Share

Bab 53

Author: Hibatillah S.
last update Last Updated: 2024-04-05 11:22:08

"Asal kau tahu saja Sabia. Aku tidak hanya berani mengenakan blazernya. Aku bahkan berani mencuri hatinya. Ya, hati seseorang yang sangat kau kejar-kejar." Bella menyeringai melihat guratan kemarahan Sabia. Dua putri mafia itu saling berhadapan. Satunya sangat pandai bela diri, satunya lagi penuh trik yang licik.

Sabia melayangkan tangannya untuk menampar Bella tapi gadis itu menangkap tangan Sabia.

"Kurang ajar! Kau pikir kau siapa berani-beraninya mendekati Garaku!"

"Bagaimana jika pertanyaannya dibalik. Kau pikir kau siapa berani-beraninya mendekati Garaku?"

Bella tersenyum mengejek.

"Kau hanya masalalunya Sabia. Gara tidak akan pernah kembali pada masalalunya. Sebaiknya sebagai perempuan kau sadar diri saja jika Gara sudah tidak mau memungut sampah yang sudah dibuang orang lain."

"Sialan mulutmu jalang!"

Sabia mendorong Bella lagi hingga tangannya terlepas.

"Dengar jalang sialan, kalau kau berani-beraninya menyentuh Garaku lagi maka aku akan melenyapkan nyawamu."

Bella mencabut tu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 54

    "Loh, Do, buku paket bahasa Inggrisku ketinggalan di mobil. Aku balik ke mobil dulu ya. Titip tas.""Heleh, modus mau liat Bella lagi pasti.""Beneran Do.""Yaudah deh, mana tas kamu. Sini aku bawain ke kelas.""Thanks Do. Kamu baik banget."Gara memberikan tasnya pada Edo kemudian berlari kembali ke parkiran. Setibanya di sana ia melihat Sabia menarik tangan Bella dengan buru-buru."Apa yang akan dilakukan Sabia pada Bella. Jangan-jangan gadis itu ingin menyelakai Bella. Gawat!" Batin Gara.Gara diam-diam menyusul Bella dan Sabia ke arah gudang. Ia tak perduli jika upacara segera dimulai. Yang terpenting bagi Gara sekarang adalah mengikuti kedua gadis itu dan mencegah sesuatu yang berbahaya terjadi diantara mereka.***Seseorang membekap mulut Bella dari belakang, menariknya cepat dalam persembunyian tepat sedetik sebelum pintu gudang terbuka. Bella melirik dengan ekor matanya untuk melihat siapa orang yang membawanya."Ga-gara?""Sttt... Jangan berisik. Kita bisa ketahuan."Bella me

    Last Updated : 2024-04-05
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 55

    "Ra, kamu kenapa nggak dateng nolongin aku? Lihat Ra, Bella ngelukai aku." Sabia langsung mengadu pada Gara begitu Gara masuk ke kelas. Ia berharap Gara akan bersimpati padanya lalu berbalik membenci Bella. Sungguh suatu rencana yang licik."Ngelukai gimana Bi?" Gara memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu untuk melihat sejauh apa Sabia memainkan dramanya."Ya tadi pas di parkiran aku ditarik sama dia ke gudang. Dia ngancem aku bakal ngebunuh aku kalau nggak jauhin kamu. Aku takut banget Ra. Kamu tau sendiri kan dia brutal banget kayak preman.""Terus?" Gara masih sabar mendengarkan drama yang dimainkan Sabia."Terus aku bilang aku nggak bisa jauhin kamu karena aku benar-benar cinta sama kamu. Akhirnya Bella beneran nusuk aku. Untung aku bisa ngelak. Sehingga tusukannya nggak kena bagian vital." Sabia memasang wajah semelas mungkin seolah ia orang paling terzolimi di atas muka bumi ini.Gara yang dulu pasti akan langsung luluh jika melihat wajah Sabia yang seperti ini. Tapi sekarang

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 56

    "Edo, aku mau ngomong sama kamu." Sabia menghadang Edo saat laki-laki itu berjalan sendirian hendak pulang."Bicara apa Bi?" Tanya Edo. "Kita bicara di sini saja."Sabia menggeleng."Aku tidak bisa bicara hal penting di tempat yang ramai. Kita ke mobilmu aja."Sabia berjalan lebih dahulu menuju mobil Edo. Sedangkan Edo baru menyusul beberapa saat kemudian. Dilihatnya mobil Gara sudah tidak ada. Laki-laki itu pasti telah pulang lebih dulu."Masuk Bi," kata Edo setelah membuka kunci pintu mobilnya.Keduanya lantas masuk. Mereka duduk di kursi depan. Terdiam cukup lama tanpa pembicaraan apapun."Edo, apakah kamu baik-baik saja saat melihat Gara menyukai orang yang kamu sukai?" Tanya Bella mengawali pembicaraan."Kenapa? Laki-laki memang harus bersaing terang-terangan Bi. Siapapun yang akhirnya mendapatkan Bella harus bisa menerima kenyataan. Siap menang siap kalah juga. Ini seperti kompetisi. Rival akan berlangsung selama kompetisi berjalan. Tapi setelah kompetisi menemukan pemenangnya y

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 57

    Berhari-hari berikutnya Edo terlihat murung. Sepertinya ia tengah menimang suatu keputusan terberat di dalam hidupnya."Apakah tidak apa-apa jika aku mengorbankan Gara demi mendapatkan Bella?"Edo bertanya pada dirinya sendiri melalui pantulan cermin di dalam toilet sekolah yang sepi saat jam mata pelajaran tengah berlangsung."Tapi... Tapi Gara itu sahabatku. Aku akan benar-benar menjadi orang sejahat Sabia jika tutut andil di dalam rencananya."Edo menunduk. Di dalam benaknya terlintas lagi bagaimana ia melihat Gara pulang dan pergi bersama Bella dalam satu mobil, itu benar-benar membuatnya cemburu. Lalu Edo juga teringat bagaimana Gara menghabiskan malam minggu yang romantis dengan Bella disaat dia terluka untuk gadis itu. Rasanya hal itu tidak adil bagi Edo.Harusnya Edo mendapatkan perhatian Bella yang lebih daripada Gara. Mengapa Bella justru memilih pergi dengan Gara. Apakah semua hal yang Edo lakukan untuk Bella itu tidak berarti apa-apa? Edo bertanya dengan perasaan tak tentu

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 58

    "Ra, kok tiba-tiba Sabia ngundang aku party ya. Mencurigakan nggak sih?" Tanya Bella saat Gara selesai berganti piaya. Mereka memang tengah bersiap untuk tidur."Curiga gimana sih Bel?"Gara menata posisi bantalnya agar lebih nyaman sebelum ia merebahkan diri."Ya, aneh aja gitu Ra. Kan kemarin dia baru aja membuat citraku buruk di depanmu. Dia melukai dirinya sendiri dengan tujuan menjebakku. Andai kamu waktu itu nggak ada di sana pasti kamu bakal percaya kalau aku ngelukai Sabia.""Terus setelah rencana itu gagal dia justru bikin party. Pake niat banget ngundang aku. Mana sekelas tuh yang diundang cuma aku tau. Vano sama Vanilla nggak diundang."Gara menarik tangan Bella agar merebahkan diri di sampingnya. Sepertinya sekarang mereka benar-benar sudah seperti suami-istri yang sesungguhnya. Gara mulai terbiasa dengan hadirnya Bella di sisinya."Jangan berpikir yang aneh-aneh. Kamu tau nggak negatif thinking bawa pengaruh buruk buat janin yang kamu kandung loh," kata Gara bercanda.Bel

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 59

    Pesta Sabia di gelar dengan meriah di sebuah hotel bintang lima termahal di kota ini. Pestanya bertabur dekorasi mewah dari pintu masuk sampai ke ruang pesta."Nanti kalau kita mengadakan resepsi pernikahan buat yang lebih keren dari ini ya," bisik Gara di telinga Bella sambil menggandeng mesra lengan wanita itu."Memangnya masih perlu ya kita buat resepsi pernikahan?" Tanya Bella. Malam ini ia mengenakan gaun putih yang sangat elegan di tubuhnya. Sapuan make up tipis-tipis dipadukan pernik perhiasan secukupnya membuat tampilan Bella semakin menawan. Rambutnya juga di tata sedemikian rupa. Pertama kali Gara melihat Bella seakan tidak bisa bergerak. Ia benar-benar terpukau oleh kecantikan istrinya."Masih. Kamu ingin pesta yang seperti apa?" Tanya Gara. Laki-laki itu juga terlihat sangat keren dengan balutan stelan jas hitam dari brand pakaian ternama."Aku nggak kepengen pesta. Aku kepengennya bisa sama-sama kamu selamanya."Gara tersenyum."Aku bakal nemeni kamu sampai kapanpun. Tena

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 60

    "Kau mau mencoba minum wine Ra? Umur kita udah legal kok untuk meminumnya." Tanya Edo."Aku tidak minum alkohol Do," tolak Gara tegas."Baik. Aku ambil jus dulu kalau begitu."Gara tidak memperhatikan Edo sama sekali, ia sibuk memandang ke arah toilet wanita. Pikirannya terlalu penuh pada Bella yang pergi digiring Sabia. Ia takut sesuatu terjadi pada istrinya mengingat terakhir kali Sabia berusaha menjebaknya.Apapun yang dilakukan Edo, Gara benar-benar tidak tahu. Termasuk saat laki-laki itu memasukkan sesuatu ke dalam gelas minuman Gara."Liatin apa sih Ra? Daritadi kelihatannya khawatir banget." Edo datang lagi dengan segelas jus jeruk untuk Gara."Aku khawatir sama Bella, Do. Dia itu nggak akur sama Sabia." Gara mengambil minuman di tangan Edo.Edo menepuk bahu Gara sambil meminum jus apel di tangannya."Udahlah Ra jangan takut berlebihan. Cewek-cewek kayak gitu memangnya bisa apa sih?""Bisa apa? Kamu tidak tahu saja Do kalau dua cewek itu sama-sama putri mafia. Mereka bisa salin

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 61

    "Bel, kenapa kamu meminum minumanku? Kamu nggak tahu kan apa yang dicampurkan Edo ke dalam jus itu?" Tanya Gara saat mereka sudah ada di dalam mobil menuju arah pulang.Rupanya Gara mendengar semua hal yang diucapkan Edo di dalam toilet. Saat itu Gara berniat menyusul Edo karena bocah itu tak kunjung kembali ke kelas saat meminta ijin ke toilet. Siapa sangka di dalam toilet Gara mendengar Edo berbicara pada dirinya sendiri.Sebab itu setelah istirahat Gara memancing Edo dengan mengatakan bahwa Gara merasakan firasat tidak enak mengenai pesta Sabia. Tapi rupanya Edo memilih untuk tidak jujur pada sahabatnya sendiri."Aku cuma mencoba menyelamatkanmu." Bella memijit pelipisnya. Kepalanya terasa pusing, seluruh badannya panas."Terus kenapa kamu harus menantang Sabia minum wine?""Aku hanya mencegah dia merencanakan rencana lain. Dia itu tipikal gadis yang penuh ide-ide licik Ra. Kalau dia tidak mabuk belum tentu sekarang ini kita bisa keluar dari tempat itu."Gara menoleh pada istrinya.

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 103

    "Udah?" Tanya Gara begitu Bella kembali ke ruang Kepsek."Udah," jawab Bella singkat."Terus, Bu Anjar mana?""Masih di belakang."Setelah percakapan itu suasana di dalam ruang Pak Kepsek menjadi hening. Mereka menunggu Bu Anjar membawa bukti yang mungkin bisa meringankan beban sanksi Bella dan Gara.Akhirnya Bu Anjar muncul juga setelah ditunggu-tunggu."Nunggu lama ya? Maafkan saya ya Bapak Ibu sekalian," ucap Bu Anjar sopan tak lupa diiringi senyuman ramah."Bagaimana dengan hasilnya Bu Anjar?" Tanya Pak Kepsek.Bu Anjar dengan gerakan sopan menyodorkan alat tes kehamilan itu ke atas meja Pak Kepek."Hasilnya Bella memang tidak hamil Pak," jawab Bu Anjar yang wajahnya jelas kentara jika ia menyembunyikan sesuatu. Rupanya Bu Anjar memilih untuk menukar hasil tes kehamilan Bella demi menyelamatkan bocah itu."Sekarang keputusan masalah ini ada pada Bapak Kepala Sekolah," ujar Bu Anjar."Baiklah, Gara dan Bella. Bapak masih belum bisa memutuskan sanksi ini. Bapak mesti memanggil wali

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 102

    SMA swasta pagi ini benar-benar gempar dengan berita pengakuan Gara di acara dance kompetition bahwa laki-laki yang memiliki banyak penggemar itu telah menikah dengan Bella.Kini Gara dan Bella duduk ruang kepala sekolah berhadapan dengan kepala sekolah beserta empat wakilnya."Jadi, tolong jelaskan bagaimana kronologi pernikahan rahasia ini Gara?" Tanya Pak Kepsek."Bukan apa-apa. Kejadian kamu ini bisa dianggap pelopor bagi siswa-siswi lain untuk mengikuti tindakanmu. Yang terjadi di masa depan justru akan ada banyak siswa SMA yang melakukan pernikahan di bawah umur," ujar Bapak Kepsek."Jika pernikahan saya dan Bella dianggap sebagai sebuah tindakan yang salah dan tidak patut dicontoh maka kami meminta maaf kepada seluruh pihak yang bersangkutan di SMA swasta. Kami menikah bukan karena sebuah kesengajaan yang direncanakan," terang Gara merendah.Ia memang siap menghadapi situasi ini kala mengumumkan pernikahannya dengan Bella."Jadi? Karena apa?" Tanya Pak Kepsek."Karena kasus pem

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 101

    "Kamu keren banget hari ini," puji Edo pada istrinya karena perempuan itu berani mengatakan hal sebenarnya di acara dance competition."Eh???" Sabia mendadak jadi blushing. Nggak biasa-biasanya Edo memuji dirinya."Beneran?" Tanya Sabia malu-malu."Bener." Edo berlutut di depan Sabia yang sedang duduk di sofa. Kemudian laki-laki itu mengusap perut istrinya."Kamu ngapain sih Do?" Tanya Sabia. Ia sebenarnya malu diperlakukan Edo seperti ini."Nggak apa-apa. Cuma pengen ngusap perut kamu aja. Udah keliatan agak buncit aja ya sekarang Bi?"Edo membuka baju Sabia dan mencium perut Sabia yang memang tidak serata sebelum-sebelumnya."Hai, kesayangan Papa gimana kabarnya hari ini?" Tanya Edo menyapa bayinya yang masih di dalam perut Sabia."Namanya juga udah empat bulan. Ini bahkan udah mulai kerasa gerak-gerak loh Do." Sabia memberitahu."Oh ya? Sejak kapan?" Tanya Edo antusias."Sejak dua hari yang lalu," jawab Sabia."Kok kamu diem aja nggak kasih tau aku?""Ck, kamukan sibuk tuh ngurusi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 100

    "CUKUP!!!" Teriakan keras itu membungkam mulut semua orang seketika."Gara?" Tanya Sabia yang sejak tadi diam saja di kursi penonton.Gara naik ke atas panggung. Ia berhenti di depan Bella."Ra..." Air mata Bella sudah tumpah. Trofi dan hadian di tangannya terlepas begitu saja. Saat ini hal yang ingin Bella lakukan adalah menghilangkan dari bumi daripada merasakan rasa malu yang tak tertanggungkan ini.Gara meraih kedua tangan istrinya."Bella, kita hanya punya dua tangan jadi kita tidak bisa membungkam mulut orang sebanyak ini. Tapi..." Gara mengarahkan kedua tangan Bella ke telinga."Kita bisa menutup telinga kita hanya dengan dua tangan agar kita tidak mendengar suara orang sebanyak ini."Bella menatap Gara dengan mata yang penuh dengan bulir-bulir kristal bening yang berjatuhan.Grep!Gara menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya. Ya, laki-laki itu benar-benar memeluk Bella di hadapan banyak orang."Cih, kalian lihat saja kan. Dia benar-benar seperti gadis murahan yang bisa dipeluk

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 99

    Keadaan di belakang panggung sudah mulai ricuh. Mereka yang tidak bisa menerima kekalahan mulai melayangkan protes pada panitia acara. Tapi panitia acara mengatakan bahwa keputusan dewan juri adalah mutlak."Baiklah, ini saat-saat yang paling kita tunggu. Pengumuman juara pertama."Penonton di luar sepi. Benar-benar sepi. Seakan mereka siap menerima kejutan berikutnya."Juara pertama dance competition tahun ini diraih oleh...""SMA swasta!""Whoooaaaaaaaaaaaa!!!"Teriakan penonton di luar begitu membahana. Tepuk tangan, suita panjang, dan teriakan kemenangan menjadikan tempat ini benar-benar berisik sampai-sampai mengalahkan kerasnya bunyi pengeras suara."Good job anak-anak! Kalian luar biasa. Selamat menjadi juara!" Kata Edo kepada anak-anak seni tari yang tampil hari ini. Tak terkecuali pada Bella, Vano, dan Vanilla."Ini berkat arahan dan bimbingan Kak Edo juga loh. Kak Edo yang terbaik pokoknya." Bella tersenyum sambil mengacungkan jempolnya untuk Edo. Jika itu Edo yang dulu past

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 98

    Kompetisi dance tingkat kota yang sangat dinantikan di gelar hari ini. Kompetisi antar sekolah ini adalah kompetisi paling bergengsi di antara kompetisi-kompetisi yang lain. Pasalnya pemenang kompetisi ini akan menentukan prestasi dari sebuah sekolah.Antusiasme sekolah-sekolah lain juga sangat tinggi. Tiap tahunnya peserta kompetisi dance selalu bertambah. Bahkan tahun ini juga. Maka persaingan akan semakin ketat."Gara bagaimana dengan riasan wajahku?" Tanya Bella begitu suaminya memasuki ruang ganti yang disediakan khusus untuk para peserta lomba."Cantik," jawab Gara sambil mengelus pelan pipi mulus istrinya.Bella tersenyum mendengar pujian dari suaminya."Bella, kamu yakin akan mengikuti kompetisi ini?" Tanya Gara. Perasaan laki-laki itu khawatir karena peringatan Sabia sebelumnya."Kamu bicara apa Ra? Aku sudah tiga bulan berlatih keras demi kompetisi ini dan saat kompetisi ini tinggal hitungan menit untuk dimulai kamu justru melemparkan pertanyaan meragukan itu?""Aku hanya kh

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 97

    "Aku mau ngelatih dance anak-anak kelas 11 untuk terakhir kalinya sebelum semua jabatan kita di sekolah di copot besok," pamit Edo pada Sabia.Besok memang sudah dijadwalkan untuk serah terima jabatan seluruh OSIS lama kepada OSIS baru.Sabia mengangguk. Edo sudah mau keluar dari kelas ketika Sabia memanggil."Edo!"Laki-laki yang dipanggil itu menoleh."Ya?""Kalau aku bilang jaga hati dari Bella apa boleh?" Tanya Sabia tampak ragu-ragu. Kemarin mereka memang baru saja melangsungkan pernikahan sederhana sehingga sekarang mereka sudah menjadi suami dan istri.Edo tersenyum singkat."Bella sudah jadi milik Gara. Jadi kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh kepadaku Bi."Sabia membalas senyuman Edo. Tak berapa lama laki-laki itu benar-benar meninggalkan kelas.Sabia memilih untuk ke ruang OSIS, niatnya semula ingin melihat latihan acara serah terima jabatan ketua OSIS, namun di depan koperasi yang memisahkan gedung A dengan bangunan ruang OSIS Sabia bertemu dengan Gara."Ra!" Panggil Sabi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 96

    Bella tengah tertidur di kursi samping kemudi. Gadis kecil yang cantik jelita itu benar-benar damai sekali dalam tidurnya. Mamanya Bella tersenyum bahagia menyaksikan putri kecilnya."Lelah banget ya sayang mainnya hari ini sampe tidur pules banget," ucap mamanya Bella. Wanita itu mengemudikan mobilnya dengan tenang.Hari ini mereka baru saja bersenang-senang dari sebuah taman hiburan. Saking asyiknya main sampai-sampai mereka kemalaman di jalan saat pulang.Suasana yang tenang dan hati yang tenang seketika berganti panik kala mamanya Bella melihat datangnya sebuah truk dengan kecepatan tinggi dari arah depan. Truk itu sepertinya mengalami rem blong."Ini bagaimana? Ya Tuhan selamatkan kami," ucap mamanya Bella ketakutan.Ttttiinnnn!!! Tttiiinnnnnn!!!Truk itu mengklakson dengan keras membuat makanya Bella jauh bertambah panik. Sementara jarak truk itu semakin dekat saja.Demi menghindari tabrakan mamanya Bella membanting setir ke kanan.BBRRRAAAAAKKKKK!!!Sudut depan mobil itu mengha

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 95

    Tok! Tok! Tok!"Bi, kamu lagi apa? Aku masuk ya," kata Edo.Sabia gemetar ketakutan. Ia meletakkan cutter itu di atas meja.Ceklek!Edo muncul di depan pintu tepat saat Sabia baru selesai meletakkan cutter. Edo jelas melihat hal itu. Apalagi sekarang posisi cutternya berpindah dari dalam gelas wadah pensil ke atas meja."Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Edo penuh selidik.Sabia hanya menggeleng kaku. Edo meletakkan makanan dan susu yang dibawanya di atas meja. Ia kemudian meraih kadua bahu Sabia."Jangan gila Bi. Yang kita lakukan saja sudah gila. Kenapa kamu justru ingin menambah sesuatu yang lebih gila?"Sabia menggeleng. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Kehidupannya saat ini benar-benar di titik paling rendah. Ia tidak berdaya."Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Itu bukan solusi.""Tapi... Gara-gara aku orang tuamu."Edo meggeleng."Ini bukan gara-gara kamu saja. Tapi gara-gara kita. Kalau kamu memilih mengakhiri hidup. Bukan saja kamu yang mati tapi

DMCA.com Protection Status