Share

Bab 3 Menjebaknya

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 12:00:50

Dentuman suara musik di sebuah klub malam begitu memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar, namun pengecualian bagi para pengunjung yang sedang berada di lantai dansa. Mereka menari dengan senangnya, menikmati tiap hentakan yang dimainkan oleh Disc Jockey.

Alana duduk sambil memainkan gelas sloki di tangannya, memutar minuman beralkohol yang ada di dalam gelas tersebut. Ini adalah pertama kalinya selama 21 tahun hidup, Alana masuk ke dalam sebuah klub malam, lebih tepatnya club malam yang seolah didesain khusus bagi para pembisnis. Cahaya sorot lampu yang berkilauan menggambarkan suasana yang energetik di sekitarnya.

Bartender yang cukup tampan menatap gadis berwajah cantik dengan rambut hitam panjang yang tergerai indah.

"Anda ingin minuman lain, nona?" tanya sang bartender dengan sedikit menggoda. Dia jelas tau siapa gadis didepannya saat ini. Alana Claira Dirgantara, gadis yang menghebohkan media beberapa jam lalu.

“Minuman untuk mengalihkan pikiran mungkin” tawarnya

Alana menatap sang Bartender. Wajah pria itu cukup rupawan. Alana bisa menebak jika sang bartender tampak seperti berdarah campuran. Bahasa Indonesianya fasih, namun wajah pria itu terkesan seperti orang luar. Rambut blonde dan kulit putihnya mencerminkan itu.

“Tidak terima kasih. Aku sudah punya” Tolak Alana sambil mengangkat sedikit gelas miliknya

“Aku Malvin” Ucapnya mengenalkan diri “Ingin mencoba sesuatu yang berbeda?" Tanya Malvin. Sorot mata Alana bertemu dengan sorot mata sang bartender. Saat itu, percakapan mereka pun mulai mengalir.

“Ini pertama kalinya Anda datang ke sini?" tanya sang bartender sambil menatap Alana dengan rasa ingin tahu.

Alana mengangguk "Ya, benar aku mencoba menghilangkan stress dan kurasa kau juga sudah tau penyebab stresku itu." Ucap Alana

Malvin tertawa dan me-lap sebuah gelas kaca, kemudian meletakkannya di depan Alana. Dengan keahlian yang terlihat sudah biasa, Malvin mengisi gelas itu dengan es batu berbentuk kristal bulat dan menuangkan cairan berwarna kuning emas yang berkilauan di dalamnya.

“Coba ini, ku pastikan rasa stresmu akan hilang” ujar Malvin dengan senyuman misterius.

“Sampanye… Dengan kadar alcohol cukup tinggi, kau pikir aku bodoh?” Alana merespon dengan sedikit skeptis membuat Malvin tertawa.

Tiba-tiba, seorang pria tampan muncul dan duduk di meja yang sama dengan Alana. Mereka terpisahkan oleh dua kursi di sebelah kanan Alana. Pria itu tampak elegan dengan setelan kemeja hitam dengan dua kancing teratas yang dibiarkan menganga.

“Apa yang anda butuhkan, Mr. Kingston” ucap sang bartender dalam bahasa Spanyol. Alana tahu sedikit bagaimana logat dan aksen bahasa Spanyol itu karena dia pernah mempelajarinya dulu.

“Martini” Suara serak dan seksi itu terdengar.

Bartender segera mulai menyiapkan martini dengan cekatan. Alana tak bisa menghindari pandangannya yang terus tertuju pada tuan muda Kingston.

Alesio Theodore Kingston. Pebisnis nomor satu dunia yang mengambil alih maskapai penerbangan Kingston Airlines diusianya yang menginjak 25 tahun. Pria itu tampak seolah tahu bagaimana cara berada di pusat perhatian.

Sebuah keberutungan baginya bisa bertemu dengan pria itu, bahkan bertatap mata dengan netra biru gelap itu. katanya siapapun yang menatap netra itu pasti akan jatuh cinta pada sang ladykiller itu.

Ketika martini telah disajikan di depan Alesio, netra biru itu melirik Alana.

