Share

Cafe Arumi

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-31 09:40:22

"Jangan takut," ujar orang yang baru saja datang tersebut, sembari mendorong tubuh Excel dan kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan itu dengan santai. Sesaat kemudian, ia pun duduk di sebelah Pak Taufik yang saat ini sedang bersikap tenang dan memperhatikan semua yang terjadi.

Setelah itu Excel pun segera beralih dan duduk di dekat Satria untuk berjaga-jaga bila saja tiba-tiba laki-laki tersebut melakukan serangan pada sahabatnya itu. 'Apa lagi yang dia rencanakan,' pikirnya.

"Sepertinya kamu sangat melindungi Satria, apa dia sudah benar-benar tidak berguna sampai harus dijaga oleh orang seperti kamu?" tanyanya sembari tersenyum sinis, mengisyaratkan ejekan untuk Excel.

Seketika tangan Excel mengepal. "Diam kamu Bi! Jangan kira kami tidak tahu siapa penyebab kecelakaan Satria saat itu!" raungnya dengan tatapan tajam yang menyertai ucapannya tersebut.

Sejenak suasana di ruangan itu berubah hening, hingga tiba-tiba saja tawa keras muncul dari bibir Abi. "Bagus … bagus, jadi kalian su
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hadiah yang Ditolak

    Arumi, Dewi dan Suri pun keluar dari tempat tersebut. Mereka melihat sebuah truk yang berhenti di halaman tempat itu. "Apa ini?" tanya Arumi pada seorang kurir yang tadi mengetuk pintu cafenya. Terlihat saat ini kurir tersebut tengah memegang catatan. Bisa ditebak kalau kurir tersebut ingin meminta tanda tangan Arumi."Ini barang-barang yang dikirim untuk Nyonya Arumi," jawab kurir tersebut sembari mengurungkan niatnya memberikan catatan tersebut pada Arumi karena melihat ekspresi wajah Arumi yang tidak senang dengan kedatangan mereka.Arumi lalu menatap ke arah truk tersebut dan melihat beberapa orang yang tengah menurunkan barang-barang elektronik. "Berhenti!" teriak Arumi sembari mengangkat tangannya pada orang-orang tersebut.Seketika para kurir yang sedang bekerja tersebut menghentikan gerakannya. Mereka langsung berganti menatap ke arah Arumi dan juga atasan mereka yang saat ini sedang berdiri di dekat Arumi. "Maaf Pak, ini dari siapa?" tanya Arumi kembali menatap k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Satria Menabrak Orang?

    Beberapa jam berlalu, saat ini Satria, Pak Taufik dan Rangga sedang berada di kantor polisi. Mereka berdua sedang berada di ruang tunggu setelah polisi sempat berbicara beberapa hal dengan Satria tadi."Menurut kamu siapa orang yang yang melakukan ini?" tanya Rangga sembari menatap ke arah salah satu poster yang ada di sana."Menurutmu siapa lagi yang akan melakukan trik kecil seperti ini selain dia," jawab Satria dengan santai."Tapi untuk apa dia melakukan hal seperti ini?" tanya Rangga dengan tangan mengepal kuat."Sepertinya dia sudah mulai sadar," jawab Satria sembari tersenyum kecil.Rangga pun menghela napas panjang. "Lalu bagaimana dengan Kania dan Tante?" tanyanya sembari memberi membetulkan kaca matanya.Satria pun menoleh. "Mereka saat ini sudah ada di tempat yang aman. Aku tidak akan membiarkan Abi memanfaatkan mereka untuk menekan kami lagi," jawabnya sembari mencengkeram kuat pegangan kursi roda yang didudukinya.Rangga terdiam. Ia teringat dengan kejadian b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Permintaan Cheri

    Setelah itu Satria pun membuka kaca mobil di sampingnya itu dengan tenang."Ada apa?" Kalimat pertama yang Satria ucapkan."Tuan, tolong ampuni keluarga saya. Saya benar-benar tidak tahu kalau Anda sungguh menyukai Arumi. Saya—"Satria mengangkat tangannya. "Aku tidak perduli, kamu bisa pergi," potongnya dengan ekspresi dingin di wajahnya."Tolong Tuan, saya mohon jangan libatkan keluarga saya," lirih Cheri sembari menangis tersedu-sedu.Satria kemudian melirik ke arah Cheri. "Jika kamu mengakui semuanya, aku akan mempertimbangkan itu," katanya masih dengan nada datar yang sebelumnya.'Ini tandanya aku harus masuk penjara,' batin Cheri sembari mengepalkan tangannya kuat. Hatinya terasa campur aduk saat memikirkan hal itu.Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar sebuah sahutan dari arah lain. "Ada apa?" Langsung saja Cheri menoleh ke asal sumber suara tersebut. "Dokter Rangga," gumamnya ketika melihat Rangga dan Pak Hamdan melangkah ke arahnya."Sepertinya aku pernah melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kedatangan Abi

    Ketika Arumi menoleh, terlihat sosok laki-laki yang saat ini sedang berada di luar tempat tersebut. Mata Arumi membulat ketika melihat laki-laki yang mengaku sebagai suaminya itu kini tengah berjalan dengan tenang melewati pintu masuk tempat itu."Ck," decak Arumi yang merasa tak senang melihat kedatangan Abi yang sudah pasti membuat masalah untuknya.Sedangkan Suri dan Dewi kini saling memandang. Tentu saja sinyal ancaman di kepala mereka langsung memancar karena mereka juga tahu kalau Abi adalah masalah utama Arumi."Lebih baik Anda pergi Nyonya, kami akan coba menghalanginya," ujar Suri yang merasa khawatir, apalagi saat memikirkan perut Arumi yang kini semakin besar. Sesaat kemudian ia pun bangun dari tempat duduknya dan berdiri tegap di depan Arumi.Arumi lalu terkekeh seolah tak ada masalah dalam hatinya. "Kamu itu makin menggemaskan, Sur. Bagaimana cara kamu menahan dia, sedangkan dia sekarang sudah melihatku di sini," selorohnya sembari menekan meja yang ada di hadapannya se

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kue Tradisional Talam

    Arumi pun langsung memberikan tatapan dinginnya. "Kenapa kamu selalu menyebut dia kalau kamu tidak suka mendengar aku dengan dia?" tanyanya dengan ekspresi kakunya.Setelah itu tanpa menunggu jawaban dari Abi, Arumi pun kembali menoleh pada kaca yang ada di depannya. 'Apa dia sedang mengetesku atau dia benar-benar sudah tahu tentang Satria? Ah, pokoknya aku tidak boleh terjebak," pikirnya.Sesaat kemudian Abi pun dengan pelan berjalan ke belakang Arumi. Ia kemudian menyelipkan tangannya ke pinggang Arumi dan memeluknya dari belakang. "Kamu semakin cantik saja," bisiknya sembari mengusap lembut perut Arumi yang tentu saja terasa semakin membuncit.Ingin sekali Arumi menampar laki-laki di belakangnya itu. Namun untuk mendapatkan tujuannya, dia harus bertahan dengan semuanya, kecuali jika Abi tiba-tiba saja meminta berhubungan. Sebab, semenjak dia hamil Abi memang tidak pernah memaksanya melakukan hal itu lagi."Tidak perlu memujiku, rayuanmu tidak mempan," ketus Arumi.Tiba-tiba saja

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pesta Tuan Handoko

    "Tentu saja dia mengenalnya," jawab Abi yang kini berdiri di samping Riko.Langsung saja Arumi melirik tajam pada Abi. 'Apa yang akan dia lakukan,' batinnya. Setelah itu Abi pun melangkah maju mendekati Tuan Handoko yang saat ini sedang menatap ke arah Satria dan beberapa orang lainnya yang baru saja datang."Seharusnya kamu bilang kalau kamu juga akan datang malam ini, jadi kita bisa datang bersama-sama," ucap Abi dengan sebuah senyum ramah yang kerap muncul di wajahnya ketika bersama dengan banyak orang.Mendengar hal itu Tuan Handoko pun melirik ke arah Abi, terlihat pertanyaan muncul di wajah laki-laki berusia senja itu. Sesaat kemudian terlihat Pak Juki membisikkan sesuatu pada Tuan Handoko, hingga membuat Tuan Handoko menggangguk tand paham akan sesuatu."Jadi kalian berdua berasal dari keluarga yang sama?" tanyanya pada Satria."Benar Tuan, keluarga kami memang kerabat dekat," terang Satria sembari memberi tanda pada Pak Taufik agar mendorongnya untuk maju ke arah Tuan Handoko

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kerja sama Abi dan Yuni

    Riko pun membuka mulutnya. "Itu tadi dia—""Aku sedang mencari kamu, eh tiba-tiba dia ngaget-ngagetin," sela Arumi dengan sewot. Kemudian Abi pun berganti menatap Riko untuk mencoba mencari kebenarannya, bagaimanapun juga ada rasa khawatir kalau saja Arumi mendengar percakapannya dengan Yuni. "Kamu saja yang terlalu over," sahut Riko sembari meraih sedikit rambut Arumi.Langsung saja Arumi menarik rambutnya dari tangan Riko, lalu melengos dengan seenaknya. 'Untunglah dia mau kerja sama,' batin Arumi yang merasa sedikit lebih tenang dari sebelumnya.Setelah itu Abi pun langsung maju selangkah dan berdiri tepat di samping Arumi. Ia menarik tangan Arumi, membuat Arumi mundur dan seolah bersembunyi di belakangnya. "Baiklah, karena sekarang aku sudah ada di sini, Anda silahkan kembali Tuan Riko. Pengusaha muda seperti Anda harus lebih banyak berinteraksi dengan para orang tua di sini," ucapnya.Akhirnya Riko pun menghela napas panjang mendengar ucapan Abi. Kemudian ia melirik Arumi ya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Berhenti Memburu

    "Kamu yakin?" tanya sahabat Arumi yang ada di dalam panggilan tersebut dengan nada tinggi hingga membuat Arumi menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya."Tentu saja yakin. Seratus persen yakin," jawab Arumi sembari tersenyum pahit tetapi terus berusaha menunjukkan kalau dia sedang baik-baik saja pada sahabatnya itu.'Benar kata Satria, lebih baik menaruh semua yang paling kita khawatirkan di bawah hidung kita sendiri,' ujar Arumi di dalam hati sembari mengingat pembicaraannya dengan Satria saat bertemu terakhir kali. Satria meminta agar Arumi mempertimbangkan untuk membawa Nita ke Jakarta, karena dengan begitu Arumi tak perlu lagi khawatir dengan Nita yang berada di tempat jauh. Dan Satria pun sudah berjanji akan mengirim orang untuk menjaga dan mengawasi Nita, jika sahabat Arumi tersebut benar-benar datang ke Jakarta."Tapi …." Terdengar keraguan dari cara bicara Nita."Tapi kenapa? Bukane kata kamu akhir-akhir ini penjualan toko anjlok? Atau jangan-jangan kamu nemu gebetan baru,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07

Bab terbaru

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dasar Pahit

    Sesaat kemudian pintu yang baru saja diketuk oleh Arumi tersebut pun terbuka. Ia menatap seorang laki-laki yang keluar dari sana."Loh, bukannya kamu sedang keluar negeri?" tanya Arumi sambil menatap kekasihnya tersebut menggunakan kaos oblong dan celana pendek biasa."Sejak kapan kamu menjadi dekat dengan Aris?" tanya Satria yang terdengar seperti sedang mengintrogasi.Arumi langsung memutar bola matanya. Ia sudah sangat terbiasa dengan kecemburuan Satria yang agak berlebihan."Istrinya tidak senang saat mendengar kamu mengajaknya liburan, kamu mengerti?" Satria berdalih agar Arumi tak marah karena dia cemburu lagi.Mata Arumi membola. "Dia punya istri?"Sesaat kemudian terlihat Aris keluar lewat pintu lain."Ris, kamu punya istri?" tanya Arumi langsung.Aris pun tersenyum canggung. Dia tadi mendengar dengan jelas kebohongan apa yang Satria katatakan. "Iya Nyonya," jawabnya."Lah, harusnya kamu ajak juga istri kamu, jadi kita bisa liburan bersama," ucap Arumi sembari t

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Liburan Yuk

    Tiga bulan berlalu. Perlahan perasaan Arumi mulai membaik, walaupun terkadang ia masih suka melamun dan tiba-tiba menangis sendiri ketika teringat dengan putri kecilnya."Hayo … ngelamun lagi," ucap Nita yang baru saja datang ke taman kecil samping cafe. Ia kemudian dengan santai duduk di samping Arumi yang sedari tadi terus menghadap bunga."Apa ada pesanan lagi?" tanya Arumi sembari mengusap air matanya."Tidak ada, semuanya sudah beres," jawab Nita. "Kamu ingat dengan Syahila lagi?" tanyanya.Arumi menghela napas panjang. "Ya … mau bagaimana lagi. Tadi malam aku mimpi gendong dia," jawabnya."Ar, kamu pasti tahu aku mau ngomong apa. Jadi aku nggak akan ngomong itu lagi, soalnya kata-kata mutiaraku udah habis buat menghibur kamu." Nita berseloroh.Arumi pun menoleh sembari tersenyum kecil. "Iya … aku nggak akan sedih lagi. Ini sudah tiga bulan lebih 'kan?" Ia menirukan ucapan Nita ketika terakhir kali menghiburnya."Nah, gitu baru bener," sahut Nita sembari mencubit ge

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bidadari Surga

    Beberapa menit berlalu, saat ini Satria, Abi dan Arumi pun sampai di lantai paling atas tempat di mana Rena berada."Syahila," panggil Arumi karena mendengar putri kecilnya itu sedang menangis kencang."Ren, berikan bayinya," ucap Abi sembari mencoba melangkah ke arah Rena, tetapi langsung berhenti ketika Rena mengangkat tangannya, memberi tanda agar dia berhenti."Aku berubah pikiran," ucap Rena."Berubah pikiran apa, kami sudah membawa Abi ke sini," sahut Satria dengan tangan yang mengepal kuat.Rena pun mengganti pandangannya pada Satria. "Sat, kamu seharusnya tidak ikut campur dalam urusan rumah tanggaku ini. Aku beri kamu kesempatan untuk pergi dari sini, aku hitung sampai tiga. Satu … dua ti—""Aku tidak akan ke mana pun. Serahkan bayinya dan kamu bisa pergi dengan Abi ke mana pun yang kamu mau," tukas Satria."Kenapa kamu selalu bertingkah dominan? Di sini aku bosnya, bukan kamu!" teriak Rena.Sesaat kemudian tangisan Syahila terdengar makin kencang."Mbak, tolong beri

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hampir

    Setelah beberapa menit, akhirnya Arumi pun selesai menyusui Syahila. Tangannya mengepal kuat memikirkan apa alasan yang bisa ia gunakan untuk mengulur waktu."Sudah selesai, Nyonya?" tanya baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar itu.Arumi pun langsung menoleh. "Sudah," jawabnya.Kemudian baby sitter itu pun mendekat ke arah Arumi. "Saya ditugaskan oleh Tuan Abi untuk membantu Anda berkemas," ujarnya.Sesaat kemudian Arumi pun mengangguk. "Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu, tidak apa-apa kan? Soalnya perutku seperti melilit ini," ujarnya sembari berakting meringis menahan sakit."Iya Nyonya, tidak apa-apa. Saya akan mengatakan ini pada Tuan," jawab baby sitter sembari mengambil alih Syahila.'Sayang, kita bertahan dulu ya,' batin Arumi sembari menatap ke arah bayi mungilnya yang sedang tertidur lelap.Dan kemudian ia pun segera melangkah mencari kamar mandi di kamar itu. Sepuluh menit berlalu, saat ini Arumi terus berada di dalam kamar mandi dan duduk

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Demi Syahila

    Kemudian Arumi beralih menatap orang tersebut. "Apa maksudnya ini? Kenapa kamu mencelakai dia?" tanyanya."Semua ini atas perintah Tuan," jawab orang tersebut dengan ekspresi dingin.Sementara itu Rasyid pun kembali terbatuk-batuk."Lalu?" Arumi bertanya kembali sembari menatap orang yang ada di depannya itu dengan tak kalah tajam.Sesaat kemudian, orang di depan Arumi yang memiliki paras cantik seperti perempuan tetapi bersuara gahar khas lelaki itu pun mengeluarkan sebuah botol dari dalam jasnya dan kemudian memberikannya pada Rasyid.Secepat kilat Rasyid menyambar botol tersebut dan langsung menenggak isinya. 'Apa-apaan ini?' batin Arumi yang makin terkejut melihat apa yang terjadi."Aku pikir kamu sudah berpindah haluan," seloroh orang tersebut sembari menengadahkan tangannya.Beberapa esaat kemudian, Rasyid yang tadi membungkukkan tubuhnya saat menahan sakit kini kembali berdiri tegap. "Belum waktunya kamu bicara seperti itu," pungkasnya sembari memberikan kembali botol obat pe

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dia Di sini?

    Satu jam lebih berlalu. Saat ini Arumi sedang berdiri di dekat sebuah perempatan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang."Di mana …," gumam Arumi sembari menatap ke arah jam tangan yang diberikan oleh Satria. Kakinya menghentak-hentak kecil karena tidak sabar menunggu."Bagaimana kalau Syahila lapar," gumam Arumi lagi yang merasakan payudaranya penuh dan itu tandanya kalau buah hatinya itu sedang lapar. Masih teringat dengan jelas bagaimana tangisan bayi kecil itu di telepon tadi.Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil berwarna hitam mendekat ke arahnya. Dan setelah mengamati selama beberapa saat, terlihat seorang laki-laki turun dari mobil tersebut."Kenapa kamu lama sekali," gerutu Arumi karena melihat itu adalah Rasyid yang menjemputnya.Setelah itu Arumi pun segera masuk ke dalam mobil tersebut tanpa basa-basi. "Ayo cepat kita pergi," ucapnya ketika Rasyid juga sudah masuk ke dalam mobil tersebut."Apa Anda benar-benar sendirian?" tanya Rasyid sembari menekan pedal g

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pilihan Dari Abi

    Satu jam berlalu. Saat ini Satria, Arumi dan Rena sudah berada di halaman rumah sakit. Terlihat para anak buah Satria sudah berjaga di berbagai sudut rumah sakit. Dan ketika baru saja turun dari mobil, Arumi pun memaksa dirinya untuk berjalan dengan cepat ke arah pintu masuk rumah sakit."Syahila, di mana kamu," ucap Arumi sembari terus melangkah. Kalau bisa, ia ingin berlari dan mengobrak-abrik seluruh gedung tersebut untuk mencari buah hatinya. Namun, ia sangat sadar dengan kemampuannya yang hanya wanita biasa dan baru melahirkan."Aris, bawa dia ke ruangan Arumi!" titah Satria sembari mendorong Rena ke arah Aris.Aris pun dengan sigap menangkap Rena dan membawanya mengikuti Satria."Lepas! Aku bisa berjalan sendiri!" sergahnya yang kemudian melangkah dengan tenang mengikuti Satria dan Arumi. Setelah sampai di lantai tempat Sahila biasanya diletakkan, Arumi pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia mengecek sendiri tempat di mana Sahila biasanya tidur. a

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tidak Mungkin

    Langsung saja para wartawan menyorot ke arah orang tersebut. Setelah itu ia dengan tenang membuka topi dan maskernya.Melihat hal itu mata Arumi pun membulat. "Mas, itu Rena. Bagaimana?" bisik Arumi sembari mencubit paha Satria."Kamu tenang saja. Katakan saja semua yang kamu inginkan," jawab Satria dengan suara yang tak kalah lirih.Langsung saja Arumi menoleh dan mengernyitkan dahinya. 'Apa maksudnya?' pikir Arumi sembari melihat Satria yang saat ini sedang menatap Rena dengan santai. Sesaat kemudian Satria pun ikut menoleh dan mengusap kepala Arumi dengan lembut. "Kamu tenang saja," ujarnya dengan suara normal, hingga menarik perhatian beberapa wartawan dan mereka pun langsung mengabadikan momen itu.Arumi yang menyadari hal itu pun langsung melirik ke arah para wartawan yang menyorot mereka saat ini. 'Jangan-jangan dari tadi dia sudah tahu kalau itu Rena,' batinnya."Sudah aku katakan tenang saja. Aku ada di sini, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," ujar Satria lagi.Langsung

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Cincin Kedua

    Dua jam kemudian di dalam ruangan Satria. Saat ini terlihat Satria yang tengah duduk di kursi kerjanya."Apa wanita itu memang sulit ditangani, Pak? atau hanya dia saja?" tanya Satria pada Pak Taufik, setelah ia selesai mematikan panggilan dari Aris yang mengatakan kalau dirinya dan Arumi sudah berada di lantai dasar perusahaan itu.Pak Taufik pun tersenyum kecil mendengar hal itu. "Nona Arumi ingin membantu Anda, Tuan. Dan saya pikir ini juga tidak ada salahnya," jawabnya dengan bijak."Aku sengaja tidak ingin melibatkan dia karena tidak mau dia mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu," ucapnya dengan nada mengeluh."Saya yakin Nona Arumi bisa menghadapinya, dia wanita yang kuat," sahut Pak Taufik masih dengan nada bicaranya tadi.Setelah itu yang terdengar hanyalah helaan napas panjang dari bibir Satria. Setelah 15 menit merapikan penampilan dan merencanakan semuanya, akhirnya Arumi dan Satria pun berjalan dengan tenang ke arah ruang konferensi pers yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status