Beranda / Rumah Tangga / Terpaksa menjadi istri dadakan CEO / Bab 20 – Tanda-Tanda yang Tak Bisa Diabaikan

Share

Bab 20 – Tanda-Tanda yang Tak Bisa Diabaikan

Penulis: Cludsydayss
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 10:00:39

Eleanor tidak bisa tidur malam itu. Kata-kata Nathaniel terus terngiang di kepalanya, bercampur dengan rasa penasaran yang semakin membesar.

"Jangan menggali sesuatu yang mungkin akan membuatmu menyesal."

Kalimat itu seolah menjadi peringatan, tetapi bagi Eleanor, justru terdengar seperti tantangan.

Dia membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur, tapi pikirannya tetap gelisah. Nathaniel sudah tidur di sisi lain ranjang, wajahnya terlihat tenang dalam redupnya cahaya lampu tidur.

Eleanor menatapnya lama.

Pria itu selalu terlihat begitu terkendali, seolah tidak ada satu hal pun yang bisa mengganggunya. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya, dia melihat sisi lain dari Nathaniel—sisi yang lebih manusiawi, lebih rapuh.

Eleanor menghela napas pelan.

Tanpa sadar, tangannya bergerak, hampir menyentuh wajah Nathaniel. Tapi sebelum jemarinya menyentuh kulit pria itu, Nathaniel tiba-tiba me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 21 – Perasaan yang Tak Terduga

    "Baiklah," gumamnya. "Aku tidak akan memaksamu sekarang. Tapi ingat, aku tidak suka orang yang menyembunyikan sesuatu dariku." Nathaniel tersenyum tipis. "Aku tahu." Eleanor membuang napas kasar sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduknya. "Aku mau tidur. Jangan berisik." Nathaniel hanya mengangguk, matanya masih memperhatikan Eleanor yang naik ke tempat tidur dan menarik selimut hingga ke dadanya. Nathaniel tetap duduk di sofa beberapa saat sebelum akhirnya ikut beranjak ke tempat tidur. Ia berbaring di sisi lain tempat tidur, menjaga jarak dari Eleanor. Hening menyelimuti ruangan. Eleanor menatap langit-langit, pikirannya penuh dengan kata-kata Nathaniel tadi. Pernikahan mereka hanyalah strategi? Tapi jika begitu, kenapa sekarang Nathaniel terlihat seakan mulai ragu? Apa yang sebenarnya ia sembunyikan? Di sampingnya, Nathaniel menutup mata, tapi pikirannya juga ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 22 – Kecemburuan yang Tersembunyi

    Bab 22 – Kecemburuan yang Tersembunyi Eleanor dan Alex mengobrol cukup lama di kafe. Meskipun awalnya canggung, percakapan mereka perlahan mengalir dengan lebih santai. Alex masih seperti dulu—ramah, perhatian, dan penuh senyum. "Aku dengar kau sudah menikah," ujar Alex tiba-tiba. Eleanor terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Ya, itu benar." Alex tersenyum kecil, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit diartikan. "Aku tidak menyangka. Kau tidak pernah bercerita bahwa kau akan menikah." Eleanor menggigit bibirnya. "Itu terjadi begitu saja. Aku juga tidak menyangka." "Tapi kau bahagia, kan?" Alex menatapnya dengan sorot penuh perhatian. Eleanor tidak langsung menjawab. Ia mengaduk kopinya dengan gelisah, lalu akhirnya tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja." Alex tidak bertanya lebih jauh, tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa ia sedikit meragukan jawaban itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 23 – Perasaan yang Mulai Tak Terdefinisi

    Nathaniel tidak menjawab. Ia hanya diam, seolah sedang memikirkan sesuatu. Eleanor menutup lemari dengan sedikit keras. "Dengar, Nathaniel. Aku tidak punya alasan untuk menjelaskan semuanya padamu. Lagipula, kau sendiri bilang pernikahan kita ini hanya formalitas, kan? Jadi, kenapa kau bertingkah seolah kau peduli?" Nathaniel masih diam. Namun, ada sesuatu di sorot matanya yang membuat Eleanor merasa aneh. "Aku tidak suka melihat istriku berbicara dengan pria lain, apalagi jika itu mantannya," kata Nathaniel akhirnya dengan suara datar. Eleanor terbelalak. "Jadi kau mengaku kalau kau cemburu?" Nathaniel mendekat perlahan, berdiri di depan Eleanor dengan tatapan tajamnya. "Jika iya, lalu kenapa?" Eleanor menahan napas sejenak. Ia tidak tahu harus menjawab apa. "Aku..." Ia menggigit bibirnya, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Nathaniel menatapnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 24 – Janji yang Tak Terhindarkan

    Siang itu, Eleanor melangkah keluar dari rumah dengan mengenakan pakaian kasual yang nyaman—blus putih longgar dan celana jeans. Rambutnya ia biarkan terurai dengan sedikit gelombang alami. Ia tak ingin berdandan terlalu berlebihan, toh ini hanya pertemuan santai dengan Hazel. Saat ia hendak masuk ke dalam mobil, suara Nathaniel menghentikannya. "Jangan pulang terlalu malam," ucap pria itu dengan nada datar. Eleanor mendengus kecil. "Aku sudah cukup dewasa untuk tahu kapan harus pulang." Nathaniel hanya menatapnya sekilas sebelum kembali fokus pada ponselnya. "Kalau kau membuat masalah, aku tak akan repot-repot menjemputmu." Eleanor menatapnya tajam. "Siapa juga yang mau kau jemput?" Nathaniel tak menjawab, hanya menaikkan sebelah alisnya dengan ekspresi seolah-olah mengatakan kita lihat saja nanti. Eleanor menghela napas panjang, lalu masuk ke dalam mobil dan pergi. Sesampainya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 25 – Sebuah Kebetulan yang Mencurigakan

    Pagi itu, Eleanor bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Ia mengerjap pelan, lalu menoleh ke samping—tempat tidur sebelahnya sudah kosong. Nathaniel pasti sudah bangun sejak lama.Ia mengerang pelan, lalu menarik selimutnya lebih erat. Rasanya masih malas untuk bangun, tapi ketika mencium aroma kopi dari luar kamar, ia akhirnya menyerah. Dengan enggan, Eleanor bangkit dan berjalan ke luar kamar.Begitu sampai di ruang makan, ia menemukan Nathaniel duduk santai dengan secangkir kopi di tangannya. Ia masih mengenakan pakaian kerja yang rapi, terlihat seperti selalu siap menghadapi hari.“Kau bangun siang,” komentar Nathaniel tanpa melihatnya.Eleanor mendengus sambil duduk. “Aku butuh istirahat yang cukup setelah menemani seseorang berbelanja semalaman.”Nathaniel mengangkat alis. “Bukankah kau yang berbelanja? Aku hanya menemanimu.”Eleanor meliriknya tajam. “Dan kau yang membayar.”Nathaniel hanya tersenyum kecil sebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 26 – Masa Lalu yang Mulai Mengusik

    Pagi hari di rumah mereka terasa lebih sunyi dari biasanya. Eleanor duduk di meja makan, mengaduk-aduk sarapannya tanpa niat untuk benar-benar memakannya. Pikirannya masih dipenuhi oleh percakapan dengan Edgar semalam. Nathaniel yang duduk di seberangnya meliriknya sekilas. “Kau kenapa?” tanyanya akhirnya. Eleanor tersentak dari lamunannya. “Hah?” “Kau bengong dari tadi,” Nathaniel meletakkan cangkir kopinya. “Ada yang mengganggumu?” Eleanor menggeleng cepat. “Tidak ada.” Nathaniel menatapnya lebih lama, jelas tidak percaya. Tapi ia tidak memaksanya bicara. Eleanor tahu Nathaniel cukup peka untuk menyadari ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Tapi ia juga tahu bahwa pria itu tidak akan bertanya lebih jauh jika ia tidak mau membicarakannya. Setelah sarapan, Eleanor bergegas bersiap untuk bekerja. Ia mengenakan pakaian kerja seperti biasa dan mengambil tasnya. Namun, saat akan kel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 27 – Momen yang Tak Terduga

    Setelah hari yang panjang, Eleanor duduk di sofa dengan secangkir teh hangat di tangannya. Matanya menatap ke luar jendela, menikmati pemandangan kota yang mulai dipenuhi cahaya lampu. Suasana di rumah terasa tenang, hanya ada suara jam dinding yang berdetak pelan. Nathaniel keluar dari kamar dengan pakaian santai, kaus hitam dan celana panjang. Ia baru saja selesai mandi, rambutnya masih sedikit basah. Ia berjalan ke dapur tanpa berkata apa-apa, lalu menuangkan segelas air dan meminumnya dalam sekali teguk. Eleanor meliriknya sekilas. "Kau terlihat seperti baru pulang dari latihan tinju." Nathaniel menaikkan alisnya. "Kenapa?" "Rambutmu berantakan, dan kau terlihat lebih santai dari biasanya." Eleanor menyeruput tehnya. "Jarang sekali melihatmu tidak mengenakan setelan jas." Nathaniel berjalan mendekat dan duduk di sofa yang sama, tapi menjaga jarak. "Aku juga manusia. Aku tidak akan memakai jas saat di ruma

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 29 – Malam Jamuan yang Berbeda

    Eleanor menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun hitam elegan yang membalut tubuhnya terlihat sempurna, dengan potongan sederhana namun anggun. Rambutnya ia biarkan tergerai dengan sedikit gelombang di ujungnya. Riasan wajahnya juga lebih rapi dari biasanya—tidak terlalu mencolok, tapi cukup untuk menunjukkan kesan profesional dan berkelas. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar dari kamar. Begitu tiba di lantai bawah, ia menemukan Nathaniel yang sudah siap dengan setelan jas hitamnya, berdiri di dekat pintu dengan ponsel di tangannya. Saat mendengar langkahnya, Nathaniel mengangkat kepala. Matanya sempat terpaku beberapa detik sebelum ia akhirnya berbicara dengan nada datar seperti biasa. “Kau sudah siap?” Eleanor mengangguk. “Ya.” Nathaniel tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya mengulurkan tangan ke arahnya. Eleanor menatap tangan itu sesaat sebelum akhirnya meletakkan tangannya di atas tangan Nathaniel.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25

Bab terbaru

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 42 – Tarikan yang Tak Terhindarkan (Lanjutan)

    Eleanor berjalan menuju kamarnya dengan langkah cepat, tapi pikirannya masih berkecamuk. Pertanyaan Nathaniel tadi terus terngiang di kepalanya. Apa kau mulai merasa nyaman denganku? Ia mendesah pelan, berusaha menepis perasaan aneh yang mulai muncul dalam dirinya. Ini tidak boleh terjadi. Ia tidak boleh lengah. Namun, bayangan tatapan serius Nathaniel dan nada suaranya yang berbeda dari biasanya tetap melekat dalam benaknya. Setelah berganti pakaian dan bersiap untuk pergi, Eleanor turun kembali ke ruang tamu. Nathaniel masih di sana, berdiri dengan kemeja putihnya yang sudah tertata rapi, siap untuk berangkat ke kantor. Saat pria itu melihatnya, ia mengangkat alis. "Kau mau ke butik hari ini?" Eleanor mengangguk. "Ya, ada beberapa hal yang harus aku urus." Nathaniel menatapnya sesaat sebelum akhirnya berkata, "Aku bisa mengantarmu." Eleanor terkejut, lalu buru-bu

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 43 – Kebingungan yang Makin Jelas

    Setelah perjalanan yang terasa lebih lama dari seharusnya, mobil akhirnya berhenti di depan butik Eleanor. Wanita itu buru-buru membuka pintu dan keluar, seolah ingin segera menjauh dari aura mengganggu yang ditimbulkan oleh kehadiran Nathaniel di sisinya. Nathaniel menatapnya dengan ekspresi tak terbaca. "Aku jemput nanti?" Eleanor menoleh sekilas, mencoba mencari alasan untuk menolak, tapi pada akhirnya hanya mengangguk kecil. "Terserah." Nathaniel tersenyum tipis mendengar jawaban itu. "Baiklah, sampai nanti." Tanpa menunggu lebih lama, Eleanor segera masuk ke dalam butiknya. Ia merasa perlu menenangkan pikirannya sebelum emosinya semakin kacau. Namun, begitu ia melangkah masuk, seorang pegawainya, Lisa, langsung menyambut dengan tatapan penuh selidik. "Kak Eleanor... tadi aku lihat bos besar nganterin kakak?" tanyanya dengan nada penasaran. Eleanor menghela napas panjang. "Jangan