“Ingin mencoba ini, senorita?” Alana tersentak, pria itu sedang berbicara dengannya dalam bahasa inggris.

Alana tersenyum dan mengangkat gelasnya, seolah melakukan tos dari jauh. “Terima kasih, tapi saya cukup puas dengan apa yang saya pesan.”

Alesio tersenyum tipis lalu menyesap minumannya, begitupun dengan Alana. Lalu seperti mendapatkan sebuah peluang besar tentang cara pembatalan pertunangan.

Alana mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan pada Mic. Jarinya bergerak dengan cepat, menekan huruf-huruf pada layar keyboardnya lalu senyum lebar tercipta dibibirnya tanpa menyadari jika sejak tadi sepasang mata biru itu memperhatikannya.

Selesai dengan handphonenya, Alana kembali meraih gelas kaca dan menyesap isinya. Matanya melirik Alesio yang masih minum dengan elegannya.

Tangan Alana terulur hendak menyentuh lengan Alesio namun pergerakannya tertahan karena Alesio yang menggenggam tangannya “Ah, maaf, sir. Ada debu di lengan kemejamu” ucap Alana dengan lembut lalu dia menatap ke pojok ruangan. Mic berdiri di sana dengan sebuah kamera yang tersembunyi, lalu memberikan jempol pada Alana.

Selama hampir satu jam, Alana terus diam menunggu pergerakan Alesio. Barulah ketika pria itu nampak membayar tagihan, Alana langsung menghubungi Mic lagi.

Alesio berjalan keluar dari klub, dan Alana mengikuti di belakangnya. Begitu benar-benar berada di pintu keluar, Alana memanggil pria itu.

“Permisi, Mr. Kingston.”

Alesio berhenti sejenak, menoleh ke belakang dengan tatapan tajamnya. “Ada apa? Ingin tidur denganku?” tanyanya tanpa memfilter ucapannya.

Awalnya Alesio kira Alana adalah penguntitnya, seperti yang kebanyakan wanita lakukan bila tanpa sengaja berpapasan dengannya. bahkan mereka tidak segan-segan mengajak Alesio ke hotel maupun apartemen didekat sana.

Alana menyusun senyum tipis di wajahnya. “Aku hanya ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Terima kasih atas malam yang menyenangkan.”

Ucapan Alana membuat kening Alesio mengkerut. Dengan mantap, Alana melangkah lebih dekat ke Alesio. Alana tersenyum simpul, tatapan keduanya bertemu, tingginya hanya sebatas dada pria itu, agak menyulitkan namun juga menguntungkan Alana….

Secara tiba-tiba Alana menarik kerah Alesio, membuat kepala pria itu menunduk dan mencium bibirnya. Alana melumat bibir tebal itu dengan kaku, memulai sebuah aksi nekat di tengah situasi yang semakin ramai. Keduanya terperangkap dalam momen intens, seolah dunia di sekitar mereka lenyap.

Pancaran flash kamera menjadi saksi bisu dari aksi nekat Alana. Suara deru mesin kamera dan sorakan dari para pengunjung club yang akan keluar seakan tereduksi oleh keintiman yang tercipta di antara dua jiwa yang bertemu di pintu keluar club itu.

Beberapa saat kemudian Alana melepaskan ciumannya dan menunduk “Maafkan aku” gumamnya pelan namun masih bisa didengar Alesio.

“Aku baru saja diselingkuhi dan menemukan pengganti tapi kau justru ingin membuangku! Tega sekali kau Mr Kingston! Kau menggodaku 1 jam lalu dan membuatku mencintaimu dengan cepat lalu sekarang kau juga mencampakanku!!” Alana berteriak histeris.

Terdengar bisikan-bisikan dan sorakan dari beberapa pengunjung yang menyaksikan aksi itu. Pada saat itu Alana tersenyum tipis, menyadari bahwa momen itu telah menjadi obyek perbincangan. Alana melirik para wartawan yang dia tau sebagai rekan Mic.

Alana yakin jika dirinya akan menjadi headline berita keesokan harinya dan itulah yang Alana inginkan sekarang.

Alana sempat melirik Alesio yang nampak bingung.

