"Kamu yang akan dibuang Brian karena kamu itu hanya menantu yang tidak sukai." Laura membalas Lussy dan menjambak rambut Laura."Kurang ajar! Berani kamu melawanku." Lussy marah.Saat itu teriakan mereka saat bertengkar terdengar oleh Brian dan Rendra. Brian dan Rendra segera menuju kamar Lussy. Mereka melihat kalau Laura dan Lussy bertengkar sing menjambak rambut satu sama lain."Laura, Lussy hentikan. Kalian ini sudah berumur 27 tahun kenapa bertengkar?" teriak Brian."Diamlah! Biar aku hajar adik kurang ajarku ini," jawab Lussy."Brian, kamu tidak perlu mengatai aku. Biar aku bungkam mulut Kakak kembar laknat ini." Laura menyerang Lussy sekali lagi."Rendra, pegang Laura! Bantu aku melerai mereka," pinta Brian."Kak Brian, makanya punya istri itu satu saja. Kalau bertengkar seperti ini jadinya kamu pusing sendiri," jawab Rendra."Jangan banyak bicara. Cepat kamu pegang Laura dan aku pegang Lussy. Cukup kalian jangam bertengkar lagi!" Brian memegang tangan Lussy."Kak Laura, cukup! J
"Janga menghinaku, Laura. Berikan ponselnya pada Brian lagi. Aku tidak mau berbicara padamu," jawab Lussy.Brian pusing kepala karena video bercinta mereka tersebar di media massa. Laura merasa senang karena ini belum seberapa dengan perbuatan Lussy yang berniat membakar dirinya hidup-hidup. Rendra lega karena rencananya satu demi satu telah berhasil. Brian menutup panggilan telpon dari Lussy dan dia sedang memikirkan solusi untuk semuanya."Skandalku bersama Lusst sudah terekuak di media. Hancur semua reputasiku dan Papa pasti marah lagi dan lagi," kata Brian."Kamu bodoh! Selingkuh ya selibgkuh saja, kenaoa harus membuat video mesum juga. Dasar gila kalian, sungguh menjijikan Brian." Laura berkata sambil dia sedikit menangis karena menyaksikan video itu jelas dan sepertinya video itu di buat pertama kali saat Lussy baru datang ke rumah Brian."Apakah kamu sedih, Laura? Jangan menangis, aku salah waktu itu. Aku tergoda Lussy dan akhirnya perselingkuhanku terbongkar ke media. Ini meru
"Brian, kenapa kamu tidak mengundangku datang ke meeting ini juga. Bukankah Laura istri kamu ikut dan aku juga istri kamu," kata Lussy"Pak Brian, tolong jamgan ada yang menganggu meeting ini. Anda suruh pergi dulu istri kedua Anda dan ini akibat kalian jadi saham perusahaan anjlok parah," kata para investor."Ya, saya akan mengurusi istri kedua saya. Maafkan saya! Saya izin dulu dan maaf meeting ini di tunda," ucap Brian.Brian saat ini dia langsung memegang tangan Lussy dan dia mengajak Lussy ke depan rumahnya. Brian marah besar karena dia tidak suka Lussy menganggunya saat ada meeting penting di rumah Papanya."Apa yang kamu lakukan? Tahu darimana kamu aku meeting di rumah Papa? Kenapa kamu kesini saat berita kita viral? Lussy aku marah padamu." Brian mencengkram erat dagu Lussy."Brian, sakit jangan kasar! Aku khawatir padamu karena belum kerja. Tapi aku dengar ada meeting di rumah Papa kamu dari rekan kerjaku dan aku kesini menyusul kamu, kenapa kamu marah?" tanya Lussy."Kamu pul
"Maaf, Kakak Ipar karena kamu begitu cantik dan seksi makanya aku lepas kendali. Aku tidak mau kamu dimiliki Kak Brian dan aku menunggu kamu becerai dengannya." Rendra memeluk Laura."Jangan beralasan Rendra, dasar pria mesum. Sekarang aku mau mandi dan hari ini aku tidak bekerja. Aku mau pulang ke rumah Brian, aku ingij tahu Brian sedang sedih apa tidak," jawan Laura dia berdiri dan segera akan masuk kamar mandi di kamar apartemen Rendra."Kak, kamu tenang saja. Aku akan temani kamu kesana dan aku juga mau melihat ekspresi wajah Kak Brian pasti dia bingung cari cara meredahkan berita viral tentangnya dengan Kak lussy." Rendra memakai bajunya dan menunggu Laura selesai mandi baru dia akan mandi."Aku akan mandi dulu dan kamu tunggu aku selesai mandi baru kamu." Laura masuk ke kamar mandi dan dia segera mandi.Saat init Laura mandi dan Rendra sedang menyalakan televisi, berita hari ini hanya tentang Brian dan Lussy. Ponsel Rendra tiba-tiba ada panggilan masuk dari Brian. Rendra menerima
"Jangan menciumku! Lepaskan aku, Brian. Kamu kenapa? Kamu stress karena berita di media." Laura memukul Brian dia dadanya."Iya, aku kalut dan persaanku seperti ini. Laura, maaf aku salah. Aku memaksamu dan mencium kamu." Brian tiba-tiba dia melepaskan Laura dan dia duduk di lantai."Kenapa kamu? Kami itu bisa membuat pernyatana di media kamu dan Lussy menikah karena izinku. Tapi aku tidak mau ikut di wawancarai, kamu jangan gila karena video kalian tersebar." Laura sebenarnya dia senang melihat Brian yang kacau tapi dia prihatin juga dan ada rasa takut Brian akan memaksanya bercinta dengannya."Laura, kamu adalah wanita baik-baik. Aku akan pergi ke kamarku. Besok aku akan mengadakan permintaan maafkan di media dan aku harap kamu melihatku. Kamu wanita baik berbeda dengan kembaranmu." Brian berdiri dan dia kembali ke kamarnya."Syukur dia pergi. Tuhan lindungi dan aku ingin segera lepas dari Brian. Aku tidak mau bersama dia lebih lama dan dia itu pria gila yang kasar." Laura menutup pi
"Rendra, kenapa kamu selalu mengajakku tidur denganmu? Aku ini punya perasaan dan jangan paksa aku. Jika kamu paksa aku, aku akan marah," Laura menampar Rendra."Maaf, aku memaksa kamu karena aku selalu ingin bersama kamu setiap hari Kakak Ipar," jawab Rendra."Kita tidak memakai pengaman dan sebentar lagi aku ingin meminta diceraikan Brian dan jika aku hamil itu akan berbahaya. Kamu sabar dulu dan aku sebenarnya akhir-akhir ini aku tidak nafsu makan," sahut Laura."Apa kamu sakit? Apa aku antarkan ke rumah sakit saja?""Rendra, aku ingin sendiri dulu karena semuanya sudah di ungkap ke publik aku harus siap jika aku harus bercerai dengan Brian." Laura mengkhawatirkan dirinya jika dia menjadi janda."Apa Kakak Ipar takut menjadi Janda?" tanya Rendra."Aku takut Rendra karena perselingkuhan Brian dan Lussy pasti sudah di tonton banyak orang. Apa mereka memandangku sebagai istri yang tidak becus karena suamiku selingkuh dengan Kakak kembarku sendiri?" Laura ada rasa takut sendiri."Aku ya
"Baiklah! Aku akan meminta Rendra untuk membantuku. Kamu juga jaga Lussy dan saat ini dia ada dimana?" tanya Laura."Lussy sedang berada di ruangan UGD dan sepertinya dia pingsan karena di lempar batu oleh ibu-ibu yang berdemo di depan perusahaan," jawab Brian."Kamu jaga dia karena dia itu sedang hamil. Aku tutup telponnnya dan aku akan ke luar rumah sekarang." Laura menutup telponnya dan dia langsung ke luar rumah."Pelakor yang tinggal di rumah ini harus di usir. Alu kira dia kakak istri dari pemilik rumah ini karena mereka saudara kembar. Tidak tahunya dia pelakor dan perumahan ini tidak suka ada pelakor. Pelakor di usir saja, jangan ada di komplek perumahan kita." Ibu-ibu kompeks datang dan ada yang melempar batu.Nayla saat itu dia ke luar rumah dan semua ibugibu komplek diam. Nayla berbicara baik-baik pada semua ibu-ibu yang mengacau di depan rumah Brian."Ibu-ibu, suami saya dan istri kedua suami saya tidak ada di rumah ini. Saya minta maaf ya karena skandal mereka," kata Laura
"Lussy, apa otak kamu sudah geser? Dia itu kesini mengantar baku kamu dan aku. Pikiran kamu terlalu buruk pada Laura," bela Brian."Maksud Kakak aku akan balas dendam dan membunuh bayi kamu?" tanya Laura sekali lagi."Iya, aku tahu kamu sakit hati dan dendam kepadaku. Aku yakin semua video yang tersebar itu ulah kamu, Laura." Lussy menuduh Laura dan bukannya terimah kasih malah begitu perilakunya."Kak aku bukan kamu. Aku kesini karena di suruh suami kamu dan aku tidak bakal mau kesini, kalau Brian tidak mengemis minta tolong padaku," jawab Laura."Kamu pulanglah! Aku tidak mau kamu ada disini. Jangan kesini lagi dan aku tidak mau melihat muka kamu," ucap Lussy yang membuat Laura jengkel."Kak, dasar tidak tahu terimah kasih. Brian, kamh jaga pelakor kamu ini dan awas jangan sampai di lempar batu lagi kepalanya, dia bisa gila beneran dan sekarang saja omongannya melantur begitu," Laura marah dan dia emosi sekali lalu dia pamit pada Brian dan segera pergi meningalkan ruangan inap Lussy.
"Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny
"Tuan Rendra, saya tahu Anda donatur rumah sakit kita. Tolong Anda jangan marah, istri Anda belum bangun. Kita sudah menjalan operasi dengan baik masa kritis istri Anda akibat pisah yang menancap di perut istri Anda terlalu dalam mungkin ini penyebab kenapa istri Anda belum sadar juga," Dokter menjawab dengan ekspresi wajah yang ketakutan."Jangan takut, Dokter. Aku tetap akan menjadi donatur resmi di rumah sakit ini. Istriku pasti dia akan bangunkan?" tanya Rendra."Saya tidak tahu istri Anda kapan bangun. Luka di perutnya itu sangat dalam dan hampir saja dia kehabisan darah, tapi semoga dia bangun sebelum 48 jam. Semoga istri Anda tidak mengalami koma.""Lakukan yang terbaik untuk Laura istriku dan aku akan membayar kamu dengan bayaran tinggi jika dia tidak sampai mengalami koma." "Saya akan lakukan apapun sesuai peran saya menjadi dokter untuk pasien saya." Dokter pamit pergi setelah mengatakan kalau Laura sudah dipindahkan di kamar inap untuk pasien yang belum sadarkan diri.Rendr
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil