"Boleh minum bersama?" ujar Andreas sambil mengangkat gelasnya.Ketika menanyakan kalimat ini, dia tiba-tiba menyadari kalau kalimat ini sangat familier. Tadi waktu menyapa Albert, dia juga menanyakan kalimat ini ....Satu kalimat yang sangat biasa ini punya makna yang berbeda di situasi yang berbeda.Ketika Andreas masih merenung, pria yang dia sapa itu terkejut. "Tentu saja boleh, sini, duduk di sini."Pria itu bicara sambil menarik kursi untuk Andreas.Andreas tidak mau duduk di kursi itu, tapi dia memaksakan dirinya. Namun, waktu dia sudah duduk, dia bisa merasakan kalau lengan pria itu mengitari punggungnya.Gerakan ini membuat mereka terlihat sangat mesra.Andreas merasa jijik di dalam hati.Selain Celine, dia tidak suka terlalu dekat dengan wanita lain, apalagi pria.Saat ini, Andreas ingin sekali balik dan memberi Albert pelajaran, tapi demi perjanjian kerja sama itu, dia terpaksa menahan diri.Setelah mendapatkan perjanjian dengan Keluarga Tjangnaka, neneknya bakal senang, Cel
Apa yang dia lakukan semalam?Begitu Gian bertanya, Andreas langsung meliriknya dengan tatapan dingin.Tatapan itu seakan-akan mau membunuhnya.Juga memberinya peringatan, kalau sampai ada yang mengungkit semalam lagi, dia akan menghukum orang itu!Gian merinding lalu segera menekan rasa penasarannya. "Nggak jadi, nggak jadi tanya."Mungkin karena terpengaruh dengan tatapan menakutkan tadi, Gian jadi panik dan mulai menyanjung Andreas. "Memang Tuan paling hebat, seorang diri saja sudah mengalahkan usaha orang-orang lain selama ratusan hari! Tuan benar-benar cerdas, Tuan ...."Dia sudah menyanjung sekuat tenaga begini, Tuan pasti tidak akan memarahinya karena menanyakan hal yang tidak patut ditanyakan, 'kan?Namun, kenapa ekspresi Tuan malah jadi makin buruk?"Tuan ...." Gian tiba-tiba merasa minder dan penuh waspada."Kamu sepertinya nggak ada kerjaan?" Andreas menatap Gian dengan tatapan membunuh.Gian tahu, sanjungannya yang dipikirnya efektif itu malah jadi menuang minyak ke api.Sa
Kalau sampai dia ketahuan menguping, suasananya pasti akan canggung. Secara refleks, Celine langsung berbalik dan pergi ke belokan untuk bersembunyi di balik dinding.Dia mendengar suara langkah kaki yang menjauh.Setelah sengaja menunggu sebentar, Celine baru berjalan keluar dari belokan.Dia mengira mereka sudah pergi, tapi ternyata begitu dia keluar, dia melihat Sheryn yang berdiri di samping pintu tangga darurat.Celine tertegun sejenak, dan di saat ini, Sheryn menoleh dan mereka pun bertatapan.Suasana di sekitar sangat aneh.Untungnya Celine segera bereaksi, dia tersenyum dan berusaha untuk menyapa Sheryn senatural mungkin. "Sheryn, kamu juga di sini?"Setiap kali dia dan Nicholas gantian, Sheryn selalu menemani Nicholas.Dia seperti seorang istri yang bijaksana, selalu menjaga Nicholas di sisinya.Sheryn yang sadar kembali refleks mengelap air mata di wajahnya.Sambil mengelap, sambil tersenyum senang."Kak Celly, maaf membuatmu melihatku menangis. Sebelumnya aku dengar orang bi
Sheryn bisa kuliah di Universitas Binara dengan bantuan finansial dari Celine.Di Binara, dia bekerja paruh waktu di restoran mewah, sudah sering sekali melihat orang kaya. Dia tahu hanya karena kesalahan kecil, dia mungkin akan dimarahi habis-habisan.Dia sudah terbiasa bersikap hati-hati.Saat ini, suara klakson mobil itu seakan-akan memancing refleksnya."Maaf ...." Sheryn menunduk dan terus meminta maaf.Dia tidak sanggup menyinggung orang kaya di Binara, apalagi di Mastika.Jendela mobil mewah itu turun secara perlahan, Fera melihat Sheryn dan seketika tertegun, dia seakan-akan melihat dirinya yang dulu.Namun, dalam sekejap, Fera sadar kembali.Dia melirik Sheryn sekilas lalu seketika tersenyum dan turun dari mobil menghampiri Sheryn."Nona, kamu nggak terkejut, 'kan?" Fera tersenyum penuh perhatian.Suaranya terdengar sangat baik hati, membuat Sheryn tertegun sejenak.Dia perlahan-lahan mendongak. Waktu melihat nyonya kaya di depannya, dia terlihat terpesona. Dia tidak bergerak
"Berteman mana mungkin lihat pantas atau nggak? Aku merasa sangat cocok denganmu, aku suka sekali denganmu." Fera menepuk-nepuk tangan Fera.Perlahan-lahan, Sheryn jadi lebih rileks.Dia melihat Fera dan bertanya, "Kamu perlu bantuan apa?""Sangat simpel, aku dengar Celine bisa desain perhiasan, aku mau minta dia desain satu set perhiasan untukku. Malam ini aku kebetulan ada waktu, apa kamu bisa tolong bawa dia ke alamat ini?"Fera menyerahkan sebuah kertas ke Sheryn."Gunung Salma nomor 1?"Sheryn tidak tahu tempat apa ini.Tanpa menunggu Sheryn mengatakan sesuatu, Fera menepuk tangannya dengan lembut. "Aku yakin kamu bisa. Malam ini jam tujuh, aku tunggu di sana."Sampai ketika Sheryn sudah turun, dia masih tetap bengong.Mobil mewah tadi sudah tidak terlihat, tapi kertas yang ada di genggamannya mengingatkannya kalau kejadian tadi benar terjadi."Gunung Salma nomor 1 .... Celine ...."Sheryn melihat alamat yang tertulis di kertas.Selain alamat, tertulis sebuah nomor telepon.Dia ti
Sheryn?Sheryn kenapa bisa menelepon dia?Setidaknya di ingatan Celine, mereka sudah sangat jarang berhubungan lewat telepon.Terutama saat bertemu di Mastika, Celine merasa Sheryn seakan-akan berubah jadi orang yang berbeda.Setelah terkejut sesaat, mendengar Sheryn sedang menangis, Celine segera menenangkannya. "Sheryn? Apa yang terjadi? Kamu jangan takut, jelaskan pelan-pelan."Perhatian Celine tulus dan bertenaga.Kalau saat ini Sheryn benar-benar sedang dalam bahaya, pasti bisa merasa tenang.Sheryn tertegun sejenak, tapi hanya dalam sekejap, dia membuang suatu emosi dan kembali menangis dengan panik."Kak Celly, maaf, aku membohongimu. Tadi pagi di rumah sakit, aku bukan menangis karena bahagia.""Acara pernikahan kami harusnya di lusa, aku meminta Nicholas pulang ke Binara bersama untuk menikah, tapi dia menolak. Dia bilang mau mengundur acara pernikahannya ...."Celine tidak menyangka Sheryn akan mengungkit hal ini.Sementara saat ini suara Sheryn masih terdengar di telepon."A
Kalaupun Celine mau mencari bukti, dia hanya akan mendapat notifikasi kalau ponsel Nicholas mati.Sheryn mengelus perutnya sambil tersenyum sinis."Kak Celly, maaf ya."Meski dia meminta maaf, di matanya sama sekali tidak ada tanda-tanda merasa bersalah.Setelah beberapa saat, dia teringat dengan nyonya itu dan segera menelepon nomor yang tertulis di kertas.Panggilan hanya berdering dua kali sebelum diangkat."Halo?" Terdengar suara dari seberang telepon.Sheryn berkata dengan penuh hati-hati, "Ini aku, Nyonya.""Oh, Nona Sheryn. Sudah selesai?" Suara Fera terdengar seperti sedang tersenyum, tapi matanya penuh dengan kedinginan."Nyonya, aku hanya bisa menyuruh Celine melewati tempat yang kamu bilang. Aku ... aku hanya bisa membantu sampai sini."Sheryn sudah memikirkan berbagai macam cara, tapi hanya satu ini yang kemungkinan dia ketahuan paling kecil.Dia tahu, dari penampilan nyonya itu, dia punya cara untuk membuat Celine pergi ke sana!Seperti yang dia duga, Fera segera berkata s
"Nenek, waktu aku syuting, aku pernah bertemu dengan seorang senior yang sudah veteran. Dia sangat suka bunga peony, juga sangat ahli dalam menanam bunga peony.""Peony kuning ini dia tanam dengan sangat susah payah, aku bujuk sekian lama dia baru rela memberikannya ke aku.""Terus bunga magnolia ini juga koleksi seorang ahli botani, dia sangat menyukainya.""Terus yang ini ...."Bella menjelaskan setiap bunga seakan-akan sedang memberi harta berharga ke Yuni.Setelah hari itu dia dan Andreas "tidur bersama" di hotel, sikap Yuni sangat dingin. Dia terus mencari kesempatan untuk memperbaiki kesan Yuni terhadapnya.Oleh karena itu, dia sudah mencari tahu hobi Yuni.Namun, sebelumnya dia tidak punya kesempatan, sekarang akhirnya dia mendapat undangan dari Yuni ke jamuan keluarga.Kebetulan, dia pun membawa bunga-bunga terkenal yang sebelumnya sudah dia dapatkan untuk menyanjung Yuni.Melihat Yuni yang mengamati tanaman-tanaman ini, Bella tahu kalau kali ini dia sudah berhasil.Seperti yan
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad