Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Babak final dimulai.Peserta babak final naik ke panggung secara bergantian untuk menunjukkan karya mereka.Tiba-tiba, terdengar suara pembawa acara berkata, "Selanjutnya, kami persilakan Tuan Tuvin Sarwen ...."Tuvin Sarwen ....Nama ini masuk ke telinga Celine, membuat Celine membeku sejenak.Data peserta di depannya juga dibalik ke "Tuvin Sarwen".Tunangannya bilang dia tidak akan datang.Dia ... harusnya tidak akan datang?Jelas-jelas sudah memastikan Tuvin itu bukan Andreas, tapi entah kenapa Celine tetap memikirkannya, bahkan dia diam-diam berharap Tuvin bisa muncul di sini.Tidak peduli apakah dia itu Andreas atau bukan."Tuan Tuvin ...." Melihat tidak ada yang naik ke panggung, pembawa acara hendak memanggil lagi, tapi tiba-tiba ada staf yang memberitahunya lewat HT.Pembawa acara pun langsung mengalihkan topik. "Tuan Tuvin tiba-tiba ada urusan, tidak bisa mengikuti babak final ini. Tapi kami percaya Tuan Tuvin yang mencintai desain pasti akan bertemu kita lagi. Kita tetap bisa
Cepat pergi?Di seberang telepon sangat berisik, Sheryn curiga dia salah dengar. "Apa katamu?"Hari ini dia bisa datang karena membayar uang.Apalagi Nicholas ada di sini, dia tidak akan pergi.Namun, suara pria di seberang terdengar semakin tajam. "Cepat pergi dari sana!""Kenapa?" tanya Sheryn kesal."Istriku dan juga keluarganya juga ke sana. Kalian nggak boleh sampai bertemu!" Suara pria itu terdengar sangat tidak sabaran.Jelas terdengar dia takut dengan istrinya.Rasa takut ini pun membuat Sheryn semakin marah.Pria ini adalah menantu Keluarga Tantra, istrinya adalah bibinya Nicholas, keluarga istrinya sudah pasti Keluarga Tantra.Inilah kenapa Sheryn sengaja menggoda dia.Dari Keluarga Tantra tidak hanya Nicholas yang datang?Saat sedang berpikir, Sheryn melihat beberapa wajah yang familier masuk ke lokasi, yaitu orang Keluarga Tantra.Mereka langsung berjalan menghampiri Nicholas.Setelah mereka datang, Nicholas sepertinya sedang memperkenalkan Celine. Meski jaraknya sangat jau
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu