"Kita harus buat anak lagi, agar kita bisa bahagia. Banyak anak banyak rezki, aku suka anak-anak. Kamu setuju, Sayang?" tanya Rafly. Rafly hanya mendengar tawa dari suster dan Dokter tapi tidak mendengar suara Olla. Rafly menoleh ke arah Olla yang sudah tertidur. "Istri Anda sudah tidur, dia tidak mendengar apa yang Anda katakan. Dan dia harus menjalani proses penyembuhan paling lama tiga sampai lima bulan. Jadi, tolong Anda jangan agresif, ya," jawab Dokter membuat Rafly tersenyum. Rafly sangat malu, dia tidak tahu harus berkata apa. Olla yang sudah dibersihkan segera dibawa ke ruangan khusus dan bayinya juga. Di luar ruangan sahabat Rafly sudah berkumpul dan Dion ada di sana. Dia menatap ke arah Rafly dan tersenyum kecil. "Pingsan, itu harusnya disematkan untuk istriku dan aku, ini malah kamu," omel Rafly yang protes karena asistennya pingsan. "Namanya saja jatuh, ya wajar kalau saya seperti tadi pingsan," jawab Dion. "Selamat atas kelahiran bayi kembar tigamu, semoga dia men
Rafly memiliki mainan baru siapa lagi kalau bukan anaknya. Kini dia sudah menjadi ayah dari tiga bayi kembar dan itu membuat Rafly terus merasa hebat karena benihnya luar biasa. "Kenapa Anda terus memandangi ketiganya. Mereka sama saja, tidak berubah menjadi power rangers, Tuan," jawab Dion yang menemani Rafly. Teman Rafly yang mendengar perkataan Dion tertawa pelan, mereka tidak ingin menganggu Olla yang tertidur dan bayi kembar Rafly yang juga tertidur tapi kali ini bangun dan menatap mereka semua dengan tatapan datar. "Rafly, lihat wajah anakku, kenapa dia seperti itu. Harusnya bayi itu imut, ini datar seperti kamu dan playboy seperti aku," jawab Keano yang membuat Rafly kesal. "Hei, bung, jaga ucapanmu. Bisa-bisanya kamu katakan itu. Sejak kapan, anakku menjadi playboy, hahh?" tanya Rafly dengan sorot mata tajam. "Sejak hari ini, lihat saja itu. Oh ya, mana yang pertama, kedua dan ketiga. Semuanya sama saja, apa kamu tahu mana yang pertama, dua dan tiga?" tanya Keano memperha
Adrian tidak bisa ke ruangan Olla karena penjagaan ketat dan diperiksa. Adrian benar-benar kecewa dan marah. Dia yang menjaga Olla sejak dia diberitahu hamil dan setelah bertemu Rafly, dirinya diacuhkan. "Aku harus segera menemukan bukti itu dan aku akan beritahukan Olla. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini." Adrian segera pergi dari tempat tersebut. Adrian memberikan buah tangan yang harusnya untuk Olla diberikan kepada pasien yang kebetulan ada di tempat dimana dirinya berada. Dan Adrian segera pergi, dia akan mencari tahu kebenaran atas apa yang dia dengar tadi di lift. Sama halnya, dengan Niken dirinya memantau Olla dan dia mendapatkan kabar dari orang yang dia minta untuk mengikuti Olla bahwasanya, Olla melahirkan. "Apa katamu? Melahirkan?" tanya Niken kepada orang tersebut yang memberikan bukti foto dimana Olla berada tapi tidak terlihat sama sekali Olla hanya pengawal saja yang terlihat. Niken melihat foto tersebut dan dia tidak percaya ternyata sudah 9 bulan kehamil
