Julie menatap persediaan pembalutnya dengan murung
Padahal ia sudah lumayan berharap ketika seminggu kemarin periode menstruasinya tidak menunjukkan eksistensinya. Ada harapan kecil yang tersemat di hatinya ketika menjalani hari demi hari tanpa harus membuka pembalut.
Ketika pagi ini ia bangun dengan perasaan tak nyaman, Julie segera ke kamar mandi meski langit di luar sana masih agak gelap.
Julie menghela napas dan memilih mandi saat itu juga. Usai mandi, ia memakai skincare dan berpakaian masih dengan wajah murung.
Karena Julie jarang bangun sepagi ini, ia sempat kebingungan sebaiknya melakukan apa. Ipang masih terlelap di ranjang dan Julie tak tega membangunkannya lebih awal daripada biasanya.
Jadilah Julie be
“Suri, bunga apa yang disukain sama kakak iparmu?”“Kakak ipar siapa—OH, MAKSUDNYA JULIE!” pekik Suri dengan heboh. Ipang sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga selama lima detik begitu mendengar teriakan adiknya.“Kamu lupa kalau Julie itu istriku?” tanya Ipang dengan sebal.“Kadang-kadang sih iya, Mas.” Suri tertawa ringan. “Hm… bunga bank sama deposito sih, Mas.”“Mas serius, Suri!”“Aku juga serius, Mas.” Kali ini Suri ikut ngotot seperti kakaknya. “Julie tuh sama kayak aku, bukan fans bunga. Jadi dikasih bunga apa aja ya suka-suka aja. Tapi kami lebih suka bunga yang tahan lama, kayak bunga bank, misalnya.”Ipang mendecakkan lidahnya. Menyesal juga ia bertanya pada adiknya. “Ya udah, kalau gitu.”“Eh, sebentar,” sergah Suri sebelum Ipang memutuskan sambungan telepon tersebut. “Mas Ipang bikin salah apa sampai kepikiran ngasih bunga?”“Emangnya kalau suami ngasih bunga itu pas abis bikin salah doang?” Ipang mengusap pelipisnya. Kecurigaan adiknya benar-benar membuat kesaba
“Apa ada sesuatu yang aku nggak tahu, Mas?”“Sesuatu apa maksudnya, Babe?”“Hm….” Julie mengamati Ipang terlebih dahulu sebelum melanjutkan, “Abis aku dari toilet tadi, kamu sama Papa kayak ada yang aneh gitu.”Ipang jelas saja tak langsung menjawab. Ia memilih untuk fokus mengemudikan mobilnya selagi Julie duduk di sampingnya, menanti jawabannya.Hari ini Julie memang tidak membawa mobilnya karena malas. Kalau sedang menstruasi begini, yang Julie inginkan hanya duduk saja tanpa harus menginjak pedal atau memutar setir mobil.Jadilah saat sorenya, Ipang menawarkan diri untuk menjemput sang istri dan membiarkan Pak Djoko pulang lebih dulu.“Aku cuma nggak suka aja sama omongan Papa ke kamu.” Akhirnya Ipang jujur juga mengenai hal yang sepanjang siang ini membuatnya kesal. “Papa nanya ke kamu kan soal kapan kamu hamil?”Julie mengangguk, mengiakan.“Aku tahu meskipun kamu nggak ngomong secara langsung ke aku, kamu akhir-akhir ini bener-bener mikirin soal itu, Babe,” lanjut Ipang lagi. “
“Jadi kamu udah tahu mau ngadoin apa buat Mas Ipang?” tanya Candy.“Kasih tas aja.” Malah Suri yang menjawab dengan asal.Julie mendengus pelan begitu mendengar ide Suri. “Hei, Mas Ipang bukan kamu yang punya tas sampai satu ruangan ya.”Suri terkekeh dan Candy hanya bisa menggeleng mendengar tawa Suri yang memekakkan telinga.Hari ini mereka bertiga memutuskan kumpul di A Class setelah jam pulang kerja. Candy si budak startup sedang burnout dan Suri si budak korporat tengah berpikir kapan ia akan dipromosikan oleh atasannya.Maka dari itu Julie akhirnya bersedia m
[Julie, dua minggu setelah ditolak Ipang mentah-mentah saat SMA.]Yah… memang benar kata orang. Kalau kita sedang patah hati, semua lagu sedih jadi terasa seperti kisah yang kita alami.Julie sudah menghabiskan pulsanya untuk bulan ini dalam seminggu terakhir untuk request lagu ke stasiun radio. Padahal pulsanya dalam sebulan cukup banyak, hal ini dikarenakan orangtuanya tidak ingin Julie tidak bisa menelepon keluarganya saat tersesat entah di mana.Tapi belakangan ini, Julie terlalu sering mengirim SMS atau bahkan menelepon ke stasiun radio supaya lagu yang ia request bisa dimainkan di stasiun radio tersebut.“Bang.”
Ipang menaruh buku harian Julie di pangkuannya dan menghela napas.Julie yang baru datang dari dapur dan melihat kelakuan suaminya itu, hanya bisa tersenyum geli. Karena pembicaraan mereka kemarin di salon, Ipang jadi kembali merengek meminta izin untuk membaca buku harian Julie.Hanya kepada Julie-lah, Ipang yang sering diledek teman-temannya ‘Hulk’ karena perawakannya yang tinggi besar itu bisa merengek selama berjam-jam karena ingin membaca buku harian istrinya.Julie tak tahu apa yang membuat suaminya itu seperti ketagihan membaca buku hariannya. Tetapi, pada akhirnya Julie menyerah dan keesokan harinya, Julie mampir ke rumah orangtuanya untuk mengambil buku harian yang pernah dibaca
“Aku aja yang angkat.”“Kan nggak berat, Mas.”“Aku aja, Babe, please?”Kini Ipang menggunakan jurus ‘Please?’ yang biasa digunakan Julie dan dikombinasikan dengan tatapan memelas, kalau ia menginginkan sesuatu. Terutama kalau Ipang ingin membantu Julie.“Oke….” Julie membiarkan Ipang mengeluarkan belanjaan mereka dari mobil. “Aku ada Counterpain atau balsam kalau nanti kamu butuh buat di pinggang kamu, Mas.”Ipang tertawa seraya mengeluarkan kardus berisi buah-buahan yang mereka beli tadi. “Jadi kamu nggak mau aku bantuin ka
“Minggu ini banyak tanggal merahnya ya, Babe.”“Iya, lumayan sih, salon jadi lebih ramai.”Ipang memperhatikan bagaimana Julie masih duduk di karpet dan serius menekuri laptop yang ada di meja. Akhir-akhir ini Julie lebih sering bekerja di ruang tengah sembari menemani Ipang yang menonton televisi.Julie tak terlalu suka bekerja di ruang kerja karena ia sudah terbiasa bekerja di ruang tertutup saat di salon, jadi ia memilih untuk mencari suasana baru. Julie pun kadang-kadang merasa tak enak karena suaminya ada di rumah tapi terkadang ia terpaksa membuka pekerjaannya di rumah karena ditunggu orang salon atau supplier.Ipang menjadi
Julie dan Ipang tiba di rumah sakit satu jam kemudian. Semua anggota keluarga inti Rayadinata sudah ada di sana, bahkan orangtua Ivanka serta adiknya pun menunggu bersama.Ipang menyempatkan diri berkenalan dengan keluarga Ivanka, lalu ikut duduk di samping Septa dan Felia.Janu dan Ivanka sudah menanti kehadiran anak mereka selama tiga tahun lamanya. Itu sebabnya Janu sangat protektif terhadap istri dan calon anaknya tersebut.Julie mengamati bagaimana setiap orang menunggu dengan cemas. Meskipun selama Ivanka hamil tidak ada masalah berarti, tetap saja menunggu kehadiran anggota keluarga baru adalah hal yang membuat mereka semua cemas.“Dingin banget tang