Beranda / CEO / Terperangkap Gairah Suami Butaku / Bab 59 • Hari Pernikahan

Share

Bab 59 • Hari Pernikahan

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Acara pernikahan akhirnya tiba.

"Di mana dia sekarang?"

Killian berdiri dengan gelisah. Tidak seperti biasanya, lelaki yang sering kali terlihat mengenakan outfit berwarna gelap itu, kali ini mengenakan setelan jas dan celana berwarna silver, dihiasi aksen berwarna emas dan biru yang terlihat kontras tapi dengan perpaduan yang sangat cocok.

"Ada apa dengan Tuan Muda?" bisik salah satu pengawal ke rekan yang berdiri di sebelahnya.

"Mungkin karena ini hari pernikahan beliau?" jawab temannya, balas berbisik.

Mereka berdua segera terdiam dan memasang kembali sikap siap saat mendapatkan lirikan penuh peringatan dari Erik.

Berdeham sekali, pengawal paruh baya itu pun kembali meluruskan sikap. Sepasang matanya juga tidak luput mengawasi Killian yang mondar-mandir dengan sikap gugup dan gelisah. Mau tidak mau, Erik pun akhirnya mengulum senyum. Selama 20 tahun dia mengabdi di keluarga Ardhana, rasanya baru pertama kali ini Erik melihat Killian bersi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Maria
Penasaran juga aku
goodnovel comment avatar
Sury yani
Aku penasaran apkh dia akn menyebut nama Ansia apa Aila saat janji pernikhnnya
goodnovel comment avatar
Sury yani
kok komenku ngak tetkirim
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 60 • Bukan Namaku

    "Sekarang, upacara pernikahan bisa dimulai. Kedua mempelai, silakan mendekat." Atensi setiap orang yang berada di dalam ballroom mewah itu meningkat. Acara pernikahan seorang Killian Ardhana Putra, pengusaha muda yang selama ini dikenal sebagai pria yang sedingin tembok baja, tentu saja membuat mereka begitu bergairah dan penasaran. Dalam hati, mereka masih tidak mengira bahwa lelaki yang dijuluki sang iblis di kalangan para pengusaha itu akan benar-benar melepas lajangnya. Rasanya nyaris mustahil bagi seorang Killian Ardhana Putra untuk bisa memiliki perasaan untuk orang lain secara tulus. Toh, selama ini lelaki itu sudah terkenal sebagai orang yang sanggup melakukan segala taktik dan tipu daya. Sementara itu, Aila sendiri kembali merasa gugup. Degup jantung berdebar begitu kencang hingga gadis itu nyaris tidak dapat mendengar apa pun kecuali suara detakan yang terasa menggila. Memejamkan kedua mata kuat-kuat, dia bahkan merasa kalau kedua kakinya tidak lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 61 • Ayah, aku putrimu juga 'kan?

    'Apa aku harus mengatakannya? Lagi?''Bagaimana kalau nggak ada juga yang percaya? Toh, selama ini aku juga sudah berkali-kali mengatakan soal hal tersebut dan tetap saja hasilnya nihil.''Tapi aku nggak bisa begini! Yang ada di buku nikah itu bukan namaku!'Aila menggigit bibir dan meremas kedua tangannya. Sedari tadi gadis cantik itu sibuk berpikir dan gelisah sendiri.Sebagian dari dirinya berteriak bahwa pernikahan ini tidak sah karena nama yang tertera di buku nikah bukanlah namanya, tapi Ansia. Jadi bukankah yang secara resmi menikah dengan Killian Ardhana Putra adalah Ansia Roxanne, bukan Aila Lewis?"Aku harus pergi. Bagaimana pun, aku harus berusaha meluruskan soal salah paham ini!" putusnya dan sudah langsung beranjak berdiri.Namun baru satu langkah, gadis itu kembali termangu.Yang menjadi masalah adalah cara dia untuk meyakinkan bahwa dia bukan Ansia, melainkan Aila. Jadi, bagaimana?Mengeluh, lagi-lagi Aila menyad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 62 • Malam Pertama

    "Sayang? Kenapa?" "Eh?" Aila mengerjap, berjengit kaget sewaktu jari Killian mengusap pipinya yang basah. "Ada apa? Kenapa kamu menangis?" tanya Killian lagi, beringsut mendekat ke gadis yang sekarang menjadi istrinya itu. "Ak—aku," Aila gelagapan, terlihat bingung sendiri. Bukankah tadi dia sedang bersama ayah dan ibunya? Bahkan ada Claude dan Ivona Agentine juga. Memeluk dirinya sendiri, Aila seolah masih bisa merasakan pelukan ayah dan ibunya. "Sayang? Kenapa? Hei," tanya Killian lagi, menyibakkan rambut Aila. Beberapa kali lelaki buta itu juga menciumi puncak kepala istrinya. "Ada apa? Kamu sakit?" Menggeleng, Aila mengusap dahinya yang ternyata berkeringat. Mengedarkan pandangan, gadis itu menyadari di mana dia berada sekarang. "Ini ... kamarmu, Kills?" tanyanya sedikit berbisik. "Iya. Mau di mana lagi?" jawab Killian, menarik Aila mendekat lalu memangkunya. "Aku nggak mau menghabiskan malam p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 63 • Sakit, tapi nikmat

    Seluruh penghuni kediaman Ardhana sangat bersemangat dan bergairah hari ini."Pastikan semua sudah beres sebelum beliau bangun.""Kami bertiga akan membersihkan semua lorong dan kamar di lantai dua. Yang lain, tolong atur tugas masing-masing, ya.""Kalian jangan sibuk sendiri, tolong bantu aku! Apa menu sarapan kesukaan beliau? Apa yang harus kumasak?"Sontak semua pelayan yang ada, tertawa. Wajah kepala koki yang garang itu, sekarang malah terlihat lucu karena panik. Mereka tidak menyangka kalau orang yang selama ini kaku soal segalanya itu, bisa panik seperti ini."Tuan Erik! Jangan hanya diam dan minum kopi dengan santai! Cepat beri tahu aku, apa saja menu kesukaan Nona!"Plakk!Sebuah pukulan keras mendarat di lengannya. Dengan wajah berkerut seram, kepala koki menoleh hendak marah, sampai akhirnya melihat bahwa yang memukul tadi adalah wakil kepala koki yang notabene adalah sang istri sendiri. Seketika, lelaki baya itu pun langsu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 64 • Padahal tinggal sebentar lagi

    Bulan madu?Killian mengacak-acak rambutnya dengan kesal.Jadi, alasan kenapa ibunya mendadak datang dan marah-marah tidak jelas seperti ini adalah karena masalah bulan madu?"Ibu sudah menyiapkan semuanya untuk bulan madu kalian. Bahkan Ibu juga sudah mewanti-wanti Erik agar memastikan semua berjalan dengan lancar. Tapi apa? Nyatanya, kalian malah masih ada di sini," sembur Ivona, memandang kesal ke arah Killian dan Erik bergantian.Diam-diam Erik menghela napas lega. Pengawal paruh baya itu sebenarnya dalam hati sudah cemas kalau perbuatannya yang membakar buku nikah semalam, ketahuan."Bu, ini bukan saat yang tepat untuk bulan madu," sahut Killian."Bukan saat yang tepat? Memangnya kenapa, Ian? 'Kan bagus kalau kalian pergi bulan madu setelah menikah. Siapa tahu 'kan kalau kalian bisa segera memiliki anak?"Ivona masih saya mengeyel. Perempuan itu benar-benar berharap agar menantunya segera hamil.'Dengan begitu, dia tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 65 • Halo, Noah!

    Satu hari sebelumnyaHotel J.W MarriottDeluxe RoomNoah merasa luar biasa kesal.Dia sudah berusaha menghubungi nomor kontak keluarga Roxanne berulang kali, tapi hasilnya nihil. Baik Heri maupun Risa Roxanne, keduanya sama-sama tidak bisa dihubungi."Apa nomor yang diberikan oleh Tante Lusi ini benar?" gumamnya, menggerutu. Kaleng berisi bir yang sudah habis ditenggak, Noah lemparkan begitu saja.Dia sudah tiba di Indonesia sejak tadi siang, tapi bahkan sampai malam ini masih belum ada kabar apa pun yang bisa dia dapatkan."Ke mana kamu sebenarnya, Princess?" Noah dengan gusar membuka satu lagi kaleng bir. "Bukankah waktu itu kamu berkata hanya akan pergi selama satu minggu? Tapi ini bahkan sudah nyaris tiga bulan."Terdiam sesaat, Noah menyesali kembali keputusannya untuk melepaskan Aila begitu saja waktu itu."F*ck!" memaki, Noah melempar kaleng bir yang masih separuh tersisa itu. Dia sama sekali tidak peduli walau bir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 66 • Jangan tinggalkan aku

    Ada perasaan mengganjal yang dirasakan Aila. Bukankah tadi Noah mengajaknya ke hotel tempat lelaki itu menginap, agar mereka bisa bicara dengan nyaman? Namun meski Aila sudah setuju, perasaan gadis itu tetap merasa tidak enak. "Ada apa?" tanya Noah saat dia menggandeng Aila, tapi gadis itu langsung menarik lepas tangannya. "Ng ... aku bisa jalan sendiri, Noah." Sambil tersenyum, gadis itu mencoba menutupi kegelisahan yang dia rasakan. "Apa kita nggak bisa bicara di sini saja?" tanyanya, saat mereka sampai di lobi hotel. Dahi Noah berkerut. Rencana awalnya dia akan mengajak Aila masuk ke kamar hotel lalu menjebak gadis itu di sana. Tapi kalau nanti dia berkesan terlalu memaksa, dia juga tidak mau kalau Aila malah jadi curiga. 'Dari tadi saja sikapnya sudah dingin begini terhadapku,' gerutu Noah dalam hati. 'Siapa sebenarnya yang sudah mengubah gadis ini sampai berubah begini? Terlihat begitu waspada dan nggak mudah mempercayai orang. Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 67 • Biarkan aku pergi

    "Noah, where else are we going??" "Home, Princess." "Home? What do you mean by home?" Aila memandang tajam ke arah Noah yang memasang ekspresi kaku. Sekarang jelas sudah bagi gadis itu bahwa keputusan yang dia ambil tadi untuk mengikuti Noah adalah salah. "Berhenti, Pak!" serunya ke arah supir taksi. "Tolong berhenti di sini." "Jalan terus! Jangan berani-berani berhenti," sergah Noah, tidak mau mengalah. Tidak cukup sampai di situ, lelaki itu lalu menarik pergelangan tangan kanan Aila lalu mencengkeramnya, membuat cincin yang melingkar di jari manis gadis itu, bisa dia lihat dengan jelas. "Apa ini, Princess?" desisnya marah. "Cincin apa ini? "Noah, itu—" "Tadi sewaktu aku berada di dalam kamar hotel, bibimu meneleponku. Rupanya ibu kandungmu baru saja menghubungi, memberi tahunya soal kabarmu. Kalau hanya itu, aku bisa paham, Princess. Tapi, apa ini? Kabar apa yang kuterima ini? Apa benar kalau kamu sudah menikah? Hah?!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status