Arthur sudah kembali di gedung pencakar langit miliknya. Ayra yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas yang akan dibawa metting tidak mengetahui jika Arthur sudah kembali ke kantor.
Arthur mengangkat gagang telepon yang ada di meja kerjanya dan menekan tombol yang terhubung dengan sekretarisnya. "Dewi, masuk keruangan saya," perintah Arthur. "Ma...." Tut Panggilan diakhiri oleh Arthur sebelah pihak tanpa mendengarkan ucapan dari orang yang ada diseberang telepon. Tok Tok Tok Arthur yang mendengar suara ketukan mempersilahkan orang itu masuk yang sudah diyakininya kalau itu adalah Dewi sekretarisnya,"masuk". "Dewi bacakan schedule saya hari ini," ucap Arthur yang masih fokus dengan berkas-berkas dimejanya. "Maaf pak, saya bukan Dewi, saya sekretaris bapak yang baru," ucap Ayra sopan. Arthur melihat wanita yang menjadi sekretaris barunya dari atas sampai bawah,"jadi kamu pengganti Dewi," "Ya, pak," jawab Ayra. "Baiklah Dewi sudah menjelaskan semuanya kan?" tanya Arthur. "Sudah pak," jawabnya. Arthur menaikkan sebelah alisnya,"Lalu," "Lalu apa pak?" tanya Ayra dengan polosnya. Bagaimana sih Dewi, kenapa mencarikan penggantinya dengan orang seperti ini, batin Arthur sambil menatap tajam Ayra. "Kamu sebenarnya bisa bekerja atau tidak!" bentak Arthur. Ayra yang tidak merasa salah apa-apa terkejut mendengar bentakan Arthur, "Bi-bisa pak." Ayra menjawab dengan gugup. "Kalau kamu bisa bekerja, seharusnya kamu sudah tahu apa yang kamu lakukan, dan tadi saya sudah meminta schedule saya, tapi kamu tidak membacakannya," bentak Arthur. "Ma-maaf pak, saya akan membacakannya," ucap Ayra yang semakin merasa takut. Tenang Ayra, tenang ini demi uang agar lo bisa tenang jika berada di rumah bersama dengan tiga nenek sihir itu, batin Ayra. "Saya tidak butuh maaf kamu, saya butuh kamu bekerja dengan profesional," ungkap Arthur. "Baik pak!" Ayra pun membacakan schedule Arthur, "Nanti siang pak Arthur akan metting dengan tuan Smith pas jam makan siang di Elegante Restaurant, jam 14.45 metting dengan perusahaan AFD di perusahaan mereka pak." "Apa hanya itu?" tanya Arthur "Iya pak," jawab Ayra. "Baiklah, kamu sudah menyiapkan berkas-berkasnya kan?" tanya Arthur "Sudah pak, ini dia pak berkasnya, silahkan bapak periksa kembali." Ayra menyerahkan map yang berisikan berkas yang akan dibahas diwaktu meeting nanti. Hem... Ternyata bagus juga kerjanya, cekatan, dan rapi," batin Arthur "Kamu bisa keluar sekarang," perintah Arthur. Ayra pun keluar dari ruangan Arthur dan menghirup udara banyak-banyak. Haf... Haf... Haf... Angker banget ruangan si bos, buat gue sesak, gue sampai sulit bernapas didalam, batin Ayra. Hem... pantas saja angker bos galak seperti manusia penghisap darah alias Vampir, tapi lebih menyeramkan ketiga nenek sihir yang ada di rumah sih, Pikir Ayra. *** Sedangkan Adelia sedang bersama dengan teman-teman sosialitanya di Elegante Restaurant bersama dengan teman-teman sosialitanya. Ini lah yang setiap hari dilakukan Adelia, menghambur-hamburkan uang Arthur, selalu berlibur dengan teman-temannya, setiap hari shoping dengan teman-temannya. Setiap kali Arthur menasehati, Adelia selalu tidak mau mendengar dan tidak terima dengan ucapan Arthur. "Lihatlah ini koleksi perhiasan saya yang terbaru, baru dibelikan suami saya yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya di tokyo," ucap teman Adelia yang memamerkan perhiasannya. "Wah biasanya jeng Adelia yang selalu update tentang perhiasan dan selalu gercep untuk memilikinya, kenapa ini belum memilikinya? tanya teman Adelia yang bernama Sarah. "Iya jeng, soalnya suami sibuk mengajak untuk program hamil," jawab Adelia. "Apa! jeng Adelia ikut program hamil?" tanya sarah. "Suami yang mau, saya hanya mengikuti keinginannya," jawab Adelia "Wah, hati-hati jeng, sepertinya suami jeng sangat ingin mempunyai anak, jangan sampai suami jeng memiliki anak dari wanita lain," ucap Wati. "Iya benar apa yang dikatakan jeng Wati, anda harus berhati-hati bisa saja kan suami anda bosan menunggu yang tidak ada hasilnya." ucap Ira. "Gak mungkin jeng... suami saya itu sangat mencintai saya, buktinya sudah tiga tahun menikah dia masih setia dan menunggu saya hamil," jelas Adelia. "Ya kita cuma mengingatkan jeng aja, apa lagi di perusahaan pak Arthur itu banyak karyawan yang cantik-cantik dan seksi-seksi awas pak Arthurnya terpikat," ucap Indah. "Ya apa lagi dengan sekretaris, kan sering terjadi cinta lokasi antara bos dengan sekretaris cantik dan seksi," ucap Sarah. "Ah gak mungkin, sekretaris suami saya itu sudah mau punya anak dua, tubuhnya juga bagusan saya, dan masih cantikkan saya," ucap Adelia dengan penuh percaya dirinya. Sarah kembali memprovokasi Adelia, "Oh kalau begitu ya baguslah jeng, tapi hati-hati aja jeng," "Kalau masalah mau selingkuh gaknya itu tergantung orangnya jeng, banyak tu kejadian udah punya anak tapi tetap cari wanita yang lebih cantik dan bertubuh bagus, makanya yang di utamakan itu adalah cantik dan bertubuh bagus, jika kita hamil, melahirkan pasti tubuh kita berubah dan akan sangat sulit mengembalikan menjadi ideal lagi, lalu mengurus anak, pasti kita tidak akan punya waktu untuk mengurus tubuh kita, untuk mempercantik diri," jelas Adelia yang menurutnya itulah yang terbaik. "Iya juga ya jeng." Ira membenarkan apa yang diucapkan Adelia. "Eh jeng, bukannya itu pak Arthur ya," ucap Indah yang menunjuk kedatangan Arthur dengan Ayra. Sarah mencoba memprovokasi, "Eh iya, wah cantik juga perempuan yang bersama pak Arthur," "Ngapain ya mas Arthur dengan seorang wanita disini?" gumam Adelia. Sedangkan Arthur dan Ayra sedang bertemu dengan tuan Smith. "Selamat siang tuan Arthur," sapa tuan Smith sambil mengulurkan tangannya. "Selamat siang tuan Smith" sahut Arthur yang menyambut tangan tuan Smith "Wah sekretaris baru ini tuan Arthur?" tanya tuan Smith yang sedari tadi memperhatikan Ayra. "Iya tuan Smith, Dewi sudah resign mulai hari ini dan, perkenalkan ini Ayra sekretaris saya yang baru saya," ucap Arthur. "Saya Ayra tuan." Ayra mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan tuan Smith, namun tuan Smith enggan melepaskan tangan Ayra. "Ekhem..." Arthur berdehem agar tuan Smith melepaskan tangan Ayra. Arthur melihat jika Ayra tidak nyaman dengan tuan Smith. "Emm... lebih baik kita makan siang dulu tuan Smith baru kita membicarakan pekerjaan" usul Arthur. "Baiklah tuan, mari kita pesan makanannya," ajak tuan Smith. PLAK Saat mereka sedang memilih menu makanan, tiba-tiba saja Adelia datang dan menampar Ayra . Semua yang ada di restaurant itu melihat insiden itu, "Adel, apa-apaan kamu!" bentak Arthur. "Kamu yang apa- apaan mas, siapa perempuan ini, apa dia selingkuhan kamu, perempuan simpanan kamu?" cecar Adelia. "Diam Adel, ini sekretaris mas, bukan seperti yang kamu tuduhkan," bentak Arthur. "Kamu jangan bohong mas, sekretaris kamu itu Dewi bukan dia," murka Adel. "Dewi sudah resign, dan Ayra yang menggantikan Dewi," Jelas Arthur. "Maaf tuan Arthur, ini kenapa jadi ribut begini ya," sambung tuan Smith. "Maaf tuan Smith," sesal Arthur "Lebih baik kita tidak usah membicarakan kerjasama kita ini, kita batalkan saja," ucap tuan Smith.Tuan Smith sangat marah dengan Arthur, dia membatalkan untuk bekerja sebelum mereka mebicarakannya karena keributan yang dibuat Adelia istri Arthur.Ayra mengejar tuan Smith yang ingin masuk kedalam mobilnya,"Tuan Smith, saya mohon anda jangan membatalkan kerja sama kita sebelum kita membicarakannya," "Maaf nona Ayra, tapi apa yang dilakukan oleh istri tuan Arthur sudah sangat keterlaluan, itu sangat membuat saya malu," tutur tuan Smith.Ayra menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar, "Baiklah kalau begitu apakah anda mau membicarakan tentang proposal ini, dan kita mencari tempat lain.""Saya tidak mempunyai waktu banyak, karena waktu saya sudah terbuang sia-sia melihat pertengkaran rumah tangga orang lain," ucap tuan Smith.Ayra tak habis pikir, Ayra akan melakukan segala cara agar tuan Smith tidak membatalkan kerja samanya."Bagaimana kalau kita membicarakannya di dalam mobil tuan Smith? dan setelah selesai anda bisa menurunkan saya di tempat kita selesai membi
"Assalamu'alaikum...," salam Ayra yang baru saja menginjakkan kakinya di rumah."Wa'alalikum salam!" jawab Yuni ibu tiri Ayra."Darimana saja kamu? kenapa baru pulang jam segini? tanya Yuni dengan angkuhnya."Ya dari kerja lah, saya kan bukan pengangguran seperti mereka," jawab Ayra yang melirik kedua saudara tirinya.Yuni pun tak terima ketika anaknya dikatai pengangguran "Berani sekali kamu menyindir anak-anak saya,"Ayra hanya memutar kedua bola matanya yang sangat malas mendengar ocehan ibu tirinya."He, Ayra lama banget sih kamu pulangnya, cepatan masak, kami sudah sangat lapar." Mayumi tiba-tiba datang dan mengomeli Ayra.Ayra hanya diam tak menanggapi ucapan Mayumi ia langsung ke kamar meletakkan tas kerjanya dan mengganti baju agar lebih nyaman untuk memasak dan beres-beres."He Ayra, minta uang dong, gue mau beli baju," ucap Winda "Gue belum gajian!" jawab Ayra."Lo pelit banget sih, gue baru minta uang untuk beli baju aja gak lo kasih," omel Winda.Ayra saat ini sangat mera
"Ayah, barusan Ayra ditelepon bos Ayra, Ayra harus melakukan perjalanan bisnis bersama bos Ayra di London," jawab Ayra jujur."Eleh, paling itu cuma alasannya aja ayah," ucap Winda.Tring...Tring... Suara ponsel Ayra kembali berdering"Ayah bos Ayra menelepon, Ayra angkat dulu ya ayah," pamit Ayra.Baskara hanya menganggukkan kepalanya."Hallo pak," jawab Ayra setelah mengangkat panggilan teleponnya."Saya sudah berada di depan, cepat kamu keluar," perintah Arthur yang langsung mematikan panggilan teleponnya.Apa dia sudah di depan? darimana dia tahu rumah gue?, batin Ayra."Ayah, bos Ayra sudah ada di depan, kalau ayah gak percaya ayo ayah temui bos Ayra," ajak Ayra."Baiklah ayah akan bertemu dengan bos kamu," ucap Baskara.Baskara dan Ayrapun keluar menemui Arthur.Ayra mengetuk kaca jendela mobil Arthur, Arthur menurunkan kaca mobilnya."Maaf pak, ini ayah saya, ayah saya hanya ingin tahu apa benar saya pergi untuk perjalanan bisnis," jelas Ayra dengan menunduk.Arthur keluar dari
Ayra dan Arthur sekarang sudah berada di dalam pesawat, Ayra melihat ipadnya dan mengecek jadwal namun ia tak melihat besok ada jadwal metting di London bahkan dua hari itu dikosongkan karena jadwal Arthur membawa Adelia kedokter kandungan untuk pemeriksaan program hamil Adelia."Em... maaf pak, apakah bapak tidak kecepatan berangkatnya?" tanya Ayra.Arthur tak mengubris Ayra, sedikitpun Arthur tak ingin bicara apapun."Pak, bapak tidak berniat menculik saya kan?" selidik Ayra yang sudah merasa takut dengan Arthur.Arthur menatap Ayra dengan tatapan yang tajam,"Saya tidak tertarik untuk menculik kamu, lagian akan sangat merugikan saya jika menculik kamu, tubuhmu sangat kurus, kurang gizi.""Lalu untuk apa kita berangkat secepat ini ke London pak, bukankah besok dan lusa bapak dan istri bapak harus kedokter kandungan untuk program hami istri bapak," ucap Ayra memberanikan diri.Arthur menatap Ayra semakin tajam, dengan rahang mengeras, Arthur meremas kedua bahu Ayra sampai Ayra meringi