Tentu saja Alana yakin pria itu bingung dengan apa yang terjadi karena Alana menggunakan bahasa Indonesia yang tidak Alesio pahami.

Baru saja Alana hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu, Tangan kiri Alesio dengan penuh kepastian melingkar di pinggang Alana. Tangan kanannya memegang dagu Alana, mendongakan wajah itu dan menciumnya.

“Maaf, aku tidak akan mencampakanmu” Ucap Alesio dengan seringaian yang membuat mata Alana membola.

“HELL!! DIA PAHAM YANG KUUCAPKAN!” Batin Alana berteriak keras, perasaan malu menerpa dirinya dengan sangat kuat.

Bab terkait

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 4 Kontrak Pengubah Hidup

    Alesio menatap gadis di depannya dari atas sampai bawah. Satu kata yang terucap, ‘imut’, namun entah kenapa tatapan matanya sangat berbeda. Bukan tatapan memuja seperti semua gadis yang selalu melihatnya, tetapi tatapan tajam dan intens, sangat jernih tanpa ternoda, membuatnya terlihat menawan.Gadis didepannya terlihat seperti kelinci kecil yang tersesat namun penuh tekad untuk mencari jalan keluar.Alesio mengalihkan pandangannya ke arah jam tangan Rolex yang melingkar indah di pergelangan tangannya yang kekar. Sudah hampir 30 menit sejak kejadian ciuman itu selesai, dan Alesio membawanya menuju salah satu hotel.“Aku pikir ada sesuatu yang ingin kamu katakan, nona” akhirnya Alesio membuka suara, matanya menerawang nakal menatap Alana yang gelagapan.“Maafkan aku” ucap Alana pelan.“Jika kamu hanya ingin minta maaf, aku akan pergi” ucap Alesio dengan nada dingin, dia tidak memiliki waktu untuk basa basi dan Alana justru membuatnya melakukan itu.Alana mencoba mengumpulkan keberanian

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 5 Memancing Badai

    Alana berdiri di podium, melihat ke sekitar conference room yang dipenuhi para wartawan dengan kamera dan pena siap untuk merekam setiap kata yang keluar dari bibirnya“Hallo, Aku Alana Claira Dirgantara. Terima kasih untuk para wartawan yang sudah hadir.” Ucap Alana mengudara di conference room salah satu hotel ternama di IndonesiaDia melanjutkan "Sebelum itu, aku ingin klarifikasi bahwa aku bukan seorang artis atau model. Aku berada di sini karena banyak dari kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang berita yang melibatkanku dengan Morgan Lusamo, dan tentu saja, hubungan ku dengan Alesio Kingston yang kalian lihat di bar dua hari lalu."“Nona Dirgantara sejak kapan anda menjalin hubungan dengan Tuan muda Kingston?”“Nona Alana apa anda menjadikan tuan Kingston pelampiasan setelah diselingkuhi tunangan anda?”Alana memandang wartawan dengan tenang, menangkap setiap pertanyaan yang dilemparkan padanya. Diantara kilatan cahaya kamera, Alana merasakan tatapan Mic yang tertuju padanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 6 Pemberontakan Gadis Lugu

    PLAK “Apa-apaan tingkahmu ini, Alana?! Kamu ingin membuat keluarga Dirgantara hancur?” desis Andre, sambil menampar pipi putrinya dengan keras. Suara kekerasan itu memecah keheningan, menciptakan gelombang ketegangan yang melanda ruangan itu. Alana memandang ayahnya dengan mata terbelalak, tidak percaya bahwa dirinya harus kembali merasakan sentuhan kasar dari sang ayah. Yulina menutup mulutnya dengan ekspresi syok, namun dibalik bibirnya yang tertutup tangan, tersembunyi senyum tipis. Ia memperhatikan dengan cermat bagaimana tamparan keras dari Andre jatuh begitu tajam pada pipi kiri Alana. Bagi Yulina, tamparan itu adalah bentuk kepuasan tersendiri, seperti sebuah kesenangan terpenuhi di antara mereka. ‘Lagipula, bisa dimengerti kenapa dia begitu marah’ gumam Alana dalam hati, walaupun di wajahnya tergambar kesedihan yang mendalam. “Papa, aku hanya mencoba menyampaikan kebenaran, Papa tega membiarkanku dengan pria yang jelas-jelas sudah selingkuh?” ujar Alana dengan suara terbata

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 7 Kontrak Satu Tahun

    Alana menatap pria tampan yang sedang duduk di depannya, mengingat bagaimana ekspresi Yulina saat mengetahui Alesio datang ke rumah dan mencari dirinya. Hal itu membuat gadis itu merasa puas, ternyata pilihannya tidak salah untuk memanfaatkan kekuasaan Alesio.“Berhenti tersenyum seperti itu, tatapanmu membuatku merasa dilecehkan” kata Alesio sambil mendudukkan dirinya di ranjang Alana.“Hei! Siapa yang menyuruhmu duduk di situ, bangun!” Alana menatap Alesio kesal. Alesio hanya terkekeh kecil, kemudian ia bangkit dan duduk di kursi depan Alana.“Kamu yang membawaku ke sini, señorita” ucap Alesio dengan senyum miringnya, matanya menyorot Alana dengan nakal.Alana mendesah ringan. “Jangan membuatku menyesal membawamu kemari.”“Oh haruskah aku kembali dan berbicara dengan ibu tirimu itu” Ucap Alesio yang membuat Alana mendengus “Kau tidak penasaran kenapa aku dirumahmu?” Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 8 Kakak Tiri Gila

    Alana mengantar Alesio sampai pintu depan rumah. Dia menatap mobil Mercedes Benz milik Alesio yang menghilang dibalik gerbang yang tertutup. Suara mesin mobil yang merayap menjauh semakin meredup, meninggalkan Alana dalam keheningan malam.Alana kembali ke kamarnya, namun saat hendak menutup pintu, sebuah tangan kekar menahan pintu itu agar tetap terbuka.“Hentikan semuanya, Alana!” ucap sebuah suara yang sudah terlalu dikenal oleh Alana. Dia menoleh dan menemukan Henry, sang kakak tiri, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius.Alana tersenyum sinis, menatap sang kakak tiri dengan ejekan. “Menghentikan apa, Kak?”Henry menghela nafas panjang sebelum memasuki kamar Alana tanpa izin. “Rencana anehmu itu, Alana. Hentikan sekarang! Kau tahu betapa pentingnya pertunanganmu dengan Morgan untuk menjaga citra dan bisnis keluarga.”Alana menyipitkan mata, tidak suka dengan pembicaraan ini. “Apa kau datang han

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 9 Gairah Alesio

    “Tidak!” Engahan napas itu beradu di antara gelapnya malam. Dada itu tersegal-segal seakan habis berlari ribuan kilometer jauhnya. Alana merasakan detak jantungnya yang memburu, seolah-olah sedang mengejar sesuatu yang terus bergerak menjauh. Alana menghidupkan lampu tidur yang terletak di atas nakas kecil di samping tempat tidurnya. Cahaya lembut menerangi ruangan, membawa sedikit kehangatan di tengah ketidakpastian yang melingkupi pikirannya. Dia duduk di tepi tempat tidur, menggenggam wajahnya dalam kedua tangan. Rambut panjangnya menjuntai dengan liar, menyelimuti wajah yang penuh kekhawatiran. Dengan gemetar, Alana mencoba meredakan napasnya yang masih terengah-engah. Dia menatap sekeliling kamarnya, mencari kepastian dalam setiap sudut yang pernah menjadi saksi bisu kehidupannya. Foto kelurganya terpajang diatas nakas membuatnya mengulas senyum tipis. Alana meminum segelas air yang telah dia siapkan setiap malam. Air itu dingin dan menyegarkan tenggorokannya yang terasa kerin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 10 Melamar Alana

    “Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini Vera?” Runtukan dari Yulina begitu mendengar sang asisten rumah tangga mengatakan jika ada yang datang mengunjungi mereka “Pria yang kemarin Nyonya. Dia ingin bertemu Nyonya sekaligus Tuan” Vera menunduk diam saat menjawab pertanyaan Yulina. “Pria semalam? Alesio Kingston?” Mata Yulina akhirnya terbuka lebar. Dia bergerak cepat menuruni tangga dan melihat Alesio yang duduk dengan angkuhnya di sofa. Dengan setelan jas yang terlihat berkelas, rambut coklat gelapnya yang disisir rapi dan posisi duduknya yang elegan di sofa ruang tamu. Yulina tersenyum sambil berjalan menuju Alesio. "Selamat pagi, Mr Kingston. Apa yang membawamu ke sini pada pagi yang cerah ini?" Alesio menatap Yulina lalu berdiri dan mencium punggung tangan Yulina, sekedar sopan santun namun hal itu mampu membuat Yulina tersipu "Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Nyonya Dirgantara." Ucapnya sambil tersenyum tipis. “Apa itu?” Tanya Yulina menyembunyikan raut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 11 Yang Tak Terduga

    Alana berdiri memandang keluar jendela. Sudah hampir 20 menit dia berada di posisi itu sejak melihat mobil milik Alesio yang terparkir di halaman depan.Pintu kamar perlahan terbuka, Alana menoleh, dan matanya bertemu dengan mata tajam Alesio. Pria itu masuk dengan langkah tegas."Menungguku, Senorita" ucap Alesio“Sedikit” Jawab Alana dengan jujur“Kau memberikan sambutan yang buruk pada calon suamimu, Alana” Alesio kemudian duduk di pinggir ranjang Alana dengan angkuhnya.Alana mengangguk, mencoba menyembunyikan rasa ketidaknyamanannya. “Aku hanya butuh waktu untuk meresapi semuanya”“Padahal kau yang menawarkan kontrak itu padaku” Celetuk AlesioAlesio memandang Alana dengan tajam. "Kita berdua tahu bahwa ini hanyalah perjanjian bisnis, tetapi itu tidak berarti kita tidak bisa membuatnya terlihat nyata."“Aku tau” Jawab AlanaAlesio tersenyum licik. "Bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 138 Menyerahkan semuanya padamu

    Alesio melingkarkan tangannya di pinggang ramping Alana dan mengelusnya pelan, bibir pria itu menicum leher putih Alana yang terekspos.Alana tersentak, dia melirik Alesio yang masih setia menciumi lehernya.“Kamu ini sedang apa sih?” tanyanya“kau wangi” Ucap Alesio. Pria itu menggigit leher Alana membuat gadis itu kaget.“Bisa kamu hentikan, aku sedang memasak”Alesio tidak menggubris ucapan Alana, pria itu masih menciumi lehernya, menikmati aroma yang mampu membuat Alesio kecanduan.Alana merasa semakin tidak nyaman dengan situasi ini, merasakan ketidaknyamanan dan kebingungan mencampuradukkan perasaannya.“Tolong, Alesio” desisnya lagi, mencoba untuk meminta dengan lebih tegas agar Alesio menghentikan tindakannya. Tetapi dia juga merasa sulit untuk menolaknya sepenuhnya, terpesona oleh keintiman yang mereka bagikan.“Ini hukuman mu karena memasak di rumahku” Ucapny

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 137 Tidak bisa kabur

    “KAKEKKKK!” Alana berteriak keras begitu melihat Kakek Igrit sedang berdiri memandangi pohon mahoni di samping rumah.Kakek Igrit memalingkan pandangannya dari pohon yang dia amati dengan penuh konsentrasi. Senyum hangat terukir di wajahnya ketika melihat Alana mendekatinya dengan cepat.“Di mana Alesio, Nak?” tanyanya dengan suara lembut, matanya memancarkan kekhawatiran.Alana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum menjawab. “Dia sedang ada urusan, Kakek” ucapnya tanpa raguKakek Igrit mengangguk mengerti, tetapi matanya tetap penuh dengan rasa ingin tahu. “Baiklah, Nak” katanya dengan lembut, sebelum melangkah menuju pintu masuk rumah dengan langkah perlahan. Alana mengikuti di belakangnya, merasa lega bahwa dia memiliki seseorang yang selalu memahami dan peduli padanya.“Bagaimana kondisi perusahaan?” tanya kakek Igrit, berubah dari kekhawatiran pribadi

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 136 Istri Pemberontak

    Alesio meloncat keluar dari mobil mewah dengan wajah yang penuh kemarahan. "Keluar!" teriaknya, suaranya gemetar oleh kemarahan.Diana keluar dari rumah dengan wajah sumringah, dia senang Alesio menemuinya “Al, aku merindu- Akh” Diana memekikAlesio menarik tangan Diana dan mencekik leher wanita itu, bahkan dengan mudahnya sedikit mengangkat tubuh Diana hingga tak menampak pada tanah“Alesio” Clark berteriak.Alesio cukup kaget melihat Clark yang keluar dari rumah Diana. Dia mendekat pada Alesio, meraih tangan Alesio yang bahkan kaku untuk ditarikAlesio tenggelam dalam lautan pikirannya yang gelap, tak terganggu oleh kehadiran Clark yang mencoba memanggilnya. Satu-satunya fokusnya adalah memadamkan nyala kebencian yang berkobar di dalam dirinya, kebencian yang diarahkan kepada Diana, sosok yang dianggapnya sebagai biang keladi dari kepergian Alana."ALESIO!" Clark berteriak, mencoba memperoleh perhatian pria it

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 135 Kepergian Alana

    “Aku hamil anak Alesio”Alana mengulas senyum tipis sambil menatap wanita cantik berambut blonde didepannya“Benarkah? Kau yakin itu miliknya?” Tanya Alana, dia meletakkan tangannya dan menopang dagu, menatap Diana dengan senyum tipis"Ya, aku yakin, memangnya siapa lagi pria yang menyentuhku selain Al" Diana menjawab dengan percaya diri, sambil menggerakkan rambutnya yang tergerai lembut ke belakang telingaAlana menganggukan kepalanya“Selamat” Ucap Alana yang membuat Diana terpaku, dia tidak menyangka dengan respon yang diberikan Alana“Kau tidak marah?” Tanya Diana. Seharusnya Alana marah padanya lalu dia akan menjatuhkan diri hingga menyebabkan keguguran untuk meraih simpati publik namun Alana justru hanya menggelengkan kepala ringan“Untuk apa aku marah? Buang-buang tenaga” Ucap Alana, tangannya meraih gelas dan menyesap kopi didalamnya“Ke-kenapa?” tanya Diana meminta penjelasan lebih lanjut“Aku sudah memutuskan untuk fokus pada masa depan, bukan untuk menghabiskan energi untu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 134 (21+) Alana dan kebohongannya

    Candu.Setidaknya itulah yang Alesio rasakan ketika bercinta dengan Alana. Alesio tidak peduli dengan tanggapan jika dia dikatakan hypersex, tapi saat ini Alesio memang ingin terus melakukannya dengan Alana.. lagi dan lagi.Mereka seperti magnet yang saling tarik-menarik, tak bisa lepas satu sama lain. Setiap sentuhan, setiap ciuman, dan setiap gerakan terasa seperti keajaiban yang mereka ciptakan bersama. Mereka saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, menggali keintiman yang mendalam di antara mereka.“You’re so beautiful, Amour” bisiknya parau di telinga Alana. Bibirnya menyisir lembut leher Alana serta memberikan kiss mark sebagai tanda kepemilikannya.Tangan Alesio kemudian bergerak turun ke payudara dan perut Alana, lalu beralih pada pangkal paha Alana yang memang tidak menggunakan apapun. Kondisi keduanya sama-sama telanjang, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya.Alana merespon dengan desahan kecil yang terputu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 132 Alesio dan kecemburuannya

    “Aku tidak tertarik pada mereka, Ale. Aku bukan dirimu yang suka berganti-ganti pasang di tiap club malam”Alesio membatu, seharusnya yang dia khawatirkan bukan Alana tertarik pada Grey namun apa yang akan Ezel ucapkan pada Alana.“Berniat menjelaskan… Alesio Kingston” Ucap Alana dengan senyum lebar sambil mengarahkan pistolnya pada dada AlesioAlesio menahan pistol itu dengan jari telunjuknya “Sepat sekali senjata ini terarah padaku” Kekeh AlesioAlana tetap tenang, senyumnya tidak luntur sedikit pun. "Kau tahu, Ale, kadang-kadang aku merasa ragu dengan dirimu” Ucap Alana membuat pandangan Alesio menajam“Jangan Denial Alana” Desisnya. Matanya menatap tajam Alana yang kini memegang senjata di depannya. "Aku tahu aku punya kesalahan, tapi ini tidak benar-benar relevan sekarang. Kau sendiri juga sudah tahu bagaimana aku di masa lalu."Alana hanya tertawa, senyumnya terlihat mengejek

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 131 Bertemu Grey dan Ezel

    Suara tembakan terus menggema dalam ruang tembak. Begitu peluru habis Alana langsung mengisi ulang magazen pistolnya dengan cekatan, gerakan-gerakan yang semakin mantap dan terampil. Dia menjadi semakin percaya diri dengan setiap tembakan yang dia lakukan, dan itu memacu adrenalinnya.Setiap kali dia menarik pelatuk, dia merasakan getaran yang menyebar ke tangannya, tetapi sensasi itu tidak lagi membuatnya takut. Sebaliknya, itu membuatnya merasa hidup, seperti menguasai kekuatan yang sebelumnya tidak pernah dia sadari.Alana terus berlatih dengan tekun, menyesuaikan posisi dan sikapnya dengan saran-saran dari Alesio. Dia seperti tenggelam dalam latihan, seolah-olah dunia di sekitarnya lenyap dan satu-satunya yang ada hanyalah dia dan senjatanya.“Hei”Dor.Alana melotot, dia nyaris menembak seorang pria tampan yang tadi menyentuh pundaknya “Maaf, maafkan aku, aku tidak sengaja”Alana menahan napasnya, jantungnya berd

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 130 Casanova Mesum

    Suara tembakan nyaring menggema di koridor-koridor yang gelap, menambah ketegangan di udara. Ketika mereka melangkah lebih jauh, Alana merasa seolah-olah dia masuk ke dalam dunia gelap yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.Dia mencoba untuk tetap tenang, berusaha mempertahankan keberaniannya meskipun hatinya berdegup kencang.“Gugup?” tanya Alesio membuat Alana mengangguk kaku.Bagaimana Alana tidak gugup jika tanpa persiapan apa pun, Alesio membawanya ke tempat yang disebutnya sebagai markas Siegel.“Tenang saja, mereka tidak berbahaya” kata Alesio, mencoba menenangkan Alana.Alana berdecak dalam hati. Bagaimana dia bisa merasa tenang jika sekitarnya dipenuhi oleh para penjaga berseragam yang terlihat menakutkan? Beberapa dari mereka memiliki tato dan bekas luka di wajah, dan tubuh besar yang berotot membuat mereka terlihat sangat intimidatif. Alana mencoba untuk menyembunyikan rasa ketidaknyamanannya, tetapi mata Alesi

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 129 Mode Suami Idaman

    Alana menggeliat saat merasakan geli diwajahnya akibat sebuah tangan yang terus bermain pada pipinya. Alana perlahan membuka mata dan mendapati mata biru menatapnya lembut disertai senyuman“Selamat pagi, Amour” Sapa Alesio sambil memberikan kecupan ringan pada bibir Alana“Hmm” Alana bergumam, tubuhnya terlalu lelah akibat dirinya yang terus bergumul dalam malam panas dengan pria yang staminanya tak pernah habis itu.“Ayo mandi lalu makan, aku sudah membuatkanmu makanan” desak Alesio dengan lembut“Bawakan ke sini” Ucap Alana dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.“Mandi dulu” Ajak Alesio“Tidak mau. Bawakan saja makanannya”“Oke, tunggu sebentar” jawab Alesio patuh sebelum meninggalkan kamar ituSetelah Alesio pergi, Alana membuka mata, merenggangkan tubuhnya dari tempat tidur. Dia beranjak menuju kamar mandi, tak lupa mengunci pintu

DMCA.com Protection Status