Share

Bab 7. Banjir!

Penulis: Heavenly Key
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-22 09:00:00

Bab 7. Banjir!

Rian terbelalak ketika membuka pintu rumahnya. Banjir ternyata datang dengan arus yang sangat deras. Air itu terus naik mengikuti langkah kakinya yang terus mundur.

Rian berlari sampai naik ke lantai rumah, tetapi air terus bertambah tinggi. Dalam pandangannya, atap rumah terbang karena angin. Tak lama kemudian air dari langit langsung turun dan membasahi tubuh Rian.

"Banjir!" teriak Rian histeris saat merasa air hujan membasahi tubuhnya.

Yuan melongo melihat sang suami yang sedang mengigau. Antara rasa kesal dan geli bercampur menjadi satu. Dia kali ini memercikkan air ke wajah Rian agar lelaki itu segera terbangun dari tidurnya.

"Banjir!" Kali ini Rian langsung terduduk seraya mengusap wajah yang basah karena ulah sang istri.

Rian bengong sejenak untuk kembali mengumpulkan kesadaran. Dia perlahan menoleh ke arah Yuan. Perempuan tersebut tengah berkacak pinggang seraya menatapnya tajam.

"Banjir, banjir! Nih, banjir!" Yuan bersiap mencipratkan air yang tersisa di dalam botol ke arah Rian.

Rian bergegas menyilangkan kedua lengannya di depan wajah. Satu detik, dua detik, dan di detik ketiga lelaki itu perlahan membuka lengannya untuk mengintip. Ternyata Yuan menggerakkan botol dalam genggamannya dalam kondisi tertutup.

Tanpa sadar Rian mengembuskan napas lega. Dia menyengir kuda ketika melihat Yuan yang masih mematung seraya menatapnya tajam. Senyum itu mendadak sirna ketika Yuan melemparkan botol air mineral ke dalam tempat sampah.

"Kenapa tiba-tiba kita ada di sini, Mas?" tanya Yuan dengan nada bicara dingin.

"Ah, itu ...."

"Ita itu, ita itu!" bentak Yuan seraya mendengkus kesal.

"Maaf, habisnya aku nggak bisa membuat bapak kecewa. Beliau sudah membelikan tiket penerbangan dan hotel ke Bali untuk hadiah pernikahan kita." Rian tertunduk seraya menggaruk kepalanya.

"Apa? Bali!" seru Yuan.

Yuan langsung beranjak dari depan Rian, lalu membuka pintu kamar yang mengarah ke Balkon. Dia melangkah keluar kamar dan berhenti di tepi pagar pembatas. Semilir angin laut kini menerpa rambut panjang Yuan.

Perempuan tersebut terbelalak dengan bibir menganga lebar. Kini di depannya terdapat hamparan pasir putih yang sesekali diterpa oleh beriak ombak yang tertangkap oleh sepasang mata Yuan.

Air laut biru kehijauan serta aroma khas pantai benar-benar memanjakan seluruh indra Yuan. Dia memejamkan mata, menikmati belai lembut angin siang itu.

“Indahnya,” ucap Yuan seraya tersenyum lembut.

Rian perlahan bangkit dari sofa. Dia berdiri di ambang pintu seraya menyandarkan lengan atasnya pada kusen. Jika saja mereka saling mencintai, sudah pasti Rian akan berlari ke arah Yuan memeluk sang istri dari belakang sambil terus mengucap kata cinta berulang kali.

"Sayangnya, hatimu belum untukku," gumam Rian seraya tersenyum kecut ketika memandang punggung sang istri.

Rian berdeham sekali sehingga membuat momen menyenangkan Yuan seketika runtuh. Dia baru ingat kalau dirinya ada di sini bersama Rian. Yuan langsung balik kanan seraya menatap tajam sang suami.

Pelan tapi pasti, Yuan melangkah mendekati Rian. Dia berjinjit agar tatapannya semakin dekat dengan sang suami. Yuan menyipitkan mata untuk mengintimidasi suami tampannya itu.

"Kamu melakukan hal ilegal! Kamu sudah membawa tubuhku ke sini tanpa izin! Kamu pasti menaruh sesuatu dalam makanan atau minumanku sampai aku tak sadarkan diri! Hayo, ngaku!" Yuan mengarahkan ujung telunjuknya ke arah wajah Rian.

Rian tersenyum canggung. Dia menyugar rambut sehingga membuat aura ketampanannya ikut terpancar. Yuan sempat terpesona dan melongo.