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 40 – Kebiasaan Baru

    Pagi di apartemen terasa lebih tenang dari biasanya. Eleanor terbangun sedikit lebih awal dari alarmnya, matanya masih setengah terpejam saat ia menyadari suasana di sekelilingnya. Butuh beberapa detik baginya untuk mengingat bahwa ini bukan kamarnya di rumah lama, melainkan apartemen tempat ia tinggal bersama Nathaniel.Ia menghela napas pelan sebelum turun dari tempat tidur. Setelah mencuci muka dan mengganti pakaian, Eleanor keluar dari kamar, sedikit terkejut saat melihat Nathaniel sudah berada di dapur, mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku.Pria itu sedang menuangkan kopi ke dalam cangkirnya sendiri, lalu melirik sekilas ke arah Eleanor. “Pagi.”Eleanor berjalan mendekat. “Kau bangun lebih awal.”Nathaniel menyesap kopinya sebelum menjawab. “Aku memang selalu bangun pagi.”Eleanor mengangguk pelan. Ia sempat melirik meja makan dan menemukan satu cangkir tambahan di sana. “Kau buatkan kopi untukku juga?”

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 41 – Perasaan yang Mulai Mengusik

    Malam semakin larut, tetapi Eleanor masih belum bisa tidur. Pikirannya terus berputar, mengingat bagaimana Nathaniel mulai berubah. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu, dalam caranya berbicara, yang terasa berbeda.Ia berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit dengan napas pelan. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya, dan itu membuatnya frustrasi.“Apa aku terlalu banyak berpikir?” gumamnya pelan.Namun, meskipun ia mencoba mengabaikannya, kenyataan bahwa Nathaniel tidak lagi terasa seperti pria dingin yang dulu ia kenal tetap menghantuinya.Tiba-tiba, suara ketukan pelan terdengar dari pintu kamarnya. Eleanor menoleh, sedikit terkejut.“Eleanor,” suara Nathaniel terdengar dari luar. “Kau masih bangun?”Eleanor ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Iya, ada apa?”Nathaniel tidak langsung menjawab. Ada jeda singkat sebelum akhirnya ia berkata, “Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.”

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 38 – Perasaan yang Makin Sulit Dibantah

    Pagi datang dengan sinar matahari yang perlahan menerobos tirai kamar. Eleanor menggerakkan tubuhnya sedikit, matanya masih setengah terpejam. Ia merasa hangat, lebih nyaman dari biasanya.Saat kesadarannya kembali sepenuhnya, ia menyadari sesuatu—ada lengan kuat yang melingkar di pinggangnya.Jantungnya langsung berdetak lebih cepat. Dengan hati-hati, ia menoleh dan menemukan dirinya berada dalam pelukan Nathaniel.Lelaki itu masih tertidur, napasnya teratur, dan wajahnya tampak lebih tenang dari biasanya. Biasanya, Nathaniel selalu menjaga jarak darinya. Tapi sekarang…Eleanor menelan ludah, tidak yakin harus berbuat apa. Ia mencoba bergerak pelan agar tidak membangunkannya, tetapi saat ia sedikit bergeser, cengkeraman lengan Nathaniel justru mengerat."Jangan gerak," suara Nathaniel terdengar, serak dan dalam.Eleanor membeku. "Kau sudah bangun?"Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang sebelum akhi

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 37 – Kebersamaan yang Mengusik

    Eleanor masih terdiam di tempatnya, merasakan hembusan angin malam yang menyapu wajahnya. Perkataan Nathaniel barusan membuatnya kehilangan kata-kata. Ia tidak menyangka pria itu akan mengatakannya secara langsung seperti itu.Nathaniel tetap berdiri di hadapannya, menunggu reaksi. Tapi Eleanor hanya mengalihkan pandangan, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba tidak teratur."Apa kau selalu mengatakan hal seperti itu kepada semua wanita?" tanya Eleanor akhirnya, berusaha terdengar santai.Nathaniel menatapnya tanpa ekspresi. "Tidak."Jawaban singkat itu justru semakin mengganggunya. Eleanor berdeham pelan, mencoba mengembalikan kontrol atas emosinya. Ia tidak boleh terbawa suasana."Kau terlalu percaya diri, Nathaniel," katanya, berusaha tersenyum sinis. "Aku tidak merasa terganggu."Nathaniel tidak langsung membalas. Ia hanya mengamati Eleanor dengan mata tajamnya, seolah membaca setiap kebohongan kecil dalam kata

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 39 – Makan Malam Bersama Keluarga

    Keesokan harinya, Eleanor berdiri di depan cermin, memastikan penampilannya sebelum pergi. Gaun sederhana berwarna navy yang ia pilih terasa nyaman, dan riasannya cukup natural, tidak terlalu mencolok.Nathaniel yang baru keluar dari kamar mandi sempat meliriknya sekilas. "Kau terlihat baik-baik saja," komentarnya singkat.Eleanor menoleh. "Memangnya aku terlihat buruk sebelumnya?" tanyanya, sedikit mengangkat alis.Nathaniel hanya mengangkat bahu, tak ingin memperpanjang pembicaraan. "Ayo berangkat."Di perjalanan menuju kediaman keluarga Nathaniel, suasana di dalam mobil terasa lebih tenang dari yang ia bayangkan. Nathaniel tidak banyak bicara, hanya sesekali melirik ke luar jendela, sementara Eleanor berusaha menenangkan pikirannya.Begitu mereka tiba, pintu besar rumah keluarga Nathaniel sudah terbuka lebar, menyambut kedatangan mereka. Beberapa pelayan berlalu-lalang, menyiapkan hidangan di ruang makan."Eleanor!" Suara hang

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 36 – Bayangan Masa Lalu

    Eleanor masih berdiri di samping Nathaniel, memperhatikan interaksi pria itu dengan Vivian. Meskipun ekspresi Nathaniel tetap datar, Eleanor bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya. Seperti ada sejarah yang belum ia ketahui.Vivian tersenyum tipis, lalu mengambil segelas sampanye dari pelayan yang lewat. "Jadi, bagaimana kehidupan pernikahanmu, Nathaniel?"Nada suaranya terdengar terlalu santai, seolah-olah ia sedang menunggu jawaban yang menarik.Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Vivian beberapa detik sebelum berkata, "Cukup baik."Vivian mengangkat alis. "Hanya 'cukup baik'?"Eleanor merasakan Vivian sedang mencoba memancing sesuatu. Ia bisa saja diam dan membiarkan Nathaniel menangani ini, tapi tiba-tiba ia merasa tidak ingin membiarkan wanita itu berpikir bahwa dirinya bisa meremehkan mereka.Ia tersenyum manis dan meraih lengan Nathaniel dengan santai. "Mungkin bagi Nathaniel itu 'cukup

  • Terpaksa menjadi istri dadakan CEO   Bab 35 – Undangan yang Tak Bisa Ditolak

    Pagi itu, Eleanor duduk di meja makan, menyeruput kopinya dengan pelan. Matahari pagi masuk melalui jendela besar, menciptakan bayangan lembut di sekeliling ruangan. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata Nathaniel tadi malam."Karena kamu adalah istriku."Kalimat itu sederhana, tapi entah kenapa, ada sesuatu di dalamnya yang terasa lebih dari sekadar pernyataan biasa.Nathaniel duduk di seberangnya, menikmati sarapannya seperti biasa. Tatapan Eleanor sesekali melirik pria itu, tapi ia tidak mengatakan apa-apa."Aku akan menjemputmu pukul tujuh malam," ujar Nathaniel tiba-tiba tanpa menoleh.Eleanor meletakkan cangkir kopinya dan menatapnya. "Aku belum bilang aku setuju untuk datang."Nathaniel akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Eleanor dengan santai. "Aku tahu kamu akan datang."Eleanor mendengus. "Kenapa kamu terdengar begitu yakin?"Nathaniel menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya tetap tena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status