"Katakan padaku apa yang akan kau lakukan dengan gadis itu?" Itu adalah kalimat sapaan yang sempurna. Kalimat yang datang dari adiknya yang sudah lama tidak bertemu dengannya."Tanyakan itu pada dirimu sendiri, Leon. Apa yang akan kau lakukan dengan gadis yang dibawa olehmu." Ucapan Anthony sepertinya berhasil membuat Leonard terdiam."Dia hamil anakku dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.""Darimana kau tahu bahwa itu anakmu? Bisa saja dia membohongi mu agar kau mau membawanya kedalam kehidupan mu. Kau tahu resikonya kan? Dia bisa menghancurkan mu!" Nada tinggi yang digunakan oleh Anthony sepertinya membuat Leonard tidak merasakan apapun, buktinya Leonard hanya menggelengkan kepalanya."Kau tidak mengerti, tidak... Kau tidak akan pernah bisa memahaminya Anthony.""Ya. Itulah yang dikatakan oleh ayahmu padaku saat itu."Leonard menatap mata Anthony dengan tatapan sakitnya. "Jangan katakan apapun tentang pria itu.""Kau mencintainya? Dia membuatmu jatuh cinta kan?" Anthony tida
Tiga bulan yang laluValeyrie telah memutuskan, dia tidak akan kuliah lagi. Lebih baik baginya untuk fokus pada hidupnya yang saat ini sudah sendirian. Kuliah sudah tidak lagi menjadi prioritasnya dan Valeyrie juga tidak ingin memperjuangkan sesuatu lagi selain kehidupannya yang hampa ini. Sudah hampir dua bulan sejak ayahnya meninggal dan kejadian malam itu yang membuat Valeyrie tidak suci lagi.Valeyrie sudah berhasil berdamai dengan keadaanya saat ini, mungkin benar kata-kata dari sahabatnya bahwa yang Valeyrie lakukan hanya perlu merelakan dan berdamai. Itu baik untuk hidupnya, hatinya dan juga kebahagiaannya.Dan itu terbukti, Valeyrie sudah bisa lebih memahami makna hidup dan ini memang hidupnya.Valeyrie telah keluar dari universitasnya satu minggu setelah ayahnya meninggal. Tidak ingin terpaku dengan hidupnya yang menyedihkan, Valeyrie justru bangkit dan mulai memperbaiki semuanya. Rasa sakit akibat kehilangan telah membuatnya menyadari bahwa yang seharusnya dia lakukan selam
Tiga bulan yang laluSetelah keluar dari rumah sakit, Valeyrie tidak mengatakan apapun dia bahkan hanya terpaku bagaikan patung. Clare sudah berusaha bertanya kepadanya tapi Valeyrie tidak benar-benar secara gamblang memberikan jawaban kepada temannya itu.Jadi saat itu Clare tidak memaksanya, bahkan dia langsung pergi membeli makanan untuk Valeyrie. Valeyrie yang langsung ditinggal oleh Clare hanya menatap dirinya di cermin kamarnya.Pikirannya saat ini kacau, bagaimana caranya menyelesaikan semua ini? Dia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini untuk hidupnya sendiri. Apalagi dengan kehadiran anak yang dikandungnya saat ini? Sudah dipastikan anak ini tidak akan bisa mendapatkan apapun yang layak dari Valeyrie.Valeyrie sudah kehilangan semuanya, dia bahkan tidak tahu lagi mengapa hingga saat ini dia masih bertahan. Sejujurnya tidak ada lagi yang bisa membuatnya bertahan selain ayahnya, tapi kini ayahnya sudah tiada jadi siapa lagi pegangan hidupnya?Anak ini begitu mala
Semuanya gelap, tidak ada udara yang tersisa. Rene bisa merasakan sesak berkepanjangan dari dadanya. Rasanya aneh mengetahui hidup diantara kematian.Rene tidak bisa membayangkan apapun yang akan terjadi padanya selanjutnya, tidak dengan keadaanya yang saat ini jauh dari kata baik-baik saja. Dia di rantai di suatu ruangan yang tidak memiliki pencahayaan yang cukup.Pengap dan lembab, sesuatu yang sangat dibenci oleh Rene dan itulah yang saat ini dirasakan olehnya. Dia tidak tahu dimana lagi dia saat ini, tidak tahu apakah orang-orang yang dicintainya mencari keberadaannya.Dan yang pasti apakah orang-orang masih percaya dia hidup.Ini sudah lebih dari empat puluh delapan jam, mungkin tiga hari jika pikiran Rene tidak salah menghitung.Rene sendiri tidak mendapatkan makanan yang cukup, sebenarnya dia selalu diberi makanan tapi dia tidak pernah memakannya karena Rene takut bahwa pria yang menculiknya diam-diam memberikan racun padanya.Pria yang menculiknya tidak kelihatan sama sekali b
Dyana menatap dirinya sendiri ke cermin yang ada di kamarnya, sudah hampir seminggu dari kepulangannya ke La Feera dan dia masih belum bisa berbuat apapun untuk mengatasi keadaannya.Adik dan neneknya sudah hidup berkecukupan, tenang, damai dan tidak lagi dihantui rasa cemas atas rasa lapar dan sakit. Mereka sudah mendapatkan kelayakan hidup dan itu semua tanpa ada Dyana disampingnya.Dyana memang tidak bisa memungkiri rasa terimakasihnya kepada Jason atas semua hal yang telah dia lakukan kepada keluarga Dyana. Tapi dia juga tidak bisa memaafkan Jason karena rasa sakit yang masih menganga di dalam batinnya akibat Jason.Sebuah tangan melingkari lehernya dan Dyana agak terkejut sedikit sebelum menyadari bahwa tidak akan ada seorangpun yang bisa masuk ke kamarnya selain Jason."Hai, bagaimana kabarmu?"Dyana langsung berbalik dan menangkap tangan pria itu, menggenggamnya dan menciumnya dengan tulus."Aku baik-baik saja dan itu karena mu... Bagaimana dengan harimu Jase?"Jason terlihat s
Tiga bulan yang laluLeonard bangun dengan kelelahan yang luar biasa di tubuhnya, rasa lelah berkecamuk dengan kebingungan dan rasa bersalah kembali merusak jiwa raga miliknya. Apa yang diketahuinya tentang Valeyrie membuat Leonard bingung, gelisah, takut dan bersalah.Valeyrie hamil, dia sedang hamil anak Leonard.Buah hati Leonard yang tidak pernah ada di dalam pemikiran dan rencana masa depannya. Rasanya sulit untuk percaya bahwa dia memiliki seseorang yang belum lahir tapi sudah mengalir darah dalam dirinya.Saat ini dia terbangun dan tidak bisa melakukan apapun selain menatap kosong ke atap apartemennya.Pikirannya terbang jauh ke titik dimana dia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah dia sudah siap memiliki seorang anak? Apakah keluarga atau bahkan seorang anak adalah salah satu prioritasnya?Dan apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anak itu jika pada akhirnya Leonard memilikinya?Mata Leonard akhirnya jatuh pada sisi kamarnya, foto dirinya, Anthony dan adik perempuann
Tiga bulan yang laluSiang itu, Valeyrie berjalan di jalanan sepi yang menuju ke jembatan paling tinggi di kota itu. Dirinya sudah tidak kuat menahan semua yang ada di hadapannya. Dia benci kepada semua orang yang memilih untuk bunuh diri, tapi pada akhirnya dia yang akan membunuh dirinya sendiri.Sebenarnya dalam hati Valeyrie, dia tidak ingin mengakhiri semuanya. Dia masih ingin hidup dan berjuang untuk dirinya sendiri, tapi anak ini membuatnya berubah pikiran. Anak yang ada di dalam kandungannya berhasil membuat kehidupannya berubah, dia tidak lagi berpikir untuk berusaha mengubah hidupnya.Jika dia tetap hidup, anak itu tidak akan memiliki seorang ayah. Anak itu akan di urus seratus persen oleh Valeyrie yang pastinya saat anak itu besar, dia akan mendapatkan banyak caci maki karena ketidaklengkapan keluarganya.Anak itu akan hidup dalam lingkungan yang tidak berkecukupan, karena Valeyrie tidak bisa menjamin kelayakan hidup anaknya. Valeyrie mungkin mampu memberikannya, tapi tidak
Valeyrie mengangkat telepon itu, Clare yang ada di seberang tampak khawatir padanya. Clare mengatakan bahwa dia sedang dicari oleh pria bernama Leonard yang mengaku dosen Valeyrie.Clare juga mengatakan bahwa pria itu meminta nomor telepon Valeyrie yang mau tidak mau diberikan oleh Clare.Valeyrie tidak banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Clare yang memintanya mengatakan hal yang sebenarnya.Setelah Valeyrie mengakhiri telepon dari Clare, Valeyrie mendapatkan pesan dari Andreas.Dari AndreasBisakah kita bertemu lagi, aku ingin mengatakan sesuatuTentu, mari bertemu saat ini. Aku sedang berada di luar jadi lebih baik untuk bertemu sekarang juga.Dari AndreasOke, aku tunggu kehadiranmu di Last Piece of Cake.Baiklah...Valeyrie langsung pergi, memanggil taksi dan menunjukkan alamat pertemuannya dengan Andreas.Ketika sampai, Valeyrie menyadari Andreas sudah menunggunya. Dia duduk di sudut kafe yang selalu mereka tempati, sudut yang menjadi tempat favorit Valeyrie.Lamunan Valey