Share

78. S2 Ikut

Penulis: Tetiimulyati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pukulan pertama berhasil dihindari oleh Fyan. Meskipun pemuda itu merasa kesulitan bergerak lantaran Bagas yang terus memeluk dirinya. Kemudian dengan gerakan perlahan, Fyan berusaha melepaskan pelukan Bagas sambil memberi pengertian pada anak itu supaya berdiri agak jauh di belakangnya.

Atmo kembali bergerak. Sudah jelas sekarang pemuda bertato itu ingin menyakiti Fyan.

"Tenang dulu, Mas Atmo, kita bicara baik-baik." Fyan mengangkat kedua tangannya sebagai isyarat pada Atmo supaya menghentikan aksinya.

"Oh, jadi kamu takut sama aku?! Bagaimana kamu berlaga akan melindungi anak-anak itu sementara menghadapi aku seorang saja kamu takut." Atmo menepuk dadanya yang membusung.

"Bukan begitu, Mas Atmo. Selagi kita bisa membicarakannya dengan baik-baik, kenapa tidak? Menyelesaikan masalah secara dengan kekerasan, menurut saya, justru tidak akan selesai. Yang ada malah nambah masalah." Fyan berkata pelan-pelan, berharap emosi Atmo sedikit menurun.

"Tidak usah mengguruiku! Aku tahu apa yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    79. S2 Terlanjur Bucin

    Mendengar berita Fyan membawa delapan orang anak jalanan beserta Bagas dan Atmo ke panti asuhan, Ajeng hampir tidak percaya. Kalau saja ia tidak melihat anak-anak itu berada di Panti Asuhan. Begitupun dengan Pras, kekasih Ajeng itu menggeleng beberapa kali karena merasa tidak percaya akhirnya Atmo, orang yang diduga keras kepala itu akhirnya melemah.Meski demikian, Fyan dan teman-temannya tetap waspada. Jangan sampai Atmo membohongi mereka, siapa tahu itu akal-akalan dia saja.Seminggu tinggal di Panti Asuhan, anak-anak sudah mulai sekolah. Badan Mereka pun sudah bersih, pakaian rapi meskipun terlihat sederhana.Sementara Atmo menolak untuk sekolah, alasannya dia memang sudah besar dan sudah tidak seharusnya sekolah di pendidikan dasar. Tetapi ia berjanji akan belajar di lingkungan panti asuhan. Hal itu dibuktikan dengan rajin mengikuti kelas Diniyah di sore hari. Ajeng dibantu oleh dua orang temannya mengajar mereka membaca Alquran, doa-doa pendek, surat-surat pendek juga sedikit il

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    80. membuka hati

    "Ara mana, Ma?" tanya Papa Baskoro suatu malam, ketika beliau tidak melihat Ara bergabung makan malam seperti biasa."Sejak pulang dari toko, Ara mengurung diri di kamar. Katanya kecapean," jawab Mama sambil membereskan piring yang ada di hadapan Papa."Lama-lama Papa khawatir sama anak itu." Papa bangkit lalu menggeser kursi dan berjalan menuju ruang keluarga."Coba Mama tanya, bagaimana kejelasannya pria yang Ara tunggu itu?!" Mengetahui istrinya berjalan di belakang, Papa melanjutkan ucapannya dengan memberikan sebuah pertanyaan. "Setahu Mama, sudah beberapa bulan ini Rey tidak ada kabar. Katanya nomor ponselnya juga tidak bisa dihubungi.""Berarti benar firasat Papa, Rey itu laki-laki nggak bener. Dia hanya akan mempermainkan putri kita. Mana ada pergi ke luar pulau tidak pulang selama dua tahun," lanjut Papa sambil menghempaskan tubuhnya yang tinggi besar di atas sofa di ruang keluarga."Mama juga sudah bilang berkali-kali, tapi Ara tetap pada pendiriannya. Dan ini sudah waktun

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    81. Angkuh

    Selesai melaksanakan salat zuhur Fyan melajukan mobilnya menuju sebuah tempat yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Priska. Melalui Bunda yang meminta nomor kontaknya Priska langsung pada ibunya, Fyan bisa berkomunikasi dengan gadis itu. Sebuah restoran mewah menjadi pilihan Priska sebagai tempat mereka bertemu. Awalnya Fyan kaget karena ternyata gadis itu memilih tempat bukan yang biasa. Tetapi sejurus kemudian pemuda itu sadar kalau Priska adalah lulusan S2 Kanada, wajar kalau selera gadis itu tinggi.Ia pun memantapkan hatinya, mempersiapkan mentalnya supaya bisa berkomunikasi dengan lancar. Lantaran jujur saja, selama ini Fyan jarang berinteraksi dengan lawan jenis kecuali Ara. Kali ini ia harus bangkit karena Ara, gadis satu-satunya yang ada di dalam hatinya sudah tidak mungkin lagi dimiliki. Fyan pun enggan bertanya kabar mengenai gadisnya itu pada Bunda maupun mama. Tak mau mengambil resiko sakit hati ketika mendengar Ara tengah berbahagia dengan Rey.Fyan memarkir mobil

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    82. Obsesi

    "Ya, Jeng?" tanya Fyan setelah menggeser tombol hijau dan menarik benda pipih itu ke dekat telinganya dan mengucap salam."Mas Fyan bisa segera datang ke panti asuhan?" Suara Ajeng terdengar kemudian."Aku sedang di parkiran dan baru saja akan pulang. Ada apa, Jeng?" Fyan mengerutkan keningnya, khawatir terjadi sesuatu di panti. "Memangnya Mas Fyan di mana?"Pertanyaan Ajeng membuat Fyan menepuk keningnya sendiri. Tentu saja Ajeng tidak mengetahui kalau dirinya baru saja bertemu dengan Priska lantaran pria itu tidak mengabari sepupunya itu. Setahu Ajeng, Fyan sedang berada di kantor."Aku ... aku baru saja selesai makan di luar. Ada apa?" Fyan mengulang pertanyaannya."Mm ... ini ... ada orang yang mau bertemu dengan Mas Fyan. Katanya sih, mau lihat-lihat panti asuhan ini.""Baiklah, Mas segera ke sana.""Yo wis, Ajeng tunggu, ya, Mas."Setelah mengucapkan salam dan menyimpan ponselnya lagi, Fyan pun segera melajukan kendaraannya menuju panti asuhan. Mendengar Ajeng mengatakan ada ya

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    83. Terjebak

    Keluar dari kamar mandi, penasaran Fyan mengecek kembali ponselnya yang masih tergeletak di atas kasur. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Priska yang masuk selama ia di kamar mandi. Terakhir gadis itu mengirimkan sebuah pesan.[Ngopi yuk, aku nggak ada temen, nih.]Begitu isi pesan dari Priska disertai dengan alamat sebuah cafe. Fyan melemparkan ponselnya ia pun berganti pakaian dan menunaikan salat isya yang tertunda. Fyan hanya menggeleng kecil kala mengetahui gadis itu pergi malam-malam sendirian ke sebuah cafe dan minta ditemani. Ia melihat jam di ponselnya, hampir jam 11 malam. Apakah ini sudah terbiasa? Ah, bukankah sebelum ini Priska hidup di luar negeri sendirian? Bebas tanpa pendampingan siapa pun.Tanpa bermaksud merespon pesan dari gadis itu, akhirnya Fyan berbaring. Tidur adalah cara dirinya merefresh tubuh setelah kelelahan seharian bekerja.Setelah beberapa saat, ponsel kembali berdering. Ragu Fyan meraih benda itu, panggilan dari Priska. Mau pura-pura ketiduran

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    84. Tidak Cocok

    "Sorry, bukannya kasar ... "Fyan mengangkat tangan tanda tidak ada masalah."Priska, kayak dia gak cocok jadi calon suami lu." Pria itu beralih menatap Priska. "Sorry bro, saya bukan calon suaminya." Fyan menegaskan sekali lagi."Priska bilang lu calon suaminya. Kalian korban perjodohan. Hahaha. Harusnya Priska mendapatkan pendamping hidup yang sesuai dengannya." Pria itu tertawa dengan nada mengejek. "Sudah dibilang saya bukan calon suaminya. Saya hanya teman lama yang baru ketemu lagi tadi siang." Fyan merasa tidak enak mendengar pria itu berkata dengan nada tinggi."Sudah, jangan berdebat. Jadi kamu cuma mau mempermainkan aku, Fyan?!" Sekarang giliran Priska yang berkata dengan nada tak kalah tinggi.Fyan mengalihkan pandangan sejenak. Memang susah kalau ngobrol dengan orang dalam keadaan setengah sadar."Mempermainkan apa, Priska?" "Kita sudah dijodohkan tapi kamu bilang bukan calon suamiku?!" Priska menunjuk wajah Fyan, sungguh tidak ada sopan santun."Tidak ada perjodohan di

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    85. Kenalan

    Usaha yang dijalankan Ara bersama Maya berjalan lancar. Selain melayani pembeli langsung, mereka juga menyediakan layanan online yang lebih dari separuhnya pendapatan mereka berasal dari penjualan online ini. Pelanggannya pun tidak terbatas dari dalam kota saja. Tetapi merambah ke luar kota, bahkan luar provinsi. Modal yang Ara pinjam dari Papa juga sudah dikembalikan. Sebenarnya Papa menolak, tetapi Ara bersikeras. Atas bantuan Mama, akhirnya Papa mengalah. Aktivitas yang cukup menyita waktunya ini berhasil mengalihkan pikiran Ara dari Rey. Pemuda yang ditunggunya selama hampir 3 tahun itu memang sempat membuat hari-hari gadis yang sekarang mantap berhijab itu terasa menyakitkan. Beruntung ada Maya juga mama dan papa yang selalu memberikan dukungan hingga ia bisa berhasil melewati masa-masa sulitnya. Meskipun tidak jarang Ara teringat pada pemuda itu, namun kembali ia menyibukkan diri pada pekerjaannya.Hidup sederhana yang dijalankan oleh Ara membuat ia benar-benar mandiri. Ia p

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    86. Harus Siap

    "Hah?! Willy?!"Seketika mama dan papa menatap Ara penuh tanya ketika mendengar anak keduanya itu seperti kaget."Kenapa? Ara kenal?" Mama tak bisa menahan rasa penasarannya."Eum ... anu .... " Ara berusaha menyembunyikannya kagetnya."Atau ... jangan-jangan kalian sudah ...." Mama tersenyum sambil menatap tajam ke arah putrinya, kemudian ia beralih pada suaminya. Berharap kalau Ara dan Willy sudah saling kenal atau bahkan sering berkomunikasi. Itu sebabnya Tuan Markus membahas mereka."Ara pernah dengar nama itu sewaktu kuliah dulu. Kayaknya dia kakak tingkat Ara. Tetapi .... " Ara memutuskan untuk tidak memberitahu Mama dan Papa perihal pertemuannya dengan Willy beberapa hari yang lalu."Tetapi apa?" Lagi, Mama antusias mengajukan pertanyaan. Perempuan itu semakin berharap."Tetapi ... dulu dikenal sebagai mahasiswa yang suka gonta-ganti pacar." Ara melirik Mama yang nampak sedikit kaget.Mama menghempaskan bagian belakang tubuhnya kesadaran kursi. Sesungguhnya ini jawaban yang ti

Bab terbaru

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    92. Restu Orang Tua

    "Ha--hallo ... assalamualaikum .... " Ara tidak bisa membunyikan kegugupannya. Suaranya terdengar bergetar begitu mengucap salam. "Waalaikumsalam, Ra. Abang kira Ara tidak mau menerima telepon dari Abang. Barusan Mama menyampaikan kabar bahagia itu. Makasih, ya." Suara renyah Fyan terdengar sangat familiar di telinga Ara. Seharusnya gadis itu rindu, tetapi entah kenapa saat ini Ara malah terkesan tidak suka. Bukan tidak suka orangnya, namun status mereka yang akan berubah. Itu yang membuat Ara gelisah. "Iya, Bang, tetapi ada syaratnya." "Katakan saja, apa yang harus Abang lakukan. Oh ya, apa kabar kamu, Ra?" Seperti biasa, Fyan selalu mengalah dan berusaha menurut apa yang Ara mau. "Ara baik, Bang. Eum .... ada baiknya kita ketemu, Bang. Kayaknya hal ini nggak bisa dibicarakan lewat telepon." Suara Ara tetap datar. "Eh, iya. Tentu saja kita harus ketemu, besok Abang jemput Ara di toko, ya." "Memangnya Abang tahu di mana toko Ara?" Gadis itu memicing. "Tahu, dong. Aban

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    91. Pilihan Terbaik

    Fyan sudah bisa menduga kalau tidak semudah itu Ara menerima perjodohan ini. Bahkan sebenarnya Fyan juga sudah siap jika gadis itu menolak. Meski demikian, kabar dari Mama cukup membuat Fyan mematung beberapa saat.Kecewa. Tentu saja.Hal inilah yang ia takutkan sejak dulu. Empat tahun yang lalu, saat ia merasa ada perasaan lain pada gadis itu. Perasaan lebih dari sekedar sahabat dan seorang kakak. Yang pada akhirnya Fyan harus kehilangan Ara saat gadis itu jatuh ke tangan Rey. "Kamu Jangan berkecil hati, Nak. Mama dan Papa akan terus meyakinkan Ara.""Jangan dipaksakan, Ma. Sesuatu yang terpaksa itu tidak akan baik nantinya. Fyan ingin Ara menerima ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan.""Tenang saja, ya. Mama dan Papa tahu kok, harus bagaimana.""Terima kasih, Ma. Kalau begitu izinkan Fyan bertemu dengan Ara, biar Fyan yang menjelaskan padanya.""Sabar dulu, ya, Nak. Tidak secepat itu, nanti setelah Ara bisa ditemui malah akan kabarin, kok."Panggilan terakhir, Fyan meletakk

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    90. Menolak

    Pulang dari bertemu dengan mama dan papanya Ara, Fyan merasa lega mendengar kabar gadis itu masih sendiri. Berarti ia mempunyai kesempatan untuk mewujudkan harapannya. Senyum tak lepas dari bibirnya, sepanjang perjalanan Fyan bersenandung kecil. Dunia yang sempat terasa sempit kini kembali melebar. Fyan berharap, semoga saja Ara menyetujui rencana mama dan papanya. Gadis itu pasti kecewa kepada Rey. Semoga kehadiran Fyan kembali akan membuka hatinya dan menjadi pelipur dukanya. Hari itu Fyan tidak kembali ke kantor. Ia mengirim pesan pada sekretarisnya untuk menghandle beberapa pekerjaan. Pemuda itu langsung pulang ke rumah lantaran ingin segera berbaring dan merayakan kebahagiaannya sendiri.Hal yang pertama Fyan lakukan setelah sampai di rumah adalah mencari media sosial Rey. Ia ingin bertanya pada sahabatnya itu kenapa sampai hati melakukan ini pada Ara.Terakhir kali Fyan berkomunikasi dengan Rey entah berapa tahun yang lalu. Kalau tidak salah tak lama setelah dia berada di Sura

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    89. Besar Harapan

    Sudah hampir dua bulan Fyan tinggal di kota Bandung. Hari demi hari ia lalui sangat membosankan. Kegiatannya hanya ke kantor dan di rumah. Fyan termasuk orang yang tidak suka keluyuran atau nongkrong tidak jelas. Sesekali menginap di rumah Shafia jika Fyan sedang ingin makan makanan rumahan. Setiap hari makan di restoran memang tidak enak. Mau masak di rumah rasanya tidak seru kalau dimakan sendirian.Shafia pernah menyarankan supaya Fyan mencari seorang ART, tetapi sang adik tidak mau. Untuk bersih-bersih rumah, Fyan bisa mengerjakannya sendiri. Bukankah sekarang sudah banyak alat yang membantu. Pakaian dicuci di laundry. Selain rumah Shafia, hari minggu biasanya Fyan berkunjung rumah yang baru saja ia beli untuk melihat pembangunan yang sudah hampir selesai. Membayangkan suatu saat ia tinggal di sini bersama keluarga kecilnya. Bahagia dengan seorang istri dan mereka saling menyayangi. Lagi-lagi wajah Ara yang muncul ketika Fyan membayangkan masa depan.Selam dua bulan tinggal di B

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    88. Apakah Jodoh?

    Satu bulan setelah pernikahan Ajeng dan Pras dilaksanakan. Tepatnya satu bulan setengah setelah Ayah meminta Fyan pindah ke Bandung. Namun belum ada tanda-tanda pemuda itu bersiap-siap untuk pergi ke kota tersebut. Ayah dan Bunda pun belum membahasnya lagi sejak pembicaraan saat itu. Fyan sendiri bukan lupa kalau saat itu dirinya mengiyakan permintaan Ayah. Namun dirinya masih menimbang dan ragu untuk kembali ke kota itu. Meski jujur saja, dalam hatinya penasaran dengan kabar Ara, namun dia masih tetap tidak punya keberanian untuk mencari tahu tentang gadis itu. Malam ini, Ayah dan Bunda kembali membahas hal itu selepas mereka makan malam. "Sudah hampir dua bulan lho, Nak? Jadi mau kapan?" Bunda membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan."Sebentar lagi, Bun. Ada pembangunan yang belum selesai di panti asuhan. Lagi pula Ajeng dan Pras masih pengantin baru.""Sudah satu bulan menikah, harusnya Ajeng dan Pras sudah kembali aktif. Bulan madu kan bisa kapan-kapan. Kakakmu kemarin sud

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    87. sepakat

    "Bagaimana kabar tokonya Ara?" tanya bunda setelah beberapa menit berbasa-basi sekedar bertanya kabar. Pertanyaan itu pun masih bagian dari basa-basi. Terakhir Bunda mendengar kabar kalau Ara membuka usaha toko di ruko yang tidak jauh dari taman flamboyan."Alhamdulillah, Jeng. Karena ditekuni, usahanya semakin lancar bahkan sekarang menerima pesanan lewat online. Ara juga kelihatannya semakin dewasa tidak manja lagi seperti dulu." Terdengar tawa kecil dari seberang telepon. Bunda membayangkan gadis kecil itu sekarang sudah berubah menjadi wanita dewasa. Gadis kecil yang dulu selalu tampil dengan rambut dikuncir satu di belakang yang kerap merengek manja memintanya membuatkan sesuatu tatkala dirinya sedang di dapur."Saya sebenarnya sangat kangen sama Ara. Tapi, kok, nomornya tidak aktif, ya." "Sepertinya Ara ganti nomor, Jeng. Kalau begitu, nanti saya kirim nomor baru Ara.""Ndak usah, Jeng. Ara sekarang sibuk di tokonya, takut mengganggu waktunya. Mendengar dia sehat dan baik-baik

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    86. Harus Siap

    "Hah?! Willy?!"Seketika mama dan papa menatap Ara penuh tanya ketika mendengar anak keduanya itu seperti kaget."Kenapa? Ara kenal?" Mama tak bisa menahan rasa penasarannya."Eum ... anu .... " Ara berusaha menyembunyikannya kagetnya."Atau ... jangan-jangan kalian sudah ...." Mama tersenyum sambil menatap tajam ke arah putrinya, kemudian ia beralih pada suaminya. Berharap kalau Ara dan Willy sudah saling kenal atau bahkan sering berkomunikasi. Itu sebabnya Tuan Markus membahas mereka."Ara pernah dengar nama itu sewaktu kuliah dulu. Kayaknya dia kakak tingkat Ara. Tetapi .... " Ara memutuskan untuk tidak memberitahu Mama dan Papa perihal pertemuannya dengan Willy beberapa hari yang lalu."Tetapi apa?" Lagi, Mama antusias mengajukan pertanyaan. Perempuan itu semakin berharap."Tetapi ... dulu dikenal sebagai mahasiswa yang suka gonta-ganti pacar." Ara melirik Mama yang nampak sedikit kaget.Mama menghempaskan bagian belakang tubuhnya kesadaran kursi. Sesungguhnya ini jawaban yang ti

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    85. Kenalan

    Usaha yang dijalankan Ara bersama Maya berjalan lancar. Selain melayani pembeli langsung, mereka juga menyediakan layanan online yang lebih dari separuhnya pendapatan mereka berasal dari penjualan online ini. Pelanggannya pun tidak terbatas dari dalam kota saja. Tetapi merambah ke luar kota, bahkan luar provinsi. Modal yang Ara pinjam dari Papa juga sudah dikembalikan. Sebenarnya Papa menolak, tetapi Ara bersikeras. Atas bantuan Mama, akhirnya Papa mengalah. Aktivitas yang cukup menyita waktunya ini berhasil mengalihkan pikiran Ara dari Rey. Pemuda yang ditunggunya selama hampir 3 tahun itu memang sempat membuat hari-hari gadis yang sekarang mantap berhijab itu terasa menyakitkan. Beruntung ada Maya juga mama dan papa yang selalu memberikan dukungan hingga ia bisa berhasil melewati masa-masa sulitnya. Meskipun tidak jarang Ara teringat pada pemuda itu, namun kembali ia menyibukkan diri pada pekerjaannya.Hidup sederhana yang dijalankan oleh Ara membuat ia benar-benar mandiri. Ia p

  • Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu    84. Tidak Cocok

    "Sorry, bukannya kasar ... "Fyan mengangkat tangan tanda tidak ada masalah."Priska, kayak dia gak cocok jadi calon suami lu." Pria itu beralih menatap Priska. "Sorry bro, saya bukan calon suaminya." Fyan menegaskan sekali lagi."Priska bilang lu calon suaminya. Kalian korban perjodohan. Hahaha. Harusnya Priska mendapatkan pendamping hidup yang sesuai dengannya." Pria itu tertawa dengan nada mengejek. "Sudah dibilang saya bukan calon suaminya. Saya hanya teman lama yang baru ketemu lagi tadi siang." Fyan merasa tidak enak mendengar pria itu berkata dengan nada tinggi."Sudah, jangan berdebat. Jadi kamu cuma mau mempermainkan aku, Fyan?!" Sekarang giliran Priska yang berkata dengan nada tak kalah tinggi.Fyan mengalihkan pandangan sejenak. Memang susah kalau ngobrol dengan orang dalam keadaan setengah sadar."Mempermainkan apa, Priska?" "Kita sudah dijodohkan tapi kamu bilang bukan calon suamiku?!" Priska menunjuk wajah Fyan, sungguh tidak ada sopan santun."Tidak ada perjodohan di

DMCA.com Protection Status