"Tidak, aku hanya tertawa melihat ekspresimu, Sayang. Terlihat sangat lucu menurutku. Sudahlah, aku tidak ingin minta apa-apa, aku hanya mengujimu saja. Ya, sudah ya, aku mau kembali melihat si kembar. Oh, satu lagi nanti kamu panggil lah kakek dan yang lainnya untuk ke rumah karena aku ingin melakukan penyambutan atas kehadiran dari si kembar di rumah ini. Kita akan mengadakan makan-makan dan kumpul keluarga dan sahabat. Apa kamu setuju, Sayang?" tanya Olla. "Ya, Sayang, aku setuju lakukan apa yang ingin kamu lakukan, aku akan memanggil mereka ke sini. Yang penting kamu istirahat. Aku tidak ingin kamu baby blues karena dokter sudah mengatakan ibu hamil dan ibu melahirkan itu, tidak boleh stress. Jadi, aku harap kamu tidak boleh stress mengerti, Olla," ucap Rafly yang dijawab oleh Olla dengan menganggukkan kepala. Olla pun segera pergi sebelum pergi tidak lupa dia mengecup bibir Rafly. Melihat perlakuan manis dari Olla membuat Rafly percaya kalau Olla tidak akan selingkuh dengan pr
"Ah, tidak apa-apa, kamu lagi menyusui, ya? Gantian dengan yang lain, ya," ucap Rafly yang membuat Olla menatap ke arah Rafly dengan lekat dan sinis. Ucapan Rafly tentu saja membuat Olla curiga dengannya, namun dia masih berpikiran positif saat mendengar Rafly berkata seperti itu. Olla yakin pasti perkataan Rafly untuk si kembar yang lain. Melihat pandangan dari Olla yang sinis kepadanya membuat Rafly tertawa dan menggarukkan belakang lehernya. "Kamu, jangan berpikiran seperti itu, Sayang. Aku tidak berkata untukku maksudnya aku berkata untuk si kembar, kamu harus adil menyusuinya kalau kamu mengizinkannya, aku juga minta atau malu," jawab Rafly yang akhirnya tertawa kencang karena membuat Olla melotot."Dudah kuduga, pikiranmu memang benar-benar tidak benar, Sayang. Tidak bisakah kamu membantuku untuk mengurut kakiku daripada kamu berpikiran yang tidak baik, lebih baik kamu menyenangkanku," ujar Olla yang membuat Rafly yang menahan tawa akhirnya tertawa dan tawa Rafly semakin kenc
Adrian langsung pulang ke apartemen dan segera merapikan barang-barangnya, dia sudah diminta untuk pergi jadi dia memutuskan untuk pergi. Ada rasa kesal dan marah bercampur jadi satu dalam hatinya sedari tadi, dia terus mengumpat memaki Rafly karena sudah membuat dirinya harus pergi dari kota ini, walaupun pihak rumah sakit tidak mengatakan apapun tetap saja dia berprasangka kalau Rafly lah yang sudah membuat dirinya seperti ini. Saat Adrian sudah berada di parkiran, Niken mendekati Adrian. "Loh, kamu mau ke mana dokter Adrian? Kamu mau pindah, ya? Kenapa? Dan barang-barangmu sebanyak ini, sudah tidak mau mengambil Olla?" tanya Niken dengan raut wajah yang penuh rasa penasaran, kenapa dokter Adrian membawa semua barang-barangnya masuk ke dalam mobil. Walaupun tidak terlalu banyak, tapi tetap saja dia seperti orang mau pindahan. 'Ini semua karena ulah priamu, dia menghasut pihak rumah sakit untuk mengirimku ke tempat yang jauh, sehingga aku tidak bisa dekat dengan Olla wanitaku,"
Rafly dan Olla segera turun menemui teman-temannya, sedangkan si kembar masih tidur diawasi oleh Bibi Ann. Sebenarnya, Olla tidak tidak ingin merepotkan Bibi Ann, namun Bibi Ann tetap memaksa untuk menjaga si kembar karena dia takut jika menangis. Dan pada akhirnya, Olla menuruti apa yang dikatakan oleh Bibi Ann."Kenapa kalian bisa datang secepat ini, kalian ke sini cari makan," ejek Rafly mendekati teman-temannya.Sedangkan Olla bersama dengan teman-temannya yang lain."Kami bukan cari makan di sini, kamu kira kami tidak bisa beli makanan. Kami ingin membahas yang terjadi, kamu tahu Simon dan Marcel bekerjasama, mereka ingin menghancurkanmu, apakah kamu sudah tahu itu?" tanya Edgar dengan suara pelan saat mengatakan kepada Rafly kalau musuhnya yang bernama Marcel dan Simon bekerja sama untuk menghancurkan dia. "Benarkah begitu, mereka bekerja sama untuk hancurkan aku, baguslah. Aku tidak perlu mencari dia tinggal tunggu saja dan mencari sesuatu dari mereka," jawab Rafly yang membu
Acara berlangsung cukup meriah walaupun hanya dihadiri oleh beberapa kerabat terdekat tapi acara kedatangan si kembar dan mengumumkan nama si kembar membuat rumah Rafly semakin meriah dan saat ini mereka benar-benar sangat bahagia terutama Rafly yang melihat ibunya yang sudah menyukai ketiga bayi dan istrinya, karena dulu baik dia, ayahnya dan juga ibunya tidak menyukai Olla. Tapi, sekarang Olla mendapatkan tempat yang spesial di hati mereka. "Rafly, Mommy mau anakmu tinggal bersama Mommy. Ayolah, bisa tidak mereka hari ini ikut dengan Mommy, satu saja. Mommy janji akan menjaganya," jawab Nyonya Megumi memelas meminta kepada Rafly untuk membawa si kembar ke rumah dan meminta kepada Rafly satu anaknya untuk dibawa pulang."Mommy, jangan aneh-aneh, itu anakku. Bukan boneka, tidak mungkin aku memberikan satu, bagaimana dia mau menyusu jika dia haus, apa Momny meminta Daddy dan kakek yang menyusuinya?" tanya Rafly yang membuat kedua pria beda usia tersebut terkejut mendengar perkataan d
"Ini tempatnya, tempat yang aku katakan di mana kamu akan menemukan jawaban atas pertanyaanmu itu, jadi kamu bisa tahu apa yang ingin kamu ketahui. Ayo masuk jangan takut!" ajak Niken yang segera turun. Niken percaya diri keluar dari mobil. Sedangkan Adrian ikut turun dan berdiri di samping Niken. Niken melangkahkan kaki menuju pintu dan beberapa dari pria bertubuh tegap memandang ke arah Niken yang menghampirinya. "Nona Niken, Anda ingin bertemu dengan Tuan?" tanya pria tersebut kepada Niken. Sontak saja, Adrian terkejut karena pria yang menutup wajahnya mengenali Niken dan dia bertanya kepada Niken seolah-olah mereka saling kenal. Adrian menoleh ke arah Niken yang dijawab Niken dengan menganggukkan kepala. "Iya, benar apa dia ada, aku bawa temanku. Tenang saja,.dia bukan penjahat dan bukan aparat negara, dia aman karena dia temanku," jawab Niken yang menuju ke arah Adrian dan mengatakan kalau Adrian ini tidak berbahaya dan aman untuk mereka. Pengawal tersebut menganggukkan kep
Keduanya menjawab dengan menggelengkan kepala, karena di dalam ponsel Marcel, terlihat jika Rafli seperti orang yang berbeda. Dia membunuh banyak orang dan dia seperti orang kerasukkan. Tentu saja itu membuat Niken merinding. "Kalian menemukan video itu di mana? Apa kalian benar-benar serius akan hal itu? Maksudku, apakah video itu benar adanya?" tanya Niken kembali. Marcel dan Simon tertawa mendengar pertanyaan dari Niken. Karena Niken syok melihat video Rafly yang membunuh banyak orang. "Itulah, mafia. Dia sangat ganas dan menakutkan, kalian benar-benar belum melihat bagaimana kejamnya dia. Aku yakin kalian akan takut jika berurusan dengan dia, yakin padaku. Terlebih lagi saat kamu berencana mau mengambil wanita dari dia, maka hidupmu tidak akan aman," jawab Simon membuat Adrian terdiam mendengar perkataan Simon. Niken menoleh ke arah Adrian yang tidak berkata apa-apa karena dia seperti orang yang melamun. Niken menyentuh tangan Adrian yang membuat Adrian terkejut. "Kenapa?" ta
"Kita biarkan mereka merasa kalau ini perbuatan dari Rafly. Karena aku yakin mereka saat ini tepatnya Niken akan membenci Rafly dan membantu kita untuk menghancurkan dia. Kamu tenang saja, kita akan menang kali ini," jawab Marcel mengatakan kepada Simon kalau mereka akan menang melawan Rafly. Mendengar perkataan dari Marcel Simon pun menganggukkan kepala, dia akan menunggu hari kemenangan itu. Niken yang saat ini ketakutan segera pergi dan dia tidak tahu siapa yang sudah menteror dia. Niken melajukan mobil dengan kencang hingga orang yang mengikuti Niken kehilangan jejaknya dan itu membuat orang tersebut kesal dengan Niken. "Akh, kemana wanita itu. Kenapa aku kehilangan jejak, apa dia kembali ke rumah? Kalau iya aku akan ke sana," ucapnya yang segera ke rumah Niken. Alamat rumah Niken sudah diketahui oleh pria tersebut dan dia menuju ke arah rumah Niken. Akan tetapi, Niken tidak ke rumahnya melainkan dia ke apartemennya dia akan menyendiri disana. "Aku harus hubungi Adrian, aku a
Olla menutup mulutnya, dia tidak menyangka kalau Rafly memberikan dirinya cincin yang sangat indah. Cincin bertatahkan batu zamrud yang berkilau dan ditaburi berlian dan swarovski. "Ini untukmu. Aku persembahkan kepadamu, sebagai tanda bahwa aku sangat mencintaimu seumur hidupku sampai maut memisahkan kita berdua," ucap Rafly dengan suara bergetar dan tatapan mata yang berkaca-kaca. Rafly mempersiapkan hadiah kepada Olla sebagai bentuk cintanya. Sebenarnya, cintanya ke Olla sangat besar dan dia tidak akan pernah bisa digantikan apapun. Tapi, cincin ini sebagai simbol sahaja untuk Olla agar mengingat dirinya yang tulus mencintai dirinya. "Kamu romantis sekali, Sayang. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku benar-benar terharu. Aku mencintaimu juga, Sayang," balas Olla ke Rafly. Rafly tersenyum mendengar apa yang Olla katakan. Rafly segera memasangkan cincin ke Olla dan tidak lupa Rafly mengecup tangan Olla setelah memasangkan cincin tersebut. Olla menarik Rafly berdiri dan memelukn
Adrian tersadar dan dia diselamatkan. Adrian dilarikan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan dari Rafly. Itu pemikiran Adrian tapi nyatanya, anak buah Rafly lah yang menyelamatkan Adrian atas perintah Rafli. Adrian dibawa ke rumah sakit dan diobati kenapa Rafly melakukan itu, karena Rafly melihat kalau Adrian menyelamatkan istrinya dengan tulus untuk itu dia diberikan kesempatan untuk menyelamatkan Adrian. Terlepas nantinya Adrian seperti apa dia tidak peduli. Dan sekarang semuanya sudah berakhir, nuklir sudah dibawa pergi oleh Rafly dan sahabatnya. Rafly segera kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Olla, sedangkan markas tersebut dihancurkan olehnya. "Ini sudah selesai, kita menang," ucap Keano saat melihat markas musuhnya dan markas musuh sahabatnya musnah. Tidak ada satu pun yang tersisa di markas musuh-musuh Rafly, semuanya terkubur di markas tersebut. Rafly saat ini berada di ruangan melihat kondisi Olla yang masih lemah. Ditemani oleh Nyonya Megumi. "Rafly, Mommy bersy
Simon berhadapan dengan Rafly dan setelah sekian bulan purnama akhirnya, keduanya saling berhadapan. "Akhirnya, kita bertemu, teman lama. Apa kamu sudah siapkan peti mati? Kalau sudah baguslah, aku sangat suka dan aku akan mempercepat kematianmu kalau begitu. Bagaimana, apakah kamu siap?" tanya Simon yang menantang Rafly. Rafly yang mendengar perkataan dari Simon tertawa. Dia tidak menyangka kalau musuhnya ini mengatakan itu. Sudah dipastikan kalau dia akan menghabisi musuhnya ini yang sudah menculik istri dan anaknya yang masih bayi terlebih lagi istrinya terluka karena musuhnya ini. "Aku sudah siapkan tapi untukmu, apakah kamu mau melihatnya? Jika mau, boleh, aku akan berikan. Tapi tunggu dulu, aku tidak akan memberikan peti mati itu untukmu. Kamu harus membayarnya terlebih dahulu, sekarang tunjukkan dimana nuklir itu kamu simpan. Tapi, sepertinya tidak perlu lah, biar aku yang mencarinya, coba lihat wajahnya ketakutan, sepertinya dia takut denganmu, Edgar. Apa kamu mau menghabis
"Rafly dengar dulu, bukan itu maksudnya. Dia berbohong. Aku tidak melukai pembantu itu eh maksudnya Olla. Bukan aku, Adrian yang melakukannya, sumpah Demi Tuhan. Bukan aku," jawab Niken yang mengatakan bukan dia yang melakukannya tapi Adrian. Niken menuduh Adrian pelakunya, tapi Rafly tidak peduli dia tahu kalau Adrian tidak berbohong dan dia juga tahu kalau yang dilakukan oleh Adrian untuk selamatkan dia tapi yang dia tidak sukai adalah Adrian menculik istri dan anaknya hingga istrinya seperti itu makanya dia menghukum Adrian sebagai balasan atas apa yang Adrian telah lakukan. "Benarkah? Dia pelakunya. Jadi, buat apa kamu di sini? Apa hubungan kamu dengan Simon dan Marcel. Apa kamu minta dia untuk menculik anak dan istriku, Niken?" tanya Rafly ke Niken dengan sorot mata tajam. Niken mundur ke belakang dia tidak mau berdekatan dengan Rafly dia takut sangat takut dan dia ingin menjauh dan melarikan diri tapi, sepertinya dia tidak bisa dan pada akhirnya, dia terkepung. Tepat di belak
Rafly akhirnya tiba di markas asli milik Simon dan Marcel. Dia tidak sedikitpun melepaskan anak buah dari Simon dan Marcel juga kedua orang yang sudah menculik Olla. Rafly ingin mendapatkan Olla kembali karena dia yakin saat ini Olla pasti ketakutan dan menunggu kedatangan dia. "Tunggulah, Sayang. Aku akan menjemputmu," gumam Rafly yang segera memakai topeng dan menghabisi seluruh anak buah dari Simon dan Marcel yang terus menembakinya. Rafly sama sekali tidak takut dengan serangan dari anak buah Simon dan Marcel, dia tetap menyerang dengan sangat barbar. Teman-teman Rafly melindungi Rafly untuk segera masuk ke dalam ruangan agar Rafly bisa menyelamatkan istrinya dan anaknya. "Aku akan melindungimu, Rafly. Kamu tetaplah tenang dan jangan takut, masuk saja aku ada di belakangmu," ucap Edgar yang mengatakan kepada Rafly untuk segera masuk dan mencari keberadaan Olla dan bayi kembar yang entah dimana keberadaannya.Rafly yang mendengar perkataan dari Edgar menganggukkan kepala, Rafly
Olla masih tidak beranjak dari tempat tidurnya, Olla masih menenangkan bayi kembarnya yang masih menangis. Dengan tenang dan tidak senandung kecil dari Olla, perlahan tangisan bayi tersebut mulai reda dan mereka kembali tertidur. Olla merasakan kepalanya sangat pusing dan pada akhirnya Olla yang tidak tahan menahan semua rasa sakitnya pingsan. Olla manusia biasa, dia bisa tidak tahan rasa sakit di bagian perutnya yang teramat sakit. Meihat Olla pingsan, Adrian semakin panik, dia mencoba untuk memeriksa Olla namun hanya periksa diluar tidak sampai menyeluruh. Badan Olla terasa panas dan itu sangat tinggi."Kapan dokter itu datang, apa masih lama?" tanya Adrian yang panik. "Sabarlah, mereka akan sampai. Kamu dokter harusnya tahu apa yang akan kamu lakukan," jawab Marcel yang meninggalkan Olla dan Adrian. Adrian mendengar perkataan Marcel kesal, dia marah karena Marcel cuek dengan Olla. Marcel seperti tidak peduli dengan Olla begitu juga Simon. Keduanya keluar meninggalkan Olla yang
Olla dipukul dan di tampar oleh Niken dengan cukup kuat hingga Olla harus terbangun dan dia masih dihajar oleh Niken tanpa belas kasihan padanya. Olla yang baru saja melahirkan merasakan sakit di perutnya. Sembari memegang perut dltujuannya untuk melindungi perutnya yang ditendang tanpa belas kasihan.Adrian segera mendekati Niken dan menarik Niken. Adrian tidak melihat Niken itu wanita atau tidak. Adrian membalas apa yang telah Niken lakukan ke Olla. Tindakan Adrian diperhatikan oleh Marcel dan Simon. Keduanya hanya memandang ke arah ketiganya tanpa ada niat untuk melerai. Olla menangis merasakan sakit di tubuhnya, terlebih lagi dirinya tidak bisa bergerak. Sesuatu yang dia rasakan keluar dari dalam tubuhnya mengalir ke paha dan kakinya. Olla menggelengkan kepala melihatnya. "Gila kamu, Niken. Kenapa kamu memukulnya, apa salah dia, berani-beraninya kamu melakukan itu kepadanya, tidak bisakah kamu sedikit saja berbelas kasihan dengannya!" teriak Adrian yang mencoba untuk membantu O
Olla hanya bisa meneteskan air matanya, dia tidak tahu harus berapa lama lagi dia di sini. Si kembar sudah tidak menangis, mereka kembali tertidur. Adrian kembali masuk ke ruangan di mana ada Niken dan Simon serta Marcel. Simon sudah mendapatkan aduan dari anak buahnya dan dia kesal dengan Adrian. "Masih bisa kamu datang ke sini setelah apa yang kamu lakukan dengan tahananku," protes Simon. Suara Simon terdengar dingin saat dia menatap Adrian. Simon kesal karena Adrian membuat ketidaknyamanan tawanannya. "Aku salah jika melihat dia?" tanya Adrian. Niken memandang ke arah Adrian dan Simon bergantian. Dia heran kenapa Simon marah dengan Adrian. "Apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu membuat masalah, tawanan apa yang dikatakan oleh Simon? Kamu membawa tawanan ke sini?" tanya Niken. Niken tidak tahu jika Olla ada di sini. Karena dia berpikir Olla dibawa ke tempat lain, nyatanya tidak. "Olla di sini," sahut Adrian. Niken membolakan matanya, tidak menyangka kalau Olla bisa di sini.
"Apa kabar Olla. Maaf kalau kamu harus dibawa ke sini. Aku ...." Adrian sejenak menghentikan ucapannya dan dia melangkahkan kakinya. Namun, tangan Olla mengangkat ke arah Adrian. Tatapan mata Olla tajam, dia tidak menyangka kalau Adrian dalang dari semua ini. Adrian terkejut melihat reaksi dari Olla yang menolak dirinya mendekatinya. "Olla, ka-kamu kenapa?" tanya Adrian yang bingung kenapa sikap Olla seperti itu. Biasanya, Olla tidak seperti itu dan dia sangat bersahabat tapi kini tidak. Adrian masih berdiri di depan pintu dia tidak berani mendekati Olla. Adrian melihat si kembar yang tertidur. Baru kali ini dia melihat si kembar. Mereka tampan dan lucu. "Anakmu lucu, akhirnya aku bisa melihat mereka. Waktu di dalam kandungan aku ingin melihat mereka bertiga, akhirnya aku bisa melihatnya. Bisa aku menyentuhnya?" tanya Adrian. Olla masih belum menjawab dia masih menatap ke arah Adrian. Kebencian memuncak di hatinya. Adrian yang dia anggap teman bisa-bisanya menculiknya dan si ke