Terima kasih atas dukungannya. Semoga suka dengan karya Kakak ini. Muaach
Wijaya melihat laporan pesanan kamar hotel atas nama dirinya di ponsel. Amira benar-benar memanfaatkan fasilitas yang diberikan papa Keano padanya dengan baik. Dia tidak akan pernah menggunakan uang pribadi dalam bekerja.โPemesanan kamar hotel?โ Wijaya yang duduk di balkon kamar menaikkan alisnya. Dia tidak akan menebak orang lain yang bisa melakukan itu kecuali sekretaris tersayangnya. โApa Amira lebih tertarik di hotel dari pada di rumah ini?โ Wijaya tersenyum. Pria benar-benar tidak tahu bahwa sekretarisnya merencanakan sesuatu yang tidak akan dia sukai.โBaiklah. Mari kita bermain di hotel, benar-benar nakal,โ ucap Wijaya menyimpan ponsel di saku celananya. Dia bersiap untuk makan malam dan bicara langsung dengan Amira tentang pemesanan kamar hotel.โBagaimana caranya agar kami pergi dengan mobil berbeda?โ tanya Amira di dalam kamar. Dia sudah berdandan rapi dan cantik agar bisa pergi ke hotel agar Wijaya percaya padanya akan bercinta di sana.โTidak apa. Aku bisa pulang dengan t
Wijaya masih mencurigai Amira yang merencanakan kedatangan Luna di kamar hotel. Pria itu tidak akan mudah dibodohi atau ditipu oleh siapa pun. Orang terdekat yang bisa masuk akun dan ponselnya hanya sang sekretaris. โApa sudah kenyang?โ tanya Wijaya. โYa. Pak Jaya tidak mau coba?โ Amira sangat senang malam yang semakin larut karena pria itu tidak akan mengganggu dirinya tidur lagi. Dia juga sudah berhasil mengambil hari bos yang pemarah dan posesif.โTidak. Aku tidak terbiasa jajan di pinggir jalan,โ ucap Wijaya.โKamu juga tidak boleh lagi jajan sembarangan. Makanan dan minuman harus sesuai dengan standar kesehatan agar menghasilkan asi terbaik untuk Keano,โ tegas Wijaya.โAku akan membayar,โ ucap Amira beranjak dari kursi.โPakai kartu yang tadi siang.โ Wijaya pun berdiri.โUang cash.โ Amira memberikan uang lima puluh ribu kepada penjual.โPesan jus jeruk, tetapi tidak diminum.โ Amira melihat jus jeruk Wijaya yang tidak disentuh sama sekali.โTerima kasih, Non.โ Penjual memberikan
Wijaya menatap Amira yang benar-benar telah bergairah. Tubuh wanita itu bergetar. Dia tidak bisa lagi menahan diri. Jari-jarinya mencengkram sepray.โAku akan menunggu kamu memintanya sendiri.โ Wijaya mengambil kemeja dan mengenakan kembali. Menutup tubuh Amira dengan selimut. Wanita itu menggeliat di atas kasur. โAda apa, Bi?:โ Wijaya membuka pintu.โSarapan sudah siap,โ ucap bibi.โApa Keano sudah bangun dan lapar?โ tanya Wijaya.โBelum, Tuan. Masih ada asi Cadangan,โ jawab bibi.โBagus. Aku pinjam ibu Keano.โ Wijaya menutup dan mengunci pintu. โApa Keano akan punya adik?โ Bibi tersenyum.โAh, aku sudah mengganggu.โ Bibi segera kembali ke kamar Keano. Wijaya kembali melepas kemeja dan membuang sembarangan. Dia tersenyum melihat Amira yang tersiksa karena ransangan yang diciptakan pria itu.โApak amu mau melanjutkannya?โ tanya Wijaya tersenyum.โKamu jahat!โ bentak Amira menggigit bibir. Dia benar-benar heran dengan Wijaya yang berani bermain langsung ke bawah dengan menggunakan mu
Amira tidak tahu bahwa Keano dan bibi sudah pulang ke rumah utama. Dia tidur seharian setelah minum obat. Wanita itu benar-benar terkena flu dan masuk angin.โHm.โ Amira membuka mata dan melihat Wijaya sibuk bekerja. Pria itu duduk di sofa dengan fokus menatap computer lipatnya.โPukul berapa sekarang?โ tanya Amira duduk. Dia tidak sadara dress tidur yang panjang yang dikenakan memiliki model terbuka di bagian dada. Itu benar-benar memperlihatkan tempat susu milik Keano menonjol dan menggoda. โApak amu sudah lapar?โ Wijaya memperhatikan dada Amira. โCh. Menggoda tanpa sengaja. Benar-benar terlihat polos.โ Wijaya mengalihkan pandangan.โYa. Apa aku sudah boleh bertemu dengan Keano?โ Amira kembali merebahkan tubuh ke kasur. Dia benar-benar lemas. Kepala pusing dan hidung yang masih meler. Ada rasa ingin terus bersin.โPusing sekali,โ ucap Amira memegang kepalanya.โApa kamu mau menularkan sakit kepada Keano?โ Wijaya beranjak dari sofa dan mendekati tempat tidur. Dia menyentuh dahi Amir
Wijaya meminta sopir untuk membelikan pompa asi satu set dengan botol dan tas penyimpanan. Dia hanya menunggu di pintu utama. Pria yang selalu menjadi pusat perhatia, tetapi lelaki itu tidak peduli.โIni, Pak.โ Sopir kembali dengan cepat.โYa.โ Wijaya masuk ke dalam lift dan kembali ke kamar Amira.โKenapa kamu duduk?โ tanya Wijaya melihat Amira yang sudah membuka kancing bajunya. Pria itu segera menutup dan mengunci pintu.โKarena sudah sesak dan sakit,โ jawab Amira.โWalaupun sedang sakit. Kamu tetap menghasilkan banyak asi,โ ucap Wijaya duduk di samping Amira. Pria itu menyiapkan tisu. Mereka benar-benar bekerja dengan baik.โKenapa?โ Wijaya menatap Amira yang masih belum memompa susunya.โKamu tidak pergi?โ Amira membalas tatapan Wijaya.โSetiap kamu memberi asi untuk Keano juga aku melihatnya,โ tegas Wijaya.โAku tahu kamu butuh bantuan untuk memegangnya,โ ucap Wijaya membongkar isi tas.โSemua ini harus dicuci bersih dulu dan dimasak,โ jelas Amira.โAh, benar. Aku akan meminta pe