Akan tetapi, kesadaran Yuan kembali pulih. Dia memilih untuk membuang muka, melipat lengan, seraya cemberut dan memejamkan mata demi menepis pesona sang suami. Rian terkekeh dan mulai menarik napas panjang.

"Maaf, tapi aku terpaksa. Jadi, aku minta tolong sama semua yang ada di rumah agar bisa membawamu ke sini. Maaf, ya? Sekali ini aja, kok."

"Penculik!" seru Yuan kemudian masuk ke kamar mandi.

Yuan menyalakan keran kemudian berteriak di bawah guyuran shower. Perempuan itu berusaha meredam rasa kesal dengan cara ini. Melihat wajah Rian benar-benar membuatnya kesal.

"Dasar om-om kurang ajar! Bujang lapuk!" gerutu Yuan.

Akhirnya siang itu Yuan memilih untuk mandi sekalian. Namun, ketika selesai membersihkan diri, Yuan baru menyadari satu hal. Dia lupa tidak membawa pakaian ganti, mau tidak mau Yuan keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan memakai jubah mandi.

Saat keluar dari kamar mandi, Yuan memindai kamar. Rian tidak ada di mana pun. Yuan pun mengembuskan napas lega.

Yuan bergegas mencari kopernya. Koper Yuan masih ada di dekat lemari dalam kondisi tertutup rapat. Perempuan itu menatap tajam pintu kamar yang tertutup seakan tengah memandang punggung Rian.

"Awas saja, setelah ini aku akan kabur!"

Yuan langsung membuka kopernya. Saat melihat isi koper, bibir gadis cantik itu terbuka lebar. Matanya melotot seakan hampir copot. Yuan terus membolak-balikkan pakaian yang ada di dalam koper.

"Mas Rian!" teriak Yuan frustrasi.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 8. Jebakan Drini dan Sinta

    Yuan terbelalak saat melihat pemandangan yang ada di dalam koper. Tidak ada baju layak pakai di sana. Hanya ada beberapa baju tidur seksi serta pakaian dalam."Bagaimana aku bisa memakai ini semua? Mas Rian benar-benar gila!" Yuan mengembuskan napas kasar berulang kali.Semua emosi seakan berkumpul di hidung Yuan. Jika digambarkan sekarang hidung Yuan tidak hanya mengeluarkan karbon dioksida, melainkan seperti naga yang tengah mengembuskan napas api. Dia mengira kalau Rian adalah tersangka dari semua kekacauan ini."Mas Rian!" teriak Yuan penuh amarah.Yuan pun berjalan ke arah nakas. Di atas meja kecil itu terdapat tas yang biasa dia pakai. Yuan mengobrak-abrik isi tasnya untuk mencari ponsel.Namun, Yuan tidak menemukan ponselnya di sana. Yuan justru mendapati ponsel Sinta yang ada di dalam tasnya. Tidak ada uang tunai, kartu ATM, bahkan aplikasi perbankan dalam ponsel Sinta.Rencana Yuan yang ingin kabur dari Bali

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 9. So Sweet

    Yuan mengerutkan dahi ketika menatap kantong plastik hitam yang dia genggam. Dia melirik curiga ke arah Rian dan kantong itu secara bergantian. Namun, perempuan tersebut berusaha menepis semua kecurigaannya kepada Rian.Ketika membuka bungkusan itu, Yuan menautkan kedua alisnya. Dia mengeluarkan isi dari kantong plastik tersebut. Sebuah daster berbahan kain rayon dengan motif bunga semboja terlihat begitu cantik."Aku nggak tahu pakaian seperti apa yang kamu sukai. Aku juga tidak suka warna kesukaanmu. Jadi, aku hanya bisa mengira-ngiranya dan membelikan daster itu untuk kamu." Rian membuang pandangan seraya mengusap leher bagian belakangnya.Yuan tersentuh mendengar pengakuan Rian. Suaminya itu sedang berusaha memperhatikannya. Rasa bersalah kini bergelayut di hati Yuan."Terima kasih, Mas. Aku pakai, ya? Habis ini kita bisa jalan-jalan dan cari makan."Yuan tersenyum dan mulai melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Dia bergant

