Ia segera berlari kecil ke arah di mana ayah dan ibunya berada. Tingkahnya tentu saja mengundang pertanyaan bagi orang tuanya itu."Thomas, kamu kenapa? Kok kayak panik," ucap ayahnya."E-enggak kenapa-napa kok, Yah," jawab Thomas."Jangan bohong! Kamu habis lihat sesuatu, kah?" tanya ibunya.Kali ini Thomas sudah tak bisa berbohong lagi. Ia terdiam sejenak. Pikirannya menuntun dia untuk berbicara tentang hal yang sebenarnya."Yah, nanti mobilnya ditaruh di luar saja. Jangan dimasukkan garasi!" ucap Thomas pelan."Kenapa?""Tadi aku lihat ada perempuan menyeramkan di dalam sana, Yah," jawab Thomas.Sontak wajah ayahnya menjadi pucat. Bahkan seorang kepala keluarga sekaligus pelindung bagi dia dan ibunya pun ketakutan pada hal itu. Bukankah hal yang wajar jika dia juga takut?Tak ada yang berani berbicara. Semuanya larut dalam diam. Andai saja tidak ada unsur terpaksa, pasti Thomas tidak akan menceritakannya. Ia berpikir jika seandainya ia tidak menceritakannya dan ayahnya membawa mobi
Itu suara Rio. Thomas kenal sekali dengan suara itu. Akhirnya, tanpa pikir panjang lagi ia segera berlari kecil ke arah pintu rumahnya. Barangkali kedatangan Rio ke rumahnya pada malam-malam begini karena memang ada hal yang sangat penting, sehingga karena itu pula ia melupakan kejadian menakutkan yang terjadi barusan.Tanpa ragu lagi ia membuka pintu rumahnya. Bahkan ia sempat tersenyum. Entah karena senang atau apa. Namun, di saat ia melihat siapa sosok yang kini berada di luar sana, di situlah senyumannya mendadak pudar.Sosok wanita dengan daster putih dan wajah penuh darah itu tengah berdiri beberapa meter jauhnya dari dia. Ketakutan yang ia rasakan sudah tak bisa ia tahan. Beruntungnya tubuhnya tidak kaku sehingga bisa dengan cepat kembali menutup pintu dan menguncinya. Tak hanya itu, ia pun segera berlari menuju kamar ayah dan ibunya. Ia benar-benar takut malam ini.Tapi, lagi dan lagi. Sesuatu yang jauh lebih mengejutkan harus ia lihat ketika ia memasuki kamar ayah dan ibunya.
Tidak ada apa-apa. Indra pengelihatannya hanya melihat ruang kosong nan gelap. Lalu ia menggerakkan bola matanya ke segala arah, tapi ia juga tidak menemukan apa-apa. Masih belum bisa ia simpulkan apakah suara tadi itu hanyalah mimpi atau memang sebuah kenyataan. Tapi jika itu nyata, kenapa tidak ada wujud dari sang pemilik suaranya?"Apa tadi itu cuma mimpi?" tanyanya pada diri sendiri.Rasanya malam ini waktu berjalan sangat lambat. Dan parahnya, bagi Thomas, setiap detik yang berjalan adalah ketakutan. Bayang-bayang hantu itu seakan tak bisa ia lupakan dari ingatan. Wajah menakutkan itu seolah-olah telah menempel erat di pikiran Thomas. Ia ingin menangis untuk mencurahkan perasaan takut sekaligus kesalnya pada malam ini. Akan tetapi ia sadar bahwa ia adalah seorang lelaki. Hanya lelaki lemah yang menangis dalam keadaan seperti ini, dan ia tidak mau menjadi bagian dari itu."Jika kau memang berada di sini, kumohon jangan mengusikku. Aku mau tidur dengan tenang. Aku tidak pernah meng
Bulu kuduknya mendadak berdiri. Ia merasa ada yang tidak beres di tempat itu. Ia mengusap tengkuknya. Bayang-bayang tentang hantu yang ia lihat tadi malam tiba-tiba hadir di dalam ingatannya."Huaaa!"Tak lama setelah itu, ia dikejutkan dengan suara keras yang muncul secara tiba-tiba. Refleks, ia mengambil posisi untuk berlari. Bahkan sudah hampir mengeluarkan jurus kaki seribu. Namun, ketika ia melihat wujud dari suara itu, ia akhirnya mengurungkan niatnya."Sialan! Gak lucu," kata Thomas."Hahaha ... Kau takut, ya?" tanya orang itu."Heh, enak saja. Aku tidak pernah takut dengan hal yang kayak gitu," ucap Thomas menyombongkan diri."Gayamu.""Sudahlah. Ayo ke kelas! Daripada kita didatangin hantu itu di sini, bisa pingsan kau nanti," ucap Thomas. Orang itu hanya tertawa kecil.Ya, dia adalah Rio. Entah apa maksudnya berbuat iseng ke Thomas. Mungkin dia cuma bosan karena tidak ada pekerjaan, sehingga karenanya ia punya ide untuk berbuat semacam itu ke Thomas.Setelah mereka berdua pe
Rio meneguk ludahnya sendiri. Ia tahu bahwa suara itu bukanlah suara ibunya. Dan ia juga tahu bahwa di rumah itu hanya ada dirinya. Lalu, siapakah sang pemilik suara yang memanggil namanya? Itulah yang menjadi pertanyaannya.Tak lama setelahnya, nasib sial kembali menimpanya. Lampu rumahnya tiba-tiba mati. Tubuhnya semakin gemetar hebat. Rasanya semua ini ada hubungannya dengan makhluk gaib. Setidaknya itulah yang ia pikirkan saat ini.Tangannya yang sudah gemetaran tak sanggup untuk menyalakan flash ponselnya dengan cepat. Beberapa kali ia salah pencet. Alhasil, ia pun memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan berniat untuk keluar dari rumahnya sesegera mungkin. Ada yang tidak beres dengan rumahnya.Tapi, keadaan yang gelap gulita menyulitkan dirinya untuk berjalan. Alhasil, ia pun mencoba untuk menyalakan flash ponselnya lagi. Tapi, sesuatu terjadi ketika sorot lampu dari ponselnya itu menyala."Haaaa! Hantu!" teriak Rio.Di depannya, sosok wanita dengan wajah penuh darah sedang me
Pintu itupun terbuka dan menampilkan sosok wanita berambut panjang. Sosok itu kemudian berjalan mendekati Thomas dan Rio yang sedang duduk."Ibu," ucap Thomas."Loh, Rio. Kapan kamu ke sini?" tanya ibu Thomas."Hehehe ... Baru saja, Tante," jawab Rio."Jadi dia habis melihat hantu, Bu. Makanya dia lari ke sini. Padahal rumahnya sedang gak ada orang," ucap Thomas."Hantu?""Ya hantu yang itu, Bu," ucap Thomas.Ibunya mengangguk paham. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh putranya."Dan kebetulan ibu bangun tidur. Aku mau minta izin untuk menginap di rumah Rio. Kasihan dia gak ada temannya. Dan kalau dia yang menginap di sini, bisa-bisa barang berharga di rumahnya ludes dicolong maling," ucap Thomas."Tapi hantu itu ...?""Ibu sendiri yang bilang kalau rasa takut malah akan membuat dia semakin kuat. Kalau aku menghilangkan rasa takut itu, maka dia bisa apa?"Perkataan dari Thomas langsung membuat ibunya terdiam seribu bahasa. Thomas pun sudah yakin bahwa nanti ibunya pasti akan memberikan
Betapa terkejutnya ia ketika melihat kakaknya ada di luar sana. Padahal ia pun tahu bahwa kakaknya baru saja masuk ke dalam rumah, dan dia sendiri yang membuka pintu untuk kakaknya. Lalu, siapakah yang kini ada di luar? Atau siapa sebenarnya yang ada di dalam rumah?Tubuh Rio gemetar hebat. Ia bingung ingin mengambil keputusan apa. Ia tak berani membuka pintu, takut jika yang kini berada di luar adalah hantu yang sedang menyamar sebagai kakaknya."Rio, buka!"Seseorang yang berada di luar rumah berucap. Dari ucapan itu, Rio bisa sedikit mengambil kesimpulan bahwa kakaknya yang asli adalah yang berada di luar rumah. Ia segera membuka pintu rumahnya."Lama banget. Ngapain aja kamu?""Kak," panggil Rio. Wajahnya nampak pucat."Kamu kenapa?"Rio tak menjawab. Ia cuma diam sambil menatap wajah kakaknya. Matanya memperlihatkan bahwa dia sedang ketakutan."Rio, siapa yang datang?"Thomas yang sedari tadi duduk di ruang tamu pun ikut memeriksa ke luar rumah sambil bertanya kepada Rio. Belum s
"Kamu nanya?" tanya Thomas."Iya.""Kamu bertanya-tanya?""Ah, sudahlah! Kalau dia menyerangku, mungkin aku cuma bisa pasrah," ucap Rio."Hahaha ... Tenang saja! Setahuku, hantu tidak bisa membunuh manusia," ucap Thomas."Darimana kamu tahu?""Kalau hantu bisa membunuh manusia, dari dulu manusia sudah habis terbunuh," jawab Thomas."Betul juga apa katamu," kata Rio."Ya sudahlah. Aku akan tidur di kamarku sendiri. Rio, kamu tidur di kamarmu, dan kamu Thomas. Kamu tidur di kamar orang tua kami," ucap kakaknya Rio.Thomas mengangguk. Ia menyetujui apa yang diucapkan oleh kakaknya Rio. Walaupun sejatinya ada sedikit ketakutan di hatinya, tapi ia coba untuk melawannya. Bagi dia, ketenangannya di hari-hari berikutnya lebih penting, meskipun pada hari ini ia harus merasakan ketakutan yang besar."Ayah dan Ibu kapan pulang, Kak?" tanya Rio."Katanya besok baru pulang," jawab kakaknya."Oh."Dan setelahnya, mereka bertiga pun pergi ke kamar masing-masing. Thomas pergi ke kamar orang tua Rio u