Wijaya benar-benar membuat dokter Ibra heran karena itu sangat betah di dalam kamar Amira. Pria itu bahkan tidak keluar sama sekali.โPak,โ sapa Amira.โAku tidak mau dipanggil Pak ketika kita hanya berdua saja,โ tegas Wijaya yang duduk di sofa. Dia melihat pada Amira yang sudah menghadap dirinya.โLalu aku harus panggil apa?โ tanya Amira.โApa kamu yakin bertanya padaku?โ Wijaya beranjak dari sofa dan mendekati Amira.โMm.โ Amira menatap Wijaya.โPanggil aku Sayang,โ bisik Wijaya di telinga Amira.โApa?โ Amira cemberut.โTidak bisa,โ tegas Amira.โKenapa?โ Wijaya menatap Amira dengan sorot matanya yang selalu tajam.โItu tidak mungkin. Aku panggil Anda Pak Wijaya saja. Tidak usah diubah. Aku akan kesulitan,โ jelas Amira.โMalam ketika kamu membohongiku. Lidah kamu sangat lancar memanggilku Sayang.โ Wijaya sangat ingin marah karena berhasil ditipu oleh Amira.โAku tidak membohongi Anda. Kalian memang pasangan suami istri. Sudah sepantasnya tidur berdua di hotel,โ ucap Amira.โKamu tida
Wijaya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggangnya dan digulung hingga menjadi pendek di atas lutut. Pria itu berjalan mendekati Amira.โKenapa tidak berpakain dulu? Bagaimana jika ada yang datang dan melihat kamu?โ Amira menatap tajam pada Wijaya.โPakaianku masih ada di koper.โ Wijaya mengambil koper yang diletakkan di samping sofa.โTidak usah khawatir. Pintu sudah aku kunci. Tidak akan ada yang datang karena tidak ada lagi jadwal kunjungan dokter dan perawat.โ Wijaya tersenyum. โHah! Pria ini benar-benar aneh. Dia berubah dengan cepat. Membingungkan.โAmira memperhatikan Wijaya yang pergi membawa koper ke samping lemari. Pria itu berganti pakaian.โDia sangat harus,โ ucap Amira merebahkan tubuhnya ke sofa.โApa bisa pulang malam ini? Aku sudah pulih.โ Amira menunggu Wijaya selesai ganti pakain.โApa yang kamu pikirkan?โ tanya Wijaya kembali pada Amira.โApa bisa pulang malam ini?โ Amira balik bertanya.โKenapa mau pulang mala mini?โ Dua orang
Amira menepuk tangan Wijaya yang terus berada di atas perutnya. Pria itu benar-benar tidur dengan nyenyak tanpa bergerak sedikit pun. Dia bahkan mampu tidak mengubah posisinya dari awal hingga pagi hari.โPak, bangun. Sudah pagi.โ Amira mengangkat tangan kekar dari atas perutnya.โPanggil sayang baru aku bangau.โ Wijaya kembali memeluk Amira.โSayang, bangun dan pulang,โ tegas Amira kesal. Dia sudah lelah berbagi tempat tidur yang sempit.โApa kamu mengusirku?โ bisik Wijaya di telinga Amira.โHari sudah pagi. Anda akan terlambat pergi ke kantor,โ tegas Amira.โMm.โ Wijaya mencium pipi Amira dan turun dari kasur.โAku akan langsung pulang. Tidak bisa menemani kamu sarapan. Perawat akan datang untuk menjaga dan merawat kamu.โ Wijaya masuk ke kamar mandi untuk mandi. Bibi sudah mempersiapkan baju kerja unutk pria itu sehingga dia bisa bersiap lebih cepat.โHm.โ Amira duduk di tepi kasur. Dia menunggu Wijaya selesai mandi.โAku akan langsung ke kantor dan tidak pulang ke rumah,โ ucap Wijay
Keano dan Devano berada di kelas yang berbeda. Pihak sekolah tidak ingin kesulitan membuat dua saudara itu bersaing.โKita dipisah lagi.โ Devano tersenyum setelah tiba di depan kelas sang adik.โGuru akan kebingungan jika kita berada di kelas yang sama.โ Keano masuk ke dalam ruang kelasnya.โYa.โ Devano pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti.Semua mata tertuju kepada dua bersaudara itu. Baik lelaki atau pun perempuan pasti mengagumi mereka. Tidak ada yang berani bersaing karena telah mengetahui kemampuan anak dari Wijaya Kusuma yang sangat terkenal.โAku sekelas dengan Keano.โ Luci melihat Devano yang melewati ruang kelasnya.โPadahal aku lebih tertarik kepada Devano.โ Luci melirik Keano. Dia merasa tertekan dan takut ketika berada di dekat adik Devano.โCih!โ Keano menarik kursi. Remaja itu benar-benar tidak menutupi diri ketika tidak suka pada seseorang. Dia akan memperlihatkannya secara langsung.โAku harus menjadi siswi tercerdas di kelas ini. Aku dibayar mahal, tetapi
Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.โApa Papa boleh masuk?โ Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.โYa,โ ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.โTerima kasih.โ Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.โAda apa, Pa?โ tanya Devano.โDi mana Mama?โ Keano pun bertanya.โMama di kamar adik kembar. Duduklah.โ Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.โApa ada kejadian yang janggal di sekolah?โ tanya Wijaya.โYa. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,โ jawab Devano.โBagaimana perasaan kamu, Keano?โ Wijaya menatap Keano.โAku tidak suka dengan wanita itu,โ tegas Keano.โBagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,โ ucap Wijaya tersenyum.โTentu saja, Pa. Kami sedang menyel
Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.โNyonya sudah kembali.โ Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.โSiapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?โ Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.โMencurigakan.โ Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.โApa kita langsung pulang?โ tanya Leon membuka pintu untuk Amira.โYa.โ Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.โWanita duluan,โ ucap Devano.โ
Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.โAku harus pergi sekarang. Pemisi.โ Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.โMaaf.โ Luna menangis.โKenapa Anda menangis?โ tanya Devano dengan lembut.โDia sangat mirip dengan putraku yang hilang,โ jawab Luna.โTetapi aku bukan putra Anda,โ tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.โBagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?โ tanya Luna menatap Keano.โItu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,โ tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.โAku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!โ Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.โHah!โ Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.โJangan p
Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.โApa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?โ tanya Amira tersenyum.โBuah-buah ini tidak ada di rumah,โ jawab Keano.โHahaha.โ Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.โIni buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.โ Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.โOh.โ Keano memperhatikan buah-buahan.โRasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.โ Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.โCempedak.โ Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.โCobalah.โ Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. โMm. Aku tidak suka
Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.โDevano dan Keano akan menampilkan apa?โ tanya Amira dengan lembut.โTidak ada,โ jawab dua bersaudara itu kompak.โOh.โ Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.โNama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.โ Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.โSayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.โ Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.โKita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,โ jelas Devano tersenyum.โIya, Sayang.โ Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa
Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.โSelamat pagi.โ Amira masuk ke kamar dua putranya.โMama.โ Keano dan Devano menoleh kepada Amira.โApa sudah siap berangkat sekolah?โ tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.โYa, Ma.โ Keano dan Devano memeluk Amira.โAnak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.โ Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.โBaiklah. Kita sarapan dulu ya.โ Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.โApa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?โ tanya Devano.โTentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.โ Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.โTerima kasih, Ma. Aku bisa,โ ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.โSayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,โ ucap Wija
WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.โSayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?โ Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.โApa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.โ Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.โMmm.โ Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.โAaahhh!โ Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha
Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.โTidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.โ Amira tersenyum.โMama sangat merindukan Papa,โ ucap Devano.โPapa tahu itu, Sayang.โ Wijaya mengusap kepala Devano.โKarena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.โ Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.โPadahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,โ tegas Keano.โTentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.โ Amira memeluk putranya.โPapa, oleh-oleh mana?โ tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.โOh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,โ jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.โHore.โ Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.โApa kalian tidak minta oleh-oleh