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 10. Tragedi

    Rian segera berlari ke arah Yuan. Dia melompat kemudian memeluk tubuh sang istri. Melindungi kepala Yuan menggunakan kedua telapak tangannya.Keduanya pun akhirnya ambruk ke atas aspal. Mereka sempat bergulung beberapa kali, lalu berhenti tepat di depan lampu samping restoran Korea. Tak lama berselang terdengar dentum keras dari ujung jalan.Motor yang hampir menabrak Yuan kini menumbuk gapura. Saat mendengar suara keras itu Yuan langsung menangis histeris. Dia membayangkan bagaimana kondisinya jika benar-benar tertabrak motor tersebut."Sudah, nggak apa-apa. Aku ada di sini. Mengislah agar lebih lega. Tapi, ingatlah, Yuan. Aku selalu ada untukmu di sini." "A-aku takut, Mas. Hampir saja aku tertabrak. Jika saja Mas Rian nggak ...." Rian memotong ucapan Yuan."Sssttt, jangan bicara seperti itu. Sekarang semuanya sudah baik-baik saja." Rian membelai lembut rambut panjang sang istri.Mereka berdua perlahan bangkit. Rian

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 11. Membuka Hati

    "Mari kita bersenang-senang malam ini, Sayang!"Yuan langsung terbelalak ketika mendengar suara asing yang menyapa telinganya saat ini. Lelaki yang sedang mendekapnya kini melonggarkan pelukan. Yuan pun berhasil mendongak.Mata Yuan langsung membola karena mengetahui orang yang sedang mendekapnya. Dia adalah Burhan, mantan kekasih Yuan sekaligus mantan suami Riana. Yuan mendorong dada bidang Rian sekuat tenaga.Namun, tubuh Burhan layaknya batu karang. Saat Yuan berusaha mendorong tubuhnya menjauh, Rian tidak bergeser sedikit pun. Kondisi Yuan sekarang ini kacau karena ada sesuatu dalam dirinya terus bergolak."Lepaskan aku, Bajingan!" seru Yuan."Ayolah! Cuma malam ini! Toh, kamu sudah menjanda, kan?""Matamu! Aku sudah menikah dengan orang lain lagi!" Yuan mengangkat kakinya kemudian menginjak jempol kaki Burhan sekuat tenaga.Akhirnya Burhan melepaskan pelukannya. Yuan pun memanfaatkan kesempatan ini unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 12. Pillow Talk

    "Maaf." Rian langsung memasukkan Yuan ke dalam bak mandi. Yuan menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Melihat tingkah Yuan membuat Rian menyeringai. Dia mencondongkan tubuh untuk mendekati Yuan. "Mundur! Kamu jangan ambil kesempatan, Brengsek!" umpat Yuan dengan tatapan tajam kepada Rian. Rian terkekeh, kemudian mengangkat lengan. Tiba-tiba dia menyentil dahi Yuan menggunakan jari tengahnya. Yuan pun mengaduh seraya mengusap jidat yang sedikit merah. "Apa yang ada dalam pikiranmu?" Rian menjauh dari Yuan kemudian melipat lengan di depan dada. "Kamu berendam saja dengan air hangat. Aku akan pergi sebentar ke apotek untuk membeli obat sakit kepala. Pasti setelah ini kamu akan merasa pusing karena efek dari obat perangsang." “Obat perangsang?” Yuan mengerutkan dahi ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibir sang suami. “Hem, aku melihat Burhan memasukkan sesuatu ke dalam gelap kopi yang dia bawa, lalu menukarkannya dengan milikmu.” “Astaga! Bagaimana aku bisa tidak menya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 13. Hari Bahagia

    Rian merasa sedang tertangkap basah. Dia menelan ludah kasar dan bersiap untuk mendapatkan caci maki dari sang istri. Rian hanya diam dan terus mengamati pergerakan Yuan selanjutnya. Akan tetapi, setelah menunggu selama beberapa detik, Yuan tidak lagi bergerak atau berbicara. Justru Yuan kembali mendengkur. Rian akhirnya bisa mengembuskan napas lega. "Ternyata cuma mengigau! Dasar!" Rian tersenyum kecut dan mulai merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Rian memiringkan tubuh dan menggunakan lengannya sebagai bantalan kepala. Lelaki itu menatap lembut sang istri. Rasa cintanya kepada Yuan semakin meledak-ledak karena sikap baik yang ditunjukkan olehnya hari ini. "Semoga ini pertanda baik. Tidurlah yang nyenyak, Sayang. Semoga besok tidak berubah pikiran, ya?" Rian tersenyum lembut, jemarinya membelai lembut puncak kepala Yuan, dan mulai memejamkan mata. Keduanya tidur bersebelahan tanpa ada kontak fisik. Rian berprinsip untuk tidak menyentuh Yuan dengan sengaja jika istrinya itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 14. Harus Pulang

