"Mikha, apa Keira tidak rewel?" tanya Laura yang baru saja masuk ke ruang kantor tempat kerjanya.Baby sitter profesional yang telah mengurus 3 anak Laura itu menjawab sambil menimang Keira, "Dia bayi yang sangat tenang, Bu Laura. Lebih kalem dibanding Jake dan Josh malahan."Laura pun meminta Keira dari buaian Mikha lalu ia menimang-nimang gadis kecilnya yang raut wajahnya begitu mirip dengan daddy-nya yang tampan itu. "Uthuthu cayank mamaaa," ucap Laura menggoda Keira yang tertawa menatapnya dengan wajah kantuk.Seolah dipanggil ke sana, si daddy yang gantengnya mirip Park Seo Joon itu berdiri bersedekap di ambang pintu kantor Laura. "Apa dia sedang bangun, Honey?""Ehh ... James? Kau tidak mengajar kuliah?" tanya Laura yang masih menimang-nimang puterinya.Kemudian James berjalan mendekati istri dan puteri kesayangannya itu. "Sedang senggang jadwalnya, aku ada kuliah untuk anak semester 3 nanti jam 1 siang, apa kamu baru selesai mengisi kuliah?" balas James lalu berdiri di samping
"Apa Prof. Laura membawa baju ganti? Kalau nggak ganti pakaian kering pasti nanti masuk angin deh!" celoteh Biyan dengan perhatian sembari memayungi Laura yang sedang mengambil tas berisi alat pemeras ASI di bangku belakang mobil Honda Jazz merahnya."Sayangnya, saya nggak bawa pakaian ganti, Bi. Sudah sebentar aja juga mau pulang kerja kok!" kelit Laura dengan sedikit menggigil kedinginan karena memang bajunya basah kuyup hingga dalam.Biyan lalu teringat kalau di bagasi mobil Lexus LS500 miliknya ada laundry yang sudah 3 hari belum dia turunkan dari ke kamar kostnya. "Prof, pinjam baju saya aja mau ya? Tshirt sama celana pendek atau celana jeans ada, gimana?" tawarnya.Sedikit bimbang awalnya, tapi akhirnya Laura mengangguk setuju. Mereka berdua pun berjalan ke bagasi mobil Lexus hitam itu lalu Biyan membuka kap bagasi. "Mau celana pendek atau jeans panjang, Prof?" tanya Biyan sembari membongkar plastik pembungkus baju bersih dari laundry itu.Laura memilih celana jeans panjang dan
Sesampainya di Intercontinental Residence, James menitipkan Keira kepada Mikha. Dia ingin mengurusi istrinya yang tadi jatuh di parkiran mobil kampus."Honey, lepas ya bajunya! Aku siapin air hangat di bathtub sebentar," ujar James sambil masuk ke kamar mandi lalu menghidupkan keran air bathtub.Laura menaruh tas kerjanya di meja tulis dalam kamar tidur lalu ia pun melepaskan pakaian pinjaman dari Biyan dan menaruhnya di keranjang baju kotor. Sesaat kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dengan polos tanpa baju."Kamu mau berendam barengan sama aku, James?" tanya Laura seraya melingkarkan lengannya ke perut suaminya yang berdiri menunggu air dalam bak naik."Mau lah. Oya, apa bokong kamu pegal? Nanti sehabis mandi kuolesin arak obat buat memar lebam ya," balas James sambil mengelus-elus lengan ramping istrinya yang melingkari perutnya.Laura pun menjawab, "Iya, pegal sih karena keras tadi jatuhnya duduk, jadi yang mendarat bokong duluan. Nggak bisa ML deh sementara—"Karena bathtub su
Ketika Laura memasak menu makan malam untuk keluarga kecilnya di dapur, pintu masuk apartment itu terbuka. Si kembar Jacob dan Joshua menghambur masuk dan mendapatkannya di dapur. Sementara Reynold yang berjalan paling belakang menutup kembali pintu itu."Mommy masak apa?" tanya Jacob sambil memeluk pinggang Laura di sebelah kiri, sedangkan Joshua di sebelah kanan."Masak ayam bakar saus madu kesukaan kalian dan sayur Plecing Kangkung Bali. Mandi sebentar dan ganti baju ya, Mom tunggu di meja makan!" jawab Laura mengecup kening Jacob dan Joshua bergantian.James sedang memangku Keira di sofa depan TV sambil menonton acara kuis di petang hari. Sedangkan, Reynold duduk di kursi pantry dan membuka kotak pizza PizzaHut di meja lalu bertanya pada Laura, "Laura Sayang, apa mau pizza? Anak-anak yang tadi mengajak untuk beli ini di mall."Kebetulan Laura sudah selesai memindahkan masakannya ke piring saji dan meletakkannya di meja pantry yang juga berfungsi sebagai meja makan. Dia menatap Rey
Sejak pagi cuaca kota Yogyakarta dirundung mendung yang menggantung di langit kelabu. Hujan belum juga tiba, tetapi membuat mood menjadi sedikit buruk. James baru saja duduk di kursi kerjanya di Department Mikrobiologi seusai mengantar istri dan bayi kecilnya ke gedung PA di lantai 1.Tiba-tiba terdengar suara ketokan di pintu ruang kantornya. Dia menaikkan pandangannya dari meja ke arah pintu kaca itu. Ternyata Aurel, mahasiswi baru yang sempat menyukainya dulu. Berminggu-minggu James menghindarinya karena selain disibukkan dengan kelahiran Keira, ia juga tidak ingin membuat istrinya bersedih bila berdekatan dengan mahasiswi."Ya, masuk aja, Aurel!" seru James dari dalam kantornya. Gadis manis itu pun membuka pintu lalu berjalan ke kursi di hadapan dosen idolanya. Aurel duduk dengan anggun mengangkat kaki kanannya dan menumpangkannya di kaki kirinya, rok sepan putih setengah paha yang ia kenakan memamerkan kulit mulusnya yang licin. Mata James pun bisa melihatnya, tetapi dia bukan
Menjelang pukul 16.00 WIB, James yang tidak ada jadwal praktikum di laboratorium Mikrobiologi dengan ceria membereskan barang bawaannya lalu bergegas mengunci ruang kantornya. Dia turun dengan tangga manual ke lantai satu untuk menjemput Laura di Lab.PA."Honey, apa kamu sudah selesai kerja?" sapa James sambil berdiri di ambang pintu kantor Laura. Laura yang sedang membaca berkas skripsi mahasiswa bimbingannya pun mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Ohh, James ... tumben pulang cepat? Nggak ada praktikum sore ini?" tanyanya."Nggak ada, gimana kalau kita pulang on time sebelum hujan turun, Laura?" ujar James sembari memandangi Keira yang sedang terlelap di baby stroller."Oke, aku setuju. Bagaimana kalau kamu ambil mobil dulu untuk jemput kami di depan lobi Lab. PA?" jawab Laura sambil membereskan barang bawaannya."Hmm ... tunggu di lobi PA ya kalau sudah selesai beres-beres, Honey. Aku pergi ambil mobil sekarang," pamit James meninggalkan kantor istrinya sambil menenteng tas k
Di dalam mobil yang dikemudikan oleh James, Laura masih menggerutu tentang tingkah Aurel di parkiran kampus tadi yang begitu agresif mengejar James."Tu cewek sudah berapa lama ngejar-ngejar kamu, James? Kok kesel ya aku sama mulutnya, rasanya pengin kubawain sambel cabe rawit!" Laura bersedekap duduk di sebelah James menatap ke lalu lintas di depan mobil Fortuner putih itu.James tertawa kencang mendengar celotehan istrinya, dia tak berani berterus terang bahwa tadi pagi pun si Aurel sudah bertingkah binal di kantornya. Memang ABG zaman now rada-rada gimana begitu tingkah polahnya, batin James tak ingin menambah bensin ke nyala api kecemburuan Laura. Namun, itu jadi hiburan tersendiri bagi dirinya yang selama ini juga menahan rasa cemburu bila Laura didekati mahasiswa-mahasiswa yang keren dan tentunya Reynold juga."Honey, kamu 'kan lagi ini aja jealous ... aku mah sudah kronis jealousnya ke kamu sampe rasanya kadang udah mati rasa ... auuk ahh gelap. Hahaha. Well, menurutku sih itu
"Mitha! Tungguin gue dong—" Teriakan Aurel dari parkiran mobil kampus menghentikan langkah sobat kental segenk-nya itu dan Mitha pun menunggunya. Mereka berdua pun berjalan dengan kaki jenjang yang seksi itu melintasi lobi Anatomi lalu keluar pintu lobi menuju ke selasar ruang kuliah 101."Hai, Aurel Manis!" goda salah satu kakak angkatan gadis mahasiswi semester 2 itu saat berpapasan di selasar.Namun, Aurel hanya berdecih karena menurutnya pria itu nggak level menurutnya. Dia hanya melenggang begitu saja melewati pemuda itu dan terus berjalan menuju ruang kelas paginya. "Mit, elo udahan ya sukanya sama si Oppa James?" tanya Aurel setelah dia duduk di sebelah bangku Mitha di ruang 101. Kebetulan bangkunya hanya ada dua yang letaknya di baris agak depan, pagi itu adalah kuliah Parasitologi Umum Veteriner yang dibawakan Profesor Reynold. Banyak mahasiswi di angkatan Aurel dan Mitha yang kesengsem berat kepada profesor muda itu. Termasuk dua personil genk cewek-cewek kece lainnya yai