Leonard Indrajaya akhirnya sampai di Bandara YIA bersama kedua puteranya. Dia berencana untuk menginap di Grand Aston Hotel seperti biasanya bila berkunjung ke Yogyakarta. Dia suka dengan posisi hotel itu yang di tengah kota dan pelayanannya memuaskan, dia tidak perlu repot mencari makan keluar hotel karena chef hotel itu masakannya sangat enak.
Mobil Alphard miliknya sudah menunggu di lobi keluar bandara. Brian, kepala bagian keamanannya sendiri yang menyetir dari Jakarta semalam. Pria itu sudah menjaga keluarganya selama 20 tahun. Leonard sangat berhutang budi pada Brian.
Leonard mengetik pesan WA kepada James supaya puteranya mengajak Laura ke Grand Aston Hotel. Dia sudah tak sabar bertemu dengan pasangan muda itu. Abang abangnya James juga sangat penasaran sepertinya dengan calon adik ipar mereka.
*****
James sedang duduk di sofa apartment nya bersama Laura yang sudah rapi karena mereka punya appointment dengan Papinya James pagi ini. Mereka
Siang itu Nicolas Carson kedatangan tamu di rumahnya. Nicolas bergegas turun untuk melihat siapa gerangan yang mengganggu istirahat siangnya yang tenang di hari minggu. Sesosok pria bule yang sudah lama tidak dia jumpai berdiri di ruang tamunya dan menatap ke arahnya. Philip Landon. Philip Landon masih termasuk keponakan jauh dari kekerabatan sepupu Kakek Nicolas Carson. Ayah Philip adalah teman dekatnya sejak sekolah dasar karena rumah keluarga Carson di Australia berdekatan dengan rumah keluarga Landon. Belakangan juga Philip sempat berpacaran dengan Wendy, puterinya saat mengambil studi S2 di Australia 6 tahun lalu. Tapi mereka sudah putus hubungan sejak Wendy pindah ke Inggris mengambil gelar profesornya di Cambridge University. Nicolas sendiri tidak menanyakan alasannya pada Wendy penyebab putus hubungan dengan Philip. (Note: pembicaraan Philip dengan semua tokoh di cerita ini dalam bahasa Inggris, tapi author menerjemahkan dalam bahasa Indonesia) "Hallo
Laura meringis melihat kedua pria dewasa yang tingkahnya seperti anak kecil yang berebut permen. Keduanya berdiri bersedekap saling memunggungi dengan Laura berada di tengah tengah mereka."Well, Boys aku capek... Aku duduk dulu yaaa... Bang Leeray Bang Mike yuk masuk aja." ujar Laura meninggalkan kedua pria yang saling memunggungi itu dan berjalan ke sofa ruang keluarga yang berada di tengah rumah. Leeray dan Michael menahan tawa melihat adik mereka yang terbakar api cemburu. Konyol sekali pikir mereka. Abang abang James berjalan mengikuti Laura ke ruang keluarga dimana ada sofa yang empuk dan nyaman. Mereka pun duduk dan berbincang dengan Laura. "Laura tidak tinggal bareng ortu ya sekarang?"tanya Michael seraya mengamati interior ruangan itu. "Gak Bang, aku tinggal di apartment Royal Heritage dekat kampus. Jauh berangkat kerja kalo dari sini." jawab Laura seraya tersenyum menatap kedua pria yang berjalan beriringan ke ruang keluarga.
Nicolas Carson dan Louisa Carson menemani Leonard Indrajaya berbincang di ruang kerjanya, meninggalkan anak anak muda itu untuk menyelesaikan persoalan mereka di ruang keluarga. "Mari silakan duduk Tuan Leo."ujar Nicolas seraya membimbing Louisa untuk duduk di sebelahnya. Sebenarnya Nicolas merasa bimbang dengan penilaiannya atas James sehingga dia ingin Louisa untuk mendampinginya menemui calon besannya. "Terimakasih Tuan Nicolas." Leonard pun duduk di seberang Papa dan Mama Laura. "Saya membawakan sedikit buah tangan untuk anda, semoga berkenan." Leonard meletakkan sebuah kotak berwarna cokelat di atas meja sofa. Nicolas tersenyum melihat kotak yang diberikan oleh calon besannya itu. Dia sudah bisa menebak isinya karena itu barang favoritnya. "Cohiba Talisman Edicion Limitada 2017, Cuban Cigar." sebut Nicolas dengan fasih dan dia pun tertawa. "Excellent Tuan Leo, anda tahu apa yang saya sukai!" Louisa pun tersenyum dan berkata. "Kecerdasan Jam
Malam semakin larut, akhirnya tamu di rumah Nicolas pun kembali ke tempat peristirahatan mereka masing masing. Leonard dan kedua abang James akan kembali ke Jakarta dengan penerbangan besok pagi, mereka menginap di Grand Aston Hotel malam ini. Mereka berpamitan dengan James dan Laura sebelum berpisah. Leonard berpesan pada James untuk fokus dengan kuliahnya supaya tahun depan dia bisa melamar Laura untuk menikah. James pun memeluk Papinya seraya berterimakasih atas bantuannya bernegosiasi dengan Papanya Laura hingga restu itu bisa dia dapatkan tanpa hambatan. Philip Landon pulang ke Royal Heritage sendiri, dia tinggal di unit 5005, dua lantai di bawah unit apartment milik Laura. Sedangkan James dan Laura pulang ke Intercontinental Residence, James masih merasa galau kekasihnya tinggal di gedung yang sama dengan mantan pacarnya itu. Jadi lebih baik Laura tinggal bersamanya untuk sementara waktu pikir James. Akhirnya James dan Laura sampai di unit apartment James yang
Philip mengemudikan sedan AUDI hitamnya menuju ke arah kampus FKH UGM. Belum terlalu siang pikirnya jika dia berangkat pukul 09.00. Dia masih belum menghubungi Laura sejak semalam mereka berpisah di rumah Om Nicolas. Sebenarnya dia agak sedih mengetahui Laura sudah bertunangan dengan James yang statusnya masih mahasiswa kedokteran hewan FKH UGM. Dia serasa tak percaya dengan fakta ini, dia bahkan berpikir apa Laura sedang mengalami delusi. Akhirnya Philip sampai di area kampus FKH UGM, dia mengikuti papan petunjuk arah dan memarkir mobilnya di dekat Lab Patologi Anatomi, di sebelah mobil HRV merah. Dia pun bertanya pada petugas sekuriti di lobi dengan bahasa Inggris tentunya, dimana ruang dekan FKH. Beruntung petugas sekuriti itu fasih berbahasa Inggris, dia pun mengantarkan Philip ke lantai 2 dimana kantor Prof Charles berada. Philip mengetuk pintu kantor Prof Charles dan dipersilakan masuk. Prof Charles cukup terkejut karena tamunya bule tampan dan berpakaian rapi
James belum bertemu Laura lagi sejak mereka berpisah di basement apartment Laura tadi pagi setelah malam hangat yang mereka lalui bersama. Mereka selalu berangkat ke kampus dengan mobil masing masing. Dia mulai merindukan Laura, tetapi jadwalnya hari ini sangat sibuk karena sesi terakhir asistensi praktikum Mikrobiologi semester ini, dia mempersiapkan ujian praktikum Mikrobiologi yang terbagi 5 gelombang peserta ujian. James pun memutuskan untuk mengirim pesan WA saja. "Hai Honey ku, sedang apa? 😍 Sudah makan siang?" Tak lama kemudian, balasan pun masuk ke ponselnya. "Hai Beb 😘 Ini sedang makan siang bareng Philip di kantin kampus. Jangan marah ya 😅🙄" James membaca balasan Laura dan merasa agak kesal. Kenapa pria itu masih terus menempel pada Laura, pikirnya. Tapi dia harus percaya pada Laura, mereka sudah bertunangan sekarang. Dia pun membalas pesan itu lagi. "Baiklah. Selamat makan Sayang. I believe in you 😉😄" Lalu datang lagi pesan bala
James duduk di karpet ruang tengah apartment Laura di antara sofa dan meja, dia mengetik data penelitiannya di laptop. Laura menemani duduk di sebelahnya, dia membantu membacakan data kasar yang tertulis di buku catatan James dan membantu menganalisa hasil penelitian James. Tulisan James berbentuk latin tegak bersambung dan rapi. Begitu cantik seperti jari jarinya yang panjang dan lentik. Laura selalu merasa jatuh cinta setiap melihat James. Kekasihnya itu sangat tampan, dari ujung kepala hingga ujung kaki James, segalanya tampak begitu sempurna. Philip memperhatikan James dan Laura yang sedang mengerjakan naskah skripsi James. Dia terkenang saat dulu Laura membantunya mengerjakan thesis S2. Gadis itu membuat pengerjaan thesis nya begitu mudah. Sejak dulu memang Laura begitu berbakat dalam hal akademis, otaknya seolah seperti prosesor masa depan yang sangat canggih merekam data dan menganalisanya, pemikirannya sungguh luar biasa. "Woww kita sudah menyelesaikan dua ba
*Flashback On* (Kisah cinta Philip dan Laura yang datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit) Philip baru saja kembali dari minimarket untuk membeli barang keperluan pribadinya. Daddy nya memanggilnya ke ruang keluarga. Dia pun meletakkan barang belanjaannya di dekat loteng dan bergegas ke ruang keluarga. "Son, ini Laura, puteri Om Nicolas Carson. Dia akan mengambil program S2 kedokteran hewan di kampus kita." ujar Daniel Landon yang duduk di sofa panjang.Laura berdiri dan menjabat tangan Philip memperkenalkan dirinya singkat. Kemudian mereka bertiga pun duduk dan berbincang bincang di ruang keluarga keluarga Landon sepanjang sore sementara hujan turun dengan deras. Sehabis makan malam bersama Philip dan Prof Daniel, Laura pun berpamitan. Namun hujan masih turun dengan deras sementara dia tidak membawa payung. Philip pun menawarkan diri untuk mengantarnya berjalan kaki karena jarak rumah mereka hanya berbeda 3 rumah. Laura dan Philip
"Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah
"Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri
"Hey, sepertinya wajah cantik itu familiar! Fred, apa kau ingat siapa dia?" ujar Jeremy Thompson seusai bertanding football. Dia nongkrong bersama rekan satu timnya di sebuah cafe terbuka untuk melepas lelah.Fred Arlington pun mengingat-ingat siapa wanita berambut panjang kecoklatan yang ditunjuk sobatnya itu. "Dulu dia sekampus dengan kita di NSWU. Laura bukan ya namanya, Jery?" sahutnya ragu-ragu."Ahh ... that's right! Laura ... dia masih secantik dahulu dan sexy ... lebih matang dibanding dulu. Aku akan menghampirinya sendiri!" Jeremy segera bangkit berdiri lalu menyeberang jalan raya menuju ke halte bus di dekat kampus New South Wales University.Sore itu memang James pulang terlebih dahulu dari kampus karena si kembar dan Keira harus diantar latihan berenang di kolam renang untuk les seperti biasa. Kebetulan mobil mereka hanya satu, jadi Laura mengalah untuk pulang naik bus kota. Lagi pula di dekat perumahan tempat mereka tinggal ada halte bus, itu sangat praktis menurutnya.Ka
"Honey, temani aku berenang di kolam belakang rumah!" pinta James sambil menyeret tangan Laura ke lemari untuk mengambil swimsuit. Laura sedikit bingung sekalipun dia tetap mengikuti keinginan suaminya dengan berganti pakaian. "Tumben sekali, ini sudah malam James. Apa tidak dingin?" "This is summer, Laura. Aku merasa gerah dan ingin mendinginkan tubuhku," ujar James bersikeras membujuk Laura lalu meraup tubuh ramping istrinya itu ke gendongannya dan melangkah menuju kolam renang.Bulan Februari memang menjadi saat puncak musim panas di Perth. Maka di sanalah James dan Laura menceburkan diri ke kolam renang berair sejuk untuk bersenang-senang. Laura terkikik setelah dia berenang ke sana ke mari untuk menghindari belitan lengan dan kaki James dan berakhir tertangkap hingga tak berkutik. "Ouhh ... sepertinya aku akan jadi korban kemesuman suamiku lagi kali ini!" erang Laura pasrah ketika James membuat banyak kiss mark di kulitnya yang seputih porselen. "Gelombang panasnya berasal d
"BRUKK!" Sesosok pemuda bule bertubuh besar membuat Laura nyaris terpental dan mendarat di lantai marmer koridor kampus fakultas Kedokteran Hewan University of New South Wales. Untungnya dengan sigap lengan pemuda tadi menopang punggung Laura agar tidak jatuh."Sorry! Aku terburu-buru hingga nyaris membuatmu celaka. Apa kau tidak apa-apa, Miss?" ujar pemuda yang menubruk Laura sambil memeriksa kondisi wanita itu."Aku baik-baik saja. Lain kali kau bisa lebih hati-hati. Permisi!" sahut Laura lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke ruangan kantor barunya sebelum mengisi kuliah pagi tak lama setelah ini.Namun, pemuda itu mencekal pergelangan tangan Laura. "Tunggu, siapa namamu? Apa kau mahasiswi baru?" tanyanya penasaran sekaligus memandangi wanita di hadapannya dengan sorot mata tertarik."Namaku Laura, Gwendolyn Laura Carson-Indrajaya. Permisi, aku terburu-buru!" jawab Laura lalu membalik badannya setelah menarik tangannya dari genggaman pemuda yang tak ingin dia ajak berkena
