"Kak Omar, aku agak khawatir, di lantai tiga ada ...."Sikap Fera yang tadinya ingin mendamaikan ayah dan anak tadi berubah, dia tiba-tiba teringat sesuatu lalu melihat Omar dengan tatapan khawatir.Omar juga menyadari sesuatu."Semua salahku, bagaimana kalau mereka mencari ke kamar itu dan melihat ...."Fera tidak melanjutkan kata-katanya karena Omar sudah naik ke lantai tiga meninggalkannya.Muncul ekspresi dingin di wajah Fera.Melihat sosok Omar yang panik, dia mengira Omar sudah lupa kalau di lantai tiga selain ada lukisan-lukisan yang berharga, masih ada satu kamar yang sudah tertutup sangat lama.Sementara kamar itu ....Fera tidak ingin kelewatan apa pun, jadi setelah Omar pergi, dia segera pergi mengejar.Gedung pameran ini sangat besar, kamar di lantai tiga juga lumayan banyak.Andreas, Hansen dan Gian mencari satu per satu kamar sambil memanggil nama Celine, tapi tidak ada jawaban.Omar dan Fera berdiri di satu sudut koridor.Ketika tiga orang itu tiba di sana, Omar malah me
Tolong dia?Di dalam kamar ini, selain Celine masih ada orang lain?Mereka berdua tidak sempat memperhatikan apa yang ada di dalam kamar gelap itu.Andreas dan Hansen menopang Celine dan segera memeriksa kondisinya. Mereka melihat pakaiannya berantakan, di dahinya ada luka yang masih berdarah. Andreas merasa jantungnya seakan-akan berhenti berdetak."Apa yang dia lakukan padamu?" Hansen juga menggertakkan giginya dan tidak bisa bernapas. Dia menanyakan pertanyaan ini, tapi takut mendengar jawabannya.Apa yang dia lakukan padanya?Celine teringat dengan apa yang terjadi tadi.Dia mengira dia akan mati di sini, tapi tiba-tiba Dylan melepaskannya.Setelah itu ....Celine tidak berani menyia-nyiakan waktu lagi. "Cepat tolong dia, Dylan ... Dylan ...."Celine tidak berani memikirkan kejadian tadi lagi, dia segera berbalik melihat orang yang berbaring di sudut kamar ....Andreas dan Hansen pun mengikuti arah pandangnya.Di bawah cahaya merah, pria itu menutup matanya, sedangkan wajah itu ...
Namun, di saat terakhir, Fera berhasil menahan dirinya.Fera menarik sudut bibirnya dan berkata, "Kenapa jadi begini? Jatuh ke mana-mana. Kak Omar, kamu tenang saja, aku bisa merapikan semua ini."Sudah bertahun-tahun Omar tidak memasuki kamar ini.Dulunya, setelah gedung ini kebakaran, semuanya direnovasi ulang. Foto-foto di kamar gelap ini adalah sisa barang yang berhubungan dengan Shella Retno.Fera tahu betapa pentingnya posisi foto-foto ini di hati Omar dulunya.Bahkan selama beberapa tahun ini dia berhasil mendapatkan hati pria ini, dia tetap tidak berani menghancurkan foto-foto ini karena takut tiba-tiba Omar teringat.Namun hari ini, yang merusak foto-foto ini bukan dia!Muncul kesenangan di hati Fera.Dia segera jongkok untuk membantu Omar merapikan tempat ini.Namun, sebelum dia sempat menyentuh foto di lantai, Omar tiba-tiba merampas foto yang mau dipungut Fera sambil berkata, "Jangan pegang!"Nada suara Omar sangat tajam.Namun, dia tiba-tiba menyadari sesuatu dan kembali m
Eric melihat Dylan lalu menghela napas panjang."Dari hasil pemeriksaan waktu itu, dia memang sudah sembuh. Selama bertahun-tahun dia juga nggak menunjukkan tanda-tanda kambuh. Secara logika, dia nggak akan kambuh tanpa alasan, kecuali ....""Kecuali apa?"Andreas sepertinya sudah punya jawaban di dalam hatinya."Kecuali dia menerima rangsangan."Jawaban dari Eric sama seperti tebakan Andreas.Menerima suatu rangsangan ....Andreas melihat tangan Dylan yang tidak terluka. Tangan itu menggenggam sesuatu dengan sangat erat. Dia dan dokter sudah mencoba membuka genggamannya, tapi tidak berhasil.Apakah benda ini ... berhubungan dengan kambuhnya penyakitnya?"Aku mengerti. Paman Eric, kali ini ... lagi-lagi harus meminta bantuanmu." Andreas sudah tahu bagaimana situasinya setelah penyakit Dylan kambuh.Waktu itu mereka berhasil berjalan keluar bersama, kali ini pasti juga bisa.Eric berpesan beberapa hal yang harus diperhatikan lalu keluar.Setelah memastikan kondisi Dylan, Andreas segera
"Waktu ibuku melahirkan dia, ibuku menyadari kalau Omar sudah mencintai orang lain. Ibuku melahirkan Dylan sendirian di Binara. Dia nggak bisa memaafkan pengkhianatan ayahku, jadi setelah melahirkan Dylan, dia memutuskan hubungan dengan Keluarga Jayadi selama beberapa tahun."Andreas mulai menceritakan kejadian di masa lalu.Semua yang tidak pernah dia ceritakan ke orang lain, saat ini ingin dia ceritakan ke Celine."Waktu pertama kali aku bertemu Dylan, dia masih sangat kecil. Ibu pulang untuk cerai dengan Omar, tapi Omar jelas-jelas sudah mengkhianatinya dan mencintai orang lain, tapi dia tetap ingin mengikat Ibu, nggak mau melepaskannya."Andreas teringat pertama kali dia bertemu Dylan, Dylan terlihat takut."Keluarga Jayadi yang dipimpin Omar saat itu sangat berkuasa, dia dengan egoisnya mengikat ibuku di pernikahan yang sudah gersang itu. Ibuku juga perlahan-lahan jadi putus asa dan Dylan menjadi salah satu korbannya."Andreas melihat Dylan yang berbaring di kasur. Mesin di dalam
Dia bernapas terengah-engah lalu menggenggam tangan kakaknya dengan senang.Kali ini, dia harus menggenggam tangan kakaknya dengan erat, supaya tidak dilepas.Mereka berdua terus berjalan dalam kegelapan malam. Dia menyadari kalau kakaknya sepertinya juga sudah lelah, langkah kakinya jelas jadi jauh lebih pelan, dia bisa mengikuti kakaknya tanpa harus mengeluarkan tenaga lebih.Setelah berjalan entah berapa lama, dia bertemu dengan dua orang bersaudara dari Keluarga Nadine.Setelah itu, dia selalu mengikuti kakaknya.Meski kakaknya tetap bersikap dingin padanya, sangat jarang berbicara dengannya dan bahkan sangat jarang tersenyum, tapi dia bisa merasakan kalau kakaknya melindunginya dan menyayanginya.Dia selalu menuruti pesan kakaknya, sengaja menghindari anggota Keluarga Jayadi.Namun hari itu, Nona Fera datang dan bilang mau membawanya bertemu ibunya, dia akhirnya ikut.Dia terlalu merindukan ibunya.Dia juga bisa merasakan kalau ibunya juga mengkhawatirkan ibunya karena sudah beber
Hari-hari seperti itu entah bertahan berapa lama sampai suatu hari, dia melihat di makanan yang diantar ada sebuah pisau kecil dan tipis.Malam itu, di luar lagi-lagi hujan deras.Petir terus berderu, suara yang keras seakan-akan memukul kepalanya. Dia meringkuk ketakutan di sudut kamar, tapi waktu dia mendongak, dia seakan-akan melihat ibunya berbaring di genangan darah dan terus memanggil namanya dengan suara lemah ....Dia merindukan ibunya, dia ingin mencari ibunya.Dia teringat pisau yang dia sembunyikan itu. Dia menyayat tangannya dengan pisau itu, dia sama sekali tidak merasakan sakit. Darah pun terus mengalir keluar dari luka itu.Setelah itu, kesadarannya perlahan-lahan menghilang.Dia mengira dia akan segera bertemu dengan ibunya.Namun, ketika dia membuka matanya, yang dia lihat adalah kakaknya.Setelah itu, dia dan kakaknya tidak tinggal di kediaman Keluarga Jayadi lagi, melainkan tinggal di sebuah rumah sakit. Kakaknya terus menemaninya setiap saat.Dia mendengar temannya
Nada suara Andreas sangat menyindir.Celine bisa merasakan amarah dan keputusasaan Andreas saat itu, tapi dia tidak tahu bagaimana menghiburnya, jadi dia hanya bisa menggenggam tangan Andreas.Kehangatan tangannya seakan-akan memberi sedikit kehangatan di hati Andreas yang dingin.Andreas menoleh melihat Celine, lalu secara refleks menggenggam erat tangan Celine, lalu dalam hati mengulangi kembali sumpah yang sudah dia buat dari dulu.Sementara hal-hal di masa lalu ....Andreas mengalihkan pandangannya, tapi kali ini, suhu tangan Celine membuat kebencian di nada suaranya berkurang banyak saat menceritakan masa lalu."Setelah Dylan bunuh diri menggunakan pisau itu, aku menemukan kalau pisau itu diberikan oleh seorang pelayan di kediaman sana. Tapi waktu aku menginterogasi alasannya, dia tetap tutup mulut. Aku tetap curiga kalau itu perintah Fera ...."Fera ....Celine teringat dengan nyonya Keluarga Jayadi yang lembut dan ramah itu."Apa dia wanita yang dicintai Tuan Omar saat ibumu mel
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad