriusan dari wajahnya.Anna mendengus, dia tidak percaya orang seperti Eric bisa mencintainya. Bahkan sekarang dia tidak percaya segala hal tentang cinta. Bagi Anna, cinta adalah rasa yang hanya membuat rusak sebuah hubungan. Dia lahir dari cinta kedua orang tuanya yang malah membuat hati wanita lain tersakiti. Dan berakibat dia yang harus menerima karma buruk dari perbuatan kedua orang tuanya.Eric melepaskan genggaman tangannya, melihat kedua mata Anna semakin dalam, "Kenapa? Kau tidak percaya?"Anna menghela napas, "Kau pikir ... aku akan dengan mudah percaya dengan semua kata-kata yang kau ucapkan? Sementara kita saja baru menikah beberapa bulan. Entah harus berapa kali aku ingatkan bahwa pernikahan kita bukan karena kita s