“Jadi kamu udah tahu mau ngadoin apa buat Mas Ipang?” tanya Candy.
“Kasih tas aja.” Malah Suri yang menjawab dengan asal.
Julie mendengus pelan begitu mendengar ide Suri. “Hei, Mas Ipang bukan kamu yang punya tas sampai satu ruangan ya.”
Suri terkekeh dan Candy hanya bisa menggeleng mendengar tawa Suri yang memekakkan telinga.
Hari ini mereka bertiga memutuskan kumpul di A Class setelah jam pulang kerja. Candy si budak startup sedang burnout dan Suri si budak korporat tengah berpikir kapan ia akan dipromosikan oleh atasannya.
Maka dari itu Julie akhirnya bersedia m
[Julie, dua minggu setelah ditolak Ipang mentah-mentah saat SMA.]Yah… memang benar kata orang. Kalau kita sedang patah hati, semua lagu sedih jadi terasa seperti kisah yang kita alami.Julie sudah menghabiskan pulsanya untuk bulan ini dalam seminggu terakhir untuk request lagu ke stasiun radio. Padahal pulsanya dalam sebulan cukup banyak, hal ini dikarenakan orangtuanya tidak ingin Julie tidak bisa menelepon keluarganya saat tersesat entah di mana.Tapi belakangan ini, Julie terlalu sering mengirim SMS atau bahkan menelepon ke stasiun radio supaya lagu yang ia request bisa dimainkan di stasiun radio tersebut.“Bang.”
Ipang menaruh buku harian Julie di pangkuannya dan menghela napas.Julie yang baru datang dari dapur dan melihat kelakuan suaminya itu, hanya bisa tersenyum geli. Karena pembicaraan mereka kemarin di salon, Ipang jadi kembali merengek meminta izin untuk membaca buku harian Julie.Hanya kepada Julie-lah, Ipang yang sering diledek teman-temannya ‘Hulk’ karena perawakannya yang tinggi besar itu bisa merengek selama berjam-jam karena ingin membaca buku harian istrinya.Julie tak tahu apa yang membuat suaminya itu seperti ketagihan membaca buku hariannya. Tetapi, pada akhirnya Julie menyerah dan keesokan harinya, Julie mampir ke rumah orangtuanya untuk mengambil buku harian yang pernah dibaca
“Aku aja yang angkat.”“Kan nggak berat, Mas.”“Aku aja, Babe, please?”Kini Ipang menggunakan jurus ‘Please?’ yang biasa digunakan Julie dan dikombinasikan dengan tatapan memelas, kalau ia menginginkan sesuatu. Terutama kalau Ipang ingin membantu Julie.“Oke….” Julie membiarkan Ipang mengeluarkan belanjaan mereka dari mobil. “Aku ada Counterpain atau balsam kalau nanti kamu butuh buat di pinggang kamu, Mas.”Ipang tertawa seraya mengeluarkan kardus berisi buah-buahan yang mereka beli tadi. “Jadi kamu nggak mau aku bantuin ka
“Minggu ini banyak tanggal merahnya ya, Babe.”“Iya, lumayan sih, salon jadi lebih ramai.”Ipang memperhatikan bagaimana Julie masih duduk di karpet dan serius menekuri laptop yang ada di meja. Akhir-akhir ini Julie lebih sering bekerja di ruang tengah sembari menemani Ipang yang menonton televisi.Julie tak terlalu suka bekerja di ruang kerja karena ia sudah terbiasa bekerja di ruang tertutup saat di salon, jadi ia memilih untuk mencari suasana baru. Julie pun kadang-kadang merasa tak enak karena suaminya ada di rumah tapi terkadang ia terpaksa membuka pekerjaannya di rumah karena ditunggu orang salon atau supplier.Ipang menjadi
Julie dan Ipang tiba di rumah sakit satu jam kemudian. Semua anggota keluarga inti Rayadinata sudah ada di sana, bahkan orangtua Ivanka serta adiknya pun menunggu bersama.Ipang menyempatkan diri berkenalan dengan keluarga Ivanka, lalu ikut duduk di samping Septa dan Felia.Janu dan Ivanka sudah menanti kehadiran anak mereka selama tiga tahun lamanya. Itu sebabnya Janu sangat protektif terhadap istri dan calon anaknya tersebut.Julie mengamati bagaimana setiap orang menunggu dengan cemas. Meskipun selama Ivanka hamil tidak ada masalah berarti, tetap saja menunggu kehadiran anggota keluarga baru adalah hal yang membuat mereka semua cemas.“Dingin banget tang
Julie mengamati suaminya yang masih tertidur hanya mengenakan kausnya. Perempuan itu menyadari ada yang salah di kerah kaus tersebut.Julie pun beringsut mendekat dan membekap mulutnya supaya tak tertawa saat menyadari kalau suaminya mengenakan kaus dengan terbalik. Bagian belakang ia kenakan sebagai bagian depan.Tak cukup dengan itu, Ipang bahkan mengenakan sisi dalam menjadi sisi luarnya. Hal itu membuat label bajunya yang seharusnya ada di dalam dan di belakang, kini terlihat dengan jelas di depan Julie.Benar-benar terbalik secara total.Julie menyentuh pipi Ipang dan lelaki itu bergerak pelan, tapi tak terbangun karena sentuhan istrinya.Pasti setelah semalam berc
“Iya, nanti pulang kerja aku langsung ke apartemenmu,” kata Julie dengan ponsel yang ia apit di antara telinga dan bahunya. “Kata Mas Ipang jangan ada berondong.”Di seberang sana, Suri tertawa geli. “Oke, berondong nggak boleh.”“Jangan lupa beliin titipan aku di Union.”“Iya, Bu Bos. Gampang itu. Udah dulu ya, mau melatih kesabaran dulu.”Kali ini Julie yang tertawa karena Suri pamit ingin melatih kesabaran alias meeting dengan bosnya yang menyebalkan.Hari ini adalah hari Sabtu, tapi Suri terpaksa masuk ke kantor setengah hari karena harus mee
“Beneran dia yang perjakain Mas Ipang?”“Katanya sih gitu,” jawab Candy sambil meringis. Begitu menyadari raut wajah Rinai, Candy langsung memeluk lengan Julie dengan erat. “Juleees, jangan overthinking dong. Itukan masa lalu…. Sorry ya, tadi aku nggak sengaja keceplosan.”“Tapi kok kamu bisa tahu soal itu?”“Biasa deh, dari gosip yang beredar. Cuma ya aku sama Suri nggak omongin aja ke kamu. Karena saat itu kamu bilang kan nggak mau denger apa-apa soal suamimu.”“Oh….” Julie bergumam pelan. “Iya sih.”Suri pun i
"Kamu siap-siap dulu aja, Babe. Biar anak-anak aku yang urus," kata Ipang kepada Julie yang tengah menggendong Retta, anak ketiga mereka. Lelaki itu baru saja selesai membantu Taka berpakaian."Nggak repot kalau kamu yang urus anak-anak sendirian?"Berbeda dengan Julie yang meragu, Retta di gendongan Julie tampak bertepuk tangan tidak sabaran untuk berpindah ke gendongan sang ayah.Anak ketiga mereka yang menggemaskan itu terlahir sempurna, seorang anak perempuan yang lahir di bulan Maret dan diberi nama Diajeng Maretta Ailendra. Sama halnya dengan Raras, Retta bisa dibilang lumayan manja dengan Ipang."Nggak." Ipang menggeleng dengan yakin. "Kan udah pada mandi sama ganti pakaian."
“Pa, nanti Mas bisa main mobil-mobilan sama adek di perut Mama?”“Bisaaa.” Ipang mengangguk dengan yakin. “Mas bisa ajak Adek main mobil-mobilan atau boneka-bonekaan kayak pas main sama Raras.”“Asyiiik! Nggak sabar! Nggak sabar!”Suri yang sedang menemani dua keponakannya itu ikut bertepuk tangan senang dengan Taka, sementara Raras yang ada di pangkuan Ipang juga ikut tertawa saja. Meskipun baik Ipang maupun Suri yakin kalau Raras belum mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.Siang itu Ipang dan Suri duduk-duduk santai di ruang keluarga kediaman Ipang. Julie sedang tidur siang dan Ipang berinisiatif mengajak anak-anaknya bermain, supaya istrinya bisa beri
Pangeran Biyas Ailendra: Bro.Badai Tanaka: Apa?Narayata Darmawangsa: ???Kalu Rakai Parvaiz: Apaan? @Pangeran Biyas AilendraKsatria Auriga Abimayu: Kalau ngomongnya tanggung-tanggung, nanti pantatnya kelap-kelip.Yogaswara Hemachandra: Apaan? Mau ngutang makanya lama ngetiknya? @Pangeran Biyas AilendraPangeran Biyas Ailendra: @Yogaswara Hemachandra SialanPangeran Biyas Ailendra: Aku
“Kamu yakin bisa ngehabisin semua ini?”Julie melirik sinis Candy yang barusan menanyakan pertanyaan sensitif untuknya—yah, setidaknya sensitif untuk Julie belakangan ini.Kenapa sih belakangan ini banyak yang sering nanya aku bisa habisin makananku atau nggak?!Candy segera menyadari kesalahannya. “Iya, iya, ampun,” katanya dengan cepat. “Aku cuma takut kamu kekenyangan dan nggak habis, terus nanti jadi sedih karena ngerasa buang-buang makanan.”Kunyahan Julie memelan dan bibirnya mengerucut sebal. “Bener sih kata kamu,” sahut Julie. “Tapiii, kali ini aku beneran yakin bisa ngehabisin makanan i
Ipang menatap anak-anaknya yang sedang bermain dengan mertuanya. Tatapannya melembut dan senyum selalu terpatri di wajahnya. Siapa pun yang melihat Ipang saat ini, bisa langsung tahu kalau lelaki itu sangat menyayangi keluarganya.“Senyum-senyum mulu,” komentar Janu yang baru saja duduk di sebelah Ipang. “Lagi mikir mau nambah anak ya?”Ledekan itu kerap kali didengar oleh Ipang dari mulut kakak iparnya, sejak sebelum Raras lahir. Saat itu, usia kandungan Julie sudah tujuh bulan dan mereka sedang berkumpul di kediaman ayah mertua Ipang.Selain keluarga Ipang, keluarga Julie memang punya agenda kumpul rutin yang masih terlaksana hingga kini.
“Babe.”“Ya, Mas?”“Suri udah punya pacar ya?”Julie menoleh dengan cepat—sangat cepat, hingga ia bsia mendengar tulang lehernya berderak karena gerakannya tersebut.Di sebelahnya, Ipang mengangkat satu alisnya, pertanda bahwa ia benar-benar membutuhkan jawaban atas pertanyaannya barusan.“Kok Mas tiba-tiba nanya begitu?” Julie memilih untuk bertanya balik terlebih dahulu.Di obrolan terakhir Julie dengan Suri, Suri bilang kalau ia belum bertemu atau berkomunikasi lagi dengan lelaki yang namanya belum Julie ketahui itu. Julie ba
“Kayaknya udah lama kita nggak makan siang di sini,” komentar Suri begitu masuk ke ruangan Julie diA Class.Julie terkekeh dan berpikir sebentar, baru kemudian mengangguk. “Iya juga, kita keseringanlunchdi luar atau di rumahku.”“Iya, soalnya masakan di rumahmu selalu enak dan aku suka main sama Taka dan Raras, hehehe.” Suri nyengir saat sadar bahwa salah satu alasan mereka jarang nongkrong diA Classlagi adalah karena keinginannya sendiri.Sejak memiliki anak, Julie belajar untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarganya.Kini Julie tidak lagi se-workaholicdulu. Ia mulai memberi keper
Waktu berjalan lumayan cepat. Setelah Bagindo akhirnya melunak dan mau mulai membiasakan diri dirawat oleh keluarganya, hari ini Bagindo diizinkan pulang ke rumah.Syukurnya, Bagindo belum membutuhkan operasi. Tapi lelaki paruh baya itu harus mengurangi intensitas pekerjaannya dan harussangatmemperhatikan pola hidupnya.Meski istrinya saat ini ada dua, nyatanya Bagindo selama ini tetap sering sesukanya. Saat Sinna dan Shanine sering menasehati serta mencoba mengatur hal-hal kecil nan penting demi hidupnya, Bagindo lebih sering membangkang.“Percuma punya istri dua tapi nggak ada yang didengerin,” cibir Salwa yang duduk di ruang tengah bersama Bagindo, Sinna, Shanine, dan hamp
“Kalian ini apa nggak punya kehidupan? Pulang sana! Ngapain di sini?”“Punya kok,” jawab Ipang. “Tapi aku mau di sini.”“Inget anak dan istrimu, Mas. Masa kamu tinggalin mereka begitu?!"“Mereka ngerti kok kenapa aku ke sini.”“Pulang sana! Besok juga Papa pulang. Ngapain sih kamu sampai nginep di sini berhari-hari?!” Kemudian seolah belum puas mengomeli Ipang, Bagindo beralih pada Raden yang duduk di sebelah Ipang. “Kamu juga pulang sana! Mamamu sama siapa di rumah?”“Sama Mama Salwa dan Mama Sinna. Ada Suri, Nilam, Sultan, dan Gusti juga kok.” Raden menjawab dengan santai. “Justru kalau kami pulang, Papa yang sendirian di sini.”“Ya, terus kenapa?”“Papa yakin mau sendirian?”Julie pernah bilang, katanya lelaki saat sedang sakit bisa dibagi menjadi dua kategori. Ada yang berubah jadi sangat manja sampai-sampai bertingkah seperti anak kecil (Ipang salah satunya) dan ada juga yang berubah jadi sangat galak hingga menyebalkan.Bagindo sepertinya adalah tipe kedua.Kalau dipikir-pikir,