Kini Arthur dan Ayra sudah sampai di Bandara International London Heathrow, mereka menyeret koper mereka masing-masing.Arthur dan Ayra kini sudah berada di dalam taxi menuju hotel tempat mereka menginap, namun itu adalah hanya pikiran Ayra saja, karena Arthur sudah memesan sebuah Villa di London."Pak, kita kan meetingnya lusa, 2 hari ini apa yang akan kita lakukan?" tanya Ayra yang sedari dari dalam pesawat terus mengusik pikirannya."Terserah kamu, kamu mau liburan, jalan-jalan, shoping, terserah kamu, anggap aja ini libur gratis kamu dan keuntungan kamu menjadi sekretaris saya, " ketus Arthur."Ya bapak, saya baru pertama kali ini naik pesawat dan keluar negeri, kalau saya melakukan itu semua sendiri yang ada saya nyasar, kalau saya nyasar pasti bapak akan sangat repot mencari saya,""Siapa bilang kalau kamu hilang saya akan mencari kamu! saya tidak peduli dengan kamu,""Benarkah pak? bapak sudah minta izin dengan ayah saya membawa saya kesini, berarti bapak harus mengembalikan sa
Ayra terbangun di malam hari, ia mengedipkan matanya melihat sekelilingnya.Seingatku tadi aku sedang berada di dalam mobil bersama dengan pak Arthur, kenapa sekarang sudah berada di dalam kamar? dan ini kamar siapa rumah siapa, batin Ayra.Ceklek...Pintu kamar Ayra terbuka terlihat Arthur yang berpakaian santai, Ayra tak mengedipkan matanya ketika melihat Arthur berpakaian santai, Arthur terlihat berkali-kali lebih tampan."Akhirnya kamu bangun juga, bersiap lah kita akan keluar untuk makan malam," kata Arthur."Makan malam... sebentar ya pak saya mau mandi dulu," ucap Ayra yang langsung berlari ke kamar mandi.Arthur hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ayra.Ayra baru menyadari jika dia tidak berada di hotel melainkan disebuah Villa."Pak," panggil Ayra."Hm....""Ini Villa milik bapak?""Kenapa?""Tidak apa-apa pak, hanya bertanya.""Saya tidak mempunyai Villa disini, tetapi saya mempunyai apartemen disini, saya tidak mau tinggal diapartemen, jadi saya menyewa Villa ini,
Setelah melihat kelembutan Ayra dengan seorang anak Arthur merasa jatuh hati kepada Ayra. Arthur dan Ayra sekarang ini sudah berada di villa tempat mereka menginap. "Kamu suka anak-anak?" tanya Arthur. "Iya pak, saya sangat menyukai anak-anak," ucap Ayra dengan senyum manisnya. Arthur menatap Ayra dengan penuh arti. Apa aku harus menikah lagi setelah tahu kalau Adelia tidak menginginkan anak? batin Arthur, tapi baik Adelia atau Ayra pasti mereka tidak mau di duakan, pikir Arthur. "Ayra, apakah setelah menikah kamu ingin memiliki anak?" "Bapak ngomong apa sih, ya setiap orang yang mau menikah pasti menginginkan anak, bapak aja begitu kan? ya saya juga begitu pak," "Ya kamu benar semua orang pasti ingin memiliki anak, tapi tidak dengan istri saya, dia lebih ingin tampil sempurna tanpa ingin memliki anak," lirih Arthur. "Apa pak, tapi pak bukannya istri anda dan anda sering kedokter kandungan untuk mengecek nona Adelia?" "Ia benar, dia membohongi saya," "Bapak yang sabar ya, mu
Arthur nampak berpikir dengan ucapan Ayra."Baiklah, kalau begitu kita menikah setelah kita pulang dari sini," ucap Arthur."Terima kasih pak," ucap Ayra."Saya bilang jangan panggil saya bapak, tapi panggil saya mas," ucap Arthur."Maaf mas," sesal Ayra yang sudah tertunduk karena takut Arthur marah."Sekarang pergilah istirahat,"Ayra mengangguk dan pergi ke kamarnya, ia akan beristirahat, namun sampai dikamar Ayra tidak bisa tidur ia terus-terusan memikirkan perkataan Arthur."Apa benar pak Arthur akan menikahiku?" gumam Ayra."Kalau benar, aku akan menjadi istri kedua pak Arthur, apa yang akan dikatakan oleh ayah? pasti Ayah akan marah," Pikir Ayra .Karena banyak berpikir Ayra pun tertidur.Sedangkan Arthur sedang memikirkan ucapannya, ucapannya yang akan mengajak Ayra menikah."Benarkah keputusanku ini? Apakah aku harus menikah lagi, dan bagaimana dengan Adelia?" gumam Arthur."Aku harus tegas dengan Adelia, dia sudah lama mempermainkanku, dan menipuku,"Sedang asyik-asyiknya Ar