Siang itu Nicolas Carson kedatangan tamu di rumahnya. Nicolas bergegas turun untuk melihat siapa gerangan yang mengganggu istirahat siangnya yang tenang di hari minggu. Sesosok pria bule yang sudah lama tidak dia jumpai berdiri di ruang tamunya dan menatap ke arahnya. Philip Landon.
Philip Landon masih termasuk keponakan jauh dari kekerabatan sepupu Kakek Nicolas Carson. Ayah Philip adalah teman dekatnya sejak sekolah dasar karena rumah keluarga Carson di Australia berdekatan dengan rumah keluarga Landon. Belakangan juga Philip sempat berpacaran dengan Wendy, puterinya saat mengambil studi S2 di Australia 6 tahun lalu. Tapi mereka sudah putus hubungan sejak Wendy pindah ke Inggris mengambil gelar profesornya di Cambridge University. Nicolas sendiri tidak menanyakan alasannya pada Wendy penyebab putus hubungan dengan Philip.
(Note: pembicaraan Philip dengan semua tokoh di cerita ini dalam bahasa Inggris, tapi author menerjemahkan dalam bahasa Indonesia)
"Hallo
Laura meringis melihat kedua pria dewasa yang tingkahnya seperti anak kecil yang berebut permen. Keduanya berdiri bersedekap saling memunggungi dengan Laura berada di tengah tengah mereka."Well, Boys aku capek... Aku duduk dulu yaaa... Bang Leeray Bang Mike yuk masuk aja." ujar Laura meninggalkan kedua pria yang saling memunggungi itu dan berjalan ke sofa ruang keluarga yang berada di tengah rumah. Leeray dan Michael menahan tawa melihat adik mereka yang terbakar api cemburu. Konyol sekali pikir mereka. Abang abang James berjalan mengikuti Laura ke ruang keluarga dimana ada sofa yang empuk dan nyaman. Mereka pun duduk dan berbincang dengan Laura. "Laura tidak tinggal bareng ortu ya sekarang?"tanya Michael seraya mengamati interior ruangan itu. "Gak Bang, aku tinggal di apartment Royal Heritage dekat kampus. Jauh berangkat kerja kalo dari sini." jawab Laura seraya tersenyum menatap kedua pria yang berjalan beriringan ke ruang keluarga.
Nicolas Carson dan Louisa Carson menemani Leonard Indrajaya berbincang di ruang kerjanya, meninggalkan anak anak muda itu untuk menyelesaikan persoalan mereka di ruang keluarga. "Mari silakan duduk Tuan Leo."ujar Nicolas seraya membimbing Louisa untuk duduk di sebelahnya. Sebenarnya Nicolas merasa bimbang dengan penilaiannya atas James sehingga dia ingin Louisa untuk mendampinginya menemui calon besannya. "Terimakasih Tuan Nicolas." Leonard pun duduk di seberang Papa dan Mama Laura. "Saya membawakan sedikit buah tangan untuk anda, semoga berkenan." Leonard meletakkan sebuah kotak berwarna cokelat di atas meja sofa. Nicolas tersenyum melihat kotak yang diberikan oleh calon besannya itu. Dia sudah bisa menebak isinya karena itu barang favoritnya. "Cohiba Talisman Edicion Limitada 2017, Cuban Cigar." sebut Nicolas dengan fasih dan dia pun tertawa. "Excellent Tuan Leo, anda tahu apa yang saya sukai!" Louisa pun tersenyum dan berkata. "Kecerdasan Jam
Malam semakin larut, akhirnya tamu di rumah Nicolas pun kembali ke tempat peristirahatan mereka masing masing. Leonard dan kedua abang James akan kembali ke Jakarta dengan penerbangan besok pagi, mereka menginap di Grand Aston Hotel malam ini. Mereka berpamitan dengan James dan Laura sebelum berpisah. Leonard berpesan pada James untuk fokus dengan kuliahnya supaya tahun depan dia bisa melamar Laura untuk menikah. James pun memeluk Papinya seraya berterimakasih atas bantuannya bernegosiasi dengan Papanya Laura hingga restu itu bisa dia dapatkan tanpa hambatan. Philip Landon pulang ke Royal Heritage sendiri, dia tinggal di unit 5005, dua lantai di bawah unit apartment milik Laura. Sedangkan James dan Laura pulang ke Intercontinental Residence, James masih merasa galau kekasihnya tinggal di gedung yang sama dengan mantan pacarnya itu. Jadi lebih baik Laura tinggal bersamanya untuk sementara waktu pikir James. Akhirnya James dan Laura sampai di unit apartment James yang
Philip mengemudikan sedan AUDI hitamnya menuju ke arah kampus FKH UGM. Belum terlalu siang pikirnya jika dia berangkat pukul 09.00. Dia masih belum menghubungi Laura sejak semalam mereka berpisah di rumah Om Nicolas. Sebenarnya dia agak sedih mengetahui Laura sudah bertunangan dengan James yang statusnya masih mahasiswa kedokteran hewan FKH UGM. Dia serasa tak percaya dengan fakta ini, dia bahkan berpikir apa Laura sedang mengalami delusi. Akhirnya Philip sampai di area kampus FKH UGM, dia mengikuti papan petunjuk arah dan memarkir mobilnya di dekat Lab Patologi Anatomi, di sebelah mobil HRV merah. Dia pun bertanya pada petugas sekuriti di lobi dengan bahasa Inggris tentunya, dimana ruang dekan FKH. Beruntung petugas sekuriti itu fasih berbahasa Inggris, dia pun mengantarkan Philip ke lantai 2 dimana kantor Prof Charles berada. Philip mengetuk pintu kantor Prof Charles dan dipersilakan masuk. Prof Charles cukup terkejut karena tamunya bule tampan dan berpakaian rapi
James belum bertemu Laura lagi sejak mereka berpisah di basement apartment Laura tadi pagi setelah malam hangat yang mereka lalui bersama. Mereka selalu berangkat ke kampus dengan mobil masing masing. Dia mulai merindukan Laura, tetapi jadwalnya hari ini sangat sibuk karena sesi terakhir asistensi praktikum Mikrobiologi semester ini, dia mempersiapkan ujian praktikum Mikrobiologi yang terbagi 5 gelombang peserta ujian. James pun memutuskan untuk mengirim pesan WA saja. "Hai Honey ku, sedang apa? 😍 Sudah makan siang?" Tak lama kemudian, balasan pun masuk ke ponselnya. "Hai Beb 😘 Ini sedang makan siang bareng Philip di kantin kampus. Jangan marah ya 😅🙄" James membaca balasan Laura dan merasa agak kesal. Kenapa pria itu masih terus menempel pada Laura, pikirnya. Tapi dia harus percaya pada Laura, mereka sudah bertunangan sekarang. Dia pun membalas pesan itu lagi. "Baiklah. Selamat makan Sayang. I believe in you 😉😄" Lalu datang lagi pesan bala
James duduk di karpet ruang tengah apartment Laura di antara sofa dan meja, dia mengetik data penelitiannya di laptop. Laura menemani duduk di sebelahnya, dia membantu membacakan data kasar yang tertulis di buku catatan James dan membantu menganalisa hasil penelitian James. Tulisan James berbentuk latin tegak bersambung dan rapi. Begitu cantik seperti jari jarinya yang panjang dan lentik. Laura selalu merasa jatuh cinta setiap melihat James. Kekasihnya itu sangat tampan, dari ujung kepala hingga ujung kaki James, segalanya tampak begitu sempurna. Philip memperhatikan James dan Laura yang sedang mengerjakan naskah skripsi James. Dia terkenang saat dulu Laura membantunya mengerjakan thesis S2. Gadis itu membuat pengerjaan thesis nya begitu mudah. Sejak dulu memang Laura begitu berbakat dalam hal akademis, otaknya seolah seperti prosesor masa depan yang sangat canggih merekam data dan menganalisanya, pemikirannya sungguh luar biasa. "Woww kita sudah menyelesaikan dua ba
*Flashback On* (Kisah cinta Philip dan Laura yang datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit) Philip baru saja kembali dari minimarket untuk membeli barang keperluan pribadinya. Daddy nya memanggilnya ke ruang keluarga. Dia pun meletakkan barang belanjaannya di dekat loteng dan bergegas ke ruang keluarga. "Son, ini Laura, puteri Om Nicolas Carson. Dia akan mengambil program S2 kedokteran hewan di kampus kita." ujar Daniel Landon yang duduk di sofa panjang.Laura berdiri dan menjabat tangan Philip memperkenalkan dirinya singkat. Kemudian mereka bertiga pun duduk dan berbincang bincang di ruang keluarga keluarga Landon sepanjang sore sementara hujan turun dengan deras. Sehabis makan malam bersama Philip dan Prof Daniel, Laura pun berpamitan. Namun hujan masih turun dengan deras sementara dia tidak membawa payung. Philip pun menawarkan diri untuk mengantarnya berjalan kaki karena jarak rumah mereka hanya berbeda 3 rumah. Laura dan Philip
*Flashback On* Sejak malam Philip merawat Laura yang sakit, hubungan mereka tak lagi sama. Philip merasa perlakuan Laura padanya menjadi lebih hangat dan tatapannya pun begitu aneh seolah ada kembang api yang meledak ledak di sana. Laura seperti berbinar binar saat menatapnya. Apa Laura menyukainya? Philip tidak berani berharap banyak dalam hubungannya dengan Laura. Laura sangat cantik seperti bidadari dan otaknya sangat briliant. Latar belakang keluarga Carson juga begitu membuatnya minder, keluarga kaya turun temurun dan semua anak laki laki keluarga Carson adalah pebisnis yang handal. Liburan antar semester kali ini klub pecinta alam akan mengadakan hiking ke Pigeon House Mountain, lokasinya dekat, masih di New South Wales. Philip bertanya pada Laura apa dia ingin ikut hiking bersamanya untuk mengisi waktu liburan. Ternyata Laura menerima tawarannya dengan antusias. Maka mereka pun mendaftar ke acara hiking itu berdua. Pada pukul 12.00 rombongan peserta hi
"Kita makan di restoran ini saja ya?" James memarkir mobil dengan rapi di halaman depan gerai fast food. Kemudian keluarga kecil itu turun dari mobil dan berjalan bersama-sama memasuki restoran penjual burger, hotdog, pretzel, dan makanan siap saji lainnya. Laura tak terlalu nyaman berada di tempat publik karena nampaknya kasus pelecehan yang dialaminya menjadi bumerang. Sosok Jeremy Thompson sebagai atlet football kebanggaan New South Wales dan sebagian besar penduduk Australia lebih dipercaya omong kosongnya dibanding dirinya yang bukan siapa-siapa.Pertanyaan wartawan tadi membuatnya malu, sehina itu tuduhan yang diberikan kepadanya. Padahal dia tak bersalah. Laura berdiri di belakang James dan putra putri mereka, melihat papan menu di sisi atas konter pemesanan."Apa yang ingin kamu pesan, Honey? Biar aku saja yang memesankan semua menu kita sekeluarga!" ujar James sambil mendengarkan teriakan Jacob, Joshua, dan Keira yang menyebutkan menu pilihan masing-masing. "Hubby, aku ingi
"Siapa kalian?! Jangan menggangguku!" teriak Laura putus asa di atas tempat tidur perawatannya di rumah sakit.Paparazzi yang mendominasi memenuhi ruang pasien VIP itu menahan tombol pemanggil perawat, mengambil foto tanpa izin dari Laura, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring opini salah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jeremy Thompson kepadanya. Rasanya justru wanita jahat yang merayu atlet terkenal asal Sydney itu adalah Laura."Miss Carson, apa motif Anda menggoda Jeremy Thompson? Apa untuk popularitas? Anda ingin ikut tenar bersamanya ya?" tanya Herald Grey, paparazzi bayaran Jeremy.Laura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. "Tidak ... itu tidak benar. Dia yang jahat!" jerit Laura histeris sementara berbagai pertanyaan ngawur dilontarkan kepada dirinya dan semakin membuat dirinya depresi.Wajah-wajah asing yang tak dikenalnya membuka mulut berbicara cepat dan keras menuduhkan hal yang sama sekali berbe
"Joe, kau harus bayar paparazi untuk menyebarkan hoaks tentang wanita bernama Laura Carson itu. Katakan bahwa dia telah lama terobsesi kepadaku dan memintaku menidurinya. Namun, dia mengaku aku yang memperkosanya!" seru Jeremy Thompson dengan berapi-api. Dia tak ingin masalah dengan Laura membuat karirnya kacau balau.Ben Carlberg, manager Jeremy berdecak kesal. "Seharusnya sebelum bertindak bodoh, hanya memikirkan selangkanganmu, sebaiknya kau mempertimbangkan tentang karirmu sebagai atlet terkenal, Jerry!" "Hey, jaga mulutmu! Itu hakku, jangan mengaturku. Shit!" teriak Jeremy Thompson mengamuk menuding-nuding wajah managernya.Dengan patuh, Ben menghubungi jurnalis kolom gosip receh agar membuat berita yang tak benar itu dan menjanjikan bayaran yang cukup banyak. Jeremy Thompson menyeringai puas. Dia ingin Laura yang dijadikan kambing hitam dalam peristiwa pelecehan dan pemerkosaan itu. Justru dia yang mengaku sebagai korban."Semuanya beres. Dalam hitungan menit berita hoaks itu
"Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah
"Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri
"Hey, sepertinya wajah cantik itu familiar! Fred, apa kau ingat siapa dia?" ujar Jeremy Thompson seusai bertanding football. Dia nongkrong bersama rekan satu timnya di sebuah cafe terbuka untuk melepas lelah.Fred Arlington pun mengingat-ingat siapa wanita berambut panjang kecoklatan yang ditunjuk sobatnya itu. "Dulu dia sekampus dengan kita di NSWU. Laura bukan ya namanya, Jery?" sahutnya ragu-ragu."Ahh ... that's right! Laura ... dia masih secantik dahulu dan sexy ... lebih matang dibanding dulu. Aku akan menghampirinya sendiri!" Jeremy segera bangkit berdiri lalu menyeberang jalan raya menuju ke halte bus di dekat kampus New South Wales University.Sore itu memang James pulang terlebih dahulu dari kampus karena si kembar dan Keira harus diantar latihan berenang di kolam renang untuk les seperti biasa. Kebetulan mobil mereka hanya satu, jadi Laura mengalah untuk pulang naik bus kota. Lagi pula di dekat perumahan tempat mereka tinggal ada halte bus, itu sangat praktis menurutnya.Ka
"Honey, temani aku berenang di kolam belakang rumah!" pinta James sambil menyeret tangan Laura ke lemari untuk mengambil swimsuit. Laura sedikit bingung sekalipun dia tetap mengikuti keinginan suaminya dengan berganti pakaian. "Tumben sekali, ini sudah malam James. Apa tidak dingin?" "This is summer, Laura. Aku merasa gerah dan ingin mendinginkan tubuhku," ujar James bersikeras membujuk Laura lalu meraup tubuh ramping istrinya itu ke gendongannya dan melangkah menuju kolam renang.Bulan Februari memang menjadi saat puncak musim panas di Perth. Maka di sanalah James dan Laura menceburkan diri ke kolam renang berair sejuk untuk bersenang-senang. Laura terkikik setelah dia berenang ke sana ke mari untuk menghindari belitan lengan dan kaki James dan berakhir tertangkap hingga tak berkutik. "Ouhh ... sepertinya aku akan jadi korban kemesuman suamiku lagi kali ini!" erang Laura pasrah ketika James membuat banyak kiss mark di kulitnya yang seputih porselen. "Gelombang panasnya berasal d
"BRUKK!" Sesosok pemuda bule bertubuh besar membuat Laura nyaris terpental dan mendarat di lantai marmer koridor kampus fakultas Kedokteran Hewan University of New South Wales. Untungnya dengan sigap lengan pemuda tadi menopang punggung Laura agar tidak jatuh."Sorry! Aku terburu-buru hingga nyaris membuatmu celaka. Apa kau tidak apa-apa, Miss?" ujar pemuda yang menubruk Laura sambil memeriksa kondisi wanita itu."Aku baik-baik saja. Lain kali kau bisa lebih hati-hati. Permisi!" sahut Laura lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke ruangan kantor barunya sebelum mengisi kuliah pagi tak lama setelah ini.Namun, pemuda itu mencekal pergelangan tangan Laura. "Tunggu, siapa namamu? Apa kau mahasiswi baru?" tanyanya penasaran sekaligus memandangi wanita di hadapannya dengan sorot mata tertarik."Namaku Laura, Gwendolyn Laura Carson-Indrajaya. Permisi, aku terburu-buru!" jawab Laura lalu membalik badannya setelah menarik tangannya dari genggaman pemuda yang tak ingin dia ajak berkena
Seperti kata Philip, memang Turpan Restoran Kensington memiliki menu yang bergaya oriental fussion. James sekeluarga memilih mie lamian kuah dengan daging sapi dan sayur. Masing-masing satu mangkuk penuh dan habis dalam sekejap."Wow, si kembar banyak makan rupanya ya sekarang!" komentar Philip saat melihat mangkuk kedua putera James itu kosong tak bersisa."Mie ini lezat sekali, Uncle Phil!" jawab Jacob jujur lalu meminum teh hangat manis di gelasnya.Mereka saling mengobrol santai hingga semua selesai makan malam lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil SUV milik Philip hingga tiba di Cleveland Street. Rumah mereka hanya berbeda dua rumah di antara bangunannya.Bibi dan Kakek Laura telah tiada dan hanya tersisa keponakannya saja yang masih tinggal di sana. Setelah Laura menekan bel pintu depan rumah peninggalan keluarga Carson, suara sahutan wanita dari dalam rumah terdengar, "Yeaah coming!"Lizbeth tak menyangka akan bertemu lagi dengan sepupunya tersebut setelah belasan tahun lama