“Kayaknya kamu jadi lebih ceria dari terakhir kali kita ketemu, Jules.”
“Oh, ya? Masa?” Refleks, Julie menangkup kedua pipinya dan terkikik geli ketika menyadari gestur konyolnya tersebut.
“Aku seneng liatnya.” Ario ikut tersenyum ketika menatap Julie. Namun setelahnya ia langsung berdeham. “Maksudku, aku seneng liat kamu lebih ceria. Kalau kata-kataku barusan didenger Ipang, bisa dijadiin tiang pancang aku sama dia.”
Julie tak bisa menahan diri untuk tidak tergelak mendengar gurauan Ario. “Nggak bakal jadi tiang pancang juga kali, Mas.”
“Semoga ya.” Ario meringis. “Oh ya, jadi kita uda
“Enaknya kasih hadiah apa buat Mas Ario sama istrinya ya, Mas?”“Hm….” Ipang mengusap dagunya. “Borgol bulu-bulu, cambuk dari kulit gitu, atau penutup mata. Gimana?”Ipang langsung tergelak ketika istrinya melotot begitu mendengar ide kado pernikahan untuk Ario darinya.“Maaas, sembarangan deh ngomongnya.” Julie menggerutu sembari menoleh ke sekitarnya dengan panik. “Kalau ada yang denger gimana coba?”“Nggak apa-apa, siapa tahu bisa menginspirasi yang lain.” Tangan Ipang terjulur untuk mengusap sudut bibir Julie di mana ada bercak kuah udon. “Serius, itu ide da
“Kamu mau kondangan atau memikat mantan lagi? Cantik banget.”Julie langsung mendelik begitu mendengar ucapan Candy. “Itu muji atau ngatain ya?”“Dua-duanya.” Candy langsung nyengir lebar. “Tapi serius, belum full makeup buat kondangan aja udah cantik pakai gaun itu. Gimana nanti pas hari H?”Julie berputar di depan cermin yang ada di butik milik Shua Tanaka tersebut. Hari ini ia mengajak Candy makan siang bersama lalu memilih gaun yang rencananya ia beli untuk ia pakai ke resepsi pernikahan Ario.Sebenarnya ia ingin mengajak Ipang, tapi suaminya itu sedang sibuk akhir-akhir ini, mengejar ketertinggalannya
“Aku baru inget kalau di sini pasti banyak temen kuliah kamu sama Mas Ario,” komentar Julie ketika menatap ke sekelilingnya. “Pantesan banyak juga yang dari tadi nengok ke kamu ya.”“Ah, masa, Babe?” tanya Ipang sambil lalu. Ipang lebih fokus pada penampilan istrinya hari ini. “Kayaknya mereka ngeliatin kamu deh.”“Kok ngeliatin aku?”“Iya, mikir kayaknya mereka, ini ada bidadari jatuh dari langit kira-kira sakit nggak ya abis mendarat di bumi?”Julie mendengus karena tak sanggup menahan tawanya begitu mendengar gombalan Ipang yang benar-benar lancar keluar dari mulutnya.“Duh, apa sih, Mas? Gombal deh,” balas Julie setelah berhasil menge
Julie menatap persediaan pembalutnya dengan murungPadahal ia sudah lumayan berharap ketika seminggu kemarin periode menstruasinya tidak menunjukkan eksistensinya. Ada harapan kecil yang tersemat di hatinya ketika menjalani hari demi hari tanpa harus membuka pembalut.Ketika pagi ini ia bangun dengan perasaan tak nyaman, Julie segera ke kamar mandi meski langit di luar sana masih agak gelap.Julie menghela napas dan memilih mandi saat itu juga. Usai mandi, ia memakai skincare dan berpakaian masih dengan wajah murung.Karena Julie jarang bangun sepagi ini, ia sempat kebingungan sebaiknya melakukan apa. Ipang masih terlelap di ranjang dan Julie tak tega membangunkannya lebih awal daripada biasanya.Jadilah Julie be
“Suri, bunga apa yang disukain sama kakak iparmu?”“Kakak ipar siapa—OH, MAKSUDNYA JULIE!” pekik Suri dengan heboh. Ipang sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga selama lima detik begitu mendengar teriakan adiknya.“Kamu lupa kalau Julie itu istriku?” tanya Ipang dengan sebal.“Kadang-kadang sih iya, Mas.” Suri tertawa ringan. “Hm… bunga bank sama deposito sih, Mas.”“Mas serius, Suri!”“Aku juga serius, Mas.” Kali ini Suri ikut ngotot seperti kakaknya. “Julie tuh sama kayak aku, bukan fans bunga. Jadi dikasih bunga apa aja ya suka-suka aja. Tapi kami lebih suka bunga yang tahan lama, kayak bunga bank, misalnya.”Ipang mendecakkan lidahnya. Menyesal juga ia bertanya pada adiknya. “Ya udah, kalau gitu.”“Eh, sebentar,” sergah Suri sebelum Ipang memutuskan sambungan telepon tersebut. “Mas Ipang bikin salah apa sampai kepikiran ngasih bunga?”“Emangnya kalau suami ngasih bunga itu pas abis bikin salah doang?” Ipang mengusap pelipisnya. Kecurigaan adiknya benar-benar membuat kesaba
“Apa ada sesuatu yang aku nggak tahu, Mas?”“Sesuatu apa maksudnya, Babe?”“Hm….” Julie mengamati Ipang terlebih dahulu sebelum melanjutkan, “Abis aku dari toilet tadi, kamu sama Papa kayak ada yang aneh gitu.”Ipang jelas saja tak langsung menjawab. Ia memilih untuk fokus mengemudikan mobilnya selagi Julie duduk di sampingnya, menanti jawabannya.Hari ini Julie memang tidak membawa mobilnya karena malas. Kalau sedang menstruasi begini, yang Julie inginkan hanya duduk saja tanpa harus menginjak pedal atau memutar setir mobil.Jadilah saat sorenya, Ipang menawarkan diri untuk menjemput sang istri dan membiarkan Pak Djoko pulang lebih dulu.“Aku cuma nggak suka aja sama omongan Papa ke kamu.” Akhirnya Ipang jujur juga mengenai hal yang sepanjang siang ini membuatnya kesal. “Papa nanya ke kamu kan soal kapan kamu hamil?”Julie mengangguk, mengiakan.“Aku tahu meskipun kamu nggak ngomong secara langsung ke aku, kamu akhir-akhir ini bener-bener mikirin soal itu, Babe,” lanjut Ipang lagi. “
“Jadi kamu udah tahu mau ngadoin apa buat Mas Ipang?” tanya Candy.“Kasih tas aja.” Malah Suri yang menjawab dengan asal.Julie mendengus pelan begitu mendengar ide Suri. “Hei, Mas Ipang bukan kamu yang punya tas sampai satu ruangan ya.”Suri terkekeh dan Candy hanya bisa menggeleng mendengar tawa Suri yang memekakkan telinga.Hari ini mereka bertiga memutuskan kumpul di A Class setelah jam pulang kerja. Candy si budak startup sedang burnout dan Suri si budak korporat tengah berpikir kapan ia akan dipromosikan oleh atasannya.Maka dari itu Julie akhirnya bersedia m
[Julie, dua minggu setelah ditolak Ipang mentah-mentah saat SMA.]Yah… memang benar kata orang. Kalau kita sedang patah hati, semua lagu sedih jadi terasa seperti kisah yang kita alami.Julie sudah menghabiskan pulsanya untuk bulan ini dalam seminggu terakhir untuk request lagu ke stasiun radio. Padahal pulsanya dalam sebulan cukup banyak, hal ini dikarenakan orangtuanya tidak ingin Julie tidak bisa menelepon keluarganya saat tersesat entah di mana.Tapi belakangan ini, Julie terlalu sering mengirim SMS atau bahkan menelepon ke stasiun radio supaya lagu yang ia request bisa dimainkan di stasiun radio tersebut.“Bang.”