Selama dua hari ini, Hansen terus mencari wanita yang muncul di kuburan itu, tapi tidak disangka hari ini akan melihatnya di sini.Begitu melihatnya, Hansen yakin kalau itu dia!Namun suaranya ....Kenapa jadi seperti itu?Tiba-tiba, Hansen merasa seakan-akan tidak bisa bernapas.Namun, saat ini tidak ada yang memperhatikan keanehannya.Seluruh perhatian Celine tertuju pada pakaian Richard.Nona itu mengajukan harga 40 miliar, suaranya tegas dan bertenaga.Namun, Celine juga sama, dia mau mengambil kembali pakaian Kakek!Dia baru bisa tenang kalau pakaian itu ada di tangannya!Celine kembali mengangkat papan nomornya. "Aku ajukan 50 miliar!"Dia juga langsung menambah 10 miliar!Ketika juru lelang yang terkejut mau berbicara,nona nomor 77 itu kembali mengangkat papan nomornya. "Enam puluh miliar ...."Enam puluh miliar ....Celine tidak menyangka dia akan sekeras kepala itu.Namun, Celine tetap tidak ragu-ragu. "80 miliar.""Seratus miliar ....""Seratus dua puluh miliar!"Mereka bahk
Begitu melihat Albert, Celine refleks menggumamkan namanya.Suara itu kecil, tapi di suasana yang hening ini, ada yang mendengarnya.Awalnya, Albert memasang ekspresi datar sambil melihat lurus ke depan.Namun, begitu merasakan tatapan Celine, meski tahu saat ini semua orang sedang melihatnya, dia tetap bertatapan dengan Celine lalu tersenyum lembut.Tatapan itu seakan-akan sedang berkata, hanya satu pakaian saja, Kak Albert dapatkan untukmu!Namun, dalam sekejap, dia mengalihkan tatapannya.Kembali memasang wajah datar seperti tadi. Kemudian, dia mengangkat dagunya seakan-akan sedang memberi tahu semua orang yang ada di sini.Siapa lagi yang mau ikut lelang, silakan!Sikapnya membuat wanita yang ada di sudut mengernyit.Saat ini, semua orang yang hadir juga melihat ke arahnya, seakan-akan sedang menunggunya mengajukan harga lagi.Namun, suara serak itu tidak terdengar lagi.Juru lelang juga kembali bersuara. "Tuan ini mengajukan harga 300 miliar, apakah ada orang yang mau mengajukan h
Sosok itu terus muncul di benak Hansen.Seakan-akan takut sosok itu kembali menghilang, Hansen akhirnya membuat keputusan."Celly, aku keluar sebentar."Hansen tetap mengelus kepala Celine dengan lembut seperti biasa.Celine melihat sosok punggung Hansen dengan kening berkerut.Aneh.Malam ini Hansen sangat aneh!Namun, kenapa?Apakah ada hubungannya dengan "kenalan lama" yang dia bicarakan semalam?Saat Celine masih berpikir, Hansen sudah berjalan keluar dari ruangan.Dia berlari kecil, mencari-cari sosok itu di sekeliling. Namun, hampir seluruh aula sudah dia cari, dia tetap tidak menemukan sosok itu. Tepat ketika dia sedang kecewa dan mengira akan kehilangan petunjuk tentangnya seperti beberapa hari yang lalu, di belakangnya terdengar suara seseorang."Kakak ...."Suara itu serak, membuat hati Hansen seakan-akan diremas.Dia langsung berbalik dan melihat orang yang berdiri beberapa meter di depannya. Wanita itu memakai baju hitam putih dan memakai kacamata hitam. Namun, senyumannya
Kalau pulang lebih cepat, Lala bisa bertemu dengan Kakek.Namun ....Kenapa tidak pulang lebih cepat?Muncul kesedihan di mata Lala. "Baik di sisi Kakek ataupun di Keluarga Nadine, mana ada tempat untukku lagi?"Waktu itu, mereka sangat jarang muncul di depan publik.Semua orang di luar tahu nona pertama Keluarga Nadine, tapi mereka tahu hanya ada satu nona pertama. Dulu dia juga adalah Nona Pertama Keluarga Nadine, tapi setelah kejadian tahun itu, Keluarga Nadine tidak mengumumkan apa-apa.Setelah tidak ada dia, Carla pun menjadi nona pertama Keluarga Nadine.Memikirkan hal ini, Lala pun tersenyum pahit.Hansen merasa seakan-akan ada sebuah pisau yang menusuk hatinya. Dia langsung merasa sangat bersalah. "Maaf, Lala, aku nggak seharusnya menanyakan ini. Waktu itu ...."Kejadian waktu itu sudah sangat lama.Waktu itu, semua tanda-tanda memberi tahu Hansen kalau Lala sudah mati.Namun dia tidak percaya, masih tetap mencari Lala.Namun suatu hari, Carla tidak sengaja masuk ke sebuah pest
Celine mengikuti arah pandang Hansen dengan tatapan penasaran.Dia pun bertatapan dengan seseorang.Wanita itu!Wanita yang tadi membantunya di pintu masuk lalu bersaing di pelelangan baju Kakek tadi!Wanita itu tetap memakai kacamata hitam.Awalnya Celine mengira wanita itu sedang melihatnya.Namun perlahan-lahan, dia sadar kalau dia salah sangka.Orang yang dilihat wanita itu bukan dia, melainkan ....Kakak!Wanita itu sedang melihat Hansen!Tidak hanya itu, Celine jelas-jelas melihat waktu mereka berdua bertatapan, mereka saling tersenyum lembut.Teringat kejadian semalam ....Celine langsung mengerti.Saat ini, dia 90 persen yakin kalau wanita yang memakai kacamata hitam itu adalah "kenalan lama" yang dimaksud Hansen semalam!Apakah seperti dugaannya ... wanita itu mantan kekasih Hansen?Melihat interaksi antara dua orang itu, Celine semakin yakin dengan tebakannya.Pelelangan di atas panggung tidak ada hubungannya dengannya.Celine hanya duduk diam di samping, mulai sibuk memperha
Entah siapa yang menanyakan hal ini.Nyonya Jayadi ... maksudnya tentu saja jadi istrinya Andreas!Semua orang melihat Carla dengan wajah ingin tahu, seakan-akan sedang menunggu jawabannya.Maksud Carla tentu saja adalah "Nyonya Jayadi".Namun, dia tidak boleh menunjukkannya dengan terlalu jelas.Carla tersenyum nakal lalu berkata, "Jangan bicara sembarangan, aku nggak bilang begitu."Meski begitu, senyuman itu membuat orang menebak-nebak.Carla melihat pintu masuk ruangan. Andreas belum masuk, dia pun menghela napas dan kembali berkata dengan lantang,"Benda yang aku siapkan hari ini adalah sebuah cincin yang kudapatkan beberapa saat lalu."Begitu Carla selesai bicara, seorang staf naik ke panggung dengan mendorong sebuah troli.Benda yang mau dilelang ditutupi dengan kain.Ketika mendengar Carla bilang kalau benda yang dilelang adalah sebuah cincin, hati Celine seakan-akan diremas. Secara refleks, dia langsung teringat dengan cincin berlian merah yang dipakai Carla dulu.Carla pun me
Dia secara refleks melihat ke Celine yang ada di sampingnya. Tepat ketika dia mau mengatakan sesuatu, terdengar ada suara dari pintu masuk.Suara itu lumayan besar.Banyak yang langsung melihat ke pintu.Ketika melihat orang yang masuk, semua orang tertegun.Tuan ... Andreas?Itu bukannya Tuan Andreas?Rambutnya sedikit basah, sepertinya basah karena keringat. Kemeja hitamnya sedikit terbuka di bagian atas, samar-samar menunjukkan dadanya. Napasnya yang masih terengah-engah seakan-akan baru saja melakukan olahraga ekstrem.Begitu memasuki hall pelelangan, Andreas langsung mencari Celine.Dia melihat ke sekeliling dan akhirnya menemukan Celine.Sayangnya hanya terlihat wajah sampingnya, Celine tidak melihat ke arahnya.Muncul kekecewaan di mata Andreas, tapi bisa melihat Celine saja dia sudah sangat puas.Andreas tidak ingin menimbulkan kehebohan, tapi pandangan orang-orang ini ....Dia mencari sebuah kursi kosong lalu duduk.Namun, tatapan-tatapan itu semakin penuh makna.Andreas menge
Tadi dia sudah membeli pakaian Tuan Richard dengan harga 600 miliar. Sekarang dia lagi-lagi mengajukan harga!Siapa dia?Kaya sekali!Celine entah kenapa merasa cemburu karena Andreas mengajukan harga. Suara Albert yang familier membuatnya sadar kembali lalu menoleh melihat Albert.Saat ini, Albert tersenyum tapi senyumnya terlihat mengandung niat buruk.Orang lain mungkin tidak menyadari "niat buruk" di balik senyuman itu, tapi Andreas melihatnya dengan jelas.Albert ... Apa yang mau dia lakukan?"Tuan nomor 95 mengajukan harga 400 miliar, apakah masih ada yang mau mengajukan harga lebih tinggi?"Seiring dengan suara juru lelang, seketika semua orang kembali melihat ke Andreas.Empat ratus miliar ....Dari semua orang di sini, sepertinya hanya Andreas yang mungkin akan mengajukan harga yang lebih tinggi!Seperti yang mereka duga, Andreas kembali mengajukan harga. "Enam ratus miliar."Enam ratus miliar?Seluruh ruangan hening sejenak.Namun, tanpa menunggu juru lelang mengulang, Albert