"Apa yang kamu lalukan Kak, gaunku basah. Aku hanya memberimu air minum tapi kamu malah menyiramnya ke wajah dan gaunku." Laura menangis karena semua orang melihat ke arahnya."Aku marah sama kamu," jawab Lussy.Brian menuju tempat Laura dan Lussy karena dari kejauhan dia melihat Lussy yang berbuat ulah."Kenapa kamu? Apa kamu tidak malu suka buat gara-gara saja. Lihatlah semua kerabatku melihat kamu," Brian menarik tangan Lussy langsung mengajaknya ke ruangan lain."Dasar pelakor, lihatlah istri sahnya kasihan. Menantu kamu yang baru itu brutal sekali," kata paman dan bibi Brian pada kedua orang tua Brian."Entahlah anakkku yang bodoh mau menikahi dia. Istrinya sudah baik, dia sia-siakan. Aku akan menyuruh menantuku ganti baju dan dia kasihan. Istri sabar seperti dia tetap saja di selingkiluhi." Mama Brian pergi ke tempat Laura yang dia masih menangis.Rendra juga menuju ke tempat Kakak iparnya karena ingin menolongnya agar tidak menjadi pusat perhatian."Kakak Ipar, naiklah ke lantai
"Kamu turunlah sekarang! Jangan lama-lama minta di gendong. Ini sudah sampai di depan kamar pengantin kita, Lussy," suruh Brian."Terimah kasih sudah menggendongku Sayang. Laura pasti iri melihatku di gendong kamu dan terimah kasih kamu sudah mengkhawatirkan aku saat tadi aku pingsan," Lussy mulai manja dan memeluk Brian meskipun dia sudah tidak do gendong Brian."Kamu tidur saja jika lelah. Besok kita akan pergi berbulan madu, aku akan mengajak Laura juga. Dia tidak pernah jalan-jalan selama aku menikah dengannya, dia hanya di rumah saja," kata Brian."Jangan ajak dia, Brian! Please! Aku mohon hanya kita saja Brian. Bulan madu antara kamu dan aku saja nantinya," pinta Lussy."Kamu itu hamil teapi aku tidak boleh mengajak Laura ikut bersama kita. Bagaimana aku bisa tidur dengan kamu? Apa bisa kita bercinta saat bulan madu?" tanya Brian."Aku bisa melayani kamu dan aku lebih jago dari pada Laura di ranjang, meskipun aku hamil. Aku akan memuaskan kamu Brian tanpa melukai bayi kita." Luss
"Apa kamu gila Rendra? Kenapa kamu memaksaku memakai baju yang super seksi ini?" Laura risih saat memegang baju tidur seksi pemberian Rendra."Pakai saja Kak, kamu mau aku membantumu balas dendamkan? Turuti semua kemauanku, maka kita akan bekerjasama untuk menjatuhkan Lussy dan Brian ke penderitaan yang seperti Kakak mau." Rendra memaksa Laura agar dia mau menuruti kemauannya dengan dalih akan membantunya membalaskan dendamnya."Tapi aku malu Rendra," jawab Laura."Kakak pakai apa aku yang memakaikan baju ini sekarang. Semua tubuh kamu sudah aku nikmati dan aku sudah tahu semuanya, lalu kenapa malu?""Dasar tukang paksa! Baiklah aku akan memakainya sekarang," jawab Laura.Laura pergi ke kamar mandi dan berganti baju tidur seksi atas kemauan Rendra. Dia ke luar dari kamar mandi dan lekuk tubuh Laura begitu menggoda Rendra. Rendra tidak memalingkan wajahnya dan dia menatap tajam dengan gejolak gairah yang sudah mulai tak tertahankan lagi akibat keseksian tubuh Laura."Kak, kamu cantik da
Plak..Satu tamparan mengenai pipi Rendra. Laura marah karena Rendra menyuruhnya melepaskan baju dan melayaninya bercinta di ruangan kerjanya. "Kenapa menamparku Kak?" tanya Rendra."Aku bukan wanita jalang yang dapat kamu perintah sesuka hatimu. Kamu ingat aku ini masih Kakak Ipar kamu dan aku ini istri dari Kakak Brianmu," jawab Laura yang emosi."Kak, kamu jangan kurang ajar. Aku sudah membantu kamu selama ini saat Kak Brian selingkuh. Aku hanya mau memiliki hati kamu dan tubuhmu saja, aku terlalu cinta padamu." Rendra memeluk Laura semakin erat dan dia mencium paksa Laura."Kamu kenapa Rendra? Lepaskan aku." Laura menangis."Tatap aku Kak, cintai aku dan jangan pikirkan Kak Brian." Rendra mengendong Laura ke sofa besar di ruangan kerja barunya dan dia memaksa Laura bercinta."Ah... Ah... lepaskan aku! Rendra sakit, jangan memaksaku bercinta di kantor. Aku takut kita ketahuan. Aku mohon Rendra, tolong jangan begini." Laura menangis."Ssst.... jangan berteriak dan menangis Kak. Nik
"Untuk kamu Kak, karena mulai sekarang kita akan balas dendam. Balas dendam akan di mulai dari Kak Brian," jawab Rendra."Aku terkesan dan terimah kasih kamu mau bantu aku untuk balas dendam ke mereka." Laura bediri dan dia memeluk Rendra."Hanya satu yang aku minta dari Kakak. Setelah Kak Brian hancur, maka Kakak ceraikan dia dan menikahlah denganku." Rendra mengecup kening Laura.Saar itu Laura membuka kotak kafo satunya."Ini aku buka ya?" tanya Laura."Buka saja Kak, ini juga kado khusus untuk kamu." Rendra mencium Laura."Apa? Satu set berlian? Rendra kamu serius ini untuk aku?" tanya Laura dia senang dan kaget kalau itu satu set perhiasan berlian kado dari Rendra."Semua ini aku pesan untuk kamu, Kak. Itu ada nama untuk Kakak dan hanya Kakak yang punya model ini." Rendra senang dia melihat Laura tersenyum."Jujur, baru kali ini aku diberi kado paling mahal oleh seorang pria. Adik iparku sendiri tapi juga berondong tajir kamu," Laura senang."Berondong tajir ini juga tampan Kak.
"Kamu yang akan dibuang Brian karena kamu itu hanya menantu yang tidak sukai." Laura membalas Lussy dan menjambak rambut Laura."Kurang ajar! Berani kamu melawanku." Lussy marah.Saat itu teriakan mereka saat bertengkar terdengar oleh Brian dan Rendra. Brian dan Rendra segera menuju kamar Lussy. Mereka melihat kalau Laura dan Lussy bertengkar sing menjambak rambut satu sama lain."Laura, Lussy hentikan. Kalian ini sudah berumur 27 tahun kenapa bertengkar?" teriak Brian."Diamlah! Biar aku hajar adik kurang ajarku ini," jawab Lussy."Brian, kamu tidak perlu mengatai aku. Biar aku bungkam mulut Kakak kembar laknat ini." Laura menyerang Lussy sekali lagi."Rendra, pegang Laura! Bantu aku melerai mereka," pinta Brian."Kak Brian, makanya punya istri itu satu saja. Kalau bertengkar seperti ini jadinya kamu pusing sendiri," jawab Rendra."Jangan banyak bicara. Cepat kamu pegang Laura dan aku pegang Lussy. Cukup kalian jangam bertengkar lagi!" Brian memegang tangan Lussy."Kak Laura, cukup! J
"Janga menghinaku, Laura. Berikan ponselnya pada Brian lagi. Aku tidak mau berbicara padamu," jawab Lussy.Brian pusing kepala karena video bercinta mereka tersebar di media massa. Laura merasa senang karena ini belum seberapa dengan perbuatan Lussy yang berniat membakar dirinya hidup-hidup. Rendra lega karena rencananya satu demi satu telah berhasil. Brian menutup panggilan telpon dari Lussy dan dia sedang memikirkan solusi untuk semuanya."Skandalku bersama Lusst sudah terekuak di media. Hancur semua reputasiku dan Papa pasti marah lagi dan lagi," kata Brian."Kamu bodoh! Selingkuh ya selibgkuh saja, kenaoa harus membuat video mesum juga. Dasar gila kalian, sungguh menjijikan Brian." Laura berkata sambil dia sedikit menangis karena menyaksikan video itu jelas dan sepertinya video itu di buat pertama kali saat Lussy baru datang ke rumah Brian."Apakah kamu sedih, Laura? Jangan menangis, aku salah waktu itu. Aku tergoda Lussy dan akhirnya perselingkuhanku terbongkar ke media. Ini meru
"Brian, kenapa kamu tidak mengundangku datang ke meeting ini juga. Bukankah Laura istri kamu ikut dan aku juga istri kamu," kata Lussy"Pak Brian, tolong jamgan ada yang menganggu meeting ini. Anda suruh pergi dulu istri kedua Anda dan ini akibat kalian jadi saham perusahaan anjlok parah," kata para investor."Ya, saya akan mengurusi istri kedua saya. Maafkan saya! Saya izin dulu dan maaf meeting ini di tunda," ucap Brian.Brian saat ini dia langsung memegang tangan Lussy dan dia mengajak Lussy ke depan rumahnya. Brian marah besar karena dia tidak suka Lussy menganggunya saat ada meeting penting di rumah Papanya."Apa yang kamu lakukan? Tahu darimana kamu aku meeting di rumah Papa? Kenapa kamu kesini saat berita kita viral? Lussy aku marah padamu." Brian mencengkram erat dagu Lussy."Brian, sakit jangan kasar! Aku khawatir padamu karena belum kerja. Tapi aku dengar ada meeting di rumah Papa kamu dari rekan kerjaku dan aku kesini menyusul kamu, kenapa kamu marah?" tanya Lussy."Kamu pul
"Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil