“Enaknya kasih hadiah apa buat Mas Ario sama istrinya ya, Mas?”
“Hm….” Ipang mengusap dagunya. “Borgol bulu-bulu, cambuk dari kulit gitu, atau penutup mata. Gimana?”
Ipang langsung tergelak ketika istrinya melotot begitu mendengar ide kado pernikahan untuk Ario darinya.
“Maaas, sembarangan deh ngomongnya.” Julie menggerutu sembari menoleh ke sekitarnya dengan panik. “Kalau ada yang denger gimana coba?”
“Nggak apa-apa, siapa tahu bisa menginspirasi yang lain.” Tangan Ipang terjulur untuk mengusap sudut bibir Julie di mana ada bercak kuah udon. “Serius, itu ide da
“Kamu mau kondangan atau memikat mantan lagi? Cantik banget.”Julie langsung mendelik begitu mendengar ucapan Candy. “Itu muji atau ngatain ya?”“Dua-duanya.” Candy langsung nyengir lebar. “Tapi serius, belum full makeup buat kondangan aja udah cantik pakai gaun itu. Gimana nanti pas hari H?”Julie berputar di depan cermin yang ada di butik milik Shua Tanaka tersebut. Hari ini ia mengajak Candy makan siang bersama lalu memilih gaun yang rencananya ia beli untuk ia pakai ke resepsi pernikahan Ario.Sebenarnya ia ingin mengajak Ipang, tapi suaminya itu sedang sibuk akhir-akhir ini, mengejar ketertinggalannya
“Aku baru inget kalau di sini pasti banyak temen kuliah kamu sama Mas Ario,” komentar Julie ketika menatap ke sekelilingnya. “Pantesan banyak juga yang dari tadi nengok ke kamu ya.”“Ah, masa, Babe?” tanya Ipang sambil lalu. Ipang lebih fokus pada penampilan istrinya hari ini. “Kayaknya mereka ngeliatin kamu deh.”“Kok ngeliatin aku?”“Iya, mikir kayaknya mereka, ini ada bidadari jatuh dari langit kira-kira sakit nggak ya abis mendarat di bumi?”Julie mendengus karena tak sanggup menahan tawanya begitu mendengar gombalan Ipang yang benar-benar lancar keluar dari mulutnya.“Duh, apa sih, Mas? Gombal deh,” balas Julie setelah berhasil menge
Julie menatap persediaan pembalutnya dengan murungPadahal ia sudah lumayan berharap ketika seminggu kemarin periode menstruasinya tidak menunjukkan eksistensinya. Ada harapan kecil yang tersemat di hatinya ketika menjalani hari demi hari tanpa harus membuka pembalut.Ketika pagi ini ia bangun dengan perasaan tak nyaman, Julie segera ke kamar mandi meski langit di luar sana masih agak gelap.Julie menghela napas dan memilih mandi saat itu juga. Usai mandi, ia memakai skincare dan berpakaian masih dengan wajah murung.Karena Julie jarang bangun sepagi ini, ia sempat kebingungan sebaiknya melakukan apa. Ipang masih terlelap di ranjang dan Julie tak tega membangunkannya lebih awal daripada biasanya.Jadilah Julie be
“Suri, bunga apa yang disukain sama kakak iparmu?”“Kakak ipar siapa—OH, MAKSUDNYA JULIE!” pekik Suri dengan heboh. Ipang sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga selama lima detik begitu mendengar teriakan adiknya.“Kamu lupa kalau Julie itu istriku?” tanya Ipang dengan sebal.“Kadang-kadang sih iya, Mas.” Suri tertawa ringan. “Hm… bunga bank sama deposito sih, Mas.”“Mas serius, Suri!”“Aku juga serius, Mas.” Kali ini Suri ikut ngotot seperti kakaknya. “Julie tuh sama kayak aku, bukan fans bunga. Jadi dikasih bunga apa aja ya suka-suka aja. Tapi kami lebih suka bunga yang tahan lama, kayak bunga bank, misalnya.”Ipang mendecakkan lidahnya. Menyesal juga ia bertanya pada adiknya. “Ya udah, kalau gitu.”“Eh, sebentar,” sergah Suri sebelum Ipang memutuskan sambungan telepon tersebut. “Mas Ipang bikin salah apa sampai kepikiran ngasih bunga?”“Emangnya kalau suami ngasih bunga itu pas abis bikin salah doang?” Ipang mengusap pelipisnya. Kecurigaan adiknya benar-benar membuat kesaba
“Apa ada sesuatu yang aku nggak tahu, Mas?”“Sesuatu apa maksudnya, Babe?”“Hm….” Julie mengamati Ipang terlebih dahulu sebelum melanjutkan, “Abis aku dari toilet tadi, kamu sama Papa kayak ada yang aneh gitu.”Ipang jelas saja tak langsung menjawab. Ia memilih untuk fokus mengemudikan mobilnya selagi Julie duduk di sampingnya, menanti jawabannya.Hari ini Julie memang tidak membawa mobilnya karena malas. Kalau sedang menstruasi begini, yang Julie inginkan hanya duduk saja tanpa harus menginjak pedal atau memutar setir mobil.Jadilah saat sorenya, Ipang menawarkan diri untuk menjemput sang istri dan membiarkan Pak Djoko pulang lebih dulu.“Aku cuma nggak suka aja sama omongan Papa ke kamu.” Akhirnya Ipang jujur juga mengenai hal yang sepanjang siang ini membuatnya kesal. “Papa nanya ke kamu kan soal kapan kamu hamil?”Julie mengangguk, mengiakan.“Aku tahu meskipun kamu nggak ngomong secara langsung ke aku, kamu akhir-akhir ini bener-bener mikirin soal itu, Babe,” lanjut Ipang lagi. “
“Jadi kamu udah tahu mau ngadoin apa buat Mas Ipang?” tanya Candy.“Kasih tas aja.” Malah Suri yang menjawab dengan asal.Julie mendengus pelan begitu mendengar ide Suri. “Hei, Mas Ipang bukan kamu yang punya tas sampai satu ruangan ya.”Suri terkekeh dan Candy hanya bisa menggeleng mendengar tawa Suri yang memekakkan telinga.Hari ini mereka bertiga memutuskan kumpul di A Class setelah jam pulang kerja. Candy si budak startup sedang burnout dan Suri si budak korporat tengah berpikir kapan ia akan dipromosikan oleh atasannya.Maka dari itu Julie akhirnya bersedia m
[Julie, dua minggu setelah ditolak Ipang mentah-mentah saat SMA.]Yah… memang benar kata orang. Kalau kita sedang patah hati, semua lagu sedih jadi terasa seperti kisah yang kita alami.Julie sudah menghabiskan pulsanya untuk bulan ini dalam seminggu terakhir untuk request lagu ke stasiun radio. Padahal pulsanya dalam sebulan cukup banyak, hal ini dikarenakan orangtuanya tidak ingin Julie tidak bisa menelepon keluarganya saat tersesat entah di mana.Tapi belakangan ini, Julie terlalu sering mengirim SMS atau bahkan menelepon ke stasiun radio supaya lagu yang ia request bisa dimainkan di stasiun radio tersebut.“Bang.”
Ipang menaruh buku harian Julie di pangkuannya dan menghela napas.Julie yang baru datang dari dapur dan melihat kelakuan suaminya itu, hanya bisa tersenyum geli. Karena pembicaraan mereka kemarin di salon, Ipang jadi kembali merengek meminta izin untuk membaca buku harian Julie.Hanya kepada Julie-lah, Ipang yang sering diledek teman-temannya ‘Hulk’ karena perawakannya yang tinggi besar itu bisa merengek selama berjam-jam karena ingin membaca buku harian istrinya.Julie tak tahu apa yang membuat suaminya itu seperti ketagihan membaca buku hariannya. Tetapi, pada akhirnya Julie menyerah dan keesokan harinya, Julie mampir ke rumah orangtuanya untuk mengambil buku harian yang pernah dibaca
"Kamu siap-siap dulu aja, Babe. Biar anak-anak aku yang urus," kata Ipang kepada Julie yang tengah menggendong Retta, anak ketiga mereka. Lelaki itu baru saja selesai membantu Taka berpakaian."Nggak repot kalau kamu yang urus anak-anak sendirian?"Berbeda dengan Julie yang meragu, Retta di gendongan Julie tampak bertepuk tangan tidak sabaran untuk berpindah ke gendongan sang ayah.Anak ketiga mereka yang menggemaskan itu terlahir sempurna, seorang anak perempuan yang lahir di bulan Maret dan diberi nama Diajeng Maretta Ailendra. Sama halnya dengan Raras, Retta bisa dibilang lumayan manja dengan Ipang."Nggak." Ipang menggeleng dengan yakin. "Kan udah pada mandi sama ganti pakaian."
“Pa, nanti Mas bisa main mobil-mobilan sama adek di perut Mama?”“Bisaaa.” Ipang mengangguk dengan yakin. “Mas bisa ajak Adek main mobil-mobilan atau boneka-bonekaan kayak pas main sama Raras.”“Asyiiik! Nggak sabar! Nggak sabar!”Suri yang sedang menemani dua keponakannya itu ikut bertepuk tangan senang dengan Taka, sementara Raras yang ada di pangkuan Ipang juga ikut tertawa saja. Meskipun baik Ipang maupun Suri yakin kalau Raras belum mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.Siang itu Ipang dan Suri duduk-duduk santai di ruang keluarga kediaman Ipang. Julie sedang tidur siang dan Ipang berinisiatif mengajak anak-anaknya bermain, supaya istrinya bisa beri
Pangeran Biyas Ailendra: Bro.Badai Tanaka: Apa?Narayata Darmawangsa: ???Kalu Rakai Parvaiz: Apaan? @Pangeran Biyas AilendraKsatria Auriga Abimayu: Kalau ngomongnya tanggung-tanggung, nanti pantatnya kelap-kelip.Yogaswara Hemachandra: Apaan? Mau ngutang makanya lama ngetiknya? @Pangeran Biyas AilendraPangeran Biyas Ailendra: @Yogaswara Hemachandra SialanPangeran Biyas Ailendra: Aku
“Kamu yakin bisa ngehabisin semua ini?”Julie melirik sinis Candy yang barusan menanyakan pertanyaan sensitif untuknya—yah, setidaknya sensitif untuk Julie belakangan ini.Kenapa sih belakangan ini banyak yang sering nanya aku bisa habisin makananku atau nggak?!Candy segera menyadari kesalahannya. “Iya, iya, ampun,” katanya dengan cepat. “Aku cuma takut kamu kekenyangan dan nggak habis, terus nanti jadi sedih karena ngerasa buang-buang makanan.”Kunyahan Julie memelan dan bibirnya mengerucut sebal. “Bener sih kata kamu,” sahut Julie. “Tapiii, kali ini aku beneran yakin bisa ngehabisin makanan i
Ipang menatap anak-anaknya yang sedang bermain dengan mertuanya. Tatapannya melembut dan senyum selalu terpatri di wajahnya. Siapa pun yang melihat Ipang saat ini, bisa langsung tahu kalau lelaki itu sangat menyayangi keluarganya.“Senyum-senyum mulu,” komentar Janu yang baru saja duduk di sebelah Ipang. “Lagi mikir mau nambah anak ya?”Ledekan itu kerap kali didengar oleh Ipang dari mulut kakak iparnya, sejak sebelum Raras lahir. Saat itu, usia kandungan Julie sudah tujuh bulan dan mereka sedang berkumpul di kediaman ayah mertua Ipang.Selain keluarga Ipang, keluarga Julie memang punya agenda kumpul rutin yang masih terlaksana hingga kini.
“Babe.”“Ya, Mas?”“Suri udah punya pacar ya?”Julie menoleh dengan cepat—sangat cepat, hingga ia bsia mendengar tulang lehernya berderak karena gerakannya tersebut.Di sebelahnya, Ipang mengangkat satu alisnya, pertanda bahwa ia benar-benar membutuhkan jawaban atas pertanyaannya barusan.“Kok Mas tiba-tiba nanya begitu?” Julie memilih untuk bertanya balik terlebih dahulu.Di obrolan terakhir Julie dengan Suri, Suri bilang kalau ia belum bertemu atau berkomunikasi lagi dengan lelaki yang namanya belum Julie ketahui itu. Julie ba
“Kayaknya udah lama kita nggak makan siang di sini,” komentar Suri begitu masuk ke ruangan Julie diA Class.Julie terkekeh dan berpikir sebentar, baru kemudian mengangguk. “Iya juga, kita keseringanlunchdi luar atau di rumahku.”“Iya, soalnya masakan di rumahmu selalu enak dan aku suka main sama Taka dan Raras, hehehe.” Suri nyengir saat sadar bahwa salah satu alasan mereka jarang nongkrong diA Classlagi adalah karena keinginannya sendiri.Sejak memiliki anak, Julie belajar untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarganya.Kini Julie tidak lagi se-workaholicdulu. Ia mulai memberi keper
Waktu berjalan lumayan cepat. Setelah Bagindo akhirnya melunak dan mau mulai membiasakan diri dirawat oleh keluarganya, hari ini Bagindo diizinkan pulang ke rumah.Syukurnya, Bagindo belum membutuhkan operasi. Tapi lelaki paruh baya itu harus mengurangi intensitas pekerjaannya dan harussangatmemperhatikan pola hidupnya.Meski istrinya saat ini ada dua, nyatanya Bagindo selama ini tetap sering sesukanya. Saat Sinna dan Shanine sering menasehati serta mencoba mengatur hal-hal kecil nan penting demi hidupnya, Bagindo lebih sering membangkang.“Percuma punya istri dua tapi nggak ada yang didengerin,” cibir Salwa yang duduk di ruang tengah bersama Bagindo, Sinna, Shanine, dan hamp
“Kalian ini apa nggak punya kehidupan? Pulang sana! Ngapain di sini?”“Punya kok,” jawab Ipang. “Tapi aku mau di sini.”“Inget anak dan istrimu, Mas. Masa kamu tinggalin mereka begitu?!"“Mereka ngerti kok kenapa aku ke sini.”“Pulang sana! Besok juga Papa pulang. Ngapain sih kamu sampai nginep di sini berhari-hari?!” Kemudian seolah belum puas mengomeli Ipang, Bagindo beralih pada Raden yang duduk di sebelah Ipang. “Kamu juga pulang sana! Mamamu sama siapa di rumah?”“Sama Mama Salwa dan Mama Sinna. Ada Suri, Nilam, Sultan, dan Gusti juga kok.” Raden menjawab dengan santai. “Justru kalau kami pulang, Papa yang sendirian di sini.”“Ya, terus kenapa?”“Papa yakin mau sendirian?”Julie pernah bilang, katanya lelaki saat sedang sakit bisa dibagi menjadi dua kategori. Ada yang berubah jadi sangat manja sampai-sampai bertingkah seperti anak kecil (Ipang salah satunya) dan ada juga yang berubah jadi sangat galak hingga menyebalkan.Bagindo sepertinya adalah tipe kedua.Kalau dipikir-pikir,