Dengan langkah yakin, Laura berjalan melewati koridor Lab. Patologi Klinik yang mengarah ke bagian akademik FKH UGM. Dia merasa sedikit sedih karena mungkin segalanya akan berakhir dengan buruk baginya terkait skandal poliandri dirinya dengan dua dosen muda yang ganteng itu.'Apa aku harus mengakhiri hubungannya dengan Reynold?' tanyanya dalam hatinya sendiri bimbang."TOK TOK TOK." Laura mengetuk pintu ruangan akademik.Dokter Andika Kameswara membukakan pintu itu untuk Laura. "Silakan masuk, Prof. Laura. Sudah ditunggu oleh Prof. Juniarso dan Prof. Dewinta di dalam," sambutnya lalu menutup pintu itu kembali di belakang Laura.Situasinya nampak begitu serius, pikir Laura. Kedua profesor itu mengurusi kode etik dosen di kampus FKH UGM, setahunya. Mereka sudah senior dan berwatak sangat keras. Laura duduk dengan sopan di sofa bersebrangan dengan kedua profesor senior itu.Prof Juniarso mulai berbicara dengan suaranya yang memang terkenal selalu membuat mahasiswa di zaman Laura kuliah d
Kabar bahwa Laura mendapar skorsing dari kampus telah sampai ke telinga Reynold juga. Konsentrasi kerjanya buyar, tetapi dia harus memberikan bimbingan skripsi siang jelang sore ini untuk mahasiswa yang melakukan penelitian di Lab. Parasitologi."Baik, sepertinya semua yang kita bahas tadi harus direvisi penulisannya dulu ya, Anwar," ujar Reynold sembari mengembalikan berkas skripsi Anwar."Siap, Dok. Oya, selamat untuk pelantikan Dokter Reynold menjadi profesor minggu depan. Keren, Dok!" puji Anwar seraya mengulurkan tangan kanannya yang dijabat erat oleh Reynold."Wah, kabarnya sudah nyebar di kampus ya, An? Thanks," jawab Reynold tersenyum ramah.Awal bulan depan memang sudah sisa 7 hari lagi. Rasanya sedih dan miris ketika dia berusaha menyamakan posisi dengan istrinya dan James, justru Profesor Laura yang selalu menjadi inspirasinya mendapat skorsing dari pihak kampus FKH UGM.Rasanya dia sangat kesal kepada Joel, pemuda itu sangat tidak elegan. Sekalipun dia dulu juga mengejar-n
Hari-hari setelah Laura resmi menerima skorsing terasa janggal. Ada orang suruhan tim kode etik Veteriner yang mengawasi gerak-gerik Laura dan James serta Reynold. Mereka bertiga pun mengetahui hal itu dan menjadi lebih waspada. Terutama Reynold, dia benar-benar harus menjauhi Laura untuk sementara waktu.Hubungan Laura dan Reynold lebih mirip LDR karena hanya melalui ponsel saja. Sedikit banyak itu justru membuat James senang karena dia memiliki lebih banyak kesempatan berdua saja dengan istrinya.Namun, kedua putera kembar mereka merasa kehilangan sosok Papa Rey yang begitu dekat dengan mereka berdua."Dad, kenapa Papa Rey harus tinggal sendirian di Jasmine Park? Mommy sudah berhenti ke kampus juga. Aku tak mengerti!" protes Jacob sambil duduk bersedekap di sofa dengan muka mencebik.James menggaruk-garuk kepalanya melihat tingkah merajuk puteranya itu. Dia duduk di samping Jacob lalu merangkul bahunya dan menatap wajah puteranya itu."Masalahnya tidak sesederhana itu, Jake. Kuharap
Dengan berlarian koridor menuju IGD Rumah Sakit Panti Rapih jelang tengah malam, James menggendong tubuh Laura. Sementara Reynold langsung mencari tempat parkir mobilnya lalu membantu James memarkirkan mobil Fortuner putihnya juga.James membaringkan Laura ke bed pasien bilik 2 IGD. Istrinya perlahan membuka matanya sekalipun masih lemas menatap dirinya. "Tenanglah, Sayang. Kamu aman bersamaku, kita di IGD rumah sakit," ujarnya.Malam itu shift jaga Dokter Jonathan lagi, dia menghela napas karena mengetahui pasiennya Laura lagi. Wanita itu terlalu sering menjadi pasiennya di IGD. Sedikit miris karena kasusnya pun didominasi karena pelecehan seksual. Wanita yang mungkin terlalu cantik hingga menjadi bumerang bagi kehidupan pribadinya sendiri, sesal Dokter Jonathan dalam hatinya."Kondisi istri Anda hanya syok ringan dan lebih karena efek bius inhalasi lokal semacam Chloroform. Pak James, saya bisa buatkan catatan pemeriksaan juga bila diperlukan mengenai sexual assault terhadap istri A
Perjalanan kereta api senja itu melewati kota-kota di Jawa Tengah. Solo, Ngawi, Ngajuk, Jombang, dan nantinya akan berakhir di Malang.Selama dalam perjalanan kereta, Laura lebih sering berbincang dengan Reynold atau melihat pemandangan yang mereka lewati dari jendela kereta api. Pemuda itu sudah seperti sahabat karibnya seumur hidup. Pembawaan Reynold selalu santai dan perhatian kepada kaum wanita, itu yang membuat Laura nyaman berbicara dengannya. Tatapannya selalu lembut, kata-katanya tertata dengan baik diselingi panggilan sayang yang menghangatkan perasaan. Si ekstrovert yang dulunya agresif mengejarnya kini telah berubah menjadi pria memesona yang jauh lebih tenang berkharisma."Laura, kita makan malam dulu ya di kereta? Ini sudah pukul 19.30 dan belum ada separuh perjalanan sampai ke Malang," ujar Reynold sembari memanggil pramugari kereta api."Ya, aku pun sudah mulai lapar, Rey," sahut Laura mengambil buku menu di balik kursi di depannya.Pramugari itu mendekati bangku merek
Suasana hotel yang tenang dan berhawa sejuk di kota Malang membuat Laura terlelap begitu lama. Dia tidak menyadari bahwa hari sudah siang. Reynold juga tidak berniat membangunkan istrinya sekalipun dia sudah mandi dan juga sarapan tadi di restoran Hotel Purnama.Saat perutnya mulai terasa lapar akhirnya wanita itu terbangun. "Hoamph ... Rey, jam berapa ini? Apa kamu sudah mandi? Wangi sekali ...," ucap Laura sembari duduk bersandar di kepala ranjang bersebelahan dengan Reynold yang sedang membaca buku jurnal Vet Science North America edisi bulan ini."Selamat pagi, Sayang. Maaf, aku membiarkanmu tertidur. Apa kau lapar? Akan kupesankan room service untuk sarapanmu ya, mau apa menunya?" balas Reynold menaruh buku jurnalnya dan menyerahkan buku panduan room service Hotel Purnama ke tangan Laura.Laura pun segera menerimanya dan membuka buku itu. "Rey, aku mau Nasi Soto Lamongan dan sate telur puyuh untuk tambahan lauknya 1 porsi, minumnya jus jambu biji," pesan Laura dengan cepat yang s
Siang itu James menghadap ke komite kode etik Veteriner. Memang dia yang meminta janji temu dengan para sesepuh dosen yang menjadi penegak kode etik di kampus itu. Kali ini Prof. Siti Isrina yang menjadi dekan FKH UGM juga hadir di ruangan itu. James membawa hasil visum dari Dokter Jonathan dan juga 4 saksi, koleganya yang menjadi dosen pembimbing study tour kemarin serta dua anak bimbingan skripsinya yang kebetulan menjadi peserta sekaligus panitia acara study tour."Selamat siang, Profesor James. Silakan mengutarakan maksud menemui kami di sini," sapa Prof. Isrina to the point karena dia memang sibuk.James pun menjawab dengan tenang sekalipun suasananya tegang. "Selamat siang, semuanya. Saya di sini ingin meluruskan masalah yang terjadi antara Profesor Laura, istri saya dan Joel, mahasiswanya. Ini adalah hasil visum 2 malam yang lalu saat kejadian terjadi, berikut dengan rekaman CCTV supermarket tempat kejadian perkara. Jadi istri saya sedang berbelanja dan diculik serta dibius ol
"TOK TOK TOK.""Masuk," sahut James yang sedang membaca jadwal kuliah semester ganjil yang akan dimulai minggu depan.Lama-kelamaan James sudah kebal dengan kelakuan ganjen koleganya di Lab. Mikrobiologi itu. Dia hanya menanggapi dengan santai segala pendekatan Dokter Siska kepadanya."Prof. James, lukanya saya obati ya?" ucap Dokter Siska sembari meletakkan kotak obat P3K miliknya di meja James menutupi kertas yang sedang dibaca oleh pria itu dengan sengaja agar perhatian James teralih kepadanya.Dan benar saja ... sembari menghela napas panjang pria tampan itu mengalihkan tatapannya dari meja kerjanya ke wajah Dokter Siska. "Ehm ... sebenarnya nggak perlu repot-repot, Dokter Siska. Nanti saya obati sepulang dari kampus sendiri saja," jawab James dengan nada malas.Namun, gadis itu tidak menyerah begitu saja. Dia mrngeluarkan kapas dan alkohol dari kotak P3K itu. "Udah, jangan ngeyel, Prof daripada nanti infeksi. Eman-eman lho wajahnya yang ganteng itu kalau ada bekas lukanya!" desa