Seperti kata Philip, memang Turpan Restoran Kensington memiliki menu yang bergaya oriental fussion. James sekeluarga memilih mie lamian kuah dengan daging sapi dan sayur. Masing-masing satu mangkuk penuh dan habis dalam sekejap."Wow, si kembar banyak makan rupanya ya sekarang!" komentar Philip saat melihat mangkuk kedua putera James itu kosong tak bersisa."Mie ini lezat sekali, Uncle Phil!" jawab Jacob jujur lalu meminum teh hangat manis di gelasnya.Mereka saling mengobrol santai hingga semua selesai makan malam lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil SUV milik Philip hingga tiba di Cleveland Street. Rumah mereka hanya berbeda dua rumah di antara bangunannya.Bibi dan Kakek Laura telah tiada dan hanya tersisa keponakannya saja yang masih tinggal di sana. Setelah Laura menekan bel pintu depan rumah peninggalan keluarga Carson, suara sahutan wanita dari dalam rumah terdengar, "Yeaah coming!"Lizbeth tak menyangka akan bertemu lagi dengan sepupunya tersebut setelah belasan tahun lama
"Penumpang atas nama Gwendolyn Laura Carson, tolong angkat tangan!" Seorang pramugari memberikan panggilan dengan mikrofon di depan pintu kabin penumpang pesawat Singapore Airlines sebelum lepas landas.James dan Laura terkejut dan saling bertukar pandang. Kemudian wanita itu pun mengangkat tangannya disaksikan oleh seisi kabin. Dia pun tak mengerti, mengapa namanya dipanggil oleh pramugari?"Ma'am, ada titipan buket bunga untuk Anda dari Tuan Reynold, silakan diterima!" ujar pramugari tadi menyerahkan karangan bunga gerbera merah, anggrek ungu, daisy, mawar kuning, dan mawar merah muda yang indah kepada Laura yang berjalan melewati lorong kursi penumpang pesawat.Jujur dia merasa terharu karena Reynold masih menyempatkan diri mengirimkan buket bunga tersebut ke bandara sekalipun mereka tak sempat bertemu langsung. Ketika Laura duduk kembali ke bangku di samping James, dia terdiam menatap buket bunga di pangkuannya. Suara pilot yang menyapa penumpang dan memberi tahukan bahwa sebenta
"Kalo kamu masih mau pernikahan kita lanjut, jangan datang ke undangan makan malam Prof. Laura!" ancam Aurel menunjuk wajah suaminya dengan tatapan sengit. Ada rasa posesif dalam diri Aurel bila sudah berkaitan dengan istri rahasia Reynold yang dinikahi pria itu di Las Vegas. Memang tidak diakui di Indonesia, tetapi perasaan suaminya itu sangat dalam kepada dosen Patologi Anatomi keturunan blasteran yang cantik sekalipun sudah berusia menuju setengah abad."Tapi aku sudah setuju buat dateng, Rel. Nanti mereka nunggu aku 'kan kasihan!" terang Reynold berusaha minta perempuan belia itu mengerti situasinya."Bodo amat, lagian kenapa nggak nanya ke aku dulu sebelum jawab ajakan dinner Prof. Laura?! Tahu sendiri kalo aku sensi bingits kalo udah berhubungan sama dia!" Aurel menarik tangan Reynold dari ruang tengah masuk ke kamar tidur mereka.Dia juga merampas ponsel suaminya lalu menonaktifkan dayanya. "Sekarang aku mau ML sama kamu, Rey. Jangan pikirin mantan kamu lagi, oke?!" ujarnya de
"James, apa sebaiknya kita berpamitan sambil makan malam sama Rey nanti?" tanya Laura yang baru saja selesai menutup kopernya. Dia pun bangkit berdiri dari posisi jongkoknya lalu menghampiri suaminya yang sedang duduk menatap layar ponselnya dengan serius di kepala ranjang. James pun segera menaruh ponselnya ke nakas. Tangannya meraih pinggang istrinya hingga Laura hilang keseimbangan. "Aarrhh! James kaget aku," ucap Laura bernada protes menepuki dada bidang suaminya yang tertimpa olehnya. Namun, pria muda itu hanya tertawa renyah lalu menghujani wajahnya dengan kecupan-kecupan.Tubuh Laura pun dibanting ke bawahnya dan dengan segera James melucuti kancing kemeja lomggar yang dikenakan wanita kesayangannya. "Aku lebih tertarik memikirkanmu dan gaya apa yang asik untuk kita. Doggy style mungkin?" godanya mengerling kepada Laura."Tapi ini masih siang—" James memotong kata-kata Laura, "Dan kita hanya berdua. Daddy dan Mommy libur, Keira bersama Mikha di ruang TV. Perfect bukan?"Maka