Nyonya Megumi baru paham, maksud yang dikatakan oleh mertuanya ini. Dia menyindir dirinya yang memakai fasilitas suaminya. Nyonya Megumi malu karena dia pun sama seperti yang dia katakan untuk Olla. Olla memakai fasilitas suaminya, Rafly dan dia juga sama jadi bedanya dimana. Nyonya Megumi melihat ke arah suaminya yang tatapannya datar. Nyonya Megumi seketika berdehem dan dia mengambil cemilan dan memakannya, tujuannya untuk mengurangi rasa malunya. "Abraham, ajarkan istrimu untuk jaga sopan santunnya dan bicaranya. Jika dia masih seperti ini juga, maka jangan salahkan aku bertindak. Aku tahu mana yang baik untuk cucuku. Dan ingat, dari mana kamu berasal, Megumi. Jika, kamu sama dengan menantumu jangan hina dia, bercermin kamu," ucap Tuan Mathias dengan tegas dan dia tidak bisa lagi menahan emosinya jika menyangkut cucunya. Tuan Abraham hanya menganggukkan kepala dan dia melirik ke arah istrinya yang pura-pura bodoh dan dia juga tidak bisa berbuat banyak, toh dia dulu menentang ked
"Cucu tengil, kemari kamu. Kenapa kamu masuk tidak ucapkan salam. Harusnya, salam dulu. Selamat pagi, selamat malam dan selamat petang, dasar tengil kamu dan ini siapa? Kenapa pakaian kamu warna ini? Apa kamu tidak punya pakaian?" tanya Tuan Mathias kepada Nancy. Nancy yang melihat kakek tua yang mengatakan kenapa dia memakai warna pink membuat Nancy tertawa geli dan mencolek dagu Tuan Mathias membuat semua orang yang memandang Nancy dengan tatapan terkejut. "Eh, Nancy, itu sudah tua, jangan kamu goda. Memangnya kamu mau jadi nenek Rafly?" tanya Ferrel. Rafly sontak terkejut mendengar perkataan dari Ferrel. "Tutup mulutmu, nenekku sudah meninggal, jangan kamu bawa dia dalam kehidupan ini. Lagipula, kakekku masih normal. Tetangga sebelah saja dia lirik, bukan begitu, kakek?" tanya Rafly yang awalnya Tuan Mathias setuju kalau dia normal tapi anggukkannya berhenti saat Rafly katakan dia melirik tetangga sebelah. "Cucu tidak tahu diri, bisa-biasanya kamu katakan itu padaku. Kalian ben
"Aunty, aku datang!" teriak Niken yang dari luar memanggil Nyonya Megumi. Mendengar suara Niken, Nyonya Megumi segera berdiri dan menyambut kedatangan wanita cantik yang dia akui sebagai menantunya. "Halo, Sayang. Aunty rindu sekali kepadamu. Kemana saja kamu, nak. Bagaimana kabarmu? Apakah kamu baik? Ayo masuk, kita bicara di dalam, tidak ada siapapun di rumah, uncle baru saja pergi, ayo ikut aunty," jawab Nyonya Megumi. "Kebetulan, tidak ada orang di rumah, aku ingin katakan sesuatu padamu, aunty. Ayo kita duduk aku mau katakan sesuatu," kata Niken yang membuat Nyonya Megumi penasaran apa yang ingin dikatakan oleh Niken padanya. Kedua wanita beda usia tersebut masuk ke dalam rumah dan duduk di ruangan keluarga dan lebih pribadi. Jadi, tidak ada yang dengar pembicaraan mereka. Setelah, pelayan memberikan minuman, mereka berdua saling memandang satu sama lain. "Apa yang terjadi, kenapa kamu begitu antusias? Apa Rafly mengajak kamu kencan? Atau apa?" tanya Nyonya Megumi kepada Nik
"Dengar baik-baik, ya aunty, apa yang ingin aku katakan. Aunty bisa mengancam Olla dan ancamannya, aunty katakan kalau aunty akan mengambil bayi tersebut lebih tepatnya merebut bayi itu dari Olla kalau tidak meninggalkan Rafly karena aku yakin pasti Olla memilih bayi itu daripada Rafly karena menurutku, dia lebih menyayangi bayi haram itu daripada anakmu, lihat saja dan coba lakukan itu, pasti dia memilih bayinya daripada Rafly dengan begitu kita bisa katakan ke Rafly jika dia bertanya ke mana Olla dan jawaban dari kita, Olla pergi dengan pria lain aku akan mencari pria tersebut untuk menguatkan lagi alibinya, bagaimana apa aunty suka dengan ideku ini, aku yakin ideku ini sangat bagus dan bisa kita jalani. Tenang saja, untuk ini pasti berhasil atau aunty mau mencobanya." Niken memberikan ide kepada Nyonya Megumi bagaimana cara memisahkan Olla dan juga Rafly, mendengar perkataan dari Nyonya Megumi, sejenak Nyonya Megumi berfikir dengan keras, dia ingin tahu konsekuensinya jika dia men
Rafly begitu telaten mengurus anak kembarnya dan dia tidak mengeluh. Dion memberikan banyak berkas pun dia periksa setelah mengurus si kembar. Olla yang melihat bagaimana sikap Rafly membuat dirinya semakin mencintai Rafly pria tampan dan penuh pesona itu. Dia tidak mengerti kenapa dirinya bisa mencintai Rafly apa karena waktu penyelamatan itu. "Sayang, kenapa menatapku seperti itu? Bisa tidak jangan menatapku, nanti kamu akan mengandung bayi kembar lagi setelah mereka kamu mau?" tanya Rafly yang menegur Olla. Olla yang ketahuan melihat Rafly langsung tersadar dan dia langsung buang wajahnya. Rafly tersenyum karena dirinya senang bisa menggoda Olla yang saat ini membuang wajahnya. "Tuan, Anda jangan menggoda istri Anda, apa Anda tidak lihat istri Anda itu sudah tersipu malu. Anda ini genit sekali," tegur Dion yang meminta kepada tuannya untuk tidak menggoda istrinya. Rafly mendengar Dion membela istrinya berdecih karena dia tidak suka ada yang perhatian dengan Olla. Cukup dia sa
"Pergi kamu jangan dekati aku, pergi aku akan teriak agar seluruh penghuni apartemen ini datang dan memukulmu, pergi!" teriak Mala dengan kencang. Mal benar-benar ketakutan, terlebih lagi wajah Adrian yang membuat dirinya trauma karena dulu dia pernah hampir dilecehkan oleh pria yang ada di desanya, tapi beruntung dia selamt karena warga mendengar suara jeritan Mala dan mereka yang sudah mengetahuinya langsung memukul pria tersebut hingga pria tersebut meninggal dihajar masa. Sekarang, dia melihat raut wajah Adrian sama seperti pria yang dulu melecehkannya. Mala benar-benar ketakutan. "Pergi ... pergi dari sini, pergi. Aku tidak ingin kamu mendekatiku, pergi!" teriak Mala yang terus-terusan mengusir Adrian untuk pergi dari hadapannya. "Aku akan pergi, tapi ingat satu hal, aku mau kamu memberikan kotak ini kepada Olla. Kamu harus berikan tidak ada alasan kamu menolaknya. Ingat, jangan kamu lupa, jika kamu tidak memberikan ini, maka bersiap saja kamu, aku akan membuatmu mati. Aku ak
"Adrian, kamu di mana?" tanya Niken kepada Adrian yang saat ini sedang mencari keberadaan teman Olla yang membantunya waktu di rumah sakit tempo hari. Adrian yang mendapat telpon dari Niken kesal, karena disaat dia ingin mencari tahu keberadaan teman Olla, Niken menghubungi dirinya. "Ada apa? Kenapa kamu menghubungi aku? Apa yang kamu inginkan? Katakan padaku, cepat!" ketus Adrian yang posisinya mengintai perusahaan Rafly. Sudah beberapa hari ini diaa terus mengintai ke perusahaan milik Rafly dan tentu saja yang di lakukan Adrian untuk mengikuti Dion. Karena dia tahu saat di rumah sakit, sahabat Olla bersama dengan Dion. Mendengar suara ketus Adrian tentu saja membuat Niken kesal dan dia segera mengakhiri panggilan telpon dengan Adrian. Adrian yang panggilan telponnya terputus menyerngitkan kening, dia heran karena telepon dari Niken terputus. "Kenapa dengannya? Apa yang terjadi. Dia sudah menghubungiku, tapi dia mengakhirinya. Dasar wanita tidak jelas. Ini kenapa asisten dari R
"Jelas itu penghianatan, tapi aku tidak peduli aku memang sengaja menjebaknya. Dia yang mengambilnya, aku yang mencurinya. Jika aku yang mengambilnya, sudah dipasti aku tidak bisa melawan mereka, strategi dari Rafly bagus, dia terlalu pintar makanya dia dijuluki sebagai King Dragon," jawab Marcel yang dianggukan oleh Simon. Dia tahu betul Rafly itu tidak ada tandingannya, benar-benar seperti seekor naga yang jika didekati akan menyemburkan api. Rafly seorang pria yang mempunyai sosok yang lebih kejam dia seperti malaikat pencabut nyawa, sudah banyak yang dia bunuh. Orang-orang itu adalah orang-orang yang berkhianat dengannya. "jadi sementara waktu apakah kita harus menyerahkan nuklir itu kepada orang lain? Menurut aku, kita jual saja sebelum meledakkannya bagaimana?" tanya Simon. "Jangan diserahkan atau dijual, kita ancam saja negara dan kita ambil uang sebanyak mungkin jika negara mengatakan jangan diledakkan kita akan katakan iya, tapi setelah mendapatkan uang dari mereka baru le
Olla terbangun karena mendengar si kembar bangun tepatnya anaknya yang nomor satu. Terdengar suara Delon yang merengek hingga Olla segera bangun dan mendekati anak pertamanya itu. Olla melihat Delon memandang ke arahnya dan memperlihatkan wajah memelas seperti ingin digendong.Olla pun segera mengambil si kembar dengan sangat hati-hati karena kedua anaknya yang lain masih tertidur. Olla tersenyum ke arah Delon. "Ada apa, Sayang. Kenapa kamu menangis apa kamu merindukan Daddy? Sabar ya. Daddy, lagi kerja nanti kalau Daddy sudah pulang kamu boleh bermain dengan daddy, oke. Sekarang, tidurlah," ucap Olla yang menina bobokan Delon. Karena saat ini, Delon masih sangat rewel. Dia tidak ingin mengganggu mertuanya tidur dan dua si kembar lainnya. Olla menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan sambil terus bersenandung kecil. Olla mendengar suara ponselnya berdering dengan segera dia mendekati meja yang di samping tempat tidurnya. Olla melihat ID penelpon dan wajahnya tersenyum karena tel
Rafly membuka matanya dan dia menatap ke arah sekeliling. Dia mencoba untuk mengingat dan setelah ingat, barulah dia sadar kalau dia tertembak di dada dan sampai di sini. Rafly melihat teman-temannya yang tertidur dan dia hanya bisa melihat tanpa memanggil mereka karena dia tidak mau diganggu. "Olla, bagaimana dengan Olla. Apakah dia merisaukan aku saat ini? Aku benar-benar sedih karena Olla pasti memikirkan keberadaan aku. Aku tidak memberikan kabar dan si kembar juga. Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bisa menghubungi kamu karena kondisi aku seperti ini. Aku tidak mau kamu memikirkan aku dan aku tidak mau kamu kecewa, aku lakukan ini untuk kamu, aku mau lindungi kamu," ucap Rafly yang tiba-tiba saja dia melow dan meneteskan air mata mengingat banyaknya orang yang ingin memisahkan dia dan dia juga tahu kalau Adrian dan Niken juga melakukan hal yang dia pikirkan. Dion menggerakkan tubuhnya yang kedinginan, mereka tidur di bawah dengan alas yang seadanya. Dion mendengar suara orang mena
Rafly masih dirawat di rumah sakit dia belum sadarkan diri. Dion dan para sahabat menemani Rafly di ruang inap. Mereka tidak meninggalkan Rafly sama sekali. "Kapan dia bangun, i tidak tahu kalau nanti bertemu Olla, apa lagi yang harus i jawab. Apa tidak sebaiknya you katakan saja pada keluarga dia. Kasihan, kalau dia tidak ada yang menemani, kalau terjadi sesuatu setelah ini, kita akan dituduh. You tahu sendiri ibunya seperti apa, i tidak sanggup untuk melihat semua ini," jawab Nancy yang menyarankan kepada sahabat Rafly yang lain untuk memberitahukan kepada keluarga Rafly. "Kamu tenang saja, dokter mengatakan kalau Rafly akan baik, itu artinya dia akan baik. Jadi, biarkan Rafly sendiri ya mengatakannya kepada keluarganya sendiri, karena ini masalah dia dan keluarganya, kita jangan ikut campur," jawab Edgar yang diganggukan oleh Ferrel dan juga Keano. Dion setuju dengan sahabat tuannya ini, dia juga tidak berhak untuk memberitahukan orang tuanya tuannya itu, karena itu ranah pribad
"Kita harus mengeceknya dulu baru kita tahu apakah itu benar-benar milik Marcel dan bukan Malik, kamu ini asal sebut nama. Siapa Malik itu?" tanya Edgar. Ferrel mendengar perkataan dari Edgar tersipu malu. Ferrel salah menyebut nama, dia katakan Malik dan harusnya Marcel. Tentu saja itu membuat Edgar dan juga Keano menggelengkan kepala karena sahabatnya itu benar-benar salah dalam menafsir siapa orang yang sudah mereka tuduh sebagai penghianat. "Maaflah aku, bro. Aku lupa nama dia. Pantes saja kok namanya tidak familiar untukku, ternyata salah orang," jawab Ferrel sembari tertawa dan dirinya meminta maaf kepada teman-temannya kalau dia salah menyebutkan nama. "Oh, ya aku rasa lebih baik kamu beritahukan segera kepada Olla, Dion. Katakan kalau kalian sedang berada di luar negeri. Katakan Rafly ada urusan pekerjaan karena aku yakin saat ini dia sedang mengkhawatirkan Rafly, terlebih lagi tadi kita mendengarkan kalau si kembar sedang nangis dan aku yakin saat ini Olla pasti memikirkan
Saat ini Rafly dibawa ke rumah sakit dan dia mendapatkan pertolongan pertama. Dada Rafly ditembak oleh musuhnya. "Aduh, bahaya ini. Bagaimana caranya kita beritahukan ke kekeluargaan dia? Apa yang akan kita katakan nanti, aku tidak berani untuk mengatakannya," ungkap Edgar yang takut untuk memberitahu kepada keluarga Rafly apa yang terjadi dengan Rafly. "Sabar, kita akan beritahukan semuanya nanti, kita lihat kondisi Rafly semoga dia baik. Jangan ada yang beritahukan dulu, karena aku yakin saat ini Rafly akan selamat dan pelurunya tidak mengenai sesuatu yang vital dari tubuhnya." Ferrel menenangkan sahabatnya dan yang lainnya kalau Rafly akan baik saja. Mendengar apa yang dikatakan oleh Ferrel tentu saja Edgar dan yang lainnya menganggukkan kepala mereka yakin kalau Rafli tidak akan mendapatkan masalah yang berarti dalam artian pelurunya tidak mengenai jantung atau apapun itu. Dokter yang biasa menangani Rafli dan sahabatnya saat ini sangat hati-hati untuk melakukan operasi terhad
Rafly masih menunggu kondisi aman dan dia tidak mau sampai ada yang mengetahui kedatangannya ke tempat ini. Dan tentu saja itu membuat Rafly harus bisa atur strategi. Sedangkan di dalam markas tersebut, Marcel dan Simon masih duduk dan berdiskusi. "Kapan kita culik mereka? Apakah kalian semua sudah ada ide bagaimana caranya menculik wanita dari Rafly?" tanya Marcel kepada Simon. "Aku rasa ideku hanya satu langsung ke tempat di mana mereka berada. Maksudnya, tempat tinggalnya kita datangi dan dengan begitu kita bisa menculik mereka. Karena kalau kita tunggu mereka keluar tidak mungkin apa lagi kalau menunggu kedua orang itu. Rencana mereka tidak akan bisa digunakan," jawab Simon. "Maksudnya kamu mereka siapa? Niken dan Adrian ya? Kenapa tidak minta tolong mereka. Bukannya, salah satu dari mereka bisa mendekati wanita itu. Kalau tidak salah si Adrian. Dia bisa melakukan itu, kita tidak perlu repot untuk mengejar sampai di rumah." Marcel menyarankan Adrian untuk menjadi tumbal mereka