    Setelah Yuan selesai mandi, kini giliran Rian untuk membersihkan diri. Begitu pintu kamar mandi tertutup, kaki Yuan seakan kehilangan tempatnya berpijak. Dia ambruk ke atas lantai karena kembali teringat kejadian beberapa waktu lalu. Perempuan itu sudah mengucapkan untuk berusaha membuka hati dan didengar langsung oleh Rian. Sekarang punggung Yuan bersandar pada salah satu sisi ranjang. Kakinya terus bergerak layaknya anak kecil yang sedang tantrum karena menginginkan sesuatu. Sesekali Yuan mengacak rambut frustrasi karena malu."Ah, anggap saja aku tidak mengatakan apa pun!" teriak Yuan sambil terus menggerakkan kaki secara tak beraturan.Yuan pun bergegas bangkit untuk menyiapkan pakaian Rian. Setelah selesai, dia langsung merias tipis wajahnya agar terlihat sedikit lebih segar dan tidak terlalu pucat. Tak lama berselang, Rian keluar dari kamar mandi.Yuan melongo melihat sang suami yang bertelanjang dada ketika keluar dari kamar mandi. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 15. Kehabisan Tiket

    "Mas, maaf mengganggu acara bulan madu kalian. Tapi ... sekarang ini bapak lagi dirawat di rumah sakit! Beliau terkena serangan jantung, Mas!" seru Riana di antara isak tangis.Kalimat yang keluar dari bibir Riana seakan membuat dunia Rian jungkir balik. Dia tidak mampu lagi mengucapkan kalimat lain. Lelaki itu hanya melongo karena masih belum percaya dengan apa yang diucapkan sang adik.Kesadaran serta kekuatan Rian baru bisa kembali ketika Yuan mengguncang lengannya. Rian menoleh ke arah sang istri dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Bibir Rian gemetar saat hendak menjawab pertanyaan Yuan."Ba-bapak masuk rumah sakit, Yuan.""Apa? Mana ponselnya, siapa yang menghubungi Mas Rian? Biar aku yang bicara!"Yuan mengambil alih ponsel Rian dari tangan sang suami. Ketika melirik layar ponsel yang menyala, tertulis nama Riana di sana. Yuan pun segera menempelkan benda pipih itu ke telinganya."Kamu lagi nggak bercanda, 'kan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 35. Lelaki Berengsek

    Yuan menoleh ke arah jendela mobil. Seorang lelaki bertubuh tegap kini berdiri di samping mobilnya. Tak lama berselang lelaki itu membungkuk.Yuan dapat mengenali siapa orang yang ada di luar sana walau terlihat samar. Dia adalah Burhan, mantan kekasihnya. Bagaimana bisa Burhan mengetahui keberadaannya saat ini?Akhirnya Yuan memutuskan untuk keluar dari mobil. Saat dia kembali menutup pintu mobil, Burhan melepas kacamata hitam yang sejak tadi menyembunyikan sepasang mata lelaki tersebut."Apa kabar, Sayang?" tanya Burhan dengan senyum menyeringai.Yuan tidak menjawab. Dia terus mengepalkan jemari tangan seraya menatap sepasang mata Burhan penuh kebencian. Burhan memasukkan kacamatanya ke dalam saku kemeja dan mulai mendekati Yuan."Kenapa kamu semakin sombong, Yuan? Nyonya muda Ismoyo kita ternyata semakin menggoda!" seru Burhan sembari memindai tubuh Yuan dengan tatapan mesum."Mundur! Ada Sinta di dalam! Jangan sam

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 35. Sinta yang Mulai Protes

    Yuan menepuk dahinya. Dia tidak yakin sang putri akan sabar menunggu. Namun, Yuan akhirnya memaksakan senyum agar Sinta berhenti bertanya lagi soal adik."Baiklah! Sekarang main sama Juna dulu. Bunda mau kerja sama Bunda Riana." Yuan membelai lembut pipi putrinya.Sinta pun membereskan beberapa perlengkapan yang dia pakai untuk mengerjakan tugas sekolah. Begitu juga dengan Arjuna. Setelah itu, mereka berdua masuk ke kamar masing-masing."Aduh, jangan sampai Juna ikut-ikutan minta adik!" celetuk Riana tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop.Yuan langsung menoleh ke arah Riana yang masih duduk rapi di sofa depan televisi. Dia berdiri dari atas karpet, lalu berjalan mendekati Riana. Yuan berkacak pinggang seraya menatap tajam adik iparnya itu.Merasa dirinya terus diperhatikan oleh Yuan, Riana pun mendongak. Dia menyengir kuda kemudian mengangkat lengan dengan jemari membentuk huruf 'v'. Tanpa basa-basi Yuan langsung mengimpit ke

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 34. Mulai Sibuk Masing-masing

    Rian melongo mendengar pertanyaan Yuan yang menurutnya tidak masuk akal. Di sisi lain, Yuan terlihat kesal karena pertanyaannya tidak kunjung dijawab oleh Rian. Perempuan tersebut langsung melipat lengan seraya mengerucutkan bibir.Sedetik kemudian, Rian tertawa terbahak-bahak. Dia memegangi perutnya yang terguncang akibat ledakan tawa. Kini Yuan mulai mendaratkan cubitan pada lengan sang suami karena merasa kesal."Aduh, ampun!" teriak Rian tanpa menghentikan tawanya.Yuan tidak segera melepaskan cubitan dari lengan Rian, sampai akhirnya sang suami menarik lengannya paksa, lalu membanting pelan tubuh Yuan hingga istrinya itu terlentang di atas ranjang. Tatapan keduanya saling bertemu, tetapi dada Yuan masih kembang kempis karena menahan amarah."Kamu ini lucu, Sayang. Tentu saja aku akan menuruti semua keinginanmu. Bahkan aku bisa membeli pabrik es krim kesukaanmu, kalau kamu menginginkannya!" seru Rian jemawa.Yuan hanya terse

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 33. Andai

    Rian dapat mendengar kalau Yuan menggumamkan sesuatu walau terdengar samar. Dia akhirnya menoleh dan menanyakan apa yang menjadi ganjalan hati sang istri. Namun, Yuan hanya menggeleng.Rian membuang napas kasar. Dia tidak mau memaksa sang istri mengatakan apa yang memang tidak dia ingin katakan. Akhirnya Rian memilih untuk tetap diam dan terus fokus mengendarai mobilnya."Mau makan di mana?" tanya Rian tanpa menoleh ke arah sang istri."Terserah," jawab Yuan singkat.Rian menelan ludah karena mendengar kata mematikan itu keluar dari bibir sang istri. Dia berpikir sejenak, berusaha mengingat beberapa makanan favorit sang istri.Setelah berpikir hampir 15 menit, akhirnya Rian memutuskan untuk berhenti di sebuah warung tegal. Yuan terdiam sesaat. Tak lama berselang, dia menoleh ke arah Rian."Mas Rian kok berhenti di sini?" tanya Yuan seraya memindai warung sederhana dengan etalase di bagian depannya."Kamu ri

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 32. Dia Suamiku!

    Rian dan Siti pun menoleh ke arah Yuan. Wajah perempuan tersebut tampak merah padam dengan jemari mengepal kuat di samping badan."Nggak boleh!" seru Yuan tegas.Rian dan Siti melongo melihat Yuan yang sedang marah. Perempuan itu kini melipat lengan di depan dada sambil menatap tajam Siti. Hilda ikut melongo melihat Yuan yang tampak emosi.Hilda memandang Yuan dengan tatapan polos. Hilda bergerak dan berdiri di atas kursi. Kini semua tatapan tertuju pada bocah mungil berambut ikal itu."No, no, no! Tante nggak boleh mayah-mayah! Nggak baik kata papa!" Hilda menggerakkan jari telunjuk di depan wajahnya.Yuan mengalihkan pandangannya kepada Hilda. Amarah Yuan padam seketika. Dia mulai berpikir kalau dirinya tidak lebih dewasa dari anak berusia tiga tahun.Yuan akhirnya menyandarkan punggung pada bantal sofa di belakangnya. Bahunya merosot dan tatapan Yuan masih tertuju pada Hilda yang kini mulai turun dari kursi.

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 31. Prahara Rumah Tangga

    Rian mengerutkan dahi ketika melihat Yuan kembali bersikap kekanakan. Dia menggendong Hilda, kemudian menyusul Yuan yang sudah ada di dalam mobil. Rian mengetuk kaca mobil karena melihat istrinya itu duduk di belakang roda kemudi.Di dalam mobil, Yuan berusaha menekan tombol starter. Dia berniat pulang dengan mengendarai mobil sang suami sendirian dan meninggalkan Rian bersama janda gatal bernama Siti itu.Perempuan tersebut sangat jengkel ketika melihat bagaimana Siti tersenyum kepada suaminya. Dia merasa hanya Rian yang dinanti dan disambut kedatangannya. Belum lagi ketika Hilda yang langsung naik ke pangkuan Rian seperti sudah kenal sejak lama."Ah, sial!" Yuan memukul roda kemudi ketika menyadari dia tidak membawa kunci mobil."Pantas saja! Mau aku starter sampai jempolku patah mesinnya nggak akan nyala!" gerutu Yuan, lalu menenggelamkan kepala di antara kedua lengan yang memegang roda kemudi.Sedetik kemudian, Yuan menyadari kalau Rian mengetuk kaca mobil. Dia akhirnya menurunkan

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 30. Cemburu

    Keduanya pun melanjutkan ciuman panas itu di atas ranjang. Keduanya saling menanggalkan pakaian satu per satu. Sekarang mereka terlihat polos dan terkena sorot lampu tidur yang tampak remang-remang.Dinginnya kamar karena mesin pendingin ruangan tidak serta membuat mereka kedinginan. Justru mereka merasa panas karena gairah yang menggelora. Keduanya menyatukan raga dan mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.Lelah dengan aktivitas panasnya bersama Yuan, Rian pun memejamkan mata. Dia memeluk tubuh Yuan yang masih polos, tetapi tertutup oleh selimut tebal. Mereka masih memejamkan mata untuk menikmati sisa-sisa pelepasan yang membuat adrenalin berpacu kuat."Yuan!" panggil Rian dengan suara lembut.Yuan pun membuka mata, lalu mendongak agar bisa menatap wajah tampan suaminya. Dia tersenyum lembut, mengangkat lengan, lalu memainkan jemarinya di atas dagu Rian yang mulai ditumbuhi rambut halus.Rian tersenyum tipis. Lelaki itu m

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 28. Menanggung Rasa Bersalah

    "Pak, Pak Ridwan meninggal."Kalimat yang keluar dari bibir sekretaris Rian mendadak membuat lidahnya kelu. Dia tidak menyangka manajer keuangan rumah sakit yang sedang diselidiki itu meninggal begitu cepat. Padahal Rian yakin kalau lelaki itu hanya dijadikan kambing hitam.Otot leher Rian tampak kaku dengan mata melotot ketika mendengarkan penjelasan Adnan. Lelaki berusia 30 tahun itu mengatakan bahwa Ridwan ditemukan tewas karena meminum racun serangga."Aku akan melayat ke rumahnya sekarang!" Rian akhirnya menutup sambungan telepon.Wajah Yuan ikut tegang ketika melihat ekspresi sang suami yang tidak santai. Dia perlahan mendekati Rian dan menyentuh lengan sang suami secara perlahan. Rian memaksakan senyumnya."Kamu bisa pulang dulu ke rumah. Aku mau melayat ke rumah Pak Ridwan. Beliau manajer keuangan yang sedang diselidiki.""Boleh aku ikut, Mas?" tanya Yuan seraya menggenggam jemari sang suami."Nggak

  • Terpaksa Menikah dengan Kakak Ipar   Bab 29. Sayangnya

    Siti menatap mata Rian yang terlihat begitu tegas. Tak lama kemudian, dia menunduk kemudian kembali menangis histeris. Rian memilih untuk diam sementara waktu.Lelaki itu tidak mau menekan mental Siti untuk sekarang ini. Dia menunggu Siti tenang dan mengatakan semuanya dengan sendirinya. Setelah menunggu hampir 30 menit, akhirnya Siti sedikit lebih tenang.Siti kembali menyeka air mata untuk sekian kalinya. Dia menatap Rian dengan mata yang sudah bengkak. Perempuan itu menggeleng sehingga membuat Rian mengerutkan dahi."Mas Ridwan belum sempat mengucapkan siapa nama orang itu, Pak!" Bahu Siti terguncang hebat dan tangis perempuan itu kembali pecah.Rian kembali menemui jalan buntu. Dia mengusap wajah kasar, kemudian menyandarkan punggung pada kepala sofa. Adnan pun terlihat sangat frustrasi."Gimana, Pak?" tanya Adnan dengan suara lemah."Kita harus cari tahu dan menggali semuanya lebih jauh." Rian menggerakkan kepala

DMCA.com Protection Status