Beranda / CEO / Terperangkap Gairah Suami Butaku / Bab 31 • Lelaki yang Sangat Berbahaya

Share

Bab 31 • Lelaki yang Sangat Berbahaya

Penulis: Rae_1243
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepasang pintu ganda yang terbuat dari kayu berkualitas terbaik, terbuka. 

Di baliknya, terhampar ruangan luas dengan tatanan dan dekorasi mewah khas keluarga Ardhana. Lantai marmer yang membentang begitu berkilau, nyaris bisa digunakan untuk mengaca. Lampu chandelier kristal yang menggantung setinggi lima meter di tengah ruangan pun sangat mengagumkan.

Di kanan kiri, nyaris sepanjang ruangan, berjejer banyak manekin yang mengenakan berbagai gaun pengantin dengan banyak model dan warna. Sedangkan di dekat pintu masuk, berdiri tiga orang perempuan dengan penampilan khas profesional. Mereka adalah para asisten Aria Hill.

Aria Hill melangkah masuk dan para asisten yang sudah menunggu, serentak menunduk hendak menyambutnya. Namun mereka heran. Setelah lebih dari satu jam menunggu, dengan langkah cepat desainer cantik itu malah melewati mereka begitu saja.

Tidak hanya itu, ada seorang gadis dengan surai coklat sewarna madu yang tengah digandeng oleh Aria.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 32 • Lelaki Sekeras Batu

    "Tuan Muda, mohon tunggu."Erik berjalan cepat, berusaha menyusul Killian. Sedikit berlari, lelaki paruh baya itu mendahului Killian dan menghentikannya. Sedikit nekat sebenarnya, tapi pengawal itu merasa tidak memiliki pilihan lain."Maafkan saya, Tuan Muda," ujarnya, membungkuk sedalam mungkin. "Tapi mohon obati dulu luka di tangan Anda. Saya khawatir ada serpihan kaca yang masuk.""Bukan luka parah, jangan terlalu dibesar-besarkan," Killian balas menjawab dengan nada enteng. Dia malah dengan santai mengibas-ibaskan tangannya, membuat beberapa tetes darah terpercik di permukaan dinding dan karpet."Maaf, Tuan Muda, tapi—""Erik, sejak kapan kamu menjadi secerewet ini?""Maaf."Berdecak kesal, Killian lalu mengangkat tangan hendak mengacak-acak rambut. Namun dia segera meringis, merasakan nyeri saat lukanya bersentuhan dengan rambut."Cih! Merepotkan saja."Killian terdiam, berpikir sesaat sebelum akhirnya berbali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 33 • Jangan Tinggalkan Aku

    "Argh!""Ap—apa sakit sekali? Ma—maaf, aku nggak bermaks—""Nggak apa-apa kok, Sayang. Lanjutkan saja. Ya?"Menggigit bibir, tangan Aila sedikit gemetar sewaktu menekan kasa yang sudah dibasahi alkohol ke atas luka di tangan Killian."Bagaimana kalau panggil dokter saja, Kills?" usulnya, menahan ngeri melihat luka yang menganga. "Darahnya juga masih belum berhenti. Oh, ya Tuhan!""Ada apa?" tanya Killian karena Aila langsung melepaskan tangannya dan berdiri. "Sayang? Ada apa?"Aila kebingungan saat baru menyadari kalau gaun pengantinnya terkena noda darah. "Gaun pengantinnya terkena darahmu, Kills," ujarnya panik. "Bagaimana ini?""Lalu memangnya kenapa?" sahut Killian acuh. Dia lalu mengangkat tangannya ke arah Aila. "Kemari. Mendekatlah padaku.""Ta—tapi gaunnya nanti akan semakin kotor," tolak Aila. "Bagaimana kalau aku berganti pakaian dulu? Nggak akan lama kok.""Ansia Roxanne! Bukankah aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 34 • Petak Umpet

    Ada yang aneh dengan Killian.Di pagi hari."Sayang, ayo bangun. Sudah pagi lho," panggil Killian dengan suara pelan. Sebelah tangannya mengelus rambut dan pipi Aila dengan lembut, seolah tidak ingin mengagetkan gadis itu.Padahal biasanya, Killian akan langsung menarik selimut Aila kalau dia masih saja tidur, sehingga gadis itu akan gelagapan bangun.Sewaktu sarapan."Mau sarapan di kamar atau di ruang makan?" tanyanya, duduk manis dan dengan sabar menunggu sampai Aila selesai bersiap.Padahal biasanya, siap atau tidak siap, Killian akan menyeret atau memanggil paksa Aila agar menemaninya sarapan di ruang makan.Lalu sewaktu makan siang dan makan malam, di mana biasanya mereka makan secara terpisah, sekarang mereka selalu makan bersama.Tidak cukup sampai di situ, Killian bahkan menemani Aila sesering mungkin, mulai gadis itu bangun tidur sampai akan tidur lagi di malam harinya.Sekarang, di setiap harinya di waktu sian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 35 • Apa Kamu Khawatir Denganku?

    Aila cemberut. Wajah gadis itu terlihat muram, sekaligus kesal."Masih marah?" tanya Killian yang memangku gadis itu. Kedua lengannya melingkar di pinggang Aila, seolah ingin menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan gadis bersurai coklat itu lepas begitu saja. "Kenapa diam saja? Hm?""Kamu curang, Kills!" Aila memukul lengan Killian dengan kesal. "Pakai pura-pura jatuh segala."Gadis itu masih terus menggerutu soal perbuatan Killian tadi.Sebelumnya, Aila memang sempat bersembunyi karena ketakutan dengan Killian yang entah mengapa tiba-tiba emosi. Meski lelaki itu terus memanggilnya sekali pun, dia tetap bersembunyi sediam mungkin.Sampai kemudian Killian terjatuh dan ada suara benturan keras yang terdengar, membuat Aila spontan menjerit dan berlari mendekat demi menolong lelaki buta itu."Kenapa kamu sampai harus pura-pura jatuh seperti itu, sih?""Memangnya kenapa?""Memangnya kenapa, katamu?" bentak Aila. Kali ini gadis ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 36 • Bertemu dengan Calon Ibu Mertua

    Ingatan Ivona memutar kembali pembicaraan terakhirnya dengan Aria Hills, enam hari lalu. "Saya mohon maaf atas kejadian kemarin, Nyonya Hills," ujar Ivona, terlihat sungguh-sungguh menyesal. "Saya sama sekali tidak menyangka kalau putra saya dan—" Ivona menarik napas dalam sejenak sebelum melanjutkan. "—dan eh, calon istrinya akan berani menemui Anda dengan penampilan yang tidak layak seperti itu." Saat ini mereka berada di kediaman Agentine. Ivona memang sengaja mengundang desainer kelas dunia itu untuk datang ke kediamannya karena merasa tidak enak atas kejadian kemarin. Meletakkan kembali cangkir tehnya, Aria Hills menyunggingkan senyuman cantik. "Tidak perlu terlalu dipikirkan, Nyonya Agentine," sahut desainer cantik itu dengan tawa merdu. "Bisa dimaklumi kalau dua orang yang tengah dilanda asmara bisa sampai lupa diri seperti itu." "Eh?" Ivona kebingungan dengan respon Aria Hills yang terlihat tidak mempermasalahkannya sama sekali. "Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 37 • Panggil Aku Ibu

    Sementara itu, di waktu yang samaFour Season Hotels and ResortPenthouse Suites"Silakan, Nyonya Hills.""Terima kasih, Annie."Annie tersenyum lalu duduk di seberang meja Aria Hills, sementara desainer cantik itu menikmati teh hangat yang baru disuguhkannya."Benar-benar ruangan yang mewah," ujarnya, mengagumi kamar tempat Aria Hills menginap selama beberapa hari ini. "Saya penasaran, sekaya apa keluarga Ardhana itu sampai bersedia memberikan akomodasi semewah ini. Saya dengar, mereka bahkan menyediakan satu pesawat untuk mengangkut para pegawai dan gaun-gaun, juga semua peralatan. Lalu, satu jet khusus untuk Anda dan ketiga staf Anda."Meletakkan cangkir tehnya dengan anggun, Aria Hills mengedikkan bahunya."Bukan sesuatu yang terlalu luar biasa bagiku," jawabnya. "Dibanding segala hal remeh seperti ini," Aria melambaikan sebelah tangan dengan sembarangan dan nada tidak acuh. "Aku lebih suka kalau aku bisa mendapatkan Artemis."

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 38 • Ibu Aila

    Ada senyuman yang terus diulas Aila. Gadis cantik bermata abu itu, untuk pertama kali setelah sekian lama, sekarang terlihat begitu senang."Bagaimana kalau yang ini? Menurut Ibu, warnanya sangat cocok kalau kamu pakai."Ivona menyodorkan satu baju bergaya empire line berwarna mint ke depan Aila. Meski nyatanya, di tangan gadis itu sudah ada setumpuk baju yang tadi Ivona pilihkan dan minta agar Aila coba satu persatu."Ah, lalu jangan lupa yang ini juga," imbuh Ivona, kali ini menyodorkan atasan bergaya ruffled top berwarna peach. "Oh, blouse ini juga sangat cantik. Jangan lupa untuk mencobanya juga, ya."Kewalahan membawa banyaknya baju yang terus Ivona sodorkan padanya, Aila akhirnya bersuara. "Sepertinya ini sudah terlalu banyak, Nyo—" Ivona memberinya pandangan memperingatkan. "Ehm, mak—maksud saya, Bu.""Sayang, kamu harus memanggilku apa?" Menyilangkan tangan, Ivona bertanya dengan nada menuntut. "Panggil aku apa, Sayang?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   Bab 39 • Dilema Aila

    Ivona memasukkan kembali handphone miliknya. Tadi dia memang beralasan untuk pergi ke toilet, tapi sebenarnya perempuan paruh baya itu menggunakan waktu yang ada untuk menelepon Killian.Setelah setengah jam lebih berbicara panjang kali lebar dan bahkan diselipi omelan juga desisan penuh ancaman, Ivona akhirnya mengakhiri sambungan teleponnya. Hati perempuan itu terasa sedikit ringan karena bisa mengomeli Killian, meskipun belum puas betul.Dia baru saja sampai di pintu toilet sewaktu terdengar suara bentakan dan tamparan.'Apa ada orang yang bertengkar?' pikir Ivona, tidak habis pikir.Restoran yang mereka pilih sebagai tempat makan ini termasuk restoran kelas atas, di mana tentunya tidak sembarang orang yang bisa masuk. Lalu, apa penyebab keramaian itu?"DASAR GADIS MURAHAN!""I—bu.""Ya Tuhan."Ivona bahkan nyaris tidak berpikir. Perempuan yang tetap terlihat cantik di usia 50 tahun itu langsung berlari ke arah A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   See You Again

    Halo, Semua. Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat & bahagia. Hari ini, akhirnya cerita Aila dan Killian pun berakhir. Terima kasih atas satu tahun yang begitu mengagumkan. Terima kasih juga karena sudah berkenan mengikuti cerita ini sampai akhir. Saya menyadari bahwa novel ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan saya meminta maaf atas segala hal yang tidak memuaskan. Semoga kita bisa bertemu lagi!

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Still, Not The End

    Orion menoleh. Bocah lelaki yang biasanya begitu pendiam itu pun seketika memasang wajah ceria, lantas berlari-lari sambil berseru riang, "Mom!" "Halo, Sayang," sahut Aila, yang juga memburu menyambut putranya dengan kedua tangan terkembang, lalu memeluknya. "Maaf karena Mommy terlambat." "Tidak apa-apa, Mom. Oh, apa Mom tahu kalau Rigel tadi terjatuh dari pohon?" Sepertinya predikat pendiam Orion pun menghilang seketika, sebab anak itu sekarang berceloteh dengan begitu bersemangat. "Oh, ya? Benarkah? Kenapa sampai bisa begit—" "Itu karena tadi ada anak kucing, lalu dia—" "Mommy!" Tidak mau berlama-lama sampai Aila mengomelinya, Rigel langsung memeluk Aila dan sengaja sedikit menggeser posisi Orion agar sedikit menjauh. "Kenapa Mommy lama sekali, sih? Apa Mommy tahu, kalau sewaktu tidak ada Mommy, Kak Lills selalu mengomeliku habis-habisan?" Tersenyum, Aila lantas menepuk-nepuk kepala kedua putra kembarnya. Setelah itu, dia mengulurkan tangan, meminta agar Liliana mendekat. Se

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - End • Orion and Rigel

    "Kills, apa yang kamu lakukan?""Sst, Queen. Aku sedang berusaha mendengarkan anak kita. Kira-kira mereka sedang apa, ya, di dalam perutmu?"Aila tertawa. Lelaki itu bisa menghabiskan waktu bermenit-menit hanya untuk menempelkan telinga di perut Aila. Sambil mengelus-elus dan menciumi perut istrinya, Killian terus saja berbisik dan tertawa bahagia ketika mendapatkan tendangan kecil sebagai balasan."Kills, sudah dong.""Sebentar lagi saja, Queen. Lihat, anak kita gerakannya begitu aktif.""Kamu, sih, senang melihatnya, tapi aku yang merasakan nyeri."Killian terdiam seketika, lalu buru-buru berbisik, "Sayang, kalian kalau menendang jangan terlalu kuat. Kasihan Mommy. Tuh, lihat. Kalau nanti Mommy sampai ngambek terus Daddy tidak diberi jatah, bagaimana?"Aila membelalak. Dengan wajah memerah dia lantas menjewer suaminya itu."Queen, aduh. Sakit. Lepaskan, Queen. Memangnya, aku salah apa?""Salah apa, katamu? Ya Tuhan, Kills. Apa yang baru saja kamu katakan kepada anak-anak kita, ha?"

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 99 • If You're Leaving ....

    Bukankah kehamilan Aila masih menginjak usia tujuh bulan? Killian memang bukan seorang dokter, tapi dia tahu betapa seriusnya situasi saat ini. "Dokter Aiden!" seru seorang dokter laki-laki yang datang berlari-lari menyambut, sesampainya mereka di bagian IRD (Instalasi Rawat Darurat). "Bagaimana status pasien?" "Dokter Cedric, selamat malam! Pasien mengalami preterm PROM (Premature Rupture of Membrane)." "Berapa usia kandungannya?" "Tiga puluh satu minggu." Killian masih sempat menangkap ekspresi tegang yang sekilas melintas di wajah dokter Cedric dan ada perasaan tidak enak yang seketika dia rasakan. "Aiden! Katakan padaku. Apakah ini buruk?" tanyanya, dengan nada panik yang bisa tertangkap jelas dalam suaranya. Dia mencengkeram kemeja Aiden dan menahan dokter muda itu ketika akan menyusul Aila, yang sudah dibawa masuk ke ruang perawatan terlebih dulu oleh dokter Cedric. Ada beberapa detik yang dilewatkan Aiden untuk terdiam. "Begini, Ian. Akan ada beberapa prosedur yang tid

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 98 • Not Today

    Keadaan menjadi semakin baik. Mereka mungkin saja menggerutu, merasa kesal dan kalau bisa, maka akan memilih untuk pergi saja. Namun, nyatanya tidak. Meski dengan perasaan tidak puas, nyatanya tidak ada seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya. Entah mengapa, seolah ada sesuatu yang membuat mereka untuk tetap bertahan di tempatnya masing-masing. Ah, bukan. Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya mungkin adalah ... seseorang. "Lihat. Bukankah kalau begini, jadi lebih menyenangkan?" ujar Aila dengan wajah ceria, seolah tidak menyadari apa pun. "Lills, kamu juga suka kan?" Liliana segera mengangguk-angguk, membuat kedua pipinya yang menggemaskan pun terlihat naik turun dengan lucunya. Lalu, dengan penuh semangat dia berseru, "Suka, Mommy! Kalau Mommy suka, Lills juga suka!" Berakhir sudah. Meski masih belum yakin sepenuhnya, tapi mereka seolah memiliki perasaan bahwa dengan ucapan kedua Ibu dan anak itu maka sebuah keputusan telah diambil. Mereka akan makan malam bersama dalam sa

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 97 • Sister

    Ada berbagai macam hal tidak jelas yang silih berganti mengisi mimpi Aila.Seorang perempuan yang berbalik lantas keluar dari sebuah tempat yang seperti ruang kantor; seorang lelaki yang tengah dipeluk oleh perempuan lain, tapi sepasang mata birunya terus memandang ke arah perempuan pertama yang tadi pergi; selembar kertas yang sepertinya berisi hasil pemeriksaan rumah sakit yang disertai oleh sebuah testpack; sebuah tempat yang begitu ramai yang tampaknya adalah bandara dan perempuan yang pertama tadi tengah berjalan menyeret sebuah koper, sembari menunduk dan mengelus-elus perutnya.Tunggu, apakah dia sedang menangis? Ah, iya. Perempuan itu memang sedang menangis.Sebab, kemudian ada sepasang lelaki dan perempuan berusia separuh baya yang lantas menghampiri dan memeluknya, berusaha menenangkan serta menghiburnya. Ketiga orang tersebut lantas berjalan di garbarata, menuju pintu sebuah pesawat dengan posisi perempuan tadi berjalan paling akhir.Lalu, sesaat sebelum melewati kedua pram

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 96 • Two of Three

    Ada begitu banyak hal yang terjadi sejak keributan di pusat perbelanjaan waktu itu.Yang pertama adalah Killian yang segera memburu Aiden dan membuat dokter muda itu uring-uringan nyaris sepanjang hari."Demi Tuhan, Ian! Harus berapa kali lagi aku harus memberi tahumu? Sudah kukatakan bahwa hal itu tidak bisa!"Aiden bahkan harus mencengkeram stetoskopnya erat-erat. Kalau saja tidak ingat bahwa alat medisnya itu keluaran Littmann, pasti dia sudah akan menyumpalkannya ke mulut Killian."Kalau begitu, setidaknya beri aku solusi Aiden! Aku ingin pergi berlibur bersama Queen dan Princess, tapi terkendala dengan paspor dan visa yang Queen miliki."Permasalahan yang dimaksud Killian adalah perbedaan antara wajah dan foto di dokumen perjalanan yang Aila miliki, sehingga jelas tidak memungkinkan bagi perempuan itu untuk bepergian ke luar negeri dengan menggunakan identitas miliknya.Satu-satunya hal yang memungkinkan adalah apabila Aila menggunakan dokumen identitas milik Selena Hills. Namun

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 95 • Surprise Not Surprise

    "Kami pulang!"Ansia berseru gembira, dengan senyuman lebar di wajah dan kedua tangan yang terentang lebar. Baik dia maupun Hugo mengira bahwa akan ada banyak orang yang menyambut kepulangan mereka yang lebih awal ini dengan bahagia.Namun, nyatanya tidak."Ke mana semua orang?" tanya Hugo, memeluk pinggang istrinya, memberi kecupan sekilas di pipi, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke atas sofa. Tampak jelas kalau lelaki itu merasa sangat lelah. "Jam berapa sekarang? Apakah Lexis dan Alden masih belum pulang sekolah?"Istrinya hanya menggeleng kecil dan menaikkan bahu sekilas, terlihat sedikit muram. Syukurlah tidak lama kemudian kepala pelayan datang dan menyambut mereka, serta memberi tahu di mana Risa dan kedua anak kembar mereka berada."Kediaman Ardhana?" Ansia balik bertanya sekedar untuk memastikan. "Jadi, mereka bertiga pergi ke sana?""Betul, Nyonya. Tadi Nyonya Risa memang mengatakan begitu."Bahkan tanpa mau membuang waktu meski sekedar untuk beristirahat sejenak, Ansia d

  • Terperangkap Gairah Suami Butaku   (S4) - Bab 94 • Lost You

    "Lills, hati-hati." Ivona berseru, memandang khawatir ke arah cucu perempuannya. "Jangan lari-lari, Sayang.""Jangan terlalu khawatir," ujar Risa, sembari tersenyum menenangkan. "Lexis dan Alden bersamanya, mereka pasti akan menjaga Lills. Lagi pula, juga ada beberapa pengawal yang sekarang sedang menyertai kita."Ivona tersenyum balik dan mengangguk. "Anda benar, Nyonya Roxanne. Sepertinya memang saya saja yang terlalu khawatir.""Tidak apa-apa. Hal yang wajar, sebab itu berarti Anda sangat menyayangi Lills. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau mulai sekarang Anda memanggil saya 'Risa' saja? Yah, agar tidak terlalu kaku."Sekali lagi, Ivona tersenyum dan mengangguk. "Ah, iya. Tentu saja. Kalau begitu, panggil saya dengan 'Ivona' saja. Bagaimana, Risa?"Kali ini, Risa tertawa kecil dan bersambut dengan tawa dari Ivona. Sejak lebih sering menghabiskan waktu dengan makan malam bersama nyaris setiap hari, kedua perempuan baya itu menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelumnya.Tentu saja tida

DMCA.